MY BERONDONG
"Aduh, barang yang mau diantar banyak banget lagi, kapan selesainya nih, mana tugas belum selesai lagi uh kenapa harus aku sih yang antar padahal si Vanes kan ada, nasib tinggal sama saudara gini amat yak," gumam Lyra sambil menggas motornya .
Tiba-tiba Lyra mengerem motornya karna di seberang jalan sedang terjadi tawuran yang sangat parah. Lyra bingung bagaimana agar dia bisa melewati tawuran tersebut karna tak ada jalan lain. Tepat di depan matanya seorang pelajar memukul pelajar lain ya tentu itu musuhnya. Lyra yang melihat langsung meninggalkan motornya dan menghampiri mereka.
"Hei, hentikan dia bisa mati kalau kamu pukul terus!" teriak Lyra sambil memegang kayu yang di tangannya.
"Lepaskan, biarin anak sombong ini tamat sekalian!"
teriak laki-laki itu dan berusaha menarik kayu dari tangan Lyra.
Mereka pun saling berebut menarik kayu itu. Lyra tetap berusaha keras lelaki itu melepaskannya dan Lyra pun terjatuh. Dia mengambil kayu itu Lyra yang berusaha bangkit di pukul oleh lelaki itu dikarnakan dia terkejut Lyra tak berdaya dan pingsan. Warga yang melihat pun langsung berdatangan dan seluruh pelajar yang tawuran pun kabur. Melihat mereka yang tak sadarkan diri akhirnya para warga menelpon ambulance.
Di rumah sakit..
Lyra membuka matanya perlahan-lahan dihadapannya telah berdiri Paman,Tante dan Sepupunya.
"Lyra, sudah bangun syukurlah tuhan, bagian mana yang sakit bilang sama Paman," ujar Pamannya sambil membantu Lyra bangun.
"Alah paling juga cuma sakit keseleo biasa saja,"
ketus Tantenya.
Melihat Tantenya yang tidak punya rasa kasihan terhadapnya Lyra pun menyela.
"Aku tidak apa-apa kok Paman, hanya keseleo biasa," jawabnya dengan lembut.
"Makanya lain kali jangan sok-sok an jadi pahlawan kan begini jadinya," sindir Vanes sepupu Lyra.
"Sudah-sudah Lyra sakit begini bukannya malah kasihan malah dihujat, berhubung Lyra sedang sakit yang mengantar laundry kamu Vanes," ujar Paman.
"Kok jadi Vanes sih, itukan kerjaannya Lyra, tugas Vanes kan cuma fokus belajar," keluh Vanes.
"Lyra juga kuliah, belajar juga tapi masih sempat antar laundry saat ini dia sedang sakit, mau dipaksa lagi kamu saja yang antar belajar mandiri !" tegas Paman.
"Ini semua karna kamu, dasar anak sial," kesal Vanes.
"PLakkkkkkk" tamparan Paman mendarat dipipi Vanes Tante dan Lyra yang terkejut tak bisa berkata-kata seketika air mata Vanes keluar diraihnya tasnya dan meninggalkan mereka.
"Mas, apa yang kamu lakukan ingat mas dia anak kita, demi dia kamu tega menamparnya !" teriak Tante.
"Kamu nggak dengar apa yg dikatakannya, hah ! ingat Lyra itu bukan orang lain dia anak Abangku sama kayak Vanes dia anakku juga," ujar Paman.
Tante menatap sinis pada Lyra dan meninggalkan mereka menyusul Vanes.
"Lyra tunggu sebentar ya, Paman mau keluar sebentar," kata Pamannya.
Lyra pun mengangguk.
Selang beberapa menit kemudian seorang remaja Laki-Laki pun masuk. Kepalanya diperban dan duduk di atas kursi roda.
"Maaf kamu bagaimana ? apa lukanya sangat parah ?" tanyanya sambil mengarahkan kursi roda menuju Lyra.
"Oh, kamu pelajar itu ya, Aku sudah mendingan kok," jawab Lyra sambil tersenyum.
"Ehm nama ku Reyhan," ucap Reyhan kemudian mengulurkan tangannya.
"Aku Lyra". Membalas uluran tangan Reyhan.
"Oh ya umur kamu berapa ?" tanya Reyhan.
"Aku 24 tahun," jawab Lyra sambil tersenyum.
"Kamu tidak menanyakanku ?" tanya Reyhan.
"Haha, untuk apa aku juga sudah tahu kalau kamu lebih muda dariku," kata Lyra sambil tertawa.
"Oh,terima kasih sudah menolong ku tadi, aku kira aku akan mati," kata Reyhan.
"Lain kali jangan suka berantam itu kurang baik dek,
seperti kejadian itu bisa mati akibatnya," nasihat Lyra.
