Syafira sudah berada di halaman rumah pamannya
Kali ini aku harus bisa mendapatkan izin dari paman, agar bisa untuk pergi kerja ke kota, aku kan udah besar dan aku ingin mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan kuliah
Itulah isi pikiran Fira yang sekarang sedang ada didalam otaknya. Fira melangkahkan kakinya dan masuk ke rumah.
"Assalamu'alaikum."
Fira melihat paman dan bibinya sedang berada di ruang keluarga, sambil menonton televisi dan di depan mereka terlihat cemilan yang mereka makan sambil menonton.
Bantuaknyo mamak jo etek sadang santai, mungkin kini wakatu nan tapek tok mintak ijin dari urang tu, ya Allah Mudah-mudahan mamak amuah maijinnan. (Sepertinya paman sama bibi lagi bersantai, mungkin ini waktu yang tepat untuk meminta izin dari mereka, ya Allah mudah-mudahan paman mau ngizinkan, bismillah.)
"Wa'alaikumussalam warohmatullah, udah pulang sayang gimana kamu pasti lulus kan?"
Fira menghampiri paman dan bibinya, mencium punggung tangan paman dan bibinya.
"Alhamdulillah lulus Bi, ini amplop keluluusannya."
Fira memberikan amplop warna putih yang tadi dibagikan sama walikelasnya di sekolah.
"Etek senang sayang, kamu akhirnya lulus juga dari sekolah menengah atas, itu tandanya sekarang kamu sudah tambah besar dan harus bisa menjadi contoh yang lebih baik lagi buat adik-adik mu," ucap bibinya.
"Ia, Etek, bukannya selama ini Fira juga selalu jadi contoh yang baik buat mereka ya, hehehe."
Fira memang selalu menjadi anak yang sangat penurut sama paman dan bibinya, karena sejak orang tuanya meninggal, Fira sudah tidak memiliki keluarga lagi, buat dia paman dan bibinya adalah segalanya buatnya.
"Syafira, paman minta maaf ya, soalnya paman hanya mampu menyekolah kan mu sampai tamat sekolah menengah atas saja, paman harap Fira mengerti ya sayang," ucap pamannya dengan nada sangat sedih.
"Ia, Mamak. Nggak apa-apa kok, Fira sudah sangat terima kasih sama Mamak dan Etek yang selama ini nggak pernah ngebedain Fira sama sepupu Fira, padahal Fira disini cuma numpang," ucap Fira sambil menangis.
"Kamu nggak boleh ngomong seperti itu sayang. Buat etek, kamu adalah anak tertuanya mamak dan etek, jadi nggak boleh ngomong seperti itu lagi ya, sini peluk etek dulu." Bibinya merentangkan kedua tangannya dan Firapun datang ke dalam pelukan bibinya sambil menangis, sehingga suasana terasa sangat haru.
"mamak itu sudah menganggap kamu seperti anak mamak sendiri, coba Fira ingat! Apa pernah mamak membedakan kasih sayang mamak sama sepupu mu? Nggak kan ... jadi mamak dan etekmu ini sekarang adalah orang tuamu, jangan pernah sedih lagi ya." Pamannyapun datang ke dekat bibi yang sedang memeluk Fira dan mengbelai rambut keponakannya itu.
"Mamak, Fira boleh bekerja ke kota ya ...?"
Dengan sedikit ragu Syafira mengungkapkan keinginannya untuk bekerja kepada pamannya.
"Kerja ... ndak ... ndak. Kamu masih kecil untuk kerja, mamak nggak mengizinkan, Kamu cukup bantu etekmu di rumah saja sampai nanti jika sudah saatnya tiba, mamak akan mencarikan jodoh yang baik untuk mu," ucap pamannya.
"Mamak ... Syafira sudah besar, lagian Fira ingin kuliah di kota, jika Fira hanya dirumah, mana bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliah, masa nggak boleh ... etek bantuin ...." Syafira memohon bantuan kepada bibinya dengan gaya mulut berkerucut dan mata memelas.
"Pa, yang dibilang Fira benar, lagian selama ini kita kan tau kalau dia selalu berprestasi, lagian sekarang aja sebenarnya Fira rugi lho Pa, karena ekonomi kita nggak mampu jadinya Fira nggak bisa mengambil beasiswanya, biar ajalah Fira kerja, mana tau takdirnya nanti bisa berubah jadi lebih baik," ucap bibinya meyakinkan pamannya.
"Tapi Syafira itu bakal kerja apa di kota sana ma. Lagian yang sarjana saja banyak yang menganggur, apalagi cuma tamat SMA, palingan ijazahnya hanya bisa buat dia jadi tukang sapu kantor atau bikin kopi orang-orang kantor." Ucap pamannya masih belum setuju jika keponakannya itu pergi untuk bekerja.
"Tapi paman, jika aku nggak kerja aku nggak bakalan pernah bisa untuk kuliah lagi. Aku ingin kuliah paman, pokoknya aku mau kerja titik," ucap Fira mulai agak melawan pamannya.
"Pa, kita nggak mampu membiayai kuliah untuk Syafira, gaji Papa itu nggak mencukupi untuk itu semua, biarkanlah dia kerja, demi mengumpulkan uang untuk kuliahnya di tahun berikutnya, jangan egois Pa, kita nggak boleh melarangnya, lagian selama ini Fira nggak pernah melawan apapun yang kita suruh," ucap bibinya memberi pengertian kepada suaminya.
"Tapi paman nggak mau kamu nanti kenapa-kenapa Fir, kita nggak punya siapa-siapa di kota sana yang bisa menjagamu, paman khawatir bakal terjadi sesuatu disana terus bagaimana?" ungkap paman.
