5. Pak Hartono

Winarsih masih sedikit menunduk beberapa lama saat Dean pergi meninggalkan mereka dengan mengomel. Saat suara sandal pria itu telah benar-benar hilang, Tina cepat-cepat mengangkat wajahnya dan mengembalikan mimik wajah awalnya tadi.

Saat Dean berada di bawah gawang pintu penghubung dapur itu menghardik dan mengomeli mereka tadi, wajah Tina terlihat paling memelas. Dan siapa sangka ketika Dean telah pergi wajah wanita setengah baya itu kembali tengil.

"Sudah, abaikan aja. Pak Dean memang seperti itu. Jarang akur dengan bapaknya. Kalau mereka sudah ribut, sasaran pak Dean ya kita semua." Tina bangkit dari duduknya dan segera membongkar semua isi belanjaan yang tadinya tergeletak begitu saja di lantai.

"Cepat buatkan teh bunganya, Win," pinta Mbah dengan lembut namun tegas menyadarkan Winarsih yang masih menerawang ke tempat di mana Dean berdiri tadi.

Ah, ternyata benar kata Pak Dean. Dia terlalu banyak melamun seperti orang tolol yang mengesalkan. Meski hatinya terasa pedih karena tak pernah menerima ucapan begitu kasar dari orang lain, Winarsih berusaha mengabaikannya. Dengan perlahan dan hati-hati Winarsih membuat teh bunga kesukaan Pak Hartono seperti yang diajarkan Mbah.

"Sudah selesai, Mbah. Ini teh bunganya Pak Hartono. Winar taruh di mana? Atau Mbak Tina saja yang antarkan ke depan?" tanya Winarsih pada Mbah sambil berdiri memegang sebuah teko dan dua cangkir keramik yang berada di atas nampan. Dia berharap Mbah tidak memintanya mengantar teh itu.

"Kamu saja yang antar. Biasa Pak Hartono masih duduk di kursi teras yang mengarah ke kolam renang. Harus kamu yang antar, jangan Tina. Biar Pak Dean melihat kamu juga sudah bekerja dengan benar di sini," ujar Mbah sambil melanjutkan pekerjaannya memetik tauge.

"Baik, Mbah," jawab Winarsih.

Tangannya terasa berkeringat saat jemarinya menggenggam tepi nampan. Padahal Winarsih tak pernah merasa gugup jika harus bertemu dengan siapa pun.

Kali ini jantungnya berdebar. Takut kalau-kalau anak majikannya masih kesal jika melihatnya yang mengantarkan teh itu.

Winarsih berjalan memasuki ruang makan dan langsung menuju pintu raksasa yang terletak di sisi kanan. Setelah melewati pintu, Winarsih melihat sepasang kursi terletak di teras samping yang mengarah ke kolam renang.

Pak Hartono dan Dean tampak sedang berbicara dengan sangat serius. Perlahan Winarsih berjalan pelan mendekati Pak Hartono yang duduk di sisi kanan.

Sebenarnya dia lebih dekat jika menaruh nampan teh itu dari sisi kiri, dekat dengan Dean karena dia tak perlu berjalan memutar.

Tapi lututnya terasa semakin lemas jika harus berjongkok di dekat kaki pria itu. Winarsih khawatir dirinya malah bisa mengacaukan seluruh isi nampan.

Saat tiba di sebelah kanan Pak Hartono, Winarsih berlutut persis di antara bapak-anak itu. Pak Hartono menghentikan pembicaraannya dan mengamati Winarsih.

"Kamu pegawai baru ya?" tanya Pak Hartono.

"Iya, Pak." Winarsih mengangguk pelan melihat ke arah Pak Hartono sekilas kemudian kembali menunduk mengatur letak cangkir teh di sisi kanan Dean.

"Sudah berapa lama?" tanya Pak Hartono lagi.

"Baru dua mingguan, Pa. Soal begini aja dibahas banget," ucap Dean.

"Papa, kan, tidak bertanya ke kamu," balas Pak Hartono datar.

