Author : Yang sudah baca, tolong tinggalin jejak kalian, karena like dan komen termasuk vote dari kalian, sangat mempemgaruhi nasib cerita ini di Mangatoon atau Noveltoon. Terakhir, selamat membaca!
***
“Kalau kamu memang ragu, lebih baik enggak usah dilanjutkan. Apa pun hubungan kita, enggak seharusnya kita mempermainkan pernikahan!”
Episode 3 : Hari Pernikahan
Diam.
Bian benar-benar bungkam seribu bahasa. Fina yang sudah duduk di sebelahnya, di hadapan penghulu berikut orang-orang yang sudah menonton mereka, menjadi semakin risau.
Memilih konsep pernikahan adat Sunda yang identik dengan siger dan sanggul menawan, Fina tampil begitu cantik. Kebaya putih yang Fina kenakan dan menegaskan kesrakalan, dengan makeup yang fresh tapi natural, membuat wanita itu terlihat begitu anggun.
Fina benar-benar menjadi ratu sehari yang begitu menawan. Sayangnya, Bian yang telah mengenakan beskap putih dengan pattern keperakan yang memenuhi blangkon dan membuatnya bak raja sehari, masih saja diam.
Tidak ada semangat apalagi tanda-tanda Bian bahagia. Pria itu terlihat tidak baik-baik saja. Raganya memang ada di sebelah Fina, tetapi tidak pikiran bahkan sebagian nyawanya.
Pertanyaan Raswin berikut penghulu perihal kesiapan Bian, untuk memulai jalannya ijab qobul, juga tidak mengusik keadaan Bian. Pria itu tetap bungkam dan terlihat sangat tidak bahagia layaknya Fina.
Justru, orang lain selain keduanyalah yang terlihat menikmati pernikahan mereka. Dari orang tua berikut beberapa anggota keluarga yang mengenakan pakaian adat senada berwarna merah menyala, juga semua yang hadir di sana dan sebagian dari mereka sudah membidikkan kamera dari gawai masing-masing, ke arah Bian dan Fina.
Tak mau semakin diperbincangkan atas kenyataan Bian yang hanya diam, sebelah tangan Fina yang sudah berhenna, meraih dan menggenggam sebelah tangan Bian dengan hati-hati. Meski yang ada, Bian yang terlihat terkejut justru mengipratkan tangan Fina dengan cukup kasar.
Beberapa yang melihat tanggapan Bian pada Fina, juga tak kalah terkejut dari Fina. Padahal, selama ini keduanya dikenal sangat dekat. Bahkan terkadang, Bian tak segan meminta masakan atau malah disetrikakan baju pada Fina. Dan saking dekatnya, keduanya juga kerap menghabiskan waktu bersama, termasuk Bian yang kerap mengantar-jemput Fina di setiap kepergian wanita itu.
“Jangan-jangan benar, ya? Desas-desus yang beredar, ... kalau alasan Fina tiba-tiba menggantikan Lia, karena Fina hamil anak Bian?” bisik salah seorang di sudut barisan depan Fina.
“Ya ampun! Gila bener kalau itu yang terjadi! Kasihan Lia! Enggak nyangka aku, kalau Fina yang selama ini kita kenal kalem sopan, bahkan Fina juga guru dan seharusnya kasih contoh yang baik, justru sekeji itu!”
Rina sengaja maju dari balik punggung Fina dan Bian, lantaran ia akan mengabadikan kebersamaan keduanya melalui bidik kamera ponsel. Sayangnya, lantaran Rina tidak sengaja mendengar bisik-bisik orang di hadapan Fina, kebahagiaan dalam dirinya atas pernikahan sang kakak yang akan berlangsung pun sirna seketika.
Rina langsung balik badan, dan menatap kedua wanita muda yang tadi sempat membicarakan Fina. Wanita muda yang masih tetangganya dan seumur dengannya. Namanya Santi dan Ira.
“Maaf, ya, San, Ra ... kalian enggak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jadi jangan menyebarkan fitnah!” tegur Rina lirih berusaha memberikan kedua temannya pengertian.
Yang Rina herankan, kenapa Bian begitu tidak bersemangat? Tak ada tanda-tanda kedekatan di antara Bian dan Fina seperti apa yang selama ini terpampang. Kalaupun Bian tidak siap, seharusnya pria itu jujur dari kemarin. Bukan seperti sekarang dan bahkan membuat Raswin berikut penghulu sibuk mencoba mengajak Bian berkomunikasi.
Raswin dan penghulu sudah berulang kali mengajak Bian salaman, dan tak jarang, mereka juga melakukannya sambil menegur. Beruntung, setelah sang penghulu nyaris menyerah, akhirnya usaha Raswin mendapatkan hasil dibantu Fitri.
Bian sampai terkesiap setelah Fitri mendekati dan entah apa yang wanita itu katakan.
Dengan wajah yang jauh lebih tenang, Fina mendekatkan kepalanya ke bahu Bian. “Kalau kamu memang ragu, lebih baik enggak usah dilanjutkan. Apa pun hubungan kita, enggak seharusnya kita mempermainkan pernikahan!” lirihnya. Toh, jika ditanya siapa korban di pernikahan mereka, tentu saja Fina. Fina sebagai pihak korban yang justru sampai difitnah hanya karena menjadi pengantin pengganti.
