BUKAN CINDERELLA BIASA (Season 2)
“Hallo…” Suara jawaban merdu dari Deanda yang begitu dirindukannya sejak semalam, benar-benar membuat Alvero tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya.
Setelah sekian lama tidak pernah perduli dengan yang namanya wanita, kehadiran Deanda sudah membuat Alvero mengalami banyak hal-hal yang tidak masuk akal karena besarnya rasa cinta yang dimilikinya untuk gadis cantik itu. Gadis cantik yang pada akhirnya berhasil dinikahinya, setelah dengan berbagai tipu muslihat dia lakukan untuk menjebak gadis itu agar mau menikah dengannya.
“Selamat pagi sweety… aku baru bisa menghubungimu sekarang. Bagaimana pekerjaanmu? Apa sudah selesai?” Alvero bertanya sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa di dalam ruang tamu penthouse mewahnya.
“Hanya tinggal garnish. Bagaimana kabar kesehatan dari yang mulia Vincent? Apa kamu sudah cukup beristirahat? Dalam kondisi lelah, jangan lupa mandi dengan air hangat untuk sementara waktu. Apa kamu sudah menyempatkan diri untuk sarapan? Walau sesibuk apapun, jangan pernah melewatkan makan pagimu. Apa ada sesuatu yang kamu butuhkan?” Alvero tersenyum bahagia mendengar banyaknya pertanyaan dan nasehat dari Deanda.
(Garnish merupakan penghias menu dalam bentuk unik dan cantik yang diberikan pada makanan atau minuman yang biasanya terbuat dari bahan yang bisa dimakan dengan tujuan memberikan daya tarik seseorang untuk menikmati menu tersebut atau sebagai tanda khusus seperti mengukir sebuah nama, mengekpresikan seni atau art sang koki).
Ternyata sungguh membahagiakan mendengar omelan istri yang bagiku justru menunjukkan dia begitu perduli padaku.
Alvero berkata dalam hati sambil kembali menggigit bibir bawahnya, menyadari bahwa gadis cantik yang sudah menjadi istrinya itu ternyata sangat cerewet, setelah beberapa lama ini jika saat bersamanya, sebelum menikah, Deanda lebih banyak menunjukkan sikap diam dan cenderung selalu berusaha menghindar darinya.
“Kalau kamu begitu mengkhawatirkan aku, kenapa kamu tidak datang padaku dan melihat kondisiku secara langsung? Jangan lupa secangkir susu hangat bercampur madu jika kamu datang kemari.” Mendengar perkataan Alvero, Deanda yang sengaja menjawab panggilan telepon dari Alvero di salah satu sudut ruangan dapur yang paling jauh letaknya dari keberadaan Alea dan Abella, agar kedua sahabatnya tidak mengejeknya karena sikap malu-malunya saat menjawab panggilan telepon dari Alvero, hanya bisa tersenyum dengan wajah memerah.
Mau tidak mau Deanda harus mengakui bahwa dia cukup mengkhawatirkan kondisi kesehatan Alvero, tapi juga… merindukan sosok laki-laki tampan itu. Menyadari bahwa sekarang bukan hal yang mudah untuk menghapuskan sosok Alvero dari pikirannya membuat Deanda tersenyum geli, karena teringat bagaimana dia yang dulu sudah berusaha begitu keras untuk menjauh dan menghindar dari Alvero. Tapi saat ini, dengan kesadaran penuh, dia tahu, dia tidak bisa lagi jauh dari sosok Alvero Adalvino, raja Gracetian yang sudah resmi menjadi suaminya sejak 2 hari yang lalu.
“Baik Yang Mulia. Sesuai perintah, secangkir susu hangat akan segera datang menemui Yang Mulia.” Deanda berkata dengan senyum bahagia tersungging di wajahnya.
Jika boleh jujur, saat ini Deanda juga begitu ingin bertemu dengan sosok Alvero yang sejak semalam mereka berpisah belum ada komunikasi sedikitpun diantara mereka berdua, baik melalui pesan ataupun panggilan telepon. Alvero sepanjang malam sibuk mengikuti perkembangan kesehatan papanya, sedang Deanda sendiri sibuk dengan perintah yang diberikan Alvero kepadanya bersama nyonya Rose dan Alea.
“Ernest…”
“Ya Permaisuri. Apa ada yang bisa saya bantu?” Ernest bertanya dengan sikap hormat kepada Deanda.
“Aku akan menemui yang mulia Alvero di penthousenya. Semua sudah siap, hanya tinggal menunggu waktu penyajian. Bolehkah aku pergi sekarang?” Mendengar pertanyaan polos dari Deanda sebenarnya Ernest sungguh merasa aneh dan geli.
Bagaimana mungkin seorang permasuri seperti Deanda perlu ijin darinya untuk menemui suaminya yang merupakan raja Gracetian? Penguasa tertinggi dari kerajaan Gracetian yang menganut sistem pemerintahan monarki absolut. Yang artinya, apapun yang diperintahkan oleh seorang raja di Gracetian adalah hukum, tidak ada seorangpun yang berhak dan dapat menentangnya.
“Ah, dengan senang hati saya dan yang lain akan mengaturkannya untuk Anda Permaisuri. Sebaiknya Anda segera menemui yang mulia Alvero. Urusan lain, biar kami yang menyelesaikannya.” Ernest langsung mengiyakan perkataan Deanda kalau tidak ingin gaji, bonus tahunan, bahkan nyawanya terancam jika Alvero tahu dia mencegah istrinya datang ke penthousenya.
