17. Ancaman

Dean menggeliatkan tubuh telanjangnya di atas ranjang besar. Saat membuka mata, dia heran mendapati tubuhnya tak memakai pakaian apapun.

Tubuhnya pegal-pegal serasa habis diamuk massa. Perutnya terasa mual dan perih. Pria itu melongok jam digital di atas meja nakas. Sudah hampir pukul sebelas siang. Pantas perutnya mual bercampur lapar

Dean duduk bersandar di headboard ranjang masih dengan memeluk selimut yang melilit tubuhnya.

Apa yang telah terjadi kemarin malam? Kilasan bayangan berada di night club bersama Disty muncul di ingatannya.

Kekasihnya itu sengaja membuatnya mabuk dan memberikan sesuatu ke minumannya. Setelah itu ingatan Dean hanya sama-samar.

Sepotong demi sepotong dia berusaha menyatukan hal yang bisa diingatnya.

Disty yang telah melakukan mencumbui keperkasaannya. Disty yang malam itu telah menanggalkan semua pakaian untuk bercinta dengannya.

Hingga dia yang tiba-tiba berada di samping rumahnya dengan Disty yang terus-terusan meneriakinya. Disty mengatakan bahwa kemarin malam mereka telah melakukannya. Kacau, pikirnya.

Dean memijit-mijit keningnya.

"Berengsek!" Dean spontan memaki karena ingat bahwa Disty sengaja mencekokinya dengan alkohol yang diracik bersama obat.

Kemudian mata Dean membelalak karena ingat sesuatu.

Winarsih. Dia bertemu Winarsih tengah malam itu. Pembantunya itu berhasil memapahnya hingga ke kamar.

Perlahan-lahan ingatan tentang dia yang berjalan beriringan bersama Winarsih ke kamarnya melintas jelas di kepala.

Potongan-potongan ingatan akan dia yang mendorong tubuh pembantunya itu hingga tergeletak di ranjang sampai ke ingatan di mana dia menarik turun pakaian dalam wanita itu.

Dean meremas rambutnya dengan kedua tangan. Winarsih. Dia telah memperkosa pembantunya itu.

Cepat-cepat Dean bangkit menyibakkan selimut yang sejak tadi dipeluknya. Mata Dean mencari-cari sesuatu di atas selimut itu.

Kemudian matanya terpaku pada beberapa bercak noda merah kehitaman telah mengotori selimutnya yang berwarna biru langit.

"Winarsih masih perawan. Aku yang ngambil keperawanannya itu dalam keadaan setengah sadar," gumam Dean menunduk di atas bercak noda di selimutnya.

Kedua tangan Dean meremas selimutnya.

Dia harus segera menemui Disty untuk menanyakan soal minumannya kemarin malam pada wanita itu.

Bergegas pria itu masuk kamar mandi meninggalkan selimut bernoda darah Winarsih tetap berada di atas ranjangnya.

Dean merasa tak perlu buru-buru meminta pembantu mengganti seprai dan bed cover. Karena jika dia langsung meminta para pembantunya mengganti bed cover set yang baru saja diganti, urusan itu pasti akan sampai di telinga ibunya.

Hampir pukul 12 siang saat Dean turun dari lantai dua menuju ruang makan. Tina salah seorang pegawai dapur tampak sedang berdiri menata hidangan di atas meja makan besar yang siang itu hanya diperuntukkan baginya.

"Semua sudah selesai Pak, silakan" ucap Tina seraya tersenyum padanya yang telah menarik kursi.

Dean hanya mengangguk kecil untuk menjawab perkataan pembantunya itu.

"Saya pamit ke belakang Pak, kalau nanti ada yang kurang telepon saja seperti biasa," sambung Mba Tina lagi kemudian mundur dan berbalik pergi.

Beberapa langkah wanita itu berjalan,

"Mbak!" panggil Dean.

"Ya Pak?" Tina berjengit dan buru-buru berbalik menatap Dean. Wanita itu takut sekali jika ada yang salah soal rasa mau pun penampilan hidangan makan siang itu.

"Emmm, Winarsih mana?" tanya Dean tanpa memandang Tina.

"Sakit Pak. Katanya sedang nggak enak badan. Sudah izin dengan Mbah tadi" jawab Mba Tina lega.

