13. Maaf ?

Winarsih gelisah di kamarnya karena merasa bersalah dengan Utomo yang sudah diusir begitu saja oleh Dean. Dia bimbang, apakah harus menelepon Utomo malam itu, atau besok saja.

Bukan enggan mencari tahu kabar kekasihnya, Winarsih hanya khawatir Utomo akan kembali datang ke kediaman Pak Hartono.

Saat itu sudah tergolong sangat larut jika mereka hidup di Desa Beringin. Tapi matanya yang mengantuk tak bisa juga dibawa terlelap.

Beberapa saat kemudian, Winarsih telah mengendap-endap keluar kamarnya menyusuri jalan setapak menuju pintu dapur belakang yang biasanya hanya ditutup tapi tak pernah dikunci untuk memudahkan pegawai keluar-masuk jika majikan ada keperluan mendadak.

Setelah memastikan tak ada seorang pun di dapur itu, Winarsih berbelok ke kiri menuju ruang pegawai yang memiliki sebuah pesawat telepon.

Winarsih telah hafal luar kepala nomor ponsel kekasihnya. Jadi setelah mengangkat pesawat, jari-jarinya dengan lincah menekan tombol di telepon.

"Halo, Mas Ut?" sapa Winarsih saat mendengar jawaban dari seberang.

"Gimana majikanmu Win? Masih marah?" tanya Utomo terdengar khawatir dari seberang.

"Engga Mas, pak Dean sudah pergi ke luar sejak tadi. Orangtuanya juga pergi" jawab Winarsih pelan karena khawatir suaranya akan membangunkan Mbah yang kamarnya persis di balik tembok tempatnya berdiri.

"Jadi? Semuanya pergi?" tanya Utomo di seberang dengan nada suara mulai bersemangat.

"Iya Mas."

"Aku ke sana ya Win, kan sudah nggak ada orang. Kita pacaran sebentar. Aku kangen banget. Pengen cium kamu." Seperti biasa Utomo menyuarakan isi hatinya yang malah membuat Winarsih khawatir.

"Jangan Mas, besok aja kita ketemu. Besok aku telepon Mas Ut lagi. Lagipula aku sudah capek mau tidur," potong Winarsih cepat agar Utomo berhenti mendesaknya.

Entah apa perasaan yang tertinggal di hatinya untuk Utomo. Saat dia bersama pria itu, dia selalu diselimuti kekhawatiran. Tapi dia juga khawatir jika Utomo merajuk padanya.

Winarsih merasa berhutang, karena Utomolah yang membantunya untuk bisa bekerja di rumah itu.

Setelah Utomo menyetujui bahwa mereka akan bertemu di luar rumah besok siang, Winarsih meletakkan pesawat telepon dan berniat kembali ke kamarnya.

Saat ke luar dapur utama, samar-samar telinganya menangkap suara wanita seperti sedang marah-marah.

Saat itu sudah lewat tengah malam, majikannya sedang tak berada di rumah, dan Dean kemungkinan besar belum kembali karena dia tak melihat mobil putih yang biasa digunakan pria itu.

Menepis pikiran bahwa tak mungkin ada keributan di rumah seorang menteri yang memiliki petugas keamanan, Winarsih melangkahkan kakinya berbelok ke kiri.

Dia ingin menjenguk ke halaman samping. Pandangannya tertuju pada mobil putih milik Dean yang terparkir di dekat perbatasan menuju halaman.

Seorang wanita bertubuh langsing dan seksi tampak berdiri menarik lengan seorang pria yang dikenali Winarsih sebagai Dean.

Menyadari apa yang sedang disaksikannya, Winarsih buru-buru berbalik ingin segera pergi dari tempat itu.

"Kita sudah melakukannya malam ini. Dan kamu memperlakukan aku kayak gini sekarang. Kamu sebenarnya sayang enggak sih sama aku? Apa karna Papa kamu ngelarang hubungan kita makanya kamu setengah-setengah gini jalaninnya? Mana wanita pilihan Papa kamu? Pembantu itu?? Iya? Dia pembantu yang sering dibanding-bandingkan Pak Menteri Hartono dengan aku?" jeritan wanita cantik itu sangat jelas di kesunyian malam itu.

Winarsih berdiri terpaku karena mendengar perkataan wanita yang sekarang sedang menunjuk ke arahnya.

Setelah Pak Hartono, sekarang wanita yang diduganya sebagai kekasih Dean juga ikut membawa-bawanya sebagai alasan pertengkaran.

Winarsih merasa sial sekali. Ada apa dengan dirinya?