"Ya, Aku tahu itu, tapi kamu tidak tahu permasalahannya aku tidak salah apapun," jelas Reyhan.
"Oalah panggil aku kakak dong kita bukan seumuran tahu," kata Lyra.
"Aku nggak mau tapi yang pasti masalah kemarin bukan aku yang salah," kesal Reyhan sambil memutar kursi rodanya keluar meninggalkan Lyra.
"Kenapa sih itu anak, nggak ada sopan-sopannya keras kepala lagi anak jaman skrg pada labil huh," gumam Lyra heran.
Jam menunjukkan pukul 19.00 setelah dikonfirmasikan oleh dokter Lyra pun di sarankan dirawat di rumah karna lukanya tidak terlalu serius. Karna merasa bersalah Lyra menitipkan sebuah coklat dan surat yang ditujukan pada Reyhan. Suster tersebut pergi ke kamar Reyhan dan memberikan titipan Lyra. Reyhan membukanya dan membaca surat dari Lyra.
Hy maaf karna sudah membuatmu marah, semoga cepat sembuh •_•
Reyhan pun tersenyum lalu memakan coklat tersebut.
Sesampainya dirumah Lyra mengaktifkan poselnya dan tiba-tiba "Drrrt Drrrrt Drrrt" seseorang menelepon.
"Halo, Siska, hmm aku baik-baik aja kok,nggak seserius itu paling lusa sudah bisa masuk jangan lebay ih" Lyra menjawab panggilan telepon yang ternyata dari Siska, sahabatnya.
Tak lama kemudian Vanes masuk dan berteriak pada Lyra.
"Enak ya, bermalas-malasan terus dirumah, ingat woy kalau ini bukan rumahmu."
"Vanes, kamu bisa ngga kalau
mau masuk itu ketuk pintu dulu, baru masuk."
"Rumah rumahku, suka-suka aku dong,
terus kamu mau apa hah !".
"Aku nggak mau cari ribut ya, Jadi tolong keluar."
"Eh berani ya kamu perintah aku."
Vanes mendekati Lyra dan medorong kursinya hingga Lyra terjatuh. Panik ketahuan ayahnya Vanes pun keluar.
"Uh sabar-sabar ingat Lyra ada saatnya kamu keluar dari sini, kalau bukan karna Paman yang baik padaku sudah ku hajar tu anak."
Reyhan turun dari mobil dan dipapah supirnya. Didepan rumah dia disambut 5 pembantunya. Tanpa terlihat sosok kedua orang tuanya.
"Aduh den Reyhan, kok bisa jadi begini sih ?" tanya Bik Sum pembantu yang tertua.
Reyhan hanya terdiam dan melihat sekeliling seperti mencari sesuatu.
"Maaf den tadi Nyonya berpesan agar aden istirahat dan nyonya tidak bisa datang karna-
"Sudah Bik, saya sudah tahu, pak Mat antarkan saya ke kamar," perintah lembut Reyhan.
Reyhan melihat dinding kamarnya lalu menyayangkan masa kecilnya yang indah. Tiba-tiba ponselnya berdering..
"Halo iya aku sudah dirumah tak perlu bawa apa-apa. aku tidak butuh," kata Reyhan sambil mematikan ponselnya yang ternyata dari Erick sahabatnya.
20 menit kemudian Erick pun tiba,
"Hey, masih sakit nggak kok bisa sih lu ikutan tawuran lagi ?" tanya Erick
"Fero tiba-tiba ngajak duel karna surat cinta adeknya aku tolak," jelas Reyhan.
"Lagi-lagi surat cinta,dimana-mana orang mengatakan kalau menjadi orang yang tampan itu sebuah anugrah lah lu malah membawa petaka," ejek Erick.
"Entahlah, aku sudah mulai bosan," kata Reyhan.
"Gua dengar ada yang menolong lu ya, katanya sih cewek ehm cantik nggak," goda Erick.
"Apaan sih temannya sakit bukannya prihatin malah nanya yang aneh-aneh," kesal Reyhan.
"Hmmm malu ni ye abang Reyhan yang tampan peluk aku dong," ejek Erick.
Reyhan yang melihat tingkah Erick pun merasa geli.
Hari demi hari berlalu Reyhan dan Lyra menjalani aktivitasnya tanpa pernah bertemu lagi.
Oh yaa lanjut ke part selanjutnya akan ada pengenalan karakter bye n see u 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Nofi Ana
Hai baru mampir lagi ni
kren nda ceritanya yah
2023-08-12
1
Fitri Talib Jelani
Mampit dulu
2022-07-21
1
re
Mulai
2021-11-04
1