Syafira menuju dapur untuk makan siang karena perutnya juga sudah terasa lumayan lapar, namun ketika masuk ruangan dapur dia kaget melihat banyaknya piring yang kotor, mungkin bekas makanan adik-adiknya dan juga bekas bibi memasak tadi pagi.
Ah sebaiknya aku makan aja dulu baru nanti mencuci piring-piring kotor ini, lagian perut ku sudah di penuhi cacing yang lagi kelaparan kwkwkw.
Akhirnya Fira mengambil piring, mengisinya nasi dan lele goreng tak lupa Fira mengambil sambal terasi dan lalapan kol mentah dan petai goreng mmm nyami.
Fira makan dengan sangat lahapnya sampai dia nggak sadar jika salah satu sepupunya sudah berada di meja makan yang sama.
"Iih, Uni kelaparan ya, makan sampai kayak gitu nyampe nggak sadar Alif datang, " ucap salah satu anak pamannya yang paling bungsu.
"Alif, Uni bukan lagi kelaparan, tapi lagi ngelamun dikit.. Nggak banyak kok segini aja" jawab Fira sambil memperlihatkan 3 jarinya.
"Uni apaan sih, Alif nggak ngerti. Alif mau makan aja, lapar habis main kelereng sama kawan tadi eeeh masa Alif kalah ni, padahal biasanya Alif selalu menang." Alif sepertinya sedang kesal sama kekalahannya.
"Kalah sama menang itu biasa sayang, lagian kan cuma main kelereng, nggak usah dipikir lagi ya adek Uni yang ganteng. Kalau Alifnya cemberut nanti nasinya marah terus jadi susah di telan," hibur Fira pada sepupunya.
"Emang begitu ya Uni, Alif kok gak pernah dengar mama ngomong begitu." Memang dasar anak baru masuk TK jadi Fira gampang mengakalinya.
"Itu karna mama nggak tau sayang. Kalau Uni kan tau dari Pak Ustadz, lagian main pakai taruhan itu nggak boleh sama Rasulullah sallallahu'alayhi wassallam jadi itu sama saja Alif lagi belajar main judi," nasehat Fira pada adiknya.
"Oooh gitu ya Uni, ia deh Alif nggak bakal main pakai taruhan lagi nanti sama teman-teman Alif," ucapnya.
"Ya sudah baguslah, kalau gitu Uni lanjutin nyuci piring dulu ya, Alif harus makan yang banyak agar nanti bisa pintar seperti ini, ok." Fira membuat Alif bersemangat untuk menghabiskan makannya.
Setelah Fira membersihkan semua rumah, tak terasa hari sudah sore, azan Ashar terdengar merdu di telinga Fira yang berasal dari masjid Nurul Iman yang tak begitu jauh dari rumahnya. Dia bergegas mandi dan melaksanakan shalat Ashar, setelah itu dia keluar rumah dan berjalan pergi ke rumah Airin untuk bertemu dengan Kak Santi.
Mudah-mudahan Kak Santi bisa membantu ku untuk mendapatkan pekerjaan di kota, aku harus bisa meyakinkan Kak Santi, agar dia percaya kalau aku mampu untuk melakukannya.
Syafira sudah berada di depan pintu rumah Airin, dia menghela nafas dengan panjang agar bisa lancar ketika sedang berhadapan dengan Kak Santi nantinya.
Tok
Tok
Tok
Fira mengetuk pintu rumah Airin.
"Assalamu'alaikum." Fira mengucapkan salam dan langsung dijawab oleh kawannya Airin si pemilik rumah.
"Wa'alaikumussalam masuk Fira, udah di tunggu tuh sama Kak Santi.
"Gimana kabarnya Kak, sehat?" tanya Fira sambil mencium punggung tangan Kak Santi tanda hormat.
"Alhamdulillah baik Fira, o ya apa benar yang dibilang sama Airin kalau kamu menolak beasiswa mu?" Santi langsung bertanya sama Fira.
"Ya begitulah kak, tapi belum ku batalkan sih cuma sepertinya bakalan batal, karena aku nggak punya biaya untuk hidup disana," jawab Fira agak sedikit lesu.
"Lah katanya kamu mau kerja minta bantuan kakak?" tanya Santi kembali.
"Itu benar Kak, Aku memang ingin kerja untuk ngumpulin uang terlebih dahulu, agar bisa ikut kuliah di tahun berikutnya," jawab Fira tegas.
"Maksud kakak gini loh Fira, jika Kamu mendapatkan pekerjaan, ngapain pula kamu harus nggak lanjut kuliah, Kamu bisa kerja sambil kuliah loh ...," terang Santi yang sebelumnya nggak pernah terpikirkan oleh Fira.