Tina lega karena Dean yang merupakan sosok pengkritik ulung di rumah itu ternyata hanya menanyakan Winarsih.

"Kalau ada pegawai yang ngomong sedang nggak enak badan, harus segera dirawat ya. Ditanya apa kebutuhannya. Jangan sampai majikannya yang kena kalau ada apa-apa dengan pegawai yang sakit," ucap Dean sambil memasukkan sesendok nasi dan lauk ke mulutnya.

"Baik Pak," jawab Tina.

"Ya sudah! Kamu pergi sana," perintah Dean masih tanpa menoleh pembantunya.

Seperti terbang, Tina langsung pergi meninggalkan Dean. Tina berpikir, tumben sekali majikan mereka yang ketus itu memikirkan nasib pegawainya yang sedang sakit.

Sementara itu, otak Dean terus bekerja keras mengingat-ingat apa yang telah dilakukannya kemarin malam.

Apakah yang dilakukannya begitu menyakiti Winarsih?. Apa pembantunya itu terluka? Apanya yang sakit? Apa dia sudah keluar untuk makan siang?.

Sekarang pikiran Dean begitu galau dan bimbang. Dia merasa begitu berdosa dan merasa menjadi orang yang sangat jahat.

Apalagi di dalam benaknya mulai melintas adegan-adegan di mana dia memperlakukan Winarsih dengan begitu kasar. Dean memejamkan mata dan menggeleng beberapa kali.

Apakah Winarsih akan menuntutnya? Apa yang akan dilakukan oleh wanita itu sekarang?

Setelah memakan sedikit nasinya karena merasa perutnya belum terlalu pulih, Dean segera menuju garasi mobil dan memasuki Range Rover putihnya.

Baru lima menit menjalankan mobilnya, Dean tiba di depan gerbang dan melihat sosok pria yang dikenalinya sebagai pacar Winarsih.

Pak Lutfi, yang merupakan lawan shift Rojak membuka gerbang lebar-lebar saat melihat mobilnya menuju keluar.

Dean mengingat malam sebelumnya pria itu memperkenalkan diri sebagai pacar Winarsih yang bernama Utomo.

Entah angin apa yang membuat Dean begitu anti terhadap pacar pembantunya itu, saat itu juga Dean mengatakan kepada Utomo bahwa Winarsih sedang tidak sehat. Dan meminta pria itu untuk segera kembali saja.

Dean tak mau Utomo menemui Winarsih, sebelum dia bertemu dan berbicara dengan pembantunya itu.

Raut kekecewaan jelas tergambar di wajah Utomo. Tapi menurut Dean, untuk saat ini, itu adalah yang terbaik bagi Utomo.

******

"Jangan bohong kamu!" teriak Dean.

"Aku nggak bohong!" balas Disty melengking.

"Aku nggak ngerasa ngapa-ngapain kamu. Kalau kita berdua udah bercinta habis-habisan, gak mungkin aku bisa--" Perkataan Dean menggantung.

"Bisa apa? Bisa apa? Emangnya kamu ngapain lagi?" desak Disty.

Sore itu Dean dan Disty bertemu di sebuah studio apartemen yang ditempati kekasihnya itu dalam tiga bulan terakhir ini.

Dean membelikan apartemen itu untuk Disty, karena kekasihnya selalu mengeluh bahwa dia sudah tak tahan hidup bersama ayahnya yang pemalas.

"Tapi aku nggak punya ingatan bahwa aku tuh udah begituan sama kamu," sambung Dean.

Di benaknya kini malah terbayang bagaimana wajah Winarsih ketika berada di bawah tubuhnya. Dean mengingat bagaimana Winarsih merintih saat Dean berusaha memasukinya. Darahnya kembali berdesir.

"Bisa-bisanya ya kamu begitu! Udah enak-enakan sama-sama sekarang nggak ngaku!" Disty mulai menangis seraya menutupkan kedua telapak tangannya ke wajah.

Dean hanya duduk di sofa melihat ke arah kekasihnya itu dengan pandangan menerawang. Dia tak tahu harus mengatakan apa lagi.

Ingatan paling jelas di kepalanya saat ini adalah tentang bagaimana dia menjelajahi dada Winarsih yang luar biasa itu dengan lidahnya. Ingatan itu sangat jelas.

