9. Mendadak Masak

Winarsih merasa nyawanya terbang sesaat ketika mendengar bentakan khas yang didengar telinganya.

Entah sejak kapan Dean berdiri di dekat tanaman bambu kuning itu menontoni mereka, Winarsih pun tak tahu.

Dari penampilannya yang sangat segar, Winarsih bisa menebak sepertinya Dean baru selesai mandi dan pria itu pergi mencari sesuatu ke dapur tapi tak berhasil menemukannya.

Dia ingat kalau anak majikannya itu tak nampak batang hidungnya sejak makan siang bersama Pak Hartono.

Winarsih merasa malu sekali pada Dean. Keributannya dengan sang ayah yang sering menyebut namanya akhir-akhir ini membuat ia ingin memiliki reputasi baik agar Dean tak bisa lagi menyudutkannya.

Saat Dean mengatakan bahwa dirinya lapar, Winarsih segera ke luar dari kamarnya dan mengunci pintu.

Dia benar-benar tak mau Dean kembali menoleh ke belakang dan melihatnya berlama-lama di hadapan Utomo.

Winarsih khawatir jika Dean akan mengatakan sesuatu hal lagi di depan Utomo dan membuat dirinya malu.

Bahkan ia tak sempat berpamitan kepada Utomo untuk segera pergi ke dapur. Terakhir dilihatnya, Utomo masih terbengong di depan pintu dengan rambut ikal kelimisnya yang tersisir rapi ke belakang dan mengeluarkan aroma pomade klasik bapak-bapak.

*****

Winarsih berjalan cepat menunduk mengikuti langkah kaki Dean di sepanjang batako yang mengarah ke pintu dapur utama.

Setibanya di dapur utama tempat pegawai mengolah bahan makanan, Dean berhenti. Kedua tangannya masih berada di saku.

Pria itu berdiri seperti sedang berpikir-pikir.

"Bapak mau saya masak apa?" tanya Winarsih pelan

Dean berbalik menatapnya dengan ekspresi sinis yang tak dibuat-buat.

"Makan malam yang tadi aja," ucap Dean datar.

"Semua yang tadi sudah dibagikan ke pegawai sampai habis. Pak Hartono yang minta," jawab Winarsih dengan suara nyaris tak terdengar.

Dean menghela nafas dengan kesal. Sebenarnya dia bisa saja langsung pergi dari sana menuju V3. Disty pasti sudah menunggunya. Tapi tak enak rasanya jika tak menyulitkan pembantu barunya ini.

"Masak mi instan. Yang enak. Cepat!" titah Dean masih berdiri di tengah dapur.

Sebegitu mendengar kata perintah dengan nada tinggi yang baru diucapkan Dean, Winarsih seperti disetrum.

Wanita itu gelagapan membuka pintu-pintu lemari yang biasanya menyimpan stok makanan untuk dimasak.

Posisi Dean yang berada di tengah dapur sedikit menyulitkannya bergerak ke sana kemari.

"Bapak bisa tunggu di ruang makan, masaknya nggak akan lama. Nanti segera saya antar," ucap Winarsih.

"Ini rumah saya, kok kamu yang ngatur. Terserah saya mau di mana" ketus Dean.

Winarsih diam tak menyahuti perkataan Dean. Hatinya sedikit kesal karena anak majikannya itu seperti berniat menghukumnya karena kejadian tadi.

Letak panci saute pan yang biasa dipakainya untuk memasak makanan berkuah terletak di dalam lemari persis di belakang kaki Dean.

Winarsih berjongkok sebisa mungkin tak menyenggol kaki Dean yang masih berdiri di belakangnya.

Beberapa menit lama berjongkok di sana karena pintu lemari tak bisa membuka sepenuhnya, Dean menggeser kakinya dan berbalik.

Pria itu menatap Winarsih yang malam itu mengikat rambutnya ekor kuda tinggi dan menyisir poninya ke depan dengan rapi.

Di depan kamar pembantunya tadi, Dean tak bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas karena membelakangi cahaya.