"Kamu asalnya dari mana?" sambung Pak Hartono lagi. Dean mengibas-ibaskan koran yang berada di tangannya menunjukkan ekspresi bosan.

Winarsih telah bangkit berdiri di depan Pak Hartono dan Dean dengan kedua tangan memegang tepi nampan di depan perut.

"Saya dari Jambi, Pak," jawab Winarsih cepat. Rasanya ia tak ingin berdiri di sana lebih lama dan Pak Hartono terus menanyainya macam-macam. Wajah Dean menunjukkan ekspresi muak dan tak peduli dengan keberadaan seorang pembantu sepertinya.

"Daerah penghasil kayu manis terbesar di Indonesia," ucap Pak Hartono.

"Benar, Pak. Kabupaten Kerinci. Daerah penghasil kayu manis nomor satu di Indonesia. Setelahnya ada Sumatera Barat dan Yogyakarta," jawab Winarsih dengan mata berbinar.

Pak Hartono menyebut tentang kayu manis saat berbicara dengannya. Winarsih seketika teringat akan Yanto.

"Wah, ternyata kamu tahu soal itu. Orang tua kamu petani kayu manis di Jambi?" Pak Hartono tampaknya mulai tertarik dengan pembicaraan antara dirinya dan Winarsih.

"Bukan, Pak. Ayah saya sudah meninggal empat tahun yang lalu. Ibu saya sekarang cuma buruh tani saja. Adik saya yang menerima upahan membersihkan kayu manis di rumah," jelas Winarsih dengan tangan yang tak begitu ketat lagi menggenggam tepi nampan.

"Umur berapa adik kamu? Apa di kampungmu tidak ada pekerjaan yang lebih baik dari itu?" Pak Hartono yang memang gemar bercakap-cakap dengan pegawainya, sekarang sedang mewawancarai Winarsih.

"Itu sudah pekerjaan paling baik untuk Yanto, Pak. Adik saya itu penderita down syndrome," ungkap Winarsih.

"Oh, Maaf," sahut Pak Hartono. Winarsih tersenyum menjawab perkataan Pak Hartono barusan.

"Kalau kamu dari Jambi, berarti kamu jago dong masak gulai tepek ikan?" tanya Pak Hartono antusias.

"Bisa, Pak. Nanti kalau Bapak mau, saya buatkan untuk makan siang ini, jelas Winarsih riang. Tubuhnya sudah tidak terasa sangat kaku lagi seperti saat dia memegang nampan penuh dengan teh dan air panas tadi.

"Iya. Saya mau...saya mau." Pak Hartono terkekeh-kekeh bahagia.

"Udahlah, Pa. Dean duduk di sini bukan untuk dengerin kisah hidup pembantu ini. Dean sibuk," seru Dean pada ayahnya.

"Sibuk apa kamu?! Sibuk kerja? Atau sibuk pacaran dengan marketing showroom mobil itu?" emosi Pak Hartono pada Dean.

"Tunangan, Pa. Disty itu tunangan Dean," balas Dean.

"Terserah kamu nyebutnya apa. Toh, kamu dan mama kamu terlalu sibuk dengan urusan pribadi kalian masing-masing. Diminta datang ke Kalimantan karena papa ada keperluan dengan kamu, alasan kamu sibuk!" emosi Pak Hartono.

Winarsih berdiri mematung mendengar bentakan Pak Hartono kepada Dean. Wanita itu merasa serba salah. Jika dirinya langsung pamit, dia merasa tak enak karena tadinya Pak Hartono sedang berbicara dengannya.

Namun jika dia terus berada di sana, dia akan menyaksikan pertengkaran majikannya. Winarsih menyadari hal baru, bahwa menjadi pembantu rumah tangga tidak semudah yang terlihat.

Kaki Winarsih mundur selangkah, Pak Hartono yang menyadari langsung kembali menoleh ke arahnya.

"Kamu jangan pergi dulu, saya belum selesai bicara," pinta Pak Hartono. Winarsih mengangguk.

"Dean nggak bisa ke Kalimantan karena memang sibuk, Pa. Ada rapat dengan klien dari perusahaan migas. Bukan karena Disty." Dean kembali berkata pelan kepada ayahnya.

