Dentuman suara musik terdengar menggema di dalam gedung berlantai empat itu. Suara riuh manusia mengiringi alunan musik yang di mainkan oleh seorang disc jockey atau DJ. Para penikmat musik tanpa henti menggoyangkan tubuh seiring alunan dentuman musik.
Sebagian dari mereka ada yang hanya sekedar minum-minum ditemani beberapa para wanita cantik dan seksi yang sengaja bekerja di sana menjajakan tubuh mereka kepada para lelaki hidung belang.
Namun berbeda dengan gadis cantik yang tengah asik bergoyang di belakang sebuah meja besar yang terdapat beberapa alat DJ di depannya. Dengan sebuah headset besar menutup kedua telinganya. Badannya terus meliuk menikmati irama musik, sesekali ia berteriak seraya melompat-lompat di tempatnya.
Sekitar dua jam lebih, ia memainkan berbagai alat musik khusus DJ itu. Keahliannya dalam memainkan alat musik itu sudah tidak diragukan lagi. Karena sudah sejak dua tahun lalu ia menggeluti profesi sebagai disc jockey. Walau profesi itu rentan dengan masalah karena ia harus berbaur dengan berbagai macam orang.
Terkadang bahkan sering para lelaki hidung belang menginginkan tubuhnya, tapi gadis itu tak pernah goyah. Ia tetap pada pendiriannya. Bahwa kehormatannya di atas segalanya.
~
"Tuan, nyonya meminta anda untuk menemuinya nanti malam!"
Elang mendengus mendengar perkataan Doni, asisten pribadinya. Ia memalingkan muka dengan kesal.
"Perjodohan lagi?"
Doni mengangguk pelan, menanggapi ucapan tuannya.
"Mami belum menyerah juga?" gumam Elang dengan bibit tersenyum sinis.
Padahal sudah berulang kali Elang menolak Perjodohan yang diajukan sang mami untuknya. Andai saja bukan Sera, gadis manja itu yang dijodohkan dengannya. Mungkin Elang akan berusaha menerima. Tapi pada kenyataannya, maminya tetap menginginkan Sera yang menjadi menantunya.
"Aku akan pergi, jika mami tanya katakan saja kalau kau tak tahu ke mana aku pergi!" Elang beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Doni yang masih berdiri di dekat meja kerjanya.
"Baik, Tuan!" memang tak ada pilihan lain selain menjawab iya bagi Doni. Karena setiap perkataan Elang adalah mutlak dan siapapun tidak bisa membantahnya.
Mobil sport itu berhenti di parkiran sebuah klub milik temannya. Elang keluar dari dalam mobil. Tanpa menghiraukan beberapa pengunjung yang berpapasan dengannya, mereka menatap kagum pada penampilannya yang selalu terlihat memukau walau tubuhnya hanya terbalut pakaian casual.
"Wih bos kita sudah datang nih!"
Begitu ia sampai di meja bartender, Elang langsung disambut oleh Adrian sang pemilik klub yang merangkap sebagai bartender. Tidak seperti biasanya, hari ini Elang mengiyakan ajakan teman-temannya untuk datang ke klub itu.
"Kusut banget tuh muka?" tanya Rasya temannya yang lain.
Mereka adalah ketiga sahabat yang sudah sejak masih duduk di bangku sekolah. Elang berdecak, ia meminum wine yang baru saja disodorkan oleh Adrian untuknya.
"Klub lo rame banget?"
Elang mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Sepertinya ia sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan Rasya tadi.
"Makanya, elo tuh sering-seringlah main ke sini. Sejak dua tahun lalu elo nggak pernah ke sini lagi?" kini Adrian beralih memutari meja dan ikut duduk bersama kedua temannya.
"Gue sibuk." jawab Elang acuh.
"Sibuk nyari cewek yang kabur saat di hotel sama lo?" Rasya terkekeh mengingat bagaimana terobsesinya Elang untuk menemukan gadis itu.
Adrian menggeleng dengn bibir terlipat menahan tawa. Mungkin hanya ia dan Rasya saja yang faham pada perasaan Elang. Walau dari luar terlihat cuek namun sebenarnya pemuda itu sangat baik dan begitu penyayang. Begitu juga akan perasaan cintanya, walau seribu kali Elang menolak untuk mengakui jika ia sudah jatuh cinta pada gadis itu, tapi kedua sahabatnya yakin bahwa Elang sudah menetapkan hatinya pada gadis misterius itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Bundaa Mutiyaa Ajhaa
seru nih
2021-07-23
0
Anisa Salwa
Thor knpa visual nya harus taehyung sih kan jadi meleyod aku
2021-07-21
2
Dinda Rahma wati
kim taehyung aaaaaa😱😱😱😱
love love dech🥰🥰🥰🥰
2021-07-08
1