Dean yang sekarang berbalik menatapnya tampak tidak dalam kondisi baik-baik saja. Pria itu memegang perutnya sambil terhuyung-huyung.

"Kamu pulang Dis, please, atau aku panggil Pak Rojak?" Dean berbalik dan menjauhi wanita seksi itu.

Pacar Dean menghentakkan kakinya kemudian pergi meninggalkan Dean yang berjalan pelan sambil sesekali menunduk.

Mendengar perkataan Dean, Winarsih juga cepat-cepat berbalik badan.

Mulutnya sudah komat-kamit berdoa. Semoga keputusannya meninggalkan Dean di sana dalam kondisi mabuk tidak menjadi permasalahan baru di kemudian hari.

Dia tak tahu harus berbuat apa pada pria itu. Bisa saja Dean akan bertanya ketus apa yang dilakukannya selarut itu di luar.

Jika Winarsih datang menghampirinya, bisa juga Dean memakinya karena dinilai lancang pada majikan. Duh, repotnya jadi pembantu rumah tangga di rumah itu, pikir Winarsih.

Masih beberapa langkah berjalan, Winarsih mendengar Dean menunduk dan muntah sambil berpegangan pada sebuah pohon bonsai raksasa. Rumput hijau rapi di bawahnya seketika dihiasi ceceran isi perut pria itu.

Tak tega meninggalkan Dean yang sepertinya kesulitan, Winarsih berbalik dan mendekati pria itu tergesa-gesa.

Tangannya memijat-mijat tengkuk dan bahu Dean agar pria itu merasa lebih baik. Dean yang mendapat perlakuan itu dari Winarsih meneruskan muntahnya hingga beberapa kali.

Kini Winarsih menepuk dan mengusap-usap punggung Dean dengan lembut. Perlakuan ini persis seperti yang pernah dilakukannya pada Utomo, saat kekasihnya itu dipaksa mabuk anggur merah di hajatan pernikahan anak salah satu tengkulak di Desa Beringin.

Kala itu Utomo yang tak pernah meminum minuman beralkohol, dicekoki oleh teman-temannya hingga naik ke atas pentas dan nyaris menyanyikan satu album lagu dangdut koplo. Padahal aslinya Utomo tak pandai bernyanyi.

Winarsih harus ikut naik ke atas pentas untuk menyeret Utomo turun. Winarsih kasihan pada kekasihnya. Winarsih juga kasihan pada tamu-tamu yang masih berada di sana karena terpaksa mendengar suara Utomo yang amburadul.

"Win, saya mau ke kamar. Saya mau istirahat. Bantu saya," ucap Dean pelan seraya menyeka mulutnya.

Winarsih sedikit takjub dengan hal yang baru saja didengarnya. Suara Dean begitu lemah dan meminta pertolongan padanya.

Setelah Dean tegak dari posisi membungkuknya tadi, Winarsih mengambil tangan kiri Dean dan mengalungkannya di pundak.

Perlahan dia membawa Dean masuk melalui pintu dapur kotor, karena jaraknya lebih dekat. Tertatih-tatih Dean mengikuti langkah kaki Winarsih. Beberapa kali mereka berdua nyaris jatuh karena dia tak sanggup menahan bobot tubuh Dean.

Kamar Dean berada di lantai dua, menuju ke sana mereka harus melalui tangga melingkar yang berada di ballroom rumah itu.

Sebelumnya Winarsih tidak mengetahui letak persis kamar anak majikannya itu karena pekerjaannya tak berkaitan dengan kebersihan tiap ruangan di rumah.

Tapi remaja laki-laki yang bekerja pada siang hari, pernah menunjukkan letak-letak kamar para majikan mereka. Termasuk letak kamar kakak Dean jika sedang berkunjung ke sana.

Beberapa menit menyeret Dean yang benar-benar mabuk, membuat peluh Winarsih membasahi dahi. Ternyata, memapah pria sebesar ini lebih melelahkan ketimbang menanami sepetak sawah.

Dengan nafas terengah-engah akhirnya Winarsih tiba di depan kamar Dean. Dengan sekali dorongan, pria itu membuka kamarnya. Ternyata tidak dikunci.

Winarsih membawa Dean ke sebuah ranjang besar berwarna hitam dengan headboard mengkilat. Dia tak pernah menyangka kalau kamar anak majikannya itu akan sebesar dan serapi itu.

Ya, tentu saja rapi. Ada banyak pembantu yang bisa membersihkan kamar itu setiap saat.