Mendengar itu, dahi Bian menjadi berkerut. Pria itu terlihat menimang rasa, tetapi Fitri datang untuk ke dua kalinya mendekati Bian.
“Jangan bikin malu, Bi! Semua orang sudah menunggu!” bisik Fitri sambil mencengkeram tangan kanan Bian yang kemudian ia angkat, tuntun untuk bersiap menjabat tangan Raswin.
Setelah sampai menciptakan kerisauan orang-orang di sana, termasuk pihak keluarga apalagi Rina yang berdiri di hadapannya, Bian yang menghela napas pelan kemudian mengulurkan tangan kanannya. Memang masih ada keraguan dari Bian, tetapi kemudian, tangan kanannya yang sampai gemetaran itu dijabat oleh Raswin.
“Sudah bisa dimulai?” tanya penghulu sambil menatap Bian. Ia sengaja memastikan kesiapan Bian.
Mendengar itu, Fina menghela napas pelan sambil menunduk. “Ya Tuhan, aku mohon, ... tolong berikan jalan terbaik untukku!” batin Fina pasrah. Fina masih tidak yakin dengan pernikahan yang akan dijalani.
Dan yang membuat Fina merasa cukup aman, sebenarnya selain orang tua mereka sangat mendukung, Bian juga sahabatnya. Banyak yang bilang, menghadirkan cinta di antara hubungan sahabat bukan perkara sulit, dan Fina berharap itu juga terjadi padanya dan Biam.
Namun, jika Bian justru mendadak menjadi orang asing, apakah harapan itu masih mungkin? Justru, Fina malah berpikir, pernikahannya dengan Bian adalah nerka untuk kehidupannya.
Ketika Fina mengangkat wajah berikut tatapannya, ia berangsur menoleh. Ia mendapati Bian mengangguk. Kemudian ia mengalihkan tatapannya dan mendapati penghulu berikut Raswin balas mengangguk.
“Saudara Bian Purnama Wiguna bin Teguh Wiguna. Saya nikahkan dan saya kawinkan, Ananda dengan anak saya, yang bernama Fina Mega Dewi, dengan maskawin berupa seperangkat alat salat dan seratus gram perhiasan emas, dibayar tunai!” ucap Raswin tegas.
Bian menghela napas pelan. Sedangkan Fina yang di sebelahnya, masih mengamati pria itu dengan dada yang menjadi berdebar-debar. Fina banar-benar menjadi tegang bersamaan dengan jantungnya yang menjadi berdentam-dentam di atas batas normal.
“Saya terima, nikah dan kawinnya Fina Mega Dewi binti Raswin Mustofa, dengan maskawin tersebut, dibayar tunai!” ucap Bian tegas meski masih terlihat tidak bersemangat.
“Sah?” tanya penghulu sambil mengamati orang-orang di sana.
Semua yang di sana kompak berseru, “sah!” disertai sorak-sorai sarat kebahagiaan.
Seperti ada beban yang seketika itu terangkat dari dada Fina. Wanita itu segera menyambut tangan Bian yang telah resmi menjadi suaminya. Fina tak hanya menyalami, melainkan turut mencium punggung tangan kanan Bian.
Deretan kilat cahaya kamera tak hentinya mewarnai kebersmaan khususnya pada Fina dan Bian. Dan baik Bian maupun Fina, kemudian sungkem pada orang tua mereka secara bergantian, sebelum akhirnya menyalami orang-orang di sana yang memberikan mereka ucapan selamat.
Fina benar-benar merasa lega sekaligus bahagia. Hanya saja, ketika mereka akan berganti pakaian di kamar Bian, tiba-tiba saja Bian mengunci pintu kamarnya dan menatap Fina penuh kebencian.
“Kamu kenapa?” tanya Fina terheran-heran. Ia mendekati Bian yang kiranya hanya dua meter darinya.
Ketika sebelah tangan Fina telah meraih sebelah tangan Bian, sedangkan sebelah tangannya lagi meraih wajah pria itu, Bian justru mengenyahkannya dengan kasar. Bian mundur sambil menatap Fina dengan tatapan tajam penuh kebencian.
“Bi ...?” lirih Fina yang tiba-tiba saja merasa begitu sakit.
Bian menepis tatapan Fina, kendati mata Fina sudah sampai merah dan berkaca-kaca. Bian menemukan banyak kekecewaan di mata wanita yang sudah resmi menjadi istrinya, dan itu untuknya.
“Meski kita sudah menikah, tetapi aku enggak mungkin mencintaimu, Na!” tegas Bian.
Jantung Fina seolah melesak. Bian tidak serius dengan ucapannya, kan? Pria itu hanya belum bisa menerima kenyataan, kan? Atau jangan-jangan, benar, jika pernikahan mereka justru menjadi neraka untuk Fina?
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Al Fatih
koq gitu sih bian....,, kamu kira fina juga sukarela jadi pengantin pengganti utkmu ....
2024-01-23
0
Abizar zayra aLkiaana
INI INI INi,,,ciri2 orang tak tau diri, ditolong bukan ny makasih,, malah sok2 tersakiti😑
2023-05-24
2
Bekti
bnr2 klrga bian n bian egois 😤😤 kasihan Fina yg blm ap2 ud tersakiti bhkn korban dr keegoisan kalian smua 😭😭
2022-12-04
0