Gengs maafkeun kalau judulnya aku ganti ya, soalnya mengingat satu hal dan lainnya. Aku jadi kepengin merubah judul cerita. Ya mungkin agar lebih nyambung dengan alur cerita yang akan ku tulis ke depan nya.
Terimakasih sudah mau mampir ke cerita ini.
Cerita satu ini kayaknya bakal panjang deh, aku bahkan belum bisa ngebayangin akan ending di bab berapa, saking panjangnya alur yang sudah terekam di kepala aku.
Mudah²n kalian nggak bosen bacanya!
#####
"Ngapain sih pakai nikah di Bali segala?" tanya Claretta dengan mata mengantuk.
Sepagi ini Elang sudah berada di kamar kostnya, lalu menyeretnya ke kamar mandi. Membuat gadis yang baru tertidur beberapa jama itu terbangun. Dan kini mereka sudah berada di dalam pesawat pribadi milik Elang, dalam perjalanan menuju ke Bali.
"Biar lebih romantis aja tempatnya." sahut Elang sekenanya. Ia menarik kepala Claretta agar menyender pada pundaknya. Claretta bersikukuh tidak mau tidur di kamar jadi ia tertidur di kursi dengan Elang.
"Cih, romantis dari mananya. Oh iya emang elo udah nyiapin semua berkas untuk pernikahan kita?" Claretta mendongak sedikit menatap wajah Elang.
"Tidur, jangan banyak nanya." Elang mengusap wajah Claretta agar kembali ke posisi semula.
Claretta mencebikkan bibirnya. Tapi dia tetap menurut, Claretta memejamkan kembali matanya.
Elang tak berniat menjelaskan apapun perihal persiapan pernikahan mereka berdua. Karena bukanlah hal sulit baginya untuk menyiapkan acara sesederhana itu. Walau ia harus mengeluarkan bajet lebih untuk itu, tapi bagi Elang semua bukan masalah.
Kurang lebih 1 jam 55 menit waktu tempuh antara Jakarta dan Bali, kini mereka telah tiba di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Beberapa pengawal telah berjajar rapi menyambut kedatangan tuan muda mereka, di samping sebuah mobil limousine di sebuah area parkir khusus.
Terlihat Elang menggendong tubuh Claretta saat turun dari pesawat, karena gadis itu masih terlelap dan Elang tak berniat membangunkannya.
Saat limousine itu sampai di pekarangan rumah bernuansa khas Bali, para pelayan berbondong-bondong menyambut kedatangan Elang. Mereka telah diberi kabar sebelumnya, tentang acara besok pagi. Sebagian dari mereka yang telah mengabdikan diri dalam waktu yang lama pada keluarga Elang, telah lama menunggu akan datangnya hari bahagia itu.
Elang memang jarang datang ke Bali, tapi sekalinya datang pasti dalam keadaan sulit dengan setumpuk masalah. Tapi kali ini berbeda, kedatangan Elang justru dengan membawa kebahagiaan, bukan hanya bagi keluarga dari pihak almarhum papi Elang tapi juga bagi para pelayan setianya.
"Gue di mana?" Claretta mengucek kedua matanya saat sinar matahari sore menyorot langsung pada matanya.
Ia beringsut duduk, ia melihat sekeliling ruangan. Kamar itu begitu luas, aroma khas Elang sangat mendominasi ruangan itu. Gadis itu menoleh dan mendapati Elang tertidur di sampingnya dengan bertelanjang dada. Claretta menatap lekat wajah lelap itu, tapi tak lama matanya menyipit.
"Rasanya gue pernah berada di situasi seperti ini." Claretta menggaruk kepalanya sehingga membuat rambutnya berantakan.
Claretta perlahan membuka selimut hendak turun dari tempat tidur. Namun seketika matanya membulat saat ia sudah tak memakai pakaian yang tadi, kini ia telah memakai celana tidur berbahan kaos dengan atasan crop top korea. Ia tertegun, siapa yang sudah mengganti bajunya, apa jangan-jangan Elang yang..
Eh tunggu, Claretta mengingat kejadian itu. Di mana saat itu ia terbangun dalam kondisi yang hampir sama dengan saat ini. Satu ranjang dengan seorang laki-laki tanpa baju dan dia sendiri sudah berganti pakaian tanpa sepengetahuannya.
"Elang!" Claretta menggoyang lengan Elang dengan kasar, "bangun ish."
Mata Elang mengerjap, perlahan ia menoleh melihat wajah tak bersahabat Claretta. Ia bergerak duduk dan bersandar pada kepala ranjang.
"Kenapa sih, Claree?" Elang menggaruk kepalanya dengan mata mengantuk.
"Elo, laki-laki yang dua tahun lalu tidur sama gue dan elo juga yang gantiin baju gue. Iya kan?" Claretta menunjuk Elang dengan telunjuknya, wajahnya terlihat marah.
"Akhirnya elo ingat juga. Ya udah sih, biarin aja. Bukannya besok kita mau nikah juga kan." Elang kembali bersiap untuk tidur.
"Jadi benar itu elo. Ih jahat banget sih, elo berani-beraninya gantiin baju gue." Claretta memukul Elang dengan bantal tanpa ampun. Elang yang tak siap mendapat serangan tiba-tiba Claretta hanya bisa meringkuk melindungi diri.
"Claretta! Apa yang kamu lakukan, kenapa kamu mukulin calon suami kamu sendiri?"
Claretta terkejut saat seseorang menarik tangannya, menghentikkan gerakkannya. Begitu juga Elang, ia sepontan bangun dan duduk melihat orang yang barusan menegur Claretta. Mata Claretta mengerjap beberapa kali, ia gelagapan.
"Claretta tidak bermaks_"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Nuniek Nurhandayani
gaya bahasa diceritanya bagus thor ngga kaku. aku suka. sukses ya
2021-08-29
0
Ririe Handay
terus semangat Thor
2021-03-07
0