10. In The Night Club

"Awas kalo kamu pergi ya! Awas aja kalo nanti saya cari kamu gak ada. Jangan sampai kamu asik-asik bermalam minggu dengan si mesum itu! Papa begitu karena kamu juga!" omel Dean sembari meninggalkannya yang masih memegang nampan

Tamatlah sudah cerita malam minggunya bersama Utomo kali ini. Winarsih berencana akan menelepon pria itu setelah ia selesai mencuci piring. Dia berdoa di dalam hati semoga Utomo bisa memakluminya.

*****

"Ma, ayo pergi! Papa mau ke Bogor," ujar Pak Hartono tiba-tiba saat memasuki kamar.

"Kok tiba-tiba? Ngapain?" Bu Amalia yang sedang menggunakan face sheet mask langsung membuka maskernya.

"Bosen. Papa mau ke vila. Tinggalkan saja anak itu. Sudah bosan Papa menasehatinya. Darah tinggi dibuatnya!" omel Pak Hartono sambil berganti pakaian.

"Bertengkar dengan Dean lagi? Mau sampai kapan sih Pa? Papa nggak kasihan dengan anak sendiri?" tanya Bu Amalia dengan nada biasa saja.

Nada bicara Bu Amalia biasa saja bukan karena wanita itu baik-baik saja. Terkadang wanita itu lebih memilih untuk diam karena khawatir dengan kesehatan suaminya.

"Ayo cepatlah Ma, hari senin Papa sudah harus berangkat lagi ke Pekanbaru. Papa ke Bogor bukan hanya karena bertengkar dengan Dean saja. Tapi Papa memang ingin bersantai. Mancing," tukas Pak Hartono.

Bu Amalia tak menyahuti perkataan suaminya. Wanita yang baru merayakan ulang tahunnya ke 65 bulan lalu itu menarik keluar sebuah tas merek ternama dari lemarinya.

Sering mengikuti suaminya yang sering bekerja ke luar kota, bahkan ke luar negeri, Bu Amalia terbiasa dengan hal yang berbau kemas-mengemas.

Tak membutuhkan waktu lama, Pak Hartono dan Bu Amalia sudah beriringan ke luar kamar langsung menuju lobby depan rumahnya.

"Mana Dean?" tanya Bu Amalia pada Pak Noto, supir yang menyambut bawaan dari tangan wanita itu.

"Ada Bu, di ruang keluarga" jawab Pak Noto kemudian berjalan mendahului majikannya untuk segera ke mobil.

Bu Amalia yang sudah tiba di lobby rumahmya kembali berbalik menuju ruang keluarga.

Sedangkan Pak Hartono sudah masuk ke mobil didampingi oleh Fika, asistennya.

Irman, ajudan Pak Hartono masih berdiri di luar menunggu Bu Amalia yang masih berada di dalam.

Sebagai seorang menteri, ke manapun Pak Hartono pergi, pria tua itu selalu didampingi seorang asisten perempuannya yang cekatan dan seorang ajudan gagahnya.

Sedangkan Dean, sama sekali tidak pernah berbicara dengan asisten pribadi maupun ajudan papanya meski mereka sering bertemu.

Kedua orang kepercayaan Pak Hartono itu cukup memahami sikap Dean yang memang selalu masa bodoh dengan urusan orang tuanya.

"Mama dan Papa ke vila Bogor dulu, kamu mau ke luar? Jangan pulang lama-lama ya. Jangan mabok!" ucap Bu Amalia setelah menepuk pundak anaknya yang sedang duduk cemberut sambil memegang ponselnya di sebuah sofa.

"Papa mana?" tanya Dean dengan wajah masam.

"Sudah di mobil. Ya sudahlah, Mama pergi. Nggak ngerti Mama gimana cara hidup damai di rumah ini." Bu Amalia bergegas pergi tergopoh-gopoh menuju sebuah Alphard hitam dengan pintu terbuka.

*****

(Sabtu Malam, 22.30 di V3 Night Club, Decent Hotel)

Dean baru saja menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas valet hotel, kakinya bergegas menuju pintu lift yang akan membawanya ke lantai paling atas hotel di mana V3 Night Club berada.

