Tak terasa hari menuju pernikahan semakin dekat. Persentase persiapan pernikahanku dengan mahasiswaku itu sudah mencapai kira-kira 90%. Berkas-berkas administrasi sudah kupenuhi, undangan sudah tersebar untuk keluarga dan kerabat orang tua kami, barang hantaran juga sudah dipersiapkan dengan baik. Semakin dekat, semakin berdebar hatiku.
Lalu bagaimana dengan perasaanku pada Ferdian?
Semakin lama aku mengenalnya, semakin besar perhatianku padanya. Aku merasa bahagia ketika bersamanya. Apakah ini memang yang namanya cinta? Biarlah waktu yang akan menunjukkan padaku sebesar apa perasaanku untuknya.
Lalu bagaimana dengannya?
Entahlah, aku merasa dia pun semakin besar perhatiannya padaku, meskipun kami lebih sering berkomunikasi via media online menuju hari pernikahan. Kami tetap bersikap normal ketika beraktivitas di kampus, karena kami sudah berjanji untuk tetap merahasiakannya sampai waktunya tepat untuk diumumkan.
Perbedaan usia lima tahun di antara kami, sejauh ini belum terlihat ada masalah. Kedua orangtua kami merasa senang melihat perkembangan hubungan kami berdua.
\===
Hari ini mungkin menjadi hari terakhir aku mengajar di kelas Ferdian dengan status gadisku. Minggu depan aku sudah bergelar sebagai Nyonya Ferdian, meskipun kami masih akan merahasiakannya.
"Thanks for today, I hope you all have a nice day (Terima kasih untuk hari ini, semoga kalian mendapatkan hari yang menyenangkan)!" ucapku di akhir mata kuliah kepada semua mahasiswaku.
"You too, Miss! Have a great day! (Miss juga ya, semoga harimu menyenangkan)" ucap salah seorang mahasiswa, Malik, sang koordinator mahasiswa di kelas.
Semua mahasiswa beranjak dari tempat mereka dan berjalan keluar kelas sambil berbincang. Beberapa mahasiswi menemuiku dengan ramah, mereka meminta rekomendasi artikel untuk tugas dua minggu ke depan.
Ya, minggu depan tidak akan ada kelas. Karena aku berencana akan mengambil cuti selama seminggu setelah tanggal pernikahanku, ternyata Papaku sudah mem-booking tiket pesawat juga hotel untuk kami berbulan madu. Kenapa aku merasa geli sendiri ya membayangkan hal itu akan terjadi. >.<
Semua mahasiswa sudah keluar dari kelas, hanya ada aku, Ferdian dan Ridho di kelas. Ridho yang mengenakan kaos oblong berwarna coklat, mendatangiku.
"Miss Ajeng, katanya mau tau tentang Ferdi ya?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Sstt! Udah tanggung sih, lusa udah hari H, tapi biarin deh siapa tau masih ada sifatnya atau kelakuannya yang belum aku tahu," kataku pada Ridho yang sudah duduk di hadapanku.
Ferdian yang memperhatikan kami dari jauh hanya tertawa-tawa kecil. Ia menenggelamkan wajahnya di sikunya.
"Gak usah terlalu keras, kita ngobrol di sini aja ya? Mumpung gak akan ada kelas lain yang masuk," ucapku.
"Siap, Miss! Jadi apa yang Miss pengen tahu terkait Ferdian? Hobinya? Sifatnya? Koleksinya? Mantannya?" celetuk Ridho, membuat laki-laki yang duduk di ujung belakang melemparinya dengan gumpalan kertas.
"No intervention, please (Tidak boleh ikut campur, ya)!" kataku kepada Ferdian.
Ia terus tertawa saja sejak tadi di belakang.
"Oke, mulai dari sifat tersembunyinya, sifat yang gak pernah dia tunjukan ke teman-temannya di kelas, kecuali ke kamu!" ucapku sambil mengecilkan volume suaraku, agar tidak terdengar oleh Ferdian.
"Dia itu kalau di rumah sedikit agak berantakan, Miss! Meskipun kalau ke kampus luar biasa penampilannya super rapi, tapi percaya deh, dia itu sebenarnya males anaknya," ujar Ridho lancar.
"Oke, lanjut!"
"Terus kalau dia marah, gak ketauan. Biasanya diem-dieman aja, gak pernah ngomong tuh, tiba-tiba aja banting pintu!" jelasnya dengan logat Sunda.
