Alvero dan Deanda baru saja berjalan keluar dari lift pribadi milik Alvero ketika dilihatnya sosok nyonya Rose berjalan ke arah lift, dan langsung mendekat ke arah Alvero dan Deanda.
"Selamat sore Yang Mulia, Permaisuri..." Nyonya Rose berkata sambil memberikan salam penghormatannya kepada Alvero dan Deanda.
"Eh, tumben nyonya Rose ke sini, apa ada hal penting yang mau dibicarakan dengan kami?" Alvero bertanya sambil menatap ke arah nyonya Rose sambil tersenyum.
"Kata Ernest, malam ini Yang Mulia dan Permasuri tidak akan kembali ke istana. Yang Mulia Alvero harus kembali ke kota Renhill bersama Erich, dan Permasiuri akan menginap di penthouse?"
"Benar Nyonya Rose. Begitu rencana kami hari ini. Apa nyonya perlu sesuatu dengan aku atau permaisuri?" Alvero membenarkan perkataan nyonya Rose yang terlihat langsung memandang ke arah Deanda.
"Yang Mulia, jika diijinkan, biarkan Permaisuri kembali ke istana malam ini. Ada satu hal penting yang perlu saya bicarakan dengan Permaisuri." Nyonya Rose berkata dengan nada serius.
"Ah... tergantung permaisuri, jika dia ingin kembali ke istana, silahkan saja. Toh malam ini aku tidak bisa menemaninya. Nyonya bisa menemani permaisuri di istana...." Alvero menggantung kata-katanya sambil mendekatkan kepalanya kepada nyonya Rose.
"Sekaligus mengajarkan kepada permaisuri bagaimana agar cepat memberikan putra mahkota berikutnya untukmu." Alvero berbisik pelan ke telinga nyonya Rose yang langsung terbeliak sambil memandang ke arah Deanda yang wajahnya langsung memerah dan terlihat salah tingkah.
Walaupun Alvero mengatakan dengan berbisik, namun Alvero yang mengatakan hal itu sambil menoleh ke arah Deanda membuat Deanda bisa melihat gerak bibir Alvero dan sedikit banyak mengerti apa yang sedang dibisikkan oleh Alvero kepada nyonya Rose barusan, apalagi jarak walaupun Alvero berbisik ke nyonya Rose, posisi mereka yang tidak jauh membuat sayup-sayup Deanda bsia mendengar bisikan Alvero.
Wahhh. Apa artinya mereka berdua belum melakukan "itu" ya? Benar-benar berbahaya jika kondisi itu terus berlanjut... Padahal aku sungguh mengharapkan putra mahkota selanjutnya segera hadir di istana, mengusir masa-masa sepiku setelah sekian lama tidak terdengar lagi tangisan bayi di istana. Lagipula, jika permaisuri melahirkan seorang putra mahkota, itu akan memperkuat posisi yang mulia Alvero sebagai raja Gracetian. Mungkin karena yang mulia selama ini memang belum pernah bersentuhan sama sekali dengan seorang gadis manapun membuatnya tidak tahu apa yang harus dilakukannya? Jika diteruskan, ini akan jadi masalah besar. Padahal aku ingin sekali menggendong putra mahkota selanjutnya sebelum aku tutup usia.
Nyonya Rose berkata dalam hati sambil mengamati wajah Deanda yang tampak sedikit tertunduk dengan wajah memerahnya karena malu.
Dasar yang mulia, selalu saja iseng di setiap ada kesempatan. Kenapa yang mulia suka sekali menggodaku?
Deanda mengomel dalam hati sambil mengalihkan wajahnya ke arah lain untuk menghindari tatapan nyonya Rose yang sedang mengamatinya dengan serius.
"Nyonya, ayo kita menikmati kopi dulu sore ini. Setelah itu nyonya bisa membawa pergi permaisuri bersama nyonya, jangan lupa pesanku tadi. Besok aku akan menagihnya." Alvero berkata sambil menepuk lembut bahu nyonya Rose yang langsung tersenyum sambil menghentikan pengamatannya kepada Deanda.