Lantai teratas Decent Hotel diisi dengan sebuah restoran live music mewah yang separuhnya berupa kolam renang luar ruangan tanpa atap.

Dean beberapa kali makan malam romantis bersama Disty di sana karena kekasihnya itu menyukai suasana restoran itu meski makanannya biasa-biasa saja dan terbilang sangat mahal.

Di sebelah kanan restoran terdapat sebuah lorong panjang yang mengarah ke sebuah pintu hitam berupa pintu masuk club.

Dean membuka pintu dan disambut oleh dentuman Electro Dance Music-nya Vinai, How We Party.

Matanya harus mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya dalam keadaan yang nyaris gelap total. Cahaya lampu club yang berputar dan berganti-ganti warna hanya melewati wajahnya sesekali.

Dean masih celingukan ke arah deretan meja yang berada di sebelah kanan sesuai petunjuk yang dikirim oleh Disty melalui pesan singkat.

Tiba-tiba dia merasa seseorang memeluknya dari belakang. Saat berbalik, dia melihat kekasihnya yang cantik dan modis sudah dalam keadaan setengah mabuk.

Malam itu Disty memakai tanktop rajut berwarna krem yang dipadankan dengan rok span pendek berwarna coklat dan sepasang heels yang sangat tinggi dan mahal berwarna nude.

Disty memeluk Dean sesaat dengan tubuhnya yang bergoyang pelan mengikuti gerakan musik.

Dean tersenyum dan meletakkan dagunya di atas kepala wanita itu. Sesaat kemudian Disty mendongak menatap Dean yang malam itu sangat tampan meski hanya memakai pakaian santainya.

"Cium," ucap Disty.

Mendengar apa yang dikatakan kekasihnya, Dean menunduk untuk mencium wanita itu. Beberapa saat lamanya mereka berdua hanyut dalam ciuman.

"Teman-teman kamu mana?" tanya Dean saat ciuman mereka telah berakhir.

Disty mengerjapkan matanya dan menunjuk dua meja yang berjarak beberapa meter dari tempat mereka.

Wanita itu menggandeng tangan Dean dan menuntunnya ke tempat di mana beberapa pasangan terlihat hanyut dalam musik. Sedikit sekali di antara mereka yang menyadari kehadiran Dean di sana.

Disty memasukkan dua petak es batu ke dalam gelas dan menuangkan sedikit brandy coronet. Wanita itu menyodorkannya pada Dean.

"Aku nggak bisa minum sayang, harus bawa mobil. Aku nggak bawa supir." Dean menolak halus.

Malam ini Dean memang sedang suntuk sekali karena masih mengingat pertengkaran dengan papanya tadi.

Kegalauan hatinya berkaitan erat dengan betapa sulitnya dia untuk mencari tahu kebenaran tentang apa yang dikatakan Pak Hartono.

Berkali-kali hatinya menampik bahwa Disty tak mungkin serendah itu, tapi dirinya yang lain juga harus mengakui bahwa papanya tak mungkin sejahat itu memfitnah Disty.

"Minum dikit aja sayang," rayu Disty yang sudah berdiri di antara kaki Dean yang telah duduk di kursi tinggi.

"Nanti kalau kamu pulang nggak bisa nyetir, aku minta tolong sama temenku untuk nganterin kamu," sambung Disty sambil tersenyum.

"Minum dong Dean, masak kamu jauh-jauh ke sini cuma minum air mineral." Seorang wanita yang dikenali Dean sebagai teman Disty satu kantor mendatanginya.

"Dis, jadi?" Yuni mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang Disty.

Kedua wanita itu sedikit menjauh dari Dean sambil berbisik dan tertawa-tawa. Dean mengangguk-anggukkan kepalanya mengikuti musik sambil sesekali menyesap minuman yang diberikan Disty tadi.

Disty kembali mendekati Dean dan menempelkan tubuhnya kepada pria itu. Dean menunduk untuk mencium Disty lagi. Cukup lama mereka terhanyut saling menciumi leher satu sama lain.