Ternyata, pembantunya itu bisa juga memakai lipstik. Harus diakuinya, Winarsih tak perlu banyak memakai polesan untuk menonjolkan wajah manisnya.

Pandangan Dean turun ke bawah dan sejenak terpaku menatap belahan dada Winarsih yang menyembul karena aksi jongkok wanita itu.

Tangan wanita desa berkulit kuning langsat itu berhasil menggenggam pegangan panci di dalam lemari.

Saat hendak berdiri, dia menyadari kaki Dean telah berdiri mengarah kepadanya. Beberapa saat mata Winarsih tertumbuk pada kuku kaki putih bersih yang berada di depannya.

Kuku-kuku kaki itu pasti tak pernah menginjak becek apalagi lumpur hingga tak harus mencungkil bagian sampingnya yang menyimpan butiran tanah tiap memotong kuku.

Winarsih mendongak. Sesaat pandangan mereka bertemu. Winarsih menatap sepasang mata Dean yang sedikit sipit dan terkesan angkuh.

Rambut Dean malam ini jatuh menutupi sebagian dahinya. Bibirnya menarik seperti akan tersenyum, namun ternyata, "Liat apa kamu?" tanya Dean Sinis.

Winarsih sedikit terlonjak, gerakannya yang tiba-tiba bangkit dari jongkoknya malah menyenggol Dean hingga pria itu mundur selangkah.

Bokong Winarsih yang memang layak diperhitungkan, membuat Dean berhasil menjauh dari tempatnya memasak.

Setelah mengatakan "maaf" dengan pelan, Winarsih cepat-cepat meletakkan saute pan di atas kompor dan bergegas menuju ke kulkas mencari bumbu tambahan yang akan dipakainya untuk memasak mi instan kuah.

Dean berdecak kesal tak menyangka jika pembantunya itu juga seperti sengaja mengusirnya dari dapur dengan gerakan bokongnya yang tiba-tiba.

"Saya tunggu di meja makan. Cepat! Jangan sampai selera makan saya hilang!" perintah Dean seraya pergi meninggalkan dapur utama. Suara pria itu menggema di dapur.

Tak sampai dua puluh menit, Winarsih telah berjalan ke ruang makan dengan sebuah nampan yang berisi mangkuk mi kuah dengan asap yang mengepul.

Winarsih menumis irisan bawang putih dan bawang merah di atas api kecil, kemudian menambahkan bunga kol, sawi manis dan potongan daun bawang ke dalam mi kuah itu.

Setelah mendidih, tak lupa sedikit irisan cabe rawit dan sejumput bawang goreng yang selalu tersedia di toples dapur turut menambah aroma sedap yang menyeruak di udara.

Dean menyadari kehadiran Winarsih dari langkah kaki yang datang dari balik kursinya. Perlahan-lahan wanita itu mengangsurkan semangkuk mi dari nampan.

Itu adalah mi instan kuah tercantik yang pernah dimasak untuk Dean.

Sejenak Dean menatap isi mangkuk itu dengan penuh selera. Menyadari pembantunya itu tak ada memberikan sendok, Dean mendongak melihat ke arah Winarsih yang juga sepertinya menatap kagum ke arahnya.

Entah kagum karena apa. Karena mi instan kuah buatannya, atau entah karena wajahnya yang tampan.

Mungkin baru kali ini pembantunya itu melihat pria yang jauh tampan selain pacarnya yang tukang meraba-raba itu, pikir Dean. Dean sedikit menggeleng.

"Sendok," ucap Dean. Namun Winarsih hanya diam menatap wajahnya.

"Saya bilang sendok. Menurut kamu saya makan ini pakai tangan?" tanya Dean sarkas.

"Oh!" Tersadar dengan perkataan Dean, Winarsih buru-buru menarik satu set sendok yang terletak tak jauh dari tangan majikannya.

Jika tak melihat Dean secara langsung, orang pasti akan mengira pria itu lumpuh karena tak bisa mengambil sendok yang jaraknya begitu dekat.

