Antara si modus dan si pikun

Mata Retta membulat saat melihat pemuda itu sudah duduk dengan nyaman sambil menatapnya.

"Elo sudah sadar?" Retta menghampiri orang itu. Tanpa sadar ie menempelkan tangannya pada kening Elang. Mengecek suhu tubuh pemuda tersebut.

"Kalau belum mana mungkin gue ngomong sama lo." Elang menepis pelan tangan Claretta dari keningnya.

"Hehe.. Iya sih, ya udah kalau gitu elo sarapan dulu. Habis itu gue anterin elo pulang." Claretta nyengir seraya menggaruk pelipisnya.

Elang terdiam mendengar ucapan Claretta barusan. Ia bahkan baru saja bertemu dengan gadis itu masa sekarang sudah disuruh pergi lagi.

"Aduh-aduh.. kepala gue sakit nih. Sepertinya hari ini gue belum bisa pulang deh, gue nggak bisa pergi jauh-jauh dulu kayaknya." Elang memijat keningnya sambil menunduk dalam.

Claretta panik melihat Elang kesakitan seperti itu, ia tak tega jika harus memaksa lelaki itu pergi dari sana dalam keadaannya yang masih terluka parah.

"Sakit banget ya?" Retta mengusap lembut belakang kepala Elang. Elang mengangguk dalam diamnya, walau sebenarnya ia tengah berusaha menahan bibir agar tidak tersenyum.

Elang sengaja berpura-pura sakit, agar Claretta mau mengijinkannya tinggal lebih lama di sana. Ia tak mau pergi secepat itu.

"Ya udah deh, elo tinggal aja di sini sampai elo pulih." akhirnya apa yang ia harapkan benar-benar terjadi. Claretta mengijinkannya tinggal untuk sementara waktu. Dalam hati Elang ber-iyes ria. Ingin rasanya ia melompat kegirangan.

"Makasih ya." ucap Elang dengan wajah dibuat sememelas mungkin.

Claretta hanya mengangguk. Ia bangkit untuk mengambil bubur ayam yang tadi ia beli.

"Bisa makan sendiri kan?" Claretta meletakan bubur di depan Elang.

"Tangan gue sakit, suapin ya!" jawab Elang sambil mengangkat tangan kanannya ke atas.

Padahal jelas-jelas tangan itu baik-baik saja, waktu ia minum tadi pun tidak kesakitan sama sekali. Hanya terdapat beberapa goresan kecil serta luka lebam.

Claretta menghela nafas pelan, ia duduk di samping Elang dan mulai menyendok bubur itu lalu mengarahkan ke mulut Elang. Mereka tak lagi bersuara hanya ada Claretta yang sibuk menyuapi Elang dan Elang yang tak henti menatap wajah gadis itu.

Elang mulai berfikir, jika Claretta tak mengenalinya. Karena sejak tadi tidak ada pembahasan tentang masa lalu mereka. Namun walau begitu Elang tetap menyukai gadis itu. Gadis yang dulu ia selamatkan, gadis yang dulu masih terlihat polos, dan kini gadis itu telah beranjak dewasa dan Elang sangat menyukai perubahan itu.

"Sudah gue kenyang." Elang memalingkan wajahnya saat suapan terakhir datang.

"Ih tanggung, dikit lagi nih." Retta masih kukuh ingin menyuapi Elang.

"No Claree, gue beneran kenyang." sahut Elang, ia masih berusaha mengelak dari sendok itu.

Retta seketika menghentikan gerakkannya. Keningnya berkerut dalam saat mendengar Elang menyebut namanya. Darimana dia tahu namanya, mereka bahkan beluk kenalan sejak tadi?

"Elo tahu nama gue?"

Mata Elang mengerjap beberapa kali. Ia lupa jika mereka belum saling menyebutkan nama. Ia berfikir jika ia jujur, Elang takut Claretta akan menjauhinya. Secara dulu Elang yakin jika Claretta pergi dalam keadaan sadar dari kamarnya. Dan saat itu Elang tidur tanpa memakai baju, pasti Claretta akan salah faham padanya.

Mata Elang melihat ke sana-kemari mencari jawaban yang pas, untuk pertanyaan Claretta barusan. Sampai tidak sengaja ia melihat sebuah piagam berbingkai yang menempel di dinding.

"Gue tahu dari situ. Nama elo Claretta kan?" tanya Elang balik, seraya menunjuk piagam itu dengan dagunya.

Arah mata Claretta mengikuti petujuk Elang. Ia mengangguk pelan walau dengan bibir mengerucut lucu.

"Curang elo tahu nama gue, nah gue belom ta_"

"Gue Elang." potong Elang dengan cepat.

Claretta kembali mengangguk-anggukan kepalanya. Tapi seketika ia berbalik menatap Elang dengan tajam.

"Kenapa lo?" tanya Elang, ia mulai risih mendapat tatapan seperti itu dari Claretta.