Dean kembali memeras otaknya, namun ingatan bahwa ia telah meniduri Disty tak ada secuil pun muncul di kepalanya.

"Pokoknya kamu harus nikahi aku," ucap Disty di sela isaknya.

"What?!" pekik Dean dengan suara tinggi.

"Semua nggak segampang yang kamu bilang Dis," sambung Dean.

"Mungkin kalo aku nggak kayak gini, kamu memang nggak akan pernah mau nikahi aku." Tangis Disty semakin menjadi. Bahu wanita itu berguncang.

Dean berjalan mendekati kekasihnya yang duduk di tepi ranjang, kemudian kedua tangannya melingkari bahu Disty seraya sesekali mengusap dan menepuk-nepuk pundak wanita itu.

"Aku cuma mau kamu bersabar Dis," ucap Dean pelan.

"Sampai kapan?" raung Disty.

"Sampai papa menyerah dan merestui kita. Kamu harus ngertiin posisi aku gimana," bujuk Dean lembut kepada kekasihnya.

"Nggak--nggak. Aku udah nggak mau lagi nunggu restu papa kamu yang memang enggak pernah ada untuk aku. Kalau kamu enggak mau nikahi aku dalam jangka waktu dekat ini, aku akan sebarkan video bercinta kita malam itu kepada wartawan dan media yang haus akan berita tentang keluarga Pak Menteri Hartono," nafas Disty terengah-engah dan suaranya bergetar saat mengatakan hal itu.

Dean melepaskan pelukannya pada tubuh Disty kemudian perlahan mundur.

"Yang kamu taruh di minumanku itu obat kuat 'kan? Kamu emang buat kayak gitu untuk meras aku 'kan?" lirih Dean kepada pacarnya.

"Jadi kapan kita menikah?" tanya Disty seraya bangkit dari ranjang dan menghapus air matanya.

Wanita itu berjalan manja menuju ke arah Dean yang berdiri terpaku memandangnya.

To Be Continued.....