Setelah menyediakan Dean segelas air putih dan meletakkan sapu tangan satin beberapa senti dari hidung pria itu, Winarsih mengambil nampannya.

Dia berniat kembali ke dapur. Sekilas tadi matanya melihat ke arah jam yang tergantung di dinding.

Mungkin Utomo belum jauh dari sana, Winarsih berniat menelepon pria itu dan mengabarkan jika dirinya telah menyelesaikan permintaan majikannya.

Saat Winarsih mundur selangkah, Dean yang telah menyuapkan makanan ke mulutnya kembali menoleh padanya.

Winarsih benar-benar takut sekali jika Dean menatapnya seperti itu.

"Mau ke mana kamu?" tanya Dean datar.

"Ke belakang Pak, kalau Pak Dean sudah selesai makan. Bapak tinggalkan saja semuanya, nanti saya bereskan" ucap Winarsih dengan nada yang nyaris mengiba.

"Yang bilang kamu boleh pergi siapa? Tetap di situ kamu sampai saya selesai makan." Dean melanjutkan makannya tanpa menghiraukan Winarsih yang berdiri canggung di dekatnya.

Dalam sekejab saja mi kuah itu tuntas dan hanya menyisakan beberapa lembar daun bawang.

"Baru makan kamu?" suara Pak Hartono tiba-tiba terdengar mendekat.

Winarsih terlonjak dan nyaris menjatuhkan nampannya. Dalam hati dia berdoa semoga anak-ayah yang sedang berhadap-hadapan itu tak bertengkar lagi di depannya.

Winarsih kembali gelisah. Pak Hartono memandangnya beberapa saat kemudian berjalan mendekati Dean dan menarik kursi di sebelah anaknya.

Winarsih ingin pergi dari ruangan itu, tapi dia takut jika harus kembali menerima bentakan Dean seperti terakhir kali.

Ya Tuhan, sesulit inikah menjadi pembantu rumah tangga saja?. Winarsih meratap dalam hati.

"Papa sudah makan?" tanya Dean setelah mengelap mulutnya dengan sapu tangan satin berwarna putih.

"Sudah," jawab Pak Hartono singkat.

"Mau ke mana kamu?" sambung Pak Hartono lagi yang menyadari Dean sudah rapi malam itu.

"Ketemu Disty," jawab Dean pelan.

"Sudah Papa bilang, Papa tidak mau kalau kamu sering bersama wanita itu. Terserah bagaimana kamu menyampaikannya. Sekali Papa bilang tidak, tetap tidak. Jangan bawa dia ke rumah ini selama Papa masih hidup." Pak Hartono bangkit dari duduknya.

Hatinya kesal sekali. Dean sepertinya selalu mengabaikan apapun yang dikatakan orang soal pacarnya itu.

Tadinya Pak Hartono berencana mengajak Dean mengobrol soal kesibukan anaknya di kantor dan kegiatan Pak Hartono sebagai menteri karena mereka memang jarang bertemu akhir-akhir ini.

Tapi Dean sepertinya terlalu sibuk memikirkan perasaan pacarnya.

Dengan wajah yang dipenuhi amarah dan kekesalan, Pak Hartono berniat kembali ke kamarnya.

"Dean akan tetap bersama Disty Pa," ucap Dean sedikit keras.

"Sudah Papa bilang, lebih baik kamu menikahi Winarsih ketimbang wanita jalanan itu! Pergi saja kamu tinggal di rumahnya, jangan tinggal di bawah atap yang sama dengan Papa!" balas Pak Hartono tak kalah kerasnya kemudian berjalan menjauh menuju ke sebuah tangga raksasa yang melingkar.

Winarsih yang mendengar Pak Hartono kembali menyebutkan soal dirinya saat bertengkar dengan anaknya, menjadi benar-benar gelisah.

Langkahnya mulai beringsut menjauhi kursi di mana Dean duduk.

Dean bangkit dari duduknya dan menggeser kursi dengan kasar hingga menimbulkan suara keras. Winarsih hanya menunduk memandang kuku-kuku tangannya yang memutih karena menggenggam nampan begitu erat.