"Ayo sweety..." Alvero berkata sambil melingkarkan salah satu lengannya di pinggang Deanda, berjalan ke arah cafe diikuti oleh nyonya Rose.
Sore itu cafe terlihat ramai oleh pengunjung, namun begitu melihat kedatangan Alvero dan Deanda bersama nyonya Rose, manager cafe dan para pelayan segera mendekat ke arah mereka, memberikan salam hormat mereka kepada raja dan permaisurinya.
"Yang Mulia, hari ini cafe sedang penuh, dimana Yang Mulia ingin duduk? Kami akan aturkan untuk Yang Mulia." Mendengar perkataan manager itu, baik Alvero maupun Deanda memandang ke sekeliling mencari kursi dan meja kosong, yang nampaknya sedang terisi semuanya, sampai empat orang yang kebetulan duduk di dekat pintu, di mana Alvero dan Deanda sedang berdiri di sana langsung berdiri.
"Yang Mulia... silahkan..." Salah seorang dari orang yang duduk itu langsung mempersilahkan Alvero untuk menggantikan tempat duduk mereka.
"Eh, tidak perlu repot-repot seperti itu. Kami bisa mencari tempat lain." Deanda langsung mencegah keempat pria dengan seragam perusahaan Adalvino yang berencana memberikan tempat duduknya untuk Alvero dan Deanda.
"Tidak masalah permaisuri. Kami juga sudah selesai." Keempat orang itu langsung memberikan tanda penghormatan mereka sebelum akhirnya pergi ke arah kasir.
Para pelayan langsung berjalan mendekat ke arah meja itu dan membersihkannya untuk Alvero dan Deanda.
"Yang Mulia... tempat ini terlalu dekat dengan pintu masuk, yang pastinya kurang nyaman. Apa benar-benar tidak apa-apa Yang Mulia bersama permaisuri duduk di sini?" Manager cafe itu segera bertanya kepada Alvero dengan sikap ragu.
"Tidak masalah, kami hanya mampir sebentar. Siapkan satu gelas espresso, satu americano dan satu moccha latte." Alvero berkata sambil melirik ke arah Deanda yang merasa cukup kaget mendengar Alvero menyebutkan 3 jenis kopi pesanan mereka tanpa menanyakan kepadanya apa yang diinginkannya, namun Alvero bisa menyebutkan salah satunya adalah moccha lattte, yang memang menjadi favorit Deanda.
(Pada zaman modern saat ini jenis kopi jauh lebih beragam daripada zaman dulu. Berikut ini 7 jenis jenis kopi modern yang ada sekarang : 1. Espresso. Kopi yang satu ini adalah kopi yang sangat terkenal di era modern. Ciri khas dari rasa kopi espresso adalah rasa pahitnya yang berada pada level atas. Bahkan rasa pahit ini tidak akan hilang walau diberi gula. Banyak juga orang yang menyebut kopi yang satu ini dengan kopi murni. Hal ini dikarenakan rasanya yang asli pahit sebagaimana rasa biji kopi asli. Biasanya kopi espresso disajikan dalam ukuran yang sedikit; 2. Americano. Warna jenis kopi Americano dengan Espresso hampir sama yaitu hitam pekat. Namun jelas ada perbedaan besar antara kopi espresso dengan kopi Americano. Perbedaan ini ada pada rasa kopinya yang tidak terlalu pahit. Americano adalah campuran antara kopi espresso dengan air serta gula. Rasanya jauh lebih bersahabat di lidah orang kebanyakan. Kopi Americano ini biasanya disajikan dalam gelas mug biasa; 3. Cappuccino. Jenis kopi yang satu ini jelas sangat akrab bagi warga Indonesia. Hal ini dikarenakan cappuccino adalah campuran dari espresso, susu, dan buih susu. Perpaduan 3 bahan utama ini membuat rasa