Dean menghempaskan dirinya di ranjang dengan nafas yang sama ngos-ngosannya dengan dia. Dean mengerang dan berguling ke samping.

"Minum." Dean menunjuk sebuah dispenser tinggi yang terletak di sebelah meja. Di sebelahnya ada serentet cangkir kertas yang masih baru.

Cepat-cepat Winarsih mengisi cangkir itu dengan air putih dan menyodorkannya pada Dean.

Melihat Dean tak juga bangkit untuk mengambil air minumnya, Winarsih duduk di tepi ranjang dan mengangkat punggung pria itu dengan tangan kanannya.

Dean meminum air putih hingga tuntas. Nafasnya masih terengah-engah. Sejurus matanya menatap Winarsih.

Seperti orang yang sedang tidur sambil berjalan, Dean seperti mengucapkan sesuatu padanya.

Dean bergumam tak jelas yang membuat Winarsih harus menunduk dan mendekatkan telinganya ke bibir Dean.

"Win... maaf," ucap Dean.

Oh, mungkin Dean menyesal karena beberapa hari ini telah begitu anti padanya hingga memaki-maki. Pikiran Winarsih benar-benar sangat positif pada anak majikannya itu.

"Iya Pak, nggak apa-apa. Ya sudah, Pak Dean istirahat. Saya pamit dulu," ucap Winarsih seraya bangkit dan mengambil cangkir kertas dari tangan Dean.

"Maaf Win," tiba-tiba Dean menarik tubuhnya hingga jatuh di sisi pria itu. Gelas kertas yang berada di tangannya terlepas.

"Pak Dean!" pekik Winarsih.

"Aku nggak bisa ngendaliinnya. Aku butuh kamu malam ini. Kamu pasti juga sudah sering melakukannya." Dean berguling ke kanan hingga menindih Winarsih.

"Enggak Pak, saya nggak pernah begitu-begituan. Jangan Pak," ucap Winarsih panik karena Dean terus memaksanya.

"Win, jangan belagak bego. Aku tau pacar kamu juga udah sering giniin kamu. Kamu nggak perlu teriak-teriak. Di rumah nggak ada orang. Kamu juga tau kalo teriakan kamu nggak ada gunanya di rumah ini, nggak akan ada yang dengerin kamu." Bisikan suara Dean di telinga kiri Winarsih membuat wanita itu merinding.

"Pak, saya belum pernah. Jangan Pak Dean, saya masih perawan." Winarsih merintih. Airmatanya telah turun.

"Jangan munafik kamu," ucap Dean sambil mencengkeram kedua tangan Winarsih dan mengangkatnya ke atas.

To Be Continued.....

