“Ah, aku harus mandi dan membersihkan diri terlebih dahulu.” Dengan cepat Deanda menggerakkan tubuhnya, menjauh dari jangkauan Alvero yang sengaja membiarkan Deanda melarikan diri darinya sambil menyungingkan senyum geli di wajahnya melihat bagaimana salah tingkahnya Deanda pagi ini, padahal semalam saat mabuk Deanda benar-benar merayunya habis-habisan.
Saat mabuk kamu terlihat begitu menggemaskan, menjadi lebih berani menunjukkan dan menyatakan keinginanmu yang tersembunyi, yang mungkin dalam keadaan sadar kamu tidak akan pernah berani mengucapkannya. Untuk ke depannya, aku harus memastikan agar jangan sampai kamu mabuk di depan orang lain, apalagi pria lain, atau aku akan membunuh pria itu. Kamu hanya boleh mabuk saat aku berada di sampingmu.
Alvero berkata dalam hati sambil menarik nafas dalam-dalam, menatap ke arah sosok Deanda sampai sosok cantik istrinya itu menghilang di balik pintu kamar mandi.
“Auww…” Deanda sedikit berteriak kecil menyadari ada sesuatu yang terasa perih di bawah sana ketika terkena air.
Ah, masih terasa sakit, tapi… kenapa rasa sakitnya tidak membuat aku jera… justru aku merasa… Ah, tidak… tidak… tidak! Hentikan pikiran mesummu Deanda!
Deanda berteriak dalam hati sambil mengguyur tubuhnya dengan air hangat dengan shower. Begitu pikirannya melayang, pikirannya langsung kembali teringat dengan malam panas yang sudah dia jalani bersama Alvero tadi malam. Semua ciuman, pelukan, sentuhan Alvero tadi malam, masih terasa begitu nyata di sekujur tubuhnya, membuat Deanda memaki dirinya sendiri.
Hari ini Deanda sengaja tidak ingin berendam di bathtub karena masih merasakan perih di daerah kewanitaannya. Lagipula Deanda berharap dengan mandi di bawah kucuran air deras yang memancar dari shower, Deanda berharap bisa membersihkan pikirannya yang terus terbayang oleh kejadian semalam, di mana dia sudah menjadi milik Alvero sepenuhnya.
Wahhh… semalam aku benar-benar sudah menjadi gila karena alkohol. Aku begitu penasaran, siapa yang sudah memberiku alkohol tanpa aku menyadarinya. Bagaimana bisa…. Ah… jus… benar! Jus buah. Pasti jus buah itu. Sejak awal meminumnya aku sudah merasakan ada rasa yang aneh di jus itu. Aku harus segera menemui nyonya Rose dan menanyakan siapa yang sudah berani mencampurkan alkohol ke jus buahku. Orang itu benar-benar harus kuhajar. Aku tidak akan melepaskan orang itu dengan mudah. Tunggu saja sampai aku menemukan siapa pelaku itu!
Deanda berkata dalam hati sambil mengepalkan tinjunya ke dinding kamar mandi, seolah pada dinding itu terbayang sosok orang yang sudah berani memberinya alkohol.
Tapi Deanda, harusnya kamu berterimakasih kepada orang itu. Bukannya karena alkohol itu pada akhirnya malam pertamamu berjalan lancar dengan yang mulia? Mau sampai kapan kamu tidak membiarkan yang mulia memilikimu secara utuh? Orang itu sudah membantumu menjalani malam pertamamu dengan sukses.
Suara hati yang lain dari Deanda mencoba mengingatkannya tentang efek positif yang dia dapat dari keisengan orang yang sudah menambahkan alkohol ke minumannya.
Hei, tapi bagaimanapun juga itu tindakan yang sungguh kurang ajar.
Tapi kamu menikmatinya kan? Bahkan kamu harus mengakui bahwa kamu merasa lega sudah berhasil melakukan kewajibanmu sebagai istri yang mulia.
Tapi harusnya tidak dengan cara memalukan seperti tadi malam.
Yang penting yang mulia juga terlihat begitu menikmati apa yang terjadi kemarin malam. Bahkan yang mulia tampak tidak mempermasalahkan tindakan agresifmu tadi malam. Semua terlihat bagaimana pagi ini yang mulia tetap memperlakukanmu dengan manis.
Seorang wanita seharusnya tidak mempermalukan dirinya sendiri dengan bersikap mesum dan menggunakan rayuan seperti itu.
Hei, kenapa harus malu terhadap suami sendiri? Dia bukan orang lain, tapi suami… SUAMI! Ingat! Yang mulia adalah suamimu, bukan orang lain. Laki-laki yang berhak memilikimu dan milikmu!
“Akhhhh….” Akhirnya Deanda berteriak kecil untuk mengakhiri perang bathin di dalam dirinya sendiri.
“Ah, sudahlah, sudah terjadi…. Tapi aku harus segera menemukan siapa yang sudah membuatku mabuk kemarin. Apa maksudnya melakukan itu padaku. Untung saja ada yang mulia di dekatku, bukan orang lain. Aku tidak berani membayangkan jika yang ada di dekatku saat itu bukan yang mulia. Mulai sekarang aku harus berhati-hati terhadap apa yang aku makan dan minum.” Deanda berkata pelan sambil meraih handuk di gantungan dan mulai mengeringkan tubuhnya.