"Okay, I get this (Aku mengerti)!" ujarku.
"Ferdian itu manja, Miss! Apa lagi kalau sama bundanya, kayanya dia juga bakalan manja sama Miss yang lebih dewasa daripada dia," terangnya lagi, kali ini volume suara Ridho sepertinya terdengar oleh Ferdian. Terbukti dari rona wajahnya yang memerah meskipun ia tengah memperhatikan ponselnya sambil menahan tawa.
"Then?" tanyaku.
"Apalagi ya?" Ridho mencoba mengingat.
"Tadi itu apa? Emang dia punya mantan?" tanyaku mencoba benar-benar menggali fakta tentang Ferdian.
"Siapa ya? Banyaknya sih cewek yang kejar-kejar dia. Ga ada kayanya, Miss!" wajah polos Ridho dan logat Sundanya ini yang membuat aku sebisa mungkin menahan tawa.
"Benaran?" tanyaku memastikan kembali.
"Iya Miss, dia mah seringnya jalan bareng saya aja," ucapnya polos.
Aku tertawa saja.
"Terus dia jago masak, Miss! Udah tau belum?" tanya Ridho padaku.
"Enggak pernah dikasih tau tuh!" kataku melirik Ferdian.
"Iya, enak kok masakannya. Kalau Miss sibuk, biarin dia aja yang masak buat anak-anaknya nanti,"
"Sipp, mantap! Oke, cukup kayanya. Makasih banyak ya, Ridho! You're very helpfu (Kamu sangat membantu)! Ini cokelat buat kamu," kataku sambil menyodorkannya sebatang cokelat sebagai ucapan terima kasih.
"Alhamdulillah, thank you so much, Miss! I hope you and Ferdian are happy together (Terima kasih banyak. Aku harap kalian hidup bahagia bersama)!" katanya dengan logat Sunda, lucu sekali.
"Aamiiin,"
"Ya udah atuh, saya pamit duluan ya Miss!" pamitnya dan berjalan keluar kelas.
"Hayu Ferdian, saya duluan ya! Tong bobogohan wae (jangan pacaran terus), tahan bentar lagi!" celetuknya, menggeleng-geleng kepalaku dibuatnya.
Ferdian salah tingkah. Ia membawa tasnya dan berjalan ke arahku yang sedang merapikan barang bawaanku. Ia tampak terlihat keren menggunakan setelan jaket denim dengan kaos putih di dalamnya.
"Cokelat buatku mana?" tanyanya tiba-tiba.
"Gak ada tuh, beli aja sendiri ya," ucapku yang masih sibuk membereskan kertas.
"Need help? (Butuh bantuan)?" tawarnya padaku.
"No, thanks! I just need your love (Tidak perlu, aku hanya butuh kasih sayang kamu)," langsung saja seluruh wajahnya kemerahan. Aku senang sekali membuatnya salah tingkah seperti itu lagi.
"Okay, I'll give you all I have (Oke, aku akan kasih semua yang aku punya)," balasnya kemudian.
"Thanks, see you in three days more! (Makasih, sampai ketemu tiga hari lagi)," ucapku, mengingat hari lusa adalah hari pernikahan kami.
"I'll miss you, my princess! (Aku akan merindukanmu, Tuan Putri)" ucapnya membuat semua bulu kudukku merinding.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
"Miss Ajeng, saya duluan ya, masih ada kelas nih!" ucapnya seperti mahasiswa yang lain.
"Yea, i'll wait for your text! (Iya, kutunggu chat kamu)!" kataku.
Ferdian mengacungkan dua jempolnya dan berjalan keluar dengan senyuman yang lebar.
See you my prince charming. I can't wait for our lovely day.
(Sampai jumpa pangeran tampanku. Aku gak sabar menunggu untuk hari yang menyenangkan nanti).
\=====
VOTEnya jangan lupa yaa
Makasih sudah terus membaca ^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NNTI DI PANGANDARAN, LO JGN DEKAT2 ARDI, APALAGI SAAT KSANA NNTI, STTUS LO UDH JDI ISTRI FERDIAN.. KNP SIARDI NANYAIIN ADA WAKTU BREAK GK NNTI, ITU SPY DIA BISA AJAK LO JLN2, DN KMUNGKINAN MAU NMBAK ELO
2024-07-30
0
dementor
sweet!!
2022-10-28
1
Nacita
aduh ya ampun suka bgt dehhhh😍😍😍
2022-02-24
0