Anak majikannya itu mengumpat dengan kata-kata yang tak tertangkap oleh telinga Winarsih.

Saat Dean melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga, Winarsih menarik nafas lega. Sedetik kemudian wanita itu rasanya ingin terbang dan cepat tiba kembali ke kamarnya.

Dengan sigap Winarsih memunguti mangkok bekas makan Dean dan mengelap dua tetes kuah mi yang tercecer di meja dengan serbet bekas pria itu.

Kakinya langsung bergegas menuju gawang pintu yang menuju dapur bersih.

Tiba-tiba,

"Hei!" teriak Dean yang sepertinya dimaksudkan kepada Winarsih.

Perlahan Winarsih menoleh dengan tangan yang masih menggenggam erat nampan.

Pria di depannya ini tampan sekali, sayang bicaranya sangat kasar dan sering tidak manusiawi, batin Winarsih.

"Awas kalau kamu pergi ya! Awas aja kalau nanti saya cari kamu gak ada. Jangan sampai kamu asik-asik bermalam minggu dengan si mesum itu! Papa begitu karena kamu juga!" cerca Dean kepada Winarsih yang menatapnya dengan wajah memucat.

To Be Continued....

Terpopuler

Comments

Senandung Rhara🍁

Senandung Rhara🍁

njayy aenk eta mah 🤣🤣🤧

2024-01-31

2

Neli Allen

Neli Allen

si dean knp ya marah2 ngk karuan aja .jangan2 dean naksir winarsih ti ego atau gangsi nya melampawi langit