Terpopuler

Comments

jean

jean

udah minta maaf duluan pak de nya🤣🤣🤣

2024-01-07

3

istrina onet

istrina onet

Dean baru terpengaruh obatnya,

2023-11-12

1

Riska Wulandari

Riska Wulandari

Dean somplak d paksa Disty g mau eh maksa Winar,,pinter milih ya kamu pak De..🤭

2023-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Cita-cita Winarsih
2 2. Persiapan
3 3. Perjalanan
4 4. Keluarga
5 5. Pak Hartono
6 6. Dean Danawira Hartono
7 7. Malam Minggu
8 8. Kepergok
9 9. Mendadak Masak
10 10. In The Night Club
11 11. Sorry, Dear
12 12. Pertengkaran
13 13. Maaf ?
14 14. Luka
15 15. Tak Cukup
16 16. Penyesalan
17 17. Ancaman
18 18. Multivitamin
19 19. Larut Malam
20 20. Monas
21 21. Bye, Love.
22 22. Where Are You?
23 23. Kebisuan
24 24. Get Out of My Car
25 25. Ukuran
26 26. Di Dekat Pohon Bambu
27 27. "Saya laper Pak,"
28 28. Pita Kecil Merah Hati
29 29. Eneg?
30 30. Peluk Aku
31 31. Create Memories
32 32. Calon Asisten Pak Hartono
33 33. Pergunjingan
34 34. Tell Him!
35 35. Duduk Persoalan
36 36. Tempat Bersandar
37 37. Pamit
38 38. Pulang
39 39. Di Mana Kamu?
40 40. Desa Beringin
41 41. Murka Ibu
42 42. Tamu Tengah Malam
43 43. Keputusan
44 44. Kebahagiaan Dean
45 45. Pengakuan
46 46. Pria Dengan Beskap
47 47. Dia, Istriku
48 48. Kekhawatiran Dean
49 49. Dia, Suamiku
50 50. Kerepotan Dean
51 51. Teruntuk Utomo
52 52. Berpapasan
53 53. Bu Winar
54 54. Sakit Bu Amalia
55 55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56 56. Pengakuan Dean
57 57. Pria Miskin?
58 58. Keresahan Winarsih
59 59. Melepas Dean Pergi
60 60. Pelukan Untuk Ibu
61 61. Stay Away From Me
62 62. Tunggu Aku di Kotamu
63 63. Uang Bu Winar
64 64. Rumah Mertua
65 65. Rumah Hijau
66 66. Galaunya Dean
67 67. Bertemu Reporter Desa
68 68. You Are My Home
69 69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70 70. Kabar
71 71. Baik-Baik Sayang
72 72. Where Are You (2)
73 73. Naif
74 74. Kebisuan (2)
75 75. I Heart You
76 76. Tamu di Pagi Buta
77 77. Get Out of My House
78 78. Keluarnya Kartu As
79 79. Langkah Selanjutnya
80 80. Dean Sachet
81 81. Peringatan
82 82. Efek Cemburu Dean
83 83. Kram Dini Hari
84 84. Insiden
85 85. Akhir Cinta Disty
86 86. Hei, Love!
87 87. Aku Di Sini
88 88. Cinta Winarsih
89 89. Like a Baby
90 90. Siapa Ara?
91 91. Air Mata Dean
92 92. Buka Jahitan
93 93. Shopping
94 94. Berita
95 95. Ketika Badai Datang
96 96. Titik Balik
97 97. Sandaran Hati
98 98. Hati Seorang Isteri
99 99. Bunga Untuk Winarsih
100 100. Dean Sachet is Coming
101 101. Nama Bayi
102 102. Pillow Talk
103 103. Resah
104 104. Akung dan Uti
105 105. Sidang Putusan
106 106. Wanita Pemilik Saham
107 107. Teman Lama
108 108. Obrolan
109 109. Tatapan Nostalgia
110 110. Salah Tingkah
111 111. Dirja dan Uti
112 112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113 113. Misi Dean
114 114. Gosip Time
115 115. Kebohongan Kecil
116 116. Titah Bu Amalia
117 117. Rapat Pemegang Saham (1)
118 118. Jatuh Cinta Lagi
119 119. Rapat Pemegang Saham (2)
120 120. Curahan Hati Winarsih
121 121. Usaha Dean
122 122. Hari Pertama
123 123. PDKT
124 124. Curahan Isi Hati
125 125. Anak Dan Ibu
126 126. Berburu
127 127. Efek SPA
128 128. Aku Cinta Mas Dean
129 129. Mesra
130 130. Anggi Nisakara Hartono
131 131. Menatapmu Lekat-Lekat
132 132. Mas Gagah
133 133. Arti Dirimu
134 134. Selamat Ulang Tahun Mas
135 135. Bye Ara
136 136. Makan Malam Paket Lengkap
137 137. Jambi
138 138. Jawa di Jambi
139 139. Rewang
140 140. Panen Bu Sumi
141 141. Acara Sesudah Panen
142 142. Stressnya Dean
143 143. Sungsang
144 144. Kelahiran Kedua
145 145. Ciuman Yuk
146 146. Kejutan Sebelum Pesta
147 147. Untuk Cinta Winarsih
148 148. Raja dan Ratu Sehari
149 149. Paguyuban Winarsih
150 150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151 151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152 152. GENK DUDA AKUT
153 SPECIAL PART : 1.0
154 SPECIAL PART : 2.0
155 SPECIAL PART : 3.0
156 SPECIAL PART : 4.0
157 SPECIAL PART : 5.0
Episodes