"Papa tidak merasa telah merestui hubungan kamu dengan dia. Jangan sebut dia sebagai tunanganmu di depan papa," ucap Pak Hartono datar.

"Kenapa Pa?" suara Dean meninggi.

"Ada alasan yang lebih baik kamu tidak usah tahu. Demi kamu, dan demi nama baik dia. Lebih baik Papa punya menantu seperti dia dari pada pacarmu itu!" sindir Pak Hartono menunjuk ke arah Winarsih dengan anggukan kepala dan pandangannya.

Winarsih semakin gelisah di tempatnya berdiri. Kaki kanannya semakin merapat dan ibu jari kaki kanannya telah mengusap jari-jemarinya di kaki kiri.

Meski menunduk, Winarsih bisa merasakan kalau Dean menatapnya tajam.

Dia tak bisa berada di sana lebih lama lagi, pikirnya. Saat mengangkat kepala hendak berpamitan kepada Pak Hartono, Winarsih bertemu pandang dengan Dean.

"Seneng kamu dengernya? Cepat pergi sana!" bentak Dean.

Tak perlu diperintah dua kali, Winarsih pergi berlalu dari hadapan Pak Hartono dan Dean.

Matanya sudah terasa panas. Jika tak segera pergi dari sana, Dean pasti akan memakinya karena menangis.

To Be Continued

Terpopuler

Comments

Cita

Cita

Nanti mh bucin akut pak de 🤣

2024-01-14

2

istrina onet

istrina onet

sekarang aja judes entar bucin 😁
pak Hartono ucapan adalah doa dan doa itu akan terkabul.

2023-11-12

1

Riska Wulandari

Riska Wulandari

Do'a & restu pak Hartono..