"In syaa Allah Fira nggak bakal kenapa-napa kok paman, kan ada Allah yang bakal jagain Fira, jadi paman nggak usah khawatir lagi ya, pokoknya Fira janji bakal ngubungin paman sama bibi sesering mungkin." Ucap Fira penuh semangat, karena sudah nampak lampu hijau di depan mata.
"Ya sudah, paman izinin Kamu untuk kerja, tetapi kamu harus bisa jaga diri di sana, jangan mengikuti pergaulan bebas yang ada dikota, jangan lupa sama pesan-pasan paman sama bibi, terus kamu harus ingat tujuan kamu bekerja di kota hanya untuk mengumpulkan uang agar bisa kuliah lagi," ucap pamannya.
"Ia paman, Fira ngerti kok paman tenang aja, Fira pasti bisa jaga diri baik-baik di kota." Ucapan Fira akhirnya membuat pamanya lega.
"Sekarang Kamu masuk kamar sana! Mandi, terus jangan lupa makan ya, tadi bibi masak makanan kesukaan Kamu, pecel lele dan sambal lado palik asam," bibi menyuruh Fira bergegas.
"Ia Bi pasti." Firapun melangkah meninggalkan paman dan bibinya yang masih asik ngobrol berdua di depan televisi, merekapun sekali-kali terdengar tertawa bersama, sungguh paman dan bibi adalah pasangan yang harmonis, Fira ingin suatu saat nanti bisa memiliki pasangan seperti pamannya yang setia, penyayang dan juga bertanggung jawab sama keluarga.
Syafira masuk ke dalam kamarnya dan membuka kerudungnya, karena hari ini lumayan panas, dia mengambil handuk terus masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket.
Sehabis mandi, Fira memakai baju gamis yang terbuat dari bahan kaos, agar tidak terlalu panas, dia merebahkan badannya sebentar di atas tempat tidur kecil yang hanya muat untuk 1 orang saja.
Kring
Kring
Kring
Handphone Fira berdering, hingga memenuhi ruangan kamarnya, karena hape Fira adalah hape jadul yang sudah ketinggalan jaman yang hanya bisa sms dan telfon, jangan pernah tanyain whatshap apa lagi bertanya facebook karena Fira tidak punya hehehe.
"Assalamu'alaikum halo Airin, ada apa nih nelfon aku? Ada kabar bagus nggak?" tanya Fira sama Airin yang menelfon di ujung sana.
"Wa'alaikumussalam warohmatullah, Fira kamu kesini nanti ya, kak Santi rupanya sudah datang sewaktu kita di sekolah tadi, jadi kamu kesini saja! Tanya langsung sama kak Santi, kamu datang langsung aja ke sini jadi nanti habis shalat ashar datang kerumah ya," ucap Aurin di ujung telfon sana.
"Ok boss, siap laksanakan," jawab Syafira yang membuat mereka akhirnya tertawa bersama di telfon.
"Ya sudah, aku tunggu di rumah ya Fir, mudah-mudahan lowongannya cocok dengan mu," kata Airin yang akhirnya menutup telfon nya.
"Amiin. " Jawab Fira.
______________________________________________
Sementara di rumah airin dia sedang asik becanda dengan kakanya Santi, sambil makan jajan yang sengaja di bawa Santi dari kota untuk keluarganya.
Santi adalah kakak dari sahabat Fira, Santi orangnya sangat lembut dan baik hati, Santi juga baik sama Fira, dia sudah bekerja di kota selama 4 tahun sebagai manager sebuah perusahaan yang sangat besar yang bergerak di bidang fashion dan juga lainnya.
Airin mulai membuka percakapan dengan kakaknya.
"Kak, ingat sama Fira nggak?" tanya Airin untuk membuka percakapan.
"Ya ingat lah Dek, Fira itu kawan mu yang selalu juara 1 itu kan?" jawab kakaknya tanpa menoleh.
"Dia kasian lho kak, dapat beasiswa tapi malah bakalan di biarkan gosong sama dia," kata airin.
"Apaan kamu yang gosong, hangus kali mana ada beasiswa sampai gosong, emang gorengan apa pakai gosong segala," ucap Santi.
"Yee sama aja kali kak, gosong ama hangus tuh kakak beradik" ucap Airin gak terima disalahkan.
"Emang kenapa dibiarkan hangus sama Fira, sayang lho orang pada susah buat kuliah, ikut bimbel, tes eeehh kadang malah gak lulus juga nah Fira kenapa gak mau?" tanya Santi yang akhirnya jadi penasaran
"Kakak tau kan, kalau selama ini Fira yang biayain hidupnya paman dan bibinya, nah sekarang mereka udah nggak sanggup untuk ngasih biaya hidup Fira jika tinggal di kota, jadi tadi pagi di sekolah Fira ngomong, katanya mau kerja kak, di perusahaan Kakak ada lowongan gak tuh?" tanya Airin sama Santi.
"Ada sih Rin, tapi kan Fira baru tamat sekolah menengah atas, yang ada cuma jadi OB, apa dia mau jadi pesuruh di kantor Kakak, dia nggak malu gitu?" tanya Santi sedikit ragu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Maaf ya jika banyak terjadi kesalahan dalam karya ini. Maklum saya baru belajar.
Jangan lupa like, komen, rate 5 dan vote ya. Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments
Berdo'a saja
ga usah malu
2024-01-21
1
al_9haniy
thor q kangen novel ini jadi sekarang q baca lagi😉
2022-07-31
1
Eman Sulaeman
kasihan banget
2022-03-14
0