"Re, abis ini elo ke ruangan gue ya!"
"Oke, Bos."
Walaupun ia tak mengerti kenapa Rasya tiba-tiba meminta menemuinya di ruangan pemuda itu, tapi ia tak berhak untuk menanyakan itu sekarang. Sebagai atasan sekaligus pemilik kafe tentu saja Rasya punya hak untuk meminta semua karyawannya menghadapnya kapanpun, termasuk dirinya.
Dengan langkah ragu Claretta berjalan menuju lantai dua, di mana ruangan Rasya berada. Dalam hati ia bertanya-tanya apakah ia telah melakukan kesalahan sehingga ia dipanggil. Tiba-tiba pikiran Claretta kembali pada kejadian tadi pagi, saat Elang memintanya untuk berhenti bekerja. Mungkin ini adalah kesempatan untuk berbicara pada Rasya, bahwa ia akan keluar dari pekerjaan sebagai pelayan yang sudah digelutinya selama setahun ini.
Claretta tidak mungkin menolak Elang lagi sekarang, karena pemuda itu sudah berbaik hati melunasi semua utan-piutangnya. Mungkin inilah satu-satunya cara agar ia bisa membalas kebaikan Elang padanya. Tidak apa ia menikah muda, walau sebenarnya ia masih tak ingin terikat dalam hubungan apapun dengan seorang pria. Namun ia juga tidak ada alasan untuk menolaknya karena ia sudah tak punya masa depan sekarang. Karena sebagai anak sebatang kar, Claretta yang tidak pernah merasakan bangku kuliah. Ia merasa sudah tidak ada gunanya melajang terlalu lama, karena memang hidupnya sudah tak memiliki tujuan serta cita-cita sejak sang ayah meninggal.
Tok Tok Tok
"Masuk, "
Perlahan Claretta membuka pintu, ia melihat Rasya berdiri membelakanginya. Pemuda itu menatap jendela kaca besar yang menampilkan hiruk pikuk padatnya kota metropolitan.
"Bos, ada apa memanggil saya?"
Claretta memang selalu bersikap propesional saat bekerja. Ia akan memanggil Rasya dengan sebutan bos, sama seperti karyawan yang lain. Kecuali mereka sedang berada di luar jam kerja, baru panggilan itu akan berubah, sesuai permintaan pemuda itu.
Rasya berbalik, di tangannya terdapat sebuah buket bunga cukup besar. Ia berjalan menghampiri Claretta yang masih terdiam dengan kening berkerut dalam. Tiba-tiba Rasya berlutut di depan Claretta, kedua tangannya menggenggam buket bunga yang kini dia sodorkan ke hadapan Claretta.
"Bos ngapain?" tanya Claretta, ia gelagapan melihat apa yang dilakukan oleh bosnya tersebut.
Rasya tak menghiraukan pertanyaan Claretta. Ia memilih menunduk sebentar, menghirup udara yang terasa menipis di paru-parunya. Bibirnya tersenyum lebar saat ia kembali mengangkat wajah menatap intens gadis itu.
"Re, gue.. sebenarnya gue suka sama lo. Sejak satu tahun lebih mungkin, gue udah nyimpen rasa ini buat lo. Mungkin gue sering ngungkapin ke elo, walau dalam candaan. Tapi kini gue pengin benar-benar menyatakan ini dengan serius. Re, mungkin elo bukan gadis pertama yang singgah di hati gue, namun sejak satu tahun lalu hanya elo yang mengisi hati ini. Re, gue nggak perduli elo mau balas atau tidak perasaan gue, tapi gue pengin elo tahu apa yang sebenarnya gue rasain. Karena gue nggak mau maksain perasaan gue sama elo, Re. Cukup elo tahu aja, gue udah lega. Tapi dari lubuk hati gue yang paling dalam, gue pengin elo jadi pacar gue, Re. Karena perasaan gue serius sama elo Re. Gue cinta sama lo!" ungkap Rasya panjang lebar. Sorot matanya memancarkan rasa cinta yang begitu besar terhadap gadis itu.
Claretta tercengang mendengar ungkapan isi hati Rasya. Ia tak menyangka jika apa yang sering pemuda itu katakan ternyata serius. Memang bukan sekali dua kali Claretta mendengar Rasya menggombalinya dengan kata-kata cinta. Ia pikir Rasya hanya bercanda karena memang pemuda itu terkenal humoris pada semua orang. Tapi apa yang terjadi sekarang seolah membuktikan bahwa semu adalah nyata.
Claretta menarik napas pelan. Ia bingung harus menjawab apa, di satu sisi ia tidak mau mengecawakan Rasya, pemuda itu sudah begitu baik padanya selama ini. Tapi di sisi lain, ia juga tidak mungkin menghianati Elang. Walau mereka tak terikat dalam hubungan apapun, tapi pemuda itu sudah berjanji akan menikahinya dalam waktu dekat.
Dilema, mungkin itulah yang dirasakan Claretta sekarang. Ia bingung antara memilih Elang atau Rasya. Claretta meraih kedua lengan Rasya, membantunya berdiri. Ia tersenyum kaku pada pemuda itu.
"Bang, gue.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Budi Kustowo
Bang gue...... Nikah ma Elang aja ya..
Sorry..... 🤣🤣🤣🤣💞💞💞
2022-04-24
0