2023-10-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cita-cita Winarsih
2 2. Persiapan
3 3. Perjalanan
4 4. Keluarga
5 5. Pak Hartono
6 6. Dean Danawira Hartono
7 7. Malam Minggu
8 8. Kepergok
9 9. Mendadak Masak
10 10. In The Night Club
11 11. Sorry, Dear
12 12. Pertengkaran
13 13. Maaf ?
14 14. Luka
15 15. Tak Cukup
16 16. Penyesalan
17 17. Ancaman
18 18. Multivitamin
19 19. Larut Malam
20 20. Monas
21 21. Bye, Love.
22 22. Where Are You?
23 23. Kebisuan
24 24. Get Out of My Car
25 25. Ukuran
26 26. Di Dekat Pohon Bambu
27 27. "Saya laper Pak,"
28 28. Pita Kecil Merah Hati
29 29. Eneg?
30 30. Peluk Aku
31 31. Create Memories
32 32. Calon Asisten Pak Hartono
33 33. Pergunjingan
34 34. Tell Him!
35 35. Duduk Persoalan
36 36. Tempat Bersandar
37 37. Pamit
38 38. Pulang
39 39. Di Mana Kamu?
40 40. Desa Beringin
41 41. Murka Ibu
42 42. Tamu Tengah Malam
43 43. Keputusan
44 44. Kebahagiaan Dean
45 45. Pengakuan
46 46. Pria Dengan Beskap
47 47. Dia, Istriku
48 48. Kekhawatiran Dean
49 49. Dia, Suamiku
50 50. Kerepotan Dean
51 51. Teruntuk Utomo
52 52. Berpapasan
53 53. Bu Winar
54 54. Sakit Bu Amalia
55 55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56 56. Pengakuan Dean
57 57. Pria Miskin?
58 58. Keresahan Winarsih
59 59. Melepas Dean Pergi
60 60. Pelukan Untuk Ibu
61 61. Stay Away From Me
62 62. Tunggu Aku di Kotamu
63 63. Uang Bu Winar
64 64. Rumah Mertua
65 65. Rumah Hijau
66 66. Galaunya Dean
67 67. Bertemu Reporter Desa
68 68. You Are My Home
69 69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70 70. Kabar
71 71. Baik-Baik Sayang
72 72. Where Are You (2)
73 73. Naif
74 74. Kebisuan (2)
75 75. I Heart You
76 76. Tamu di Pagi Buta
77 77. Get Out of My House
78 78. Keluarnya Kartu As
79 79. Langkah Selanjutnya
80 80. Dean Sachet
81 81. Peringatan
82 82. Efek Cemburu Dean
83 83. Kram Dini Hari
84 84. Insiden
85 85. Akhir Cinta Disty
86 86. Hei, Love!
87 87. Aku Di Sini
88 88. Cinta Winarsih
89 89. Like a Baby
90 90. Siapa Ara?
91 91. Air Mata Dean
92 92. Buka Jahitan
93 93. Shopping
94 94. Berita
95 95. Ketika Badai Datang
96 96. Titik Balik
97 97. Sandaran Hati
98 98. Hati Seorang Isteri
99 99. Bunga Untuk Winarsih
100 100. Dean Sachet is Coming
101 101. Nama Bayi
102 102. Pillow Talk
103 103. Resah
104 104. Akung dan Uti
105 105. Sidang Putusan
106 106. Wanita Pemilik Saham
107 107. Teman Lama
108 108. Obrolan
109 109. Tatapan Nostalgia
110 110. Salah Tingkah
111 111. Dirja dan Uti
112 112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113 113. Misi Dean
114 114. Gosip Time
115 115. Kebohongan Kecil
116 116. Titah Bu Amalia
117 117. Rapat Pemegang Saham (1)
118 118. Jatuh Cinta Lagi
119 119. Rapat Pemegang Saham (2)
120 120. Curahan Hati Winarsih
121 121. Usaha Dean
122 122. Hari Pertama
123 123. PDKT
124 124. Curahan Isi Hati
125 125. Anak Dan Ibu
126 126. Berburu
127 127. Efek SPA
128 128. Aku Cinta Mas Dean
129 129. Mesra
130 130. Anggi Nisakara Hartono
131 131. Menatapmu Lekat-Lekat
132 132. Mas Gagah
133 133. Arti Dirimu
134 134. Selamat Ulang Tahun Mas
135 135. Bye Ara
136 136. Makan Malam Paket Lengkap
137 137. Jambi
138 138. Jawa di Jambi
139 139. Rewang
140 140. Panen Bu Sumi
141 141. Acara Sesudah Panen
142 142. Stressnya Dean
143 143. Sungsang
144 144. Kelahiran Kedua
145 145. Ciuman Yuk
146 146. Kejutan Sebelum Pesta
147 147. Untuk Cinta Winarsih
148 148. Raja dan Ratu Sehari
149 149. Paguyuban Winarsih
150 150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151 151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152 152. GENK DUDA AKUT
153 SPECIAL PART : 1.0
154 SPECIAL PART : 2.0
155 SPECIAL PART : 3.0
156 SPECIAL PART : 4.0
157 SPECIAL PART : 5.0
Episodes