Beberapa kali terdengar desahan dari mulut Disty karena ciuman Dean mulai menjalari telinganya.

"Yuk," ajak Disty.

"Ke mana? Udah malem," jawab Dean yang tangannya sejak tadi menjalari bokong dan pinggang kekasihnya.

"Tidur bareng," bisik Disty di telinga Dean.

Dean yang mendengar perkataan kekasihnya tergelak.

"Aku khawatir mama nelfon Mbah nanyain aku pulang atau enggak malam ini," elak Dean.

Padahal Mbah mungkin saja sudah tidur mendengkur sekarang.

Disty masih menciumi kemeja bagian depan Dean dengan wajah cemberut karena merajuk.

"Tapi aku pengen sekali aja tidur bareng kamu sampai pagi, cuma berpelukan" bisik Disty di telinga kiri Dean sebelum wanita itu mengecup lembut telinga itu.

Dean membayangkan hal yang dikatakan Disty pasti akan enak sekali jika bisa dilakukannya malam ini. Tapi lagi-lagi bayangan perkataan Pak Hartono melintas di kepalanya.

"Liat nanti aja ya," jawab Dean sambil merengkuh pinggang Disty yang ramping dan mengetatkan kedua kakinya pada tubuh wanita itu.

Yuni kembali mendekati mereka sambil membawa segelas cocktail yang berwarna kebiruan.

"Dean minum dong, untuk gua yang lagi ultah. Kan gua yang traktir. Hargai lho...." Yuni menyodorkan gelas ke tangan Dean.

"Ambil dong sayang, minum dikit aja" ucap Disty mewakili Dean mengambil gelas cocktail dari tangan temannya.

Sesaat menghirup aroma minuman  yang disodorkan kepadanya, Dean mulai menyesap minuman itu.

"Hmmm.. enak." Dean mengangguk-angguk kemudian kembali menyesap isi cocktail.

"Enak kan? Itu racikan bartender favorit gua. Campurannya Blue Curacao, jeruk nipis, jus nenas ama vodka. Alkoholnya cuma 10%, lu nggak akan mabok. Jangan takut." Yuni terkekeh karena mengetahui kekhawatiran Dean soal mabuk.

Dean bukan hanya tak kuat minum minuman beralkohol karena khawatir mabuk dan tak sadarkan diri. Pria itu juga khawatir akan kondisi lambungnya tiap habis mabuk.

Dia bisa mual seharian penuh dan tak selera menyantap makanan apapun. Bu Amalia sama sekali tak bisa dibohonginya soal ini. Karena setiap Dean mabuk, wanita itulah yang selalu cerewet menyiapkan ini-itu untuk merawatnya.

Beberapa saat setelah menghabiskan minumannya, Dean menyaksikan Disty berjoget di depannya. Tubuh Disty sangat proporsional cenderung kurus di matanya.

Disty selalu diet mati-matian demi tubuh yang dianggapnya ideal. Sedangkan Dean, sebenarnya lebih menyukai tubuh kekasihnya itu lebih berisi.

Jika Winarsih memakai pakaian yang sama dengan yang digunakan Disty malam ini, sudah tentu Dean juga pasti akan tergoda. Apalagi si Utomo mesum yang sudah hendak menggerayangi pacarnya yang berpakaian sopan.

Dean tertawa sendiri lalu menggeleng. Kepalanya sudah terasa pusing, cahaya club itu sudah menyatu dalam penglihatannya.

Berkali-kali Dean menutup dan membuka matanya. Tapi pandangannya sangat kabur.

"Kamu kenapa?" tanya Disty heran melihat Dean yang tertawa meringis kemudian berkali-kali menggelengkan kepalanya.

"Kamu udah mabuk, kita balik aja." Samar-samar didengar Dean, kekasihnya mengatakan soal pulang.

Siapa yang pulang? Dia? Siapa yang mengantarnya? Mana kunci mobilnya? Oh iya, mobilnya tadi parkir di valet. Pulang ke rumah, ia harus tidur. Orangtuanya pergi ke Bogor. Ah... Papa lagi-lagi marah padanya karena sengaja membangkang. Isi pikiran Dean bermunculan ke permukaan ingatannya.