"Emang bisa kayak gitu ya Kak, Fira nggak tau jika kuliah bisa berbagi waktu sama kerja, lagian Airin juga nggak pernah cerita tuh" jawab Fira sambil menoleh pada Airin.
"Lhhaa aku juga nggak tau kok," bela Airin.
"Makanya sekarang kalian bisa tau kan ... Kalau kita udah kuliah itu selagi nggak pas jamnya kuliah, ya bisa aja kita gunakan untuk bekerja. Jadi Kamu harus tetap mengambil beasiswa mu itu ya Fira, sayang lhoo otakmu itu encer nggak kayak ini nih otaknya kayak batu es." Santi mengerucut kan mulutnya ke arah Airin adiknya.
"Apaan sih Kak Santi, walau aku nggak dapat beasiswa, yang pentingkan Aku udah lulus dari SMA," jawab Airin nggak mau dibuly kakaknya sendiri.
"Jadi gimana Kak, Apa aku bisa ikut kakak ke kota untuk kerja?" tanya Fira penasaran.
"In syaa Allah bisa, asal dalam 3 hari ini kamu persiapkan lamarannya beserta ijazah dan juga nilaimu, satu hal lagi! Lengkapi semua prosedur untuk ngelanjutin beasiswamu, nanti di kota biar Kakak bantu mengurusnya," ucap Santi yakin.
"Tapi Fir, kamu yakin untuk bekerja, malu nggak kira-kira soalnya kerjaan mu saat ini baru bisa jadi OB, kalau untuk kerjaan yang lain kamu harus jadi sarjana terlebih dahulu," kata Santi mengingatkan.
"What ever lah Kak, yang penting kerja apalagi bisa nyambi kuliah udah senang aku tuh, " jawab Fira.
"Baiklah. Aku akan menyiapkan semua keperluan untuk kerja dan juga untuk kuliah nanti. Terima kasih ya Kak, berkat Kakak aku bakalan tetap bisa kuliah dan aku juga bisa menghasilkan uang, eeehhh tapi kak emang berapa sih gaji OB di kota kok bisa bikin aku tar nggak bakal nyesel ngelanjutin kuliah?" tanya Fira sedikit penasaran.
"Biasanya untuk trening kamu akan dapat gaji Rp 2.500.000 tiap bulan, tetapi kalau kerjaan mu bagus, terus kamu juga bisa ngambil hati orang, nanti juga bakal banyak yang ngasih kamu tips. Naah setelah 3 bulan percobaan gajimu akan naik menjadi 3 juta, cukup kan untuk mu kuliah?" Santi menjabarkan.
"Waah kalau gitu mah cukup laah Kak, mungkin sama aku bisa lebih malah," jawab Fira.
"Entar kalau lebih kamu transfer ke sobat mu ini yaa," ucap Airin sambil tertawa.
"Aman, rekening diamankan." Jawab Fira dan mereka pun tertawa bersama seiring dengan tawa mereka, datang minuman dingin dan beberapa cemilan yang di bawakan pembantunya Airin.
Mereka akhirnya memakan cemilan sambil cerita banyak hal tentang kehidupan di kota, tak terasa sudah begitu banyak hal yang mereka bicarakan.
Hari sudah hampir menjelang maghrib, Fira pun berpamitan dengan Kak Santi dan Airin dan Santipun tidak lupa mengingatkan, agar Fira segera melengkapi berkas yang dibutuhkan untuk kuliah dan melamar kerja nanti.
Akhirnya Fira kembali mencium punggung tangan Kak Santi dan mohon pamit untuk pulang, karena rumah merekapun hanya berjarak sekitar 500 meter.
Di perjalanan Fira melamun sambil berfikir
Alhamdulillah akhirnya aku bisa mengenyam bangku kuliah, ayah ... Ibu ... Aku sebentar lagi akan duduk di bangku kuliah, kalian disana harus mendo'akan anakmu ini, agar suatu saat nanti bisa bersedekah yang banyak untuk ayah dan ibu ... Tunggu aku gajian.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Maaf Aku masih penulis yang masih belajar. Jangan lupa like, komen dan vote ya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 386 Episodes
Comments
Berdo'a saja
sahabat yang baiik
2024-01-21
1
ardan
wahh senengnya bisa punya sahabat layaknya keluarga, pesan moral dr author agar para readers bisa mengambil hikmah, bahwa sahabatan tuh musti saling support dan mendukung cita² yah, bagus banget thor 🤗👍
2023-01-14
0
Eman Sulaeman
semangat fir
2022-03-14
0