"Gue rasanya nggak asing deh sama wajah dan nama elo?" jawab Claretta tanpa menghentikan pengamatannya pada wajah Elang.

"Wajah gue tampan wajar elo mudah ingat, lagian nama Elang kan banyak. Nggak cuma nama gue doang." Elang mendorong pelan kening Retta agar menjauh darinya.

"Cih narsis banget anda. Tapi beneran deh, nama Elang itu kayak ada di memori otak gue deh? Elang, Elang, Elang." Claretta mengetuk-ngetuk jari telunjuk pada keningnya. Mencoba mengingat nama itu.

Elang hanya menggeleng dengan senyum merekah di bibirnya. Gadis yang lucu! Padahal Elang pikir umurnya masih sangat muda tapi kenapa dia mulai pikun?

Terpopuler

Comments

Budi Kustowo

Budi Kustowo

Terlalu memikirkan hutang jadi louding nya lamaaaaaaaa....
💞💞💞💞💞💞

2022-04-24

0

Moly

Moly

Lanjut thor

2021-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan tak tertuga
2 Gadis aneh
3 Klub malam
4 Masih dipermainkan takdir
5 Pemuda misterius
6 Siuman
7 Tragedi malam itu
8 Takdir mempertemukan kita
9 Antara si modus dan si pikun
10 Cowok manis
11 Hutang
12 Menginginkan Claretta
13 Sebuah rencana
14 Seserius Elang
15 Dilema
16 Resign
17 Terlalu mendadak
18 Rencana pernikahan Elang
19 De javu
20 Luka yang kembali tergores
21 Jujur itu sulit
22 Berjuang bersama
23 Hari bahagia
24 Aku dan kamu
25 May I
26 Kemesraan di pagi hari
27 Janji Elang
28 Dukungan Dayu
29 Rumah kita
30 Bersyukur akan takdir
31 Keresahan Elang
32 Dikurung di rumah sendiri
33 Kedatangan Sera
34 Bang Jon
35 Moodbooster
36 Tikus
37 Pengorbanan seorang penghianat
38 Bingung
39 Simalakama
40 Salah faham
41 Pilihan sulit
42 Demi sahabat
43 Penjelasan Elang
44 Jangan pergi
45 Kebersamaan baru
46 Pertolongan Rasya
47 Fitnah
48 Terhasut
49 Amarah Elang
50 Sebuah rencana busuk
51 Demi Mami
52 Pernikahan Elang
53 Kebahagiaan berkabut duka
54 Hilang
55 Sebuah fakta
56 Kembali pada pilihan sulit
57 Semua terungkap
58 Jalan takdir
59 Penyesalan Mami
60 Penawar luka
61 Sederhana tapi bahagia
62 Kritis
63 Peristirahatan terakhir
64 Bidadari kecil
65 sayap pelindung
66 Mendadak Jodoh
67 Sayap Pelindung
68 Rakhila
69 ILU Fattan
70 Kabar gembira
71 Belenggu
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Pertemuan tak tertuga
2
Gadis aneh
3
Klub malam
4
Masih dipermainkan takdir
5
Pemuda misterius
6
Siuman
7
Tragedi malam itu
8
Takdir mempertemukan kita
9
Antara si modus dan si pikun
10
Cowok manis
11
Hutang
12
Menginginkan Claretta
13
Sebuah rencana
14
Seserius Elang
15
Dilema
16
Resign
17
Terlalu mendadak
18
Rencana pernikahan Elang
19
De javu
20
Luka yang kembali tergores
21
Jujur itu sulit
22
Berjuang bersama
23
Hari bahagia
24
Aku dan kamu
25
May I
26
Kemesraan di pagi hari
27
Janji Elang
28
Dukungan Dayu
29
Rumah kita
30
Bersyukur akan takdir
31
Keresahan Elang
32
Dikurung di rumah sendiri
33
Kedatangan Sera
34
Bang Jon
35
Moodbooster
36
Tikus
37
Pengorbanan seorang penghianat
38
Bingung
39
Simalakama
40
Salah faham
41
Pilihan sulit
42
Demi sahabat
43
Penjelasan Elang
44
Jangan pergi
45
Kebersamaan baru
46
Pertolongan Rasya
47
Fitnah
48
Terhasut
49
Amarah Elang
50
Sebuah rencana busuk
51
Demi Mami
52
Pernikahan Elang
53
Kebahagiaan berkabut duka
54
Hilang
55
Sebuah fakta
56
Kembali pada pilihan sulit
57
Semua terungkap
58
Jalan takdir
59
Penyesalan Mami
60
Penawar luka
61
Sederhana tapi bahagia
62
Kritis
63
Peristirahatan terakhir
64
Bidadari kecil
65
sayap pelindung
66
Mendadak Jodoh
67
Sayap Pelindung
68
Rakhila
69
ILU Fattan
70
Kabar gembira
71
Belenggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!