Dahi Dean berkeringat. Dia merasakan dua pasang tangan memapahnya ke luar club. Telinganya mendadak senyap, musik yang memekakkan tadi sudah hilang entah ke mana.

Terdengar suara denting lift yang menandakan mereka telah tiba di lantai tujuan.

Suara bisik-bisik di belakangnya terdengar samar dan tak jelas. Dean merasa tak memiliki tenaga lagi untuk sekedar menoleh.

"Kita duluan ya...." Suara wanita terdengar menyusul dengan suara pintu yang ditutup.

Dean terhempas di atas ranjang. Pikirannya mencoba mengingat-ingat dia berada di mana.

Aroma ini, aroma hotel. Jam berapa sekarang? Dean mengangkat tangan kirinya dan berusaha memfokuskan pandangannya.

Pukul 12 malam lewat sedikit. Dean merasa pusing dan gerah sekali. Pria itu merasakan ada sesuatu yang aneh dengan dirinya.

"Sayang," bisik Disty di telinganya. Dean mengenali itu suara Disty.

Dean menoleh ke samping dan melihat kekasihnya berbaring di sebelahnya dengan bertumpukan sebelah tangan kirinya.

Disty telah mengganti pakaiannya dengan jubah mandi. Wanita itu tampak cantik sekali di bawah cahaya remang lampu ruangan.

Disty menariknya ke dalam pelukan, tangan wanita itu telah turun mencari resleting Dean.

To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih nyimak di sini thor...

2025-01-16

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih nyimak di sini thor...

2025-01-16

0

dyul

dyul

tuh..... dah pro dia pakde....