# # # # # # #
Begitu Deanda masuk ke dalam kamar mandi dengan menarik selimut tebal yang sebagian terlilit ke tubuhnya karena dia gunakan untuk menutup tubuhnya yang polos, Alvero langsung bangkit dari tempat tidur, mengenakan celana boxernya dan bathrobesnya. Setelah itu langsung meraih handphonenya yang tergeletak di nakas dan menyalakannya kembali setelah semalam agar tidur Deanda tidak terganggu, Alvero sengaja mematikan handphonenya.
“Hallo. Selamat pagi Yang Mulia.” Suara Ernest langsung terdengar begitu Alvero melakukan panggilan padanya.
“Ernest, perintahkan para pelayan untuk membersihkan kamarku. Permasuri sedang mandi, jangan ada yang mengganggunya. Pagi ini permaisuri tidak ingin ada pelayan yang membantunya di kamar mandi.” Alvero segera memerintahkan keapda Ernest untuk pelayanan membersihkan kamarnya, sengaja meminta tidak ada seorangpun melayani mandi Deanda pagi ini seperti biasanya, karena Alvero yakin dengan begitu banyaknya tanda kepemilikan yang dia bubuhkan hampir di seluruh tubuh istrinya tadi malam, Deanda akan merasa tidak nyaman jika pagi ini ada yang membantunya mandi.
“Baik Yang Mulia.”
“O, ya, minta nyonya Rose sekarang juga ke ruang kerjaku. Ada sesuatu yang perlu aku tanyakan kepadanya tentang sesuatu yang terjadi kepada permaisuri kemarin malam.” Alvero kembali memberikan perintah kepada Ernest sambil mendekat ke arah tempat tidur dimana semalam Deanda tidur di sana.
Dengan gerakan cepat dan dengan senyum bahagia tersungging di wajahnya, Alvero menarik sprei yang yang di sana terlihat jejak bukti tanda keperawanan Deanda dan menggulungnya, agar bekas noda berwarna merah yang sudah mengering itu tidak terlihat jelas oleh para pelayan yang akan segera datang membereskan kamar mereka.
“Baik Yang Mulia.”
“Katakan kepada nyonya Rose, 5 menit lagi aku akan segera menyusul ke ruang kerjaku.” Sebelum Ernest menjawab perintahnya yang terakhir, Alvero sudah menutup panggilan teleponnya dan berjalan ke arah kamar mandi.
Begitu membuka pintu kamar mandi dan mendengar suara air yang masih mengguyur dari shower dari arah dalam kamar mandi, Alvero hanya tersenyum. Dengan cepat Alvero menyalakan kran wastafel yang ada di depan kamar mandi, membersihkan mukanya dan menyikat giginya sebelum pergi menemui nyonya Rose karena ada begitu banyak pertanyaan dalam otaknya sekarang yang begitu ingin dia tanyakan kepada nyonya Rose.
Pertanyaan yang paling Alvero ingin ketahui adalah, siapa yang sudah berani-beraninya mencampurkan alkohol pada makanan atau minuman istrinya, yang kedua, Alvero sadar ada sesuatu yang sudah dikonsumsinya tanpa sepengetahuannya kemarin, sama seperti Deanda, walaupun dia tahu jelas itu bukan alkohol.
Setelah sepanjang hari dan semalam sebelumnya saat menjaga papanya, Vincent, Alvero tahu tubuhnya kemarin seharusnya tidak dalam kondisi fit, apalagi hampir seharian dia melupakan waktu makannya. Namun sejak dia meminum teh chamomile yang dituangkan Deanda kemarin, tiba-tiba sepanjang malam kemarin dia merasakan tubuhnya terasa segar seperti mendapatkan asupan energi dari luar, seolah-olah dia sudah meminum sesuatu untuk melakukan doping pada tubuhnya agar tetap dalam kondisi prima walaupun kurang istirahat dan makan seharian kemarin.
Bahkan pagi ini Alvero merasakan tubuhnya cukup segar untuk ukuran orang yang sebenarnya kurang istirahat dan makan dalam dua hari ini, apalagi sudah melakukan kegiatan yang menguras energi tadi malam.
Pasti ada sesuatu di dalam teh chamomile itu, seperti halnya minuman Deanda yang tiba-tiba saja dicampur dengan alkohol. Dan aku ingin tahu siapa yang sudah merencanakan hal seperti itu kepada kami berdua. Ah…benar-benar…
Alvero berkata dalam hati sambil mengeringkan wajahnya yang basah dengan handuk kecil, lalu melemparkannya dengan sembarangan ke arah meja marmer yang ada di sebelah wastafel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
Nailott
wah gswat. .nyonya. rosa .mau dihukum atsu diberi hadiah.oleh yg muia
2022-05-25
0
Cherry
nyonya rose keren , Alves jng marah itu juga demi melancarkan MP nya 🤣🤣🤣🤭
2022-03-29
0
rudy adji
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2022-02-26
0