Updated 157 Episodes

1
1. Cita-cita Winarsih
2
2. Persiapan
3
3. Perjalanan
4
4. Keluarga
5
5. Pak Hartono
6
6. Dean Danawira Hartono
7
7. Malam Minggu
8
8. Kepergok
9
9. Mendadak Masak
10
10. In The Night Club
11
11. Sorry, Dear
12
12. Pertengkaran
13
13. Maaf ?
14
14. Luka
15
15. Tak Cukup
16
16. Penyesalan
17
17. Ancaman
18
18. Multivitamin
19
19. Larut Malam
20
20. Monas
21
21. Bye, Love.
22
22. Where Are You?
23
23. Kebisuan
24
24. Get Out of My Car
25
25. Ukuran
26
26. Di Dekat Pohon Bambu
27
27. "Saya laper Pak,"
28
28. Pita Kecil Merah Hati
29
29. Eneg?
30
30. Peluk Aku
31
31. Create Memories
32
32. Calon Asisten Pak Hartono
33
33. Pergunjingan
34
34. Tell Him!
35
35. Duduk Persoalan
36
36. Tempat Bersandar
37
37. Pamit
38
38. Pulang
39
39. Di Mana Kamu?
40
40. Desa Beringin
41
41. Murka Ibu
42
42. Tamu Tengah Malam
43
43. Keputusan
44
44. Kebahagiaan Dean
45
45. Pengakuan
46
46. Pria Dengan Beskap
47
47. Dia, Istriku
48
48. Kekhawatiran Dean
49
49. Dia, Suamiku
50
50. Kerepotan Dean
51
51. Teruntuk Utomo
52
52. Berpapasan
53
53. Bu Winar
54
54. Sakit Bu Amalia
55
55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56
56. Pengakuan Dean
57
57. Pria Miskin?
58
58. Keresahan Winarsih
59
59. Melepas Dean Pergi
60
60. Pelukan Untuk Ibu
61
61. Stay Away From Me
62
62. Tunggu Aku di Kotamu
63
63. Uang Bu Winar
64
64. Rumah Mertua
65
65. Rumah Hijau
66
66. Galaunya Dean
67
67. Bertemu Reporter Desa
68
68. You Are My Home
69
69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70
70. Kabar
71
71. Baik-Baik Sayang
72
72. Where Are You (2)
73
73. Naif
74
74. Kebisuan (2)
75
75. I Heart You
76
76. Tamu di Pagi Buta
77
77. Get Out of My House
78
78. Keluarnya Kartu As
79
79. Langkah Selanjutnya
80
80. Dean Sachet
81
81. Peringatan
82
82. Efek Cemburu Dean
83
83. Kram Dini Hari
84
84. Insiden
85
85. Akhir Cinta Disty
86
86. Hei, Love!
87
87. Aku Di Sini
88
88. Cinta Winarsih
89
89. Like a Baby
90
90. Siapa Ara?
91
91. Air Mata Dean
92
92. Buka Jahitan
93
93. Shopping
94
94. Berita
95
95. Ketika Badai Datang
96
96. Titik Balik
97
97. Sandaran Hati
98
98. Hati Seorang Isteri
99
99. Bunga Untuk Winarsih
100
100. Dean Sachet is Coming
101
101. Nama Bayi
102
102. Pillow Talk
103
103. Resah
104
104. Akung dan Uti
105
105. Sidang Putusan
106
106. Wanita Pemilik Saham
107
107. Teman Lama
108
108. Obrolan
109
109. Tatapan Nostalgia
110
110. Salah Tingkah
111
111. Dirja dan Uti
112
112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113
113. Misi Dean
114
114. Gosip Time
115
115. Kebohongan Kecil
116
116. Titah Bu Amalia
117
117. Rapat Pemegang Saham (1)
118
118. Jatuh Cinta Lagi
119
119. Rapat Pemegang Saham (2)
120
120. Curahan Hati Winarsih
121
121. Usaha Dean
122
122. Hari Pertama
123
123. PDKT
124
124. Curahan Isi Hati
125
125. Anak Dan Ibu
126
126. Berburu
127
127. Efek SPA
128
128. Aku Cinta Mas Dean
129
129. Mesra
130
130. Anggi Nisakara Hartono
131
131. Menatapmu Lekat-Lekat
132
132. Mas Gagah
133
133. Arti Dirimu
134
134. Selamat Ulang Tahun Mas
135
135. Bye Ara
136
136. Makan Malam Paket Lengkap
137
137. Jambi
138
138. Jawa di Jambi
139
139. Rewang
140
140. Panen Bu Sumi
141
141. Acara Sesudah Panen
142
142. Stressnya Dean
143
143. Sungsang
144
144. Kelahiran Kedua
145
145. Ciuman Yuk
146
146. Kejutan Sebelum Pesta
147
147. Untuk Cinta Winarsih
148
148. Raja dan Ratu Sehari
149
149. Paguyuban Winarsih
150
150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151
151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152
152. GENK DUDA AKUT
153
SPECIAL PART : 1.0
154
SPECIAL PART : 2.0
155
SPECIAL PART : 3.0
156
SPECIAL PART : 4.0
157
SPECIAL PART : 5.0

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!