2025-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cita-cita Winarsih
2 2. Persiapan
3 3. Perjalanan
4 4. Keluarga
5 5. Pak Hartono
6 6. Dean Danawira Hartono
7 7. Malam Minggu
8 8. Kepergok
9 9. Mendadak Masak
10 10. In The Night Club
11 11. Sorry, Dear
12 12. Pertengkaran
13 13. Maaf ?
14 14. Luka
15 15. Tak Cukup
16 16. Penyesalan
17 17. Ancaman
18 18. Multivitamin
19 19. Larut Malam
20 20. Monas
21 21. Bye, Love.
22 22. Where Are You?
23 23. Kebisuan
24 24. Get Out of My Car
25 25. Ukuran
26 26. Di Dekat Pohon Bambu
27 27. "Saya laper Pak,"
28 28. Pita Kecil Merah Hati
29 29. Eneg?
30 30. Peluk Aku
31 31. Create Memories
32 32. Calon Asisten Pak Hartono
33 33. Pergunjingan
34 34. Tell Him!
35 35. Duduk Persoalan
36 36. Tempat Bersandar
37 37. Pamit
38 38. Pulang
39 39. Di Mana Kamu?
40 40. Desa Beringin
41 41. Murka Ibu
42 42. Tamu Tengah Malam
43 43. Keputusan
44 44. Kebahagiaan Dean
45 45. Pengakuan
46 46. Pria Dengan Beskap
47 47. Dia, Istriku
48 48. Kekhawatiran Dean
49 49. Dia, Suamiku
50 50. Kerepotan Dean
51 51. Teruntuk Utomo
52 52. Berpapasan
53 53. Bu Winar
54 54. Sakit Bu Amalia
55 55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56 56. Pengakuan Dean
57 57. Pria Miskin?
58 58. Keresahan Winarsih
59 59. Melepas Dean Pergi
60 60. Pelukan Untuk Ibu
61 61. Stay Away From Me
62 62. Tunggu Aku di Kotamu
63 63. Uang Bu Winar
64 64. Rumah Mertua
65 65. Rumah Hijau
66 66. Galaunya Dean
67 67. Bertemu Reporter Desa
68 68. You Are My Home
69 69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70 70. Kabar
71 71. Baik-Baik Sayang
72 72. Where Are You (2)
73 73. Naif
74 74. Kebisuan (2)
75 75. I Heart You
76 76. Tamu di Pagi Buta
77 77. Get Out of My House
78 78. Keluarnya Kartu As
79 79. Langkah Selanjutnya
80 80. Dean Sachet
81 81. Peringatan
82 82. Efek Cemburu Dean
83 83. Kram Dini Hari
84 84. Insiden
85 85. Akhir Cinta Disty
86 86. Hei, Love!
87 87. Aku Di Sini
88 88. Cinta Winarsih
89 89. Like a Baby
90 90. Siapa Ara?
91 91. Air Mata Dean
92 92. Buka Jahitan
93 93. Shopping
94 94. Berita
95 95. Ketika Badai Datang
96 96. Titik Balik
97 97. Sandaran Hati
98 98. Hati Seorang Isteri
99 99. Bunga Untuk Winarsih
100 100. Dean Sachet is Coming
101 101. Nama Bayi
102 102. Pillow Talk
103 103. Resah
104 104. Akung dan Uti
105 105. Sidang Putusan
106 106. Wanita Pemilik Saham
107 107. Teman Lama
108 108. Obrolan
109 109. Tatapan Nostalgia
110 110. Salah Tingkah
111 111. Dirja dan Uti
112 112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113 113. Misi Dean
114 114. Gosip Time
115 115. Kebohongan Kecil
116 116. Titah Bu Amalia
117 117. Rapat Pemegang Saham (1)
118 118. Jatuh Cinta Lagi
119 119. Rapat Pemegang Saham (2)
120 120. Curahan Hati Winarsih
121 121. Usaha Dean
122 122. Hari Pertama
123 123. PDKT
124 124. Curahan Isi Hati
125 125. Anak Dan Ibu
126 126. Berburu
127 127. Efek SPA
128 128. Aku Cinta Mas Dean
129 129. Mesra
130 130. Anggi Nisakara Hartono
131 131. Menatapmu Lekat-Lekat
132 132. Mas Gagah
133 133. Arti Dirimu
134 134. Selamat Ulang Tahun Mas
135 135. Bye Ara
136 136. Makan Malam Paket Lengkap
137 137. Jambi
138 138. Jawa di Jambi
139 139. Rewang
140 140. Panen Bu Sumi
141 141. Acara Sesudah Panen
142 142. Stressnya Dean
143 143. Sungsang
144 144. Kelahiran Kedua
145 145. Ciuman Yuk
146 146. Kejutan Sebelum Pesta
147 147. Untuk Cinta Winarsih
148 148. Raja dan Ratu Sehari
149 149. Paguyuban Winarsih
150 150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151 151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152 152. GENK DUDA AKUT
153 SPECIAL PART : 1.0
154 SPECIAL PART : 2.0
155 SPECIAL PART : 3.0
156 SPECIAL PART : 4.0
157 SPECIAL PART : 5.0
Episodes