Updated 157 Episodes

1
1. Cita-cita Winarsih
2
2. Persiapan
3
3. Perjalanan
4
4. Keluarga
5
5. Pak Hartono
6
6. Dean Danawira Hartono
7
7. Malam Minggu
8
8. Kepergok
9
9. Mendadak Masak
10
10. In The Night Club
11
11. Sorry, Dear
12
12. Pertengkaran
13
13. Maaf ?
14
14. Luka
15
15. Tak Cukup
16
16. Penyesalan
17
17. Ancaman
18
18. Multivitamin
19
19. Larut Malam
20
20. Monas
21
21. Bye, Love.
22
22. Where Are You?
23
23. Kebisuan
24
24. Get Out of My Car
25
25. Ukuran
26
26. Di Dekat Pohon Bambu
27
27. "Saya laper Pak,"
28
28. Pita Kecil Merah Hati
29
29. Eneg?
30
30. Peluk Aku
31
31. Create Memories
32
32. Calon Asisten Pak Hartono
33
33. Pergunjingan
34
34. Tell Him!
35
35. Duduk Persoalan
36
36. Tempat Bersandar
37
37. Pamit
38
38. Pulang
39
39. Di Mana Kamu?
40
40. Desa Beringin
41
41. Murka Ibu
42
42. Tamu Tengah Malam
43
43. Keputusan
44
44. Kebahagiaan Dean
45
45. Pengakuan
46
46. Pria Dengan Beskap
47
47. Dia, Istriku
48
48. Kekhawatiran Dean
49
49. Dia, Suamiku
50
50. Kerepotan Dean
51
51. Teruntuk Utomo
52
52. Berpapasan
53
53. Bu Winar
54
54. Sakit Bu Amalia
55
55. Kau Adalah Sebuah Alasan
56
56. Pengakuan Dean
57
57. Pria Miskin?
58
58. Keresahan Winarsih
59
59. Melepas Dean Pergi
60
60. Pelukan Untuk Ibu
61
61. Stay Away From Me
62
62. Tunggu Aku di Kotamu
63
63. Uang Bu Winar
64
64. Rumah Mertua
65
65. Rumah Hijau
66
66. Galaunya Dean
67
67. Bertemu Reporter Desa
68
68. You Are My Home
69
69. Sepetak Sawah Untuk Winarsih
70
70. Kabar
71
71. Baik-Baik Sayang
72
72. Where Are You (2)
73
73. Naif
74
74. Kebisuan (2)
75
75. I Heart You
76
76. Tamu di Pagi Buta
77
77. Get Out of My House
78
78. Keluarnya Kartu As
79
79. Langkah Selanjutnya
80
80. Dean Sachet
81
81. Peringatan
82
82. Efek Cemburu Dean
83
83. Kram Dini Hari
84
84. Insiden
85
85. Akhir Cinta Disty
86
86. Hei, Love!
87
87. Aku Di Sini
88
88. Cinta Winarsih
89
89. Like a Baby
90
90. Siapa Ara?
91
91. Air Mata Dean
92
92. Buka Jahitan
93
93. Shopping
94
94. Berita
95
95. Ketika Badai Datang
96
96. Titik Balik
97
97. Sandaran Hati
98
98. Hati Seorang Isteri
99
99. Bunga Untuk Winarsih
100
100. Dean Sachet is Coming
101
101. Nama Bayi
102
102. Pillow Talk
103
103. Resah
104
104. Akung dan Uti
105
105. Sidang Putusan
106
106. Wanita Pemilik Saham
107
107. Teman Lama
108
108. Obrolan
109
109. Tatapan Nostalgia
110
110. Salah Tingkah
111
111. Dirja dan Uti
112
112. Oleh-Oleh Dari Kalimantan
113
113. Misi Dean
114
114. Gosip Time
115
115. Kebohongan Kecil
116
116. Titah Bu Amalia
117
117. Rapat Pemegang Saham (1)
118
118. Jatuh Cinta Lagi
119
119. Rapat Pemegang Saham (2)
120
120. Curahan Hati Winarsih
121
121. Usaha Dean
122
122. Hari Pertama
123
123. PDKT
124
124. Curahan Isi Hati
125
125. Anak Dan Ibu
126
126. Berburu
127
127. Efek SPA
128
128. Aku Cinta Mas Dean
129
129. Mesra
130
130. Anggi Nisakara Hartono
131
131. Menatapmu Lekat-Lekat
132
132. Mas Gagah
133
133. Arti Dirimu
134
134. Selamat Ulang Tahun Mas
135
135. Bye Ara
136
136. Makan Malam Paket Lengkap
137
137. Jambi
138
138. Jawa di Jambi
139
139. Rewang
140
140. Panen Bu Sumi
141
141. Acara Sesudah Panen
142
142. Stressnya Dean
143
143. Sungsang
144
144. Kelahiran Kedua
145
145. Ciuman Yuk
146
146. Kejutan Sebelum Pesta
147
147. Untuk Cinta Winarsih
148
148. Raja dan Ratu Sehari
149
149. Paguyuban Winarsih
150
150. EXTRA PART : 2 Tahun Kemudian
151
151. EXTRA PART : Winarsih S.Mb
152
152. GENK DUDA AKUT
153
SPECIAL PART : 1.0
154
SPECIAL PART : 2.0
155
SPECIAL PART : 3.0
156
SPECIAL PART : 4.0
157
SPECIAL PART : 5.0

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!