"Iya iya maksud gua kak Lyra,tatapan lu buat gua merinding tahu," ujar Erick.
"Hmmm. Sebenarnya ada tujuan apa kau datang kemari?" tanya Reyhan sambil menyenderkan tubuhnya.
"Busyet dah, jadi gua sudah dilarang main nih," kata Erick dengan mata memelotot kaget.
"Aku ada kencan malam ini. Jadi kau harus segera pulang," jawab Reyhan.
"Kencan? Serius dimana?" tanya Erick sambil memegang kedua sisi bahu Reyhan.
"Pergilah aku tidak punya waktu untuk bermain hari ini," jawab Reyhan sambil memalingkan wajahnya.
Erick terdiam dia melangkah pergi akan tetapi setibanya didepan pintu.
"Rey gua saranin kalau lu ciuman nanti harus Lyra yang inisiatif duluan, Lu masih payah hahaha!" teriak Erick disertai suara tawanya yang khas.
Tak lama kemudian sebuah bantal pun melayang ke arah wajah Erick dan itu membuatnya kabur.
"Ciuman ya, bagaimana caranya," gumam Reyhan dengan wajahnya yang blush.
Malam hari...
"Cantik banget sih, ya ampun jadi pangling," puji Siska.
"Jangan dipuji-puji kayak gitu dong, aku malu ini," kata Lyra.
"Hahaha ngomong-ngomong Reyhan kok belum sampai juga ya? padahal sebentar lagi sudah mau jam 7 lho?" tanya Siska.
"Eh itu suara mobilnya. Dia sudah datang. Aku keluar dulu ya, maaf Sis enggak bisa temani kamu nonton," kata Lyra dengan wajah bersalah.
"Its ok! Ada para bibik yang temenin yang penting jangan kemalaman pulangnya," jawab Siska sambil tersenyum.
Lyra mengedipkan salah satu matanya sambil melambaikan tangannya dia pun keluar menemui Reyhan. Dia melihat tubuh Reyhan dari belakang dengan badan yang tinggi dan tegap. Lyra berjalan pelan menghampirinya.
Kenapa aku jadi deg-degan begini. Batinnya.
"Reyhan."
Reyhan berbalik dan betapa terkejutnya dia melihat Lyra dengan dandanan yang cantik membuat Lyra tampak salah tingkah.
"Maaf apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Lyra dengan wajah yang sedikit panik.
"Tidak, kamu terlihat sangat cantik. Ehm," jawab Reyhan disertai batuk kecil.
"Biasa saja. Ayo pergi," ajak Lyra.
"Hari ini kita tidak naik mobil melainkan naik motor," kata Reyhan.
"Hah! Kenapa?" tanya Lyra.
"Apa baik menyuruh sopir menunggu orang pacaran?" tanya Reyhan balik.
Lyra berfikir sejenak "Benar juga sih".
"Baiklah! Kita naik motor. Nih pakai," ujar Lyra sambil memberikan helm. Dengan cepat Reyhan memakai helm yang diberikan Lyra mereka pun berangkat.
Selama di perjalanan Reyhan melihat ke sekeliling dan sesekali mengangkat kedua tangannya menikmati angin malam yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.
20 menit berlalu tibalah mereka di suatu tempat yang berada dalam sebuah lorong sebuah bukit yang berada di pinggir jalan.
"Tempat apa ini?" tanya Reyhan sambil memperhatikan ke sekeliling.
"Sudah ku duga! Kamu pasti enggak pernah kemari. Ayo masuk kamu akan tahu nanti," ajak Lyra.
Dengan wajah polos serta sedikit ragu, Reyhan tetap nelangkahkan kakinya mengikuti Lyra.
"Pasti kamu mengira tidak ada orang kan, padahal kalau kamu perhatikan disana tuh ada orang yang sedang pacaran atau apalah itu. Tenang kita tidak akan kesana," ujar Lyra sambil tersenyum.
Sampailah mereka di tempat pembelian karcis.
"Wah hari ini kita beruntung biasanya jam segini karcis sudah habis lho !" seru Lyra.
"Itu pacarnya ya Mbak?" tanya si penjual karcis.
"Iya Mbak," jawab Lyra malu.
"Wah ganteng banget, Mas namanya siapa sih?" tanyanya dengan wajah nakal.
Reyhan memalingkan wajahnya.
"Maaf Mbak dia orangnya pemalu banget makasih ya, kami lanjut dulu," kata Lyra seraya meninggalkan tempat penjualan karcis tersebut.
"Ya sayang banget dibiarin begitu saja. Padahal ceweknya biasa saja, cantikkan juga aku," gumam si penjual karcis merasa kesal.
Lyra menarik Reyhan dengan terburu-buru.
"Apa aku membuat kesalahan?" tanya Reyhan dengan wajah bingung.
"Ah tidak aku hanya ingin menjauhkanmu dari dia. Kamu lihat tidak tatapannya ke kamu seperti singa yang siap-siap menerkammu," jawab Lyra.