Updated 157 Episodes

1
1. Cita-cita Winarsih
2
2. Persiapan
3
3. Perjalanan
4
4. Keluarga
5
5. Pak Hartono
6
6. Dean Danawira Hartono
7
7. Malam Minggu
8
8. Kepergok
9
9. Mendadak Masak
10
10. In The Night Club
11
11. Sorry, Dear
12
12. Pertengkaran
13
13. Maaf ?
14
14. Luka
15
15. Tak Cukup
16
16. Penyesalan
17
17. Ancaman
18
18. Multivitamin
19
19. Larut Malam
20
20. Monas
21
21. Bye, Love.
22
22. Where Are You?
23
23. Kebisuan
24
24. Get Out of My Car
25
25. Ukuran
26
26. Di Dekat Pohon Bambu
27
27. "Saya laper Pak,"
28
28. Pita Kecil Merah Hati
29
29. Eneg?
30
30. Peluk Aku
31
31. Create Memories
32
32. Calon Asisten Pak Hartono
33
33. Pergunjingan
34
34. Tell Him!
35
35. Duduk Persoalan
36
36. Tempat Bersandar
37
37. Pamit
38
38. Pulang
39
39. Di Mana Kamu?
40
40. Desa Beringin
41
41. Murka Ibu
42
42. Tamu Tengah Malam
43
43. Keputusan
44
44. Kebahagiaan Dean
45
45. Pengakuan
46
46. Pria Dengan Beskap
47
47. Dia, Istriku
48
48. Kekhawatiran Dean
49
49. Dia, Suamiku
50
50. Kerepotan Dean
51
51. Teruntuk Utomo
52
52. Berpapasan
53
53. Bu Winar
54
54. Sakit Bu Amalia
55
55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56
56. Pengakuan Dean
57
57. Pria Miskin?
58
58. Keresahan Winarsih
59
59. Melepas Dean Pergi
60
60. Pelukan Untuk Ibu
61
61. Stay Away From Me
62
62. Tunggu Aku di Kotamu
63
63. Uang Bu Winar
64
64. Rumah Mertua
65
65. Rumah Hijau
66
66. Galaunya Dean
67
67. Bertemu Reporter Desa
68
68. You Are My Home
69
69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70
70. Kabar
71
71. Baik-Baik Sayang
72
72. Where Are You (2)
73
73. Naif
74
74. Kebisuan (2)
75
75. I Heart You
76
76. Tamu di Pagi Buta
77
77. Get Out of My House
78
78. Keluarnya Kartu As
79
79. Langkah Selanjutnya
80
80. Dean Sachet
81
81. Peringatan
82
82. Efek Cemburu Dean
83
83. Kram Dini Hari
84
84. Insiden
85
85. Akhir Cinta Disty
86
86. Hei, Love!
87
87. Aku Di Sini
88
88. Cinta Winarsih
89
89. Like a Baby
90
90. Siapa Ara?
91
91. Air Mata Dean
92
92. Buka Jahitan
93
93. Shopping
94
94. Berita
95
95. Ketika Badai Datang
96
96. Titik Balik
97
97. Sandaran Hati
98
98. Hati Seorang Isteri
99
99. Bunga Untuk Winarsih
100
100. Dean Sachet is Coming
101
101. Nama Bayi
102
102. Pillow Talk
103
103. Resah
104
104. Akung dan Uti
105
105. Sidang Putusan
106
106. Wanita Pemilik Saham
107
107. Teman Lama
108
108. Obrolan
109
109. Tatapan Nostalgia
110
110. Salah Tingkah
111
111. Dirja dan Uti
112
112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113
113. Misi Dean
114
114. Gosip Time
115
115. Kebohongan Kecil
116
116. Titah Bu Amalia
117
117. Rapat Pemegang Saham (1)
118
118. Jatuh Cinta Lagi
119
119. Rapat Pemegang Saham (2)
120
120. Curahan Hati Winarsih
121
121. Usaha Dean
122
122. Hari Pertama
123
123. PDKT
124
124. Curahan Isi Hati
125
125. Anak Dan Ibu
126
126. Berburu
127
127. Efek SPA
128
128. Aku Cinta Mas Dean
129
129. Mesra
130
130. Anggi Nisakara Hartono
131
131. Menatapmu Lekat-Lekat
132
132. Mas Gagah
133
133. Arti Dirimu
134
134. Selamat Ulang Tahun Mas
135
135. Bye Ara
136
136. Makan Malam Paket Lengkap
137
137. Jambi
138
138. Jawa di Jambi
139
139. Rewang
140
140. Panen Bu Sumi
141
141. Acara Sesudah Panen
142
142. Stressnya Dean
143
143. Sungsang
144
144. Kelahiran Kedua
145
145. Ciuman Yuk
146
146. Kejutan Sebelum Pesta
147
147. Untuk Cinta Winarsih
148
148. Raja dan Ratu Sehari
149
149. Paguyuban Winarsih
150
150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151
151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152
152. GENK DUDA AKUT
153
SPECIAL PART : 1.0
154
SPECIAL PART : 2.0
155
SPECIAL PART : 3.0
156
SPECIAL PART : 4.0
157
SPECIAL PART : 5.0

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!