2024-01-30

2

jean

jean

eh eh ehh🤣🤣🤣🤣🤣

2024-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. Cita-cita Winarsih
2 2. Persiapan
3 3. Perjalanan
4 4. Keluarga
5 5. Pak Hartono
6 6. Dean Danawira Hartono
7 7. Malam Minggu
8 8. Kepergok
9 9. Mendadak Masak
10 10. In The Night Club
11 11. Sorry, Dear
12 12. Pertengkaran
13 13. Maaf ?
14 14. Luka
15 15. Tak Cukup
16 16. Penyesalan
17 17. Ancaman
18 18. Multivitamin
19 19. Larut Malam
20 20. Monas
21 21. Bye, Love.
22 22. Where Are You?
23 23. Kebisuan
24 24. Get Out of My Car
25 25. Ukuran
26 26. Di Dekat Pohon Bambu
27 27. "Saya laper Pak,"
28 28. Pita Kecil Merah Hati
29 29. Eneg?
30 30. Peluk Aku
31 31. Create Memories
32 32. Calon Asisten Pak Hartono
33 33. Pergunjingan
34 34. Tell Him!
35 35. Duduk Persoalan
36 36. Tempat Bersandar
37 37. Pamit
38 38. Pulang
39 39. Di Mana Kamu?
40 40. Desa Beringin
41 41. Murka Ibu
42 42. Tamu Tengah Malam
43 43. Keputusan
44 44. Kebahagiaan Dean
45 45. Pengakuan
46 46. Pria Dengan Beskap
47 47. Dia, Istriku
48 48. Kekhawatiran Dean
49 49. Dia, Suamiku
50 50. Kerepotan Dean
51 51. Teruntuk Utomo
52 52. Berpapasan
53 53. Bu Winar
54 54. Sakit Bu Amalia
55 55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56 56. Pengakuan Dean
57 57. Pria Miskin?
58 58. Keresahan Winarsih
59 59. Melepas Dean Pergi
60 60. Pelukan Untuk Ibu
61 61. Stay Away From Me
62 62. Tunggu Aku di Kotamu
63 63. Uang Bu Winar
64 64. Rumah Mertua
65 65. Rumah Hijau
66 66. Galaunya Dean
67 67. Bertemu Reporter Desa
68 68. You Are My Home
69 69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70 70. Kabar
71 71. Baik-Baik Sayang
72 72. Where Are You (2)
73 73. Naif
74 74. Kebisuan (2)
75 75. I Heart You
76 76. Tamu di Pagi Buta
77 77. Get Out of My House
78 78. Keluarnya Kartu As
79 79. Langkah Selanjutnya
80 80. Dean Sachet
81 81. Peringatan
82 82. Efek Cemburu Dean
83 83. Kram Dini Hari
84 84. Insiden
85 85. Akhir Cinta Disty
86 86. Hei, Love!
87 87. Aku Di Sini
88 88. Cinta Winarsih
89 89. Like a Baby
90 90. Siapa Ara?
91 91. Air Mata Dean
92 92. Buka Jahitan
93 93. Shopping
94 94. Berita
95 95. Ketika Badai Datang
96 96. Titik Balik
97 97. Sandaran Hati
98 98. Hati Seorang Isteri
99 99. Bunga Untuk Winarsih
100 100. Dean Sachet is Coming
101 101. Nama Bayi
102 102. Pillow Talk
103 103. Resah
104 104. Akung dan Uti
105 105. Sidang Putusan
106 106. Wanita Pemilik Saham
107 107. Teman Lama
108 108. Obrolan
109 109. Tatapan Nostalgia
110 110. Salah Tingkah
111 111. Dirja dan Uti
112 112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113 113. Misi Dean
114 114. Gosip Time
115 115. Kebohongan Kecil
116 116. Titah Bu Amalia
117 117. Rapat Pemegang Saham (1)
118 118. Jatuh Cinta Lagi
119 119. Rapat Pemegang Saham (2)
120 120. Curahan Hati Winarsih
121 121. Usaha Dean
122 122. Hari Pertama
123 123. PDKT
124 124. Curahan Isi Hati
125 125. Anak Dan Ibu
126 126. Berburu
127 127. Efek SPA
128 128. Aku Cinta Mas Dean
129 129. Mesra
130 130. Anggi Nisakara Hartono
131 131. Menatapmu Lekat-Lekat
132 132. Mas Gagah
133 133. Arti Dirimu
134 134. Selamat Ulang Tahun Mas
135 135. Bye Ara
136 136. Makan Malam Paket Lengkap
137 137. Jambi
138 138. Jawa di Jambi
139 139. Rewang
140 140. Panen Bu Sumi
141 141. Acara Sesudah Panen
142 142. Stressnya Dean
143 143. Sungsang
144 144. Kelahiran Kedua
145 145. Ciuman Yuk
146 146. Kejutan Sebelum Pesta
147 147. Untuk Cinta Winarsih
148 148. Raja dan Ratu Sehari
149 149. Paguyuban Winarsih
150 150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151 151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152 152. GENK DUDA AKUT
153 SPECIAL PART : 1.0
154 SPECIAL PART : 2.0
155 SPECIAL PART : 3.0
156 SPECIAL PART : 4.0
157 SPECIAL PART : 5.0
Episodes