"Bukannya tadi kamu lembut banget ngomong bareng dia tadi," Kata Reyhan.
"Haha itu cuma basa basi saja, memangnya kayak kamu ekspresi wajahnya datar begitu," jawab Lyra sambil terkekeh.
"Munafik," bisik Reyhan.
"Apa? Kamu bilang aku munafik. Ini caraku menunjukkan etika tahu," jawab Lyra.
Merekapun sampai ketempat tujuan Lyra membuka pintu lift.
"Sebenarnya tempat apa ini ?" tanya Reyhan kebingungan.
"Coba kamu lihat itu," kata Lyra sambil menunjuk ke arah jendela lift yang transparan.
"Bagus," jawab Reyhan singkat.
"Tapi di atas jauh lebih bagus," kata Lyra.
Setelah keluar dari Lift...
"Lihatlah benar-benar indah bukan!" seru Lyra yang dibalas dengan anggukan senang Reyhan.
"Aku selalu kemari bersama Siska, Ketika aku sedih aku akan datang ke tempat ini. Berteriak sepuasnya dan akhirnya itu melegakanku," kenang Lyra.
"Mulai sekarang kamu dilarang kemari tanpa aku," kata Reyhan.
Lyra menatap dalam pada Reyhan.
"Kalau suatu hari nanti kamu meninggalkanku. Apakah aku masih dilarang kemari?" tanya Lyra.
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Jangan harap kamu hidup tanpa aku," jawab Reyhan dengan sorot mata yang tajam.
Lyra langsung memeluk Reyhan. Sebulir air mata perlahan membasahi pipinya.
"Kenapa kamu menangis, apa ada yang salah ?" tanya Reyhan.
"Kamu tahu tidak, sejak kedua orang tuaku meninggal, aku merasa takkan ada seorang pun yang menginginkan aku hidup," jawab Lyra.
"Aku justru sangat beruntung kamu hidup. Jadi tetaplah hidup untukku," ujar Reyhan.
Lyra mengangguk sambil tersenyum.
"Kamu tahu enggak kalau kamu yang disini dan kamu yang di sekolah seperti dua orang berbeda. Kalaulah aku menceritakan pada mereka sifatmu yang sekarang aku yakin takkan ada yang percaya," kata Lyra sambil melepaskan pelukannya.
"Apakah kamu mau mengatakan pada mereka tentang hubungan kita?" tanya Reyhan.
Lyra menoleh ke arah Reyhan dan langsung memalingkan wajahnya.
"Tidak! Aku belum siap, menurutku biarlah seperti ini," jawab Lyra
"Apa kamu takut mereka membulimu?" tanya Reyhan lagi.
"Hmm dibuli ya, jujur aku memang takut tapi bukan karena dibuli. Aku takut mereka sedih, kan kamu tahu mereka begitu tergila-gila padamu," jawab Lyra.
"Kapan pun dimana pun dan apapun jika sesuatu terjadi padamu datanglah padaku, jangan memendamnya sendiri," kata Reyhan.
"Iya baiklah aku usahkan nanti kalau kita masih bersama," jawab Lyra.
"Jangan pernah berencana meninggalkan aku. Jangan harap kelak kamu dengan pria lain. Hanya aku saja," kata Reyhan lagi.
"Baiklah Tuan," jawab Lyra sambil tertawa.
Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponsel Reyhan dan itu dari Erick yang berisi *Rey udah ciuman belum haha.*
Dengan mata yang melotot karena kaget serta pipi yang memerah. Reyhan langsung menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku.
Erick, kau benar-benar menyebalkan lihat bagaimana aku menghajarmu nanti. Batin Reyhan
"Apa kamu lapar, soalnya aku lapar banget ini?" tanya Lyra.
"Iya sama, aku juga lapar tapi kita makan dimana?" tanya Reyhan balik.
"Ayo kita makan ke rumah makan langgananku, dijamin enak banget deh," jawab Lyra.
"Baiklah ayo makan disana," kata Reyhan sambil mengulurkan tangannya.
"Ini! Kamu makan permen dulu," kata Lyra sambil mengeluarkan beberapa permen KISS dari sakunya.
Seketika wajah Reyhan memerah.
Apa dia menginginkan ciuman dariku, Bagaimana ini ? Aku kan tidak pandai dalam hal ini. Batin Reyhan.
"Apa kamu mau aku menciummu ?" tanya Reyhan.
"Apa" Lyra be like 😲😲
BERSAMBUNG....
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, DAN VOTE YA....
JANGAN PELIT PELIT GUYS
MOHON DUKUNGANNYA PARA READERS 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Meity Manoppo
kebayang so Reyhan ngomongnya datar banget...kayak jln tol...heheheee
2021-04-18
0
Neng Alifa
to the point 🙈🙈
2020-12-26
2
Ree.Pand
erick pengacau.. hh
2020-07-19
1