Terpopuler

Comments

Ernadina 86

Ernadina 86

napa baru tau nyadar Disty jalang?? harusnya kamu dengerin ortumu

2024-01-29

1

dih toxic

2023-12-13

1

istrina onet

istrina onet

kamu sadar ngga sih Dis? bukannya mau nikahin kamu pak De malah ilfil sama kamu

2023-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cita-cita Winarsih
2 2. Persiapan
3 3. Perjalanan
4 4. Keluarga
5 5. Pak Hartono
6 6. Dean Danawira Hartono
7 7. Malam Minggu
8 8. Kepergok
9 9. Mendadak Masak
10 10. In The Night Club
11 11. Sorry, Dear
12 12. Pertengkaran
13 13. Maaf ?
14 14. Luka
15 15. Tak Cukup
16 16. Penyesalan
17 17. Ancaman
18 18. Multivitamin
19 19. Larut Malam
20 20. Monas
21 21. Bye, Love.
22 22. Where Are You?
23 23. Kebisuan
24 24. Get Out of My Car
25 25. Ukuran
26 26. Di Dekat Pohon Bambu
27 27. "Saya laper Pak,"
28 28. Pita Kecil Merah Hati
29 29. Eneg?
30 30. Peluk Aku
31 31. Create Memories
32 32. Calon Asisten Pak Hartono
33 33. Pergunjingan
34 34. Tell Him!
35 35. Duduk Persoalan
36 36. Tempat Bersandar
37 37. Pamit
38 38. Pulang
39 39. Di Mana Kamu?
40 40. Desa Beringin
41 41. Murka Ibu
42 42. Tamu Tengah Malam
43 43. Keputusan
44 44. Kebahagiaan Dean
45 45. Pengakuan
46 46. Pria Dengan Beskap
47 47. Dia, Istriku
48 48. Kekhawatiran Dean
49 49. Dia, Suamiku
50 50. Kerepotan Dean
51 51. Teruntuk Utomo
52 52. Berpapasan
53 53. Bu Winar
54 54. Sakit Bu Amalia
55 55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56 56. Pengakuan Dean
57 57. Pria Miskin?
58 58. Keresahan Winarsih
59 59. Melepas Dean Pergi
60 60. Pelukan Untuk Ibu
61 61. Stay Away From Me
62 62. Tunggu Aku di Kotamu
63 63. Uang Bu Winar
64 64. Rumah Mertua
65 65. Rumah Hijau
66 66. Galaunya Dean
67 67. Bertemu Reporter Desa
68 68. You Are My Home
69 69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70 70. Kabar
71 71. Baik-Baik Sayang
72 72. Where Are You (2)
73 73. Naif
74 74. Kebisuan (2)
75 75. I Heart You
76 76. Tamu di Pagi Buta
77 77. Get Out of My House
78 78. Keluarnya Kartu As
79 79. Langkah Selanjutnya
80 80. Dean Sachet
81 81. Peringatan
82 82. Efek Cemburu Dean
83 83. Kram Dini Hari
84 84. Insiden
85 85. Akhir Cinta Disty
86 86. Hei, Love!
87 87. Aku Di Sini
88 88. Cinta Winarsih
89 89. Like a Baby
90 90. Siapa Ara?
91 91. Air Mata Dean
92 92. Buka Jahitan
93 93. Shopping
94 94. Berita
95 95. Ketika Badai Datang
96 96. Titik Balik
97 97. Sandaran Hati
98 98. Hati Seorang Isteri
99 99. Bunga Untuk Winarsih
100 100. Dean Sachet is Coming
101 101. Nama Bayi
102 102. Pillow Talk
103 103. Resah
104 104. Akung dan Uti
105 105. Sidang Putusan
106 106. Wanita Pemilik Saham
107 107. Teman Lama
108 108. Obrolan
109 109. Tatapan Nostalgia
110 110. Salah Tingkah
111 111. Dirja dan Uti
112 112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113 113. Misi Dean
114 114. Gosip Time
115 115. Kebohongan Kecil
116 116. Titah Bu Amalia
117 117. Rapat Pemegang Saham (1)
118 118. Jatuh Cinta Lagi
119 119. Rapat Pemegang Saham (2)
120 120. Curahan Hati Winarsih
121 121. Usaha Dean
122 122. Hari Pertama
123 123. PDKT
124 124. Curahan Isi Hati
125 125. Anak Dan Ibu
126 126. Berburu
127 127. Efek SPA
128 128. Aku Cinta Mas Dean
129 129. Mesra
130 130. Anggi Nisakara Hartono
131 131. Menatapmu Lekat-Lekat
132 132. Mas Gagah
133 133. Arti Dirimu
134 134. Selamat Ulang Tahun Mas
135 135. Bye Ara
136 136. Makan Malam Paket Lengkap
137 137. Jambi
138 138. Jawa di Jambi
139 139. Rewang
140 140. Panen Bu Sumi
141 141. Acara Sesudah Panen
142 142. Stressnya Dean
143 143. Sungsang
144 144. Kelahiran Kedua
145 145. Ciuman Yuk
146 146. Kejutan Sebelum Pesta
147 147. Untuk Cinta Winarsih
148 148. Raja dan Ratu Sehari
149 149. Paguyuban Winarsih
150 150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151 151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152 152. GENK DUDA AKUT
153 SPECIAL PART : 1.0
154 SPECIAL PART : 2.0
155 SPECIAL PART : 3.0
156 SPECIAL PART : 4.0
157 SPECIAL PART : 5.0
Episodes