cappuccino seperti rasa antara kopi dan susu. Tidak heran jika banyak orang yang lebih sering menyebut kopi ini dengan sebutan kopi susu; 4. Latte. Kopi yang lagi ngehits saat ini adalah kopi latte. Jenis kopi yang satu ini terkenal karena bagian atasnya bisa dikreasikan menjadi bentuk-bentuk gambar. Latte ini sebenarnya hampir sama dengan cappuccino hanya saja porsi susunya lebih banyak dan tidak ada buih susunya. Bagi yang suka rasa manis, maka latte ini biasanya menjadi favorit. Terkadang latte juga disajikan dengan gula; 5. Mocha Latte. Jenis kopi yang satu ini tampilannya hampir sama dengan kopi latte. Bahan yang menjadi pembeda antara latte dan mocha latte adalah cokelatnya. Kopi mocha latte menggunakan bahan cokelat yang biasanya sudah diubah menjadi sirup cokelat. Rasanya sangat lezat karena perpaduan kopi, susu dan juga cokelat; 6. Machiato. Rasa dari macchiato berbeda dengan kopi latte. Hal ini dikarenakan machiato menggunakan buih susu dengan porsi sangat banyak. Buih susu ini bukan sembarangan buih susu. Buih susu ini memiliki rasa yang tidak amis dan cocok bagi yang tidak suka rasa amis pada susu; 7. Affogato. Jenis kopi yang satu ini adalah jenis kopi yang sangat unik karena disajikan dengan es krim. Rasa kopi affogato ini jelas manis karena rasa es krim yang lebih dominan daripada rasa kopinya. Jenis kopi ini biasanya dinikmati pada saat siang hari ketika cuaca panas. Biasanya orang yang tidak menyukai kopi pasti akan memilih jenis kopi ini. Kebanyakan orang mengira bahwa affogato ini adalah es krim bukan kopi).
"Silahkan Yang Mulia." Begitu kopi selesai dibuat, manager cafe sendiri yang menyerahkannya ke meja Alvero, yang langsung mengambil espresso untuk dirinya sendiri, moccha latte dia sodorkan ke arah Deanda dan americano ke arah nyonya Rose yang langsung tersenyum melihat Alvero masih ingat dengan jelas jenis kopi yang disukainya.
"Kenapa sweety? Ada yang salah?" Alvero langsung bertanya kepada Deanda begitu melihat dengan ragu Deanda meraih gelas berisi moccha latte yang baru saja disodorkan oleh Alvero ke arahnya.
"Darimana Yang Mulia tahu jenis kopi kesukaanku?" Mendengar pertanyaan Deanda, Alvero langsung mencebikkan bibirnya.
"Semua yang dilakukan orang lain untukmu, aku bisa melakukannya dengan lebih baik. Apa kamu pikir hanya duke Evan yang bisa memanjakanmu dengan kopi moccha latte di cafe ini? " Begitu mendengar pertanyaan balik dari Alvero, Deanda hanya bisa tersenyum kecut.
Ah, aku lupa waktu itu Evan dan aku pernah berkunjung ke cafe ini dan saat itu aku meminum moccha latte. Selalu tidak mau kalah. Dasar yang mulia benar-benar membuatku tidak habis pikir. Kadang terlihat begitu berwibawa, tapi di sisi lain kadang-kadang tindakannya kekanak-kanakan sekali.
Deanda berkata dalam hati sambil meminum kopi miliknya dengan mengalihkan pandangan matanya ke arah pintu dimana tiba-tiba dilihatnya sosok gadis yang cukup diingatnya, yang berniat masuk ke dalam cafe, sosok Alaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
ria aja
bext
2022-11-23
0
Nailott
wah. ,alaya.. ingat thooor jngan ada pelakor .ingat itu..
2022-05-25
0
rudy adji
🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩
2022-02-26
0