Sebagai pengawal pribadi Alvero selama bertahun-tahun, Ernest tahu pasti bagaimana perasaan cinta tuannya yang begitu dalam terhadap permaisurinya, yang membuat Alvero bahkan sanggup bersikap konyol dan tidak masuk akal, begitu posesif dan arogan jika itu menyangkut tentang Deanda, gadis yang sejak awal pertemuan mereka sudah membuat dunianya yang selama ini dingin dan keras menjadi hangat dan penuh cinta.
“Terimakasih Ernest, aku akan menyiapkan secangkir susu terlebih dahulu untuk yang mulia.” Deanda berkata dengan nada pelan kepada Ernest, tapi ternyata Abella dan Alea yang sedari tadi memasang telinganya, ikut mendengar perkataannya.
“Wooooooo….” Baik Abella maupun Alea langsung mengeluarkan suara bersamaan untuk menggoda Deanda yang wajahnya kembali memerah.
# # # # # # #
Begitu mendengar suara pintu penthousenya terbuka, Alvero langsung memandang ke arah pintu dengan cepat. Dan sosok cantik dari Deanda membuatnya langsung menyunggingkan senyumnya. Sedang Deanda sendiri langsung berjalan mendekat ke arah Alvero dan mengambil posisi duduk di samping laki-laki itu, setelah meletakkan cangkir berisi susu hangat permintaan dari Alvero dan sebuah tas berisi sekantong plastik yang di dalamnya berisi sisa sup yang diambil diam-diam oleh Alea dari kamar Vincent, saat Eliana tadi malam berangkat ke kota Renhill untuk melakukan protes kepada Alvero atas aksinya memindahkan rumah sakit tempat Vincent dirawat dari kota Tavisha ke kota Renhill.
“Aku merindukanmu.” Tanpa memberi kesempatan kepada Deanda untuk duduk dengan tenang, Alvero langsung menggerakkan tangannya ke tengkuk Deanda, menarik wajah Deanda agar mendekat ke arahnya, dan mencium bibir istrinya dengan mesra dan penuh perasaan.
Walaupun Alvero hanya menciumnya sekilas, bagi Alvero, ciumannya saat ini benar-benar mengembalikan semangatnya yang sedikit menurun dan rasa lelah yang menerjangnya setelah sepanjang malam dia mengalami banyak hal, termasuk beberapa hal yang diceritakan Vincent tentang apa yang dialami dan diketahuinya. Dari apa yang dikatakan Vincent, Alvero baru mengetahui bahwa banyak hal yang Alvero benar-benar tidak diduganya sudah terjadi selama ini, dan sebagian besar dari hal itu sungguh membuatnya geram karena semakin membuatnya benci terhadap Eliana.
“Minumlah susu hangatmu sebelum dingin.” Begitu Alvero melepaskan ciumannya, Deanda meraih cangkir berisi susu yang tadi diletakkannya di atas meja, lalu menyodorkannya ke arah Alvero yang tidak mengambilnya dari tangan Deanda, namun justru memegang erat tangan Deanda yang sedang memegang cangkir itu dengan kedua tangannya, sambil meniup susu hangat di dalam cangkir itu.
Setelah merasa bahwa susu hangat itu sudah mencapai suhu aman untuk diminum, Alvero menggerakkan tangannya yang masih merangkum tangan Deanda yang memegang cangkir itu, mengarahkannya ke bibirnya dan menikmati susu hangat itu. Deanda yang melihat apa yang dilakukan Alvero hanya bisa tersenyum.
Begitu susu di dalam cangkir itu habis, sebelum Alvero melepaskan tangan Deanda yang memegang cangkir kosong, Alvero mengecup lembut tangan Deanda.
“Sweety… sebentar lagi duke Evan dan duchess Danella datang ke tempat ini. Jangan biarkan mata Evan menatapmu terlalu lama, jangan memberinya terlalu banyak senyuman, juga jangan menatapnya terlalu lama, apalagi membuatnya menikmati keindahan tatapan mata ambermu. Jangan banyak berbasa-basi dengannya, bicara yang seperlunya saja, jangan berada terlalu dekat dengannya. Tidak boleh berada di dekatnya kurang dari 2 meter.” Deanda sedikit terbeliak mendengar perkataan dari Alvero yang Deanda tahu itu adalah sebuah perintah tegas, bukan penawaran atau permintaan.
Hal itu membuat Deanda hanya bisa melongo karena itu semua, yang baginya terasa begitu aneh. Saat ini Alvero membuat dirinya seolah-olah berniat menarik perhatian Evan, padahal dalam pikiran Deanda, tidak terbersit sedikitpun keinginan untuk mendekati Evan seperti yang dipikirkan Alvero kepadanya. Bagaimana dia berencana mendekati laki-laki lain, sedangkan seumur hidupnya hanya ada satu pria yang dia kagumi dan saat ini sudah membuatnya jatuh cinta, laki-laki bernama Alvero Adalvino, raja kerajaan Gracetian saat ini. Raja yang begitu keras kepala dan posesif, tapi Deanda tahu, dia sungguh mencintai raja tampan miliknya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Banyak baget jangannya Yang Mulia...Dasar raja Bucin 😅😅😅
2022-10-08
0
Susanti
yuuuuhuuuuuu.... posesif bingiiit ini raja... 😁🙊🙊🙊😁😁😁
2022-08-25
0
Nailott
betul sekali authoor pinter banget otknya encer..bikin readers hsppy .aku baca di season 1 sampek jm 2 dini hari .ketagiham bacanya.
2022-05-25
0