Updated 157 Episodes

1
1. Cita-cita Winarsih
2
2. Persiapan
3
3. Perjalanan
4
4. Keluarga
5
5. Pak Hartono
6
6. Dean Danawira Hartono
7
7. Malam Minggu
8
8. Kepergok
9
9. Mendadak Masak
10
10. In The Night Club
11
11. Sorry, Dear
12
12. Pertengkaran
13
13. Maaf ?
14
14. Luka
15
15. Tak Cukup
16
16. Penyesalan
17
17. Ancaman
18
18. Multivitamin
19
19. Larut Malam
20
20. Monas
21
21. Bye, Love.
22
22. Where Are You?
23
23. Kebisuan
24
24. Get Out of My Car
25
25. Ukuran
26
26. Di Dekat Pohon Bambu
27
27. "Saya laper Pak,"
28
28. Pita Kecil Merah Hati
29
29. Eneg?
30
30. Peluk Aku
31
31. Create Memories
32
32. Calon Asisten Pak Hartono
33
33. Pergunjingan
34
34. Tell Him!
35
35. Duduk Persoalan
36
36. Tempat Bersandar
37
37. Pamit
38
38. Pulang
39
39. Di Mana Kamu?
40
40. Desa Beringin
41
41. Murka Ibu
42
42. Tamu Tengah Malam
43
43. Keputusan
44
44. Kebahagiaan Dean
45
45. Pengakuan
46
46. Pria Dengan Beskap
47
47. Dia, Istriku
48
48. Kekhawatiran Dean
49
49. Dia, Suamiku
50
50. Kerepotan Dean
51
51. Teruntuk Utomo
52
52. Berpapasan
53
53. Bu Winar
54
54. Sakit Bu Amalia
55
55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56
56. Pengakuan Dean
57
57. Pria Miskin?
58
58. Keresahan Winarsih
59
59. Melepas Dean Pergi
60
60. Pelukan Untuk Ibu
61
61. Stay Away From Me
62
62. Tunggu Aku di Kotamu
63
63. Uang Bu Winar
64
64. Rumah Mertua
65
65. Rumah Hijau
66
66. Galaunya Dean
67
67. Bertemu Reporter Desa
68
68. You Are My Home
69
69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70
70. Kabar
71
71. Baik-Baik Sayang
72
72. Where Are You (2)
73
73. Naif
74
74. Kebisuan (2)
75
75. I Heart You
76
76. Tamu di Pagi Buta
77
77. Get Out of My House
78
78. Keluarnya Kartu As
79
79. Langkah Selanjutnya
80
80. Dean Sachet
81
81. Peringatan
82
82. Efek Cemburu Dean
83
83. Kram Dini Hari
84
84. Insiden
85
85. Akhir Cinta Disty
86
86. Hei, Love!
87
87. Aku Di Sini
88
88. Cinta Winarsih
89
89. Like a Baby
90
90. Siapa Ara?
91
91. Air Mata Dean
92
92. Buka Jahitan
93
93. Shopping
94
94. Berita
95
95. Ketika Badai Datang
96
96. Titik Balik
97
97. Sandaran Hati
98
98. Hati Seorang Isteri
99
99. Bunga Untuk Winarsih
100
100. Dean Sachet is Coming
101
101. Nama Bayi
102
102. Pillow Talk
103
103. Resah
104
104. Akung dan Uti
105
105. Sidang Putusan
106
106. Wanita Pemilik Saham
107
107. Teman Lama
108
108. Obrolan
109
109. Tatapan Nostalgia
110
110. Salah Tingkah
111
111. Dirja dan Uti
112
112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113
113. Misi Dean
114
114. Gosip Time
115
115. Kebohongan Kecil
116
116. Titah Bu Amalia
117
117. Rapat Pemegang Saham (1)
118
118. Jatuh Cinta Lagi
119
119. Rapat Pemegang Saham (2)
120
120. Curahan Hati Winarsih
121
121. Usaha Dean
122
122. Hari Pertama
123
123. PDKT
124
124. Curahan Isi Hati
125
125. Anak Dan Ibu
126
126. Berburu
127
127. Efek SPA
128
128. Aku Cinta Mas Dean
129
129. Mesra
130
130. Anggi Nisakara Hartono
131
131. Menatapmu Lekat-Lekat
132
132. Mas Gagah
133
133. Arti Dirimu
134
134. Selamat Ulang Tahun Mas
135
135. Bye Ara
136
136. Makan Malam Paket Lengkap
137
137. Jambi
138
138. Jawa di Jambi
139
139. Rewang
140
140. Panen Bu Sumi
141
141. Acara Sesudah Panen
142
142. Stressnya Dean
143
143. Sungsang
144
144. Kelahiran Kedua
145
145. Ciuman Yuk
146
146. Kejutan Sebelum Pesta
147
147. Untuk Cinta Winarsih
148
148. Raja dan Ratu Sehari
149
149. Paguyuban Winarsih
150
150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151
151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152
152. GENK DUDA AKUT
153
SPECIAL PART : 1.0
154
SPECIAL PART : 2.0
155
SPECIAL PART : 3.0
156
SPECIAL PART : 4.0
157
SPECIAL PART : 5.0

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!