Updated 157 Episodes

1
1. Cita-cita Winarsih
2
2. Persiapan
3
3. Perjalanan
4
4. Keluarga
5
5. Pak Hartono
6
6. Dean Danawira Hartono
7
7. Malam Minggu
8
8. Kepergok
9
9. Mendadak Masak
10
10. In The Night Club
11
11. Sorry, Dear
12
12. Pertengkaran
13
13. Maaf ?
14
14. Luka
15
15. Tak Cukup
16
16. Penyesalan
17
17. Ancaman
18
18. Multivitamin
19
19. Larut Malam
20
20. Monas
21
21. Bye, Love.
22
22. Where Are You?
23
23. Kebisuan
24
24. Get Out of My Car
25
25. Ukuran
26
26. Di Dekat Pohon Bambu
27
27. "Saya laper Pak,"
28
28. Pita Kecil Merah Hati
29
29. Eneg?
30
30. Peluk Aku
31
31. Create Memories
32
32. Calon Asisten Pak Hartono
33
33. Pergunjingan
34
34. Tell Him!
35
35. Duduk Persoalan
36
36. Tempat Bersandar
37
37. Pamit
38
38. Pulang
39
39. Di Mana Kamu?
40
40. Desa Beringin
41
41. Murka Ibu
42
42. Tamu Tengah Malam
43
43. Keputusan
44
44. Kebahagiaan Dean
45
45. Pengakuan
46
46. Pria Dengan Beskap
47
47. Dia, Istriku
48
48. Kekhawatiran Dean
49
49. Dia, Suamiku
50
50. Kerepotan Dean
51
51. Teruntuk Utomo
52
52. Berpapasan
53
53. Bu Winar
54
54. Sakit Bu Amalia
55
55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56
56. Pengakuan Dean
57
57. Pria Miskin?
58
58. Keresahan Winarsih
59
59. Melepas Dean Pergi
60
60. Pelukan Untuk Ibu
61
61. Stay Away From Me
62
62. Tunggu Aku di Kotamu
63
63. Uang Bu Winar
64
64. Rumah Mertua
65
65. Rumah Hijau
66
66. Galaunya Dean
67
67. Bertemu Reporter Desa
68
68. You Are My Home
69
69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70
70. Kabar
71
71. Baik-Baik Sayang
72
72. Where Are You (2)
73
73. Naif
74
74. Kebisuan (2)
75
75. I Heart You
76
76. Tamu di Pagi Buta
77
77. Get Out of My House
78
78. Keluarnya Kartu As
79
79. Langkah Selanjutnya
80
80. Dean Sachet
81
81. Peringatan
82
82. Efek Cemburu Dean
83
83. Kram Dini Hari
84
84. Insiden
85
85. Akhir Cinta Disty
86
86. Hei, Love!
87
87. Aku Di Sini
88
88. Cinta Winarsih
89
89. Like a Baby
90
90. Siapa Ara?
91
91. Air Mata Dean
92
92. Buka Jahitan
93
93. Shopping
94
94. Berita
95
95. Ketika Badai Datang
96
96. Titik Balik
97
97. Sandaran Hati
98
98. Hati Seorang Isteri
99
99. Bunga Untuk Winarsih
100
100. Dean Sachet is Coming
101
101. Nama Bayi
102
102. Pillow Talk
103
103. Resah
104
104. Akung dan Uti
105
105. Sidang Putusan
106
106. Wanita Pemilik Saham
107
107. Teman Lama
108
108. Obrolan
109
109. Tatapan Nostalgia
110
110. Salah Tingkah
111
111. Dirja dan Uti
112
112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113
113. Misi Dean
114
114. Gosip Time
115
115. Kebohongan Kecil
116
116. Titah Bu Amalia
117
117. Rapat Pemegang Saham (1)
118
118. Jatuh Cinta Lagi
119
119. Rapat Pemegang Saham (2)
120
120. Curahan Hati Winarsih
121
121. Usaha Dean
122
122. Hari Pertama
123
123. PDKT
124
124. Curahan Isi Hati
125
125. Anak Dan Ibu
126
126. Berburu
127
127. Efek SPA
128
128. Aku Cinta Mas Dean
129
129. Mesra
130
130. Anggi Nisakara Hartono
131
131. Menatapmu Lekat-Lekat
132
132. Mas Gagah
133
133. Arti Dirimu
134
134. Selamat Ulang Tahun Mas
135
135. Bye Ara
136
136. Makan Malam Paket Lengkap
137
137. Jambi
138
138. Jawa di Jambi
139
139. Rewang
140
140. Panen Bu Sumi
141
141. Acara Sesudah Panen
142
142. Stressnya Dean
143
143. Sungsang
144
144. Kelahiran Kedua
145
145. Ciuman Yuk
146
146. Kejutan Sebelum Pesta
147
147. Untuk Cinta Winarsih
148
148. Raja dan Ratu Sehari
149
149. Paguyuban Winarsih
150
150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151
151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152
152. GENK DUDA AKUT
153
SPECIAL PART : 1.0
154
SPECIAL PART : 2.0
155
SPECIAL PART : 3.0
156
SPECIAL PART : 4.0
157
SPECIAL PART : 5.0

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!