"Aku tidak butuh teman, ada dia sudah cukup untukku," kata Reyhan.
"Apa? Hei jadi orang jangan terlalu sombong dong mentang-mentang ganteng biasa aja kali!" teriak Wanita itu.
Reyhan menutup kaca jendela mobilnya dan langsung bergegas melajukan mobilnya.
Dengan cepat Wanita itu mencatat plat mobil Reyhan.
"Yes, jangan panggil Yessi kalau tidak bisa dapatkan kamu!" serunya sambil bergegas masuk kedalam mobilnya.
Di dalam mobil Lyra sesekali melirik Reyhan.
"Apa tidak bosan melirikku terus?" tanya Reyhan.
"Ah siapa juga yang melirik jadi orang jangan terlalu geer dong," sela Lyra.
"Jadi, apa ada yang mau kamu tanyakan?" tanya Reyhan.
"Kamu kenapa sih kasar banget sama perempuan tadi? Hati-hati ntar jodoh lho," ledek Lyra.
"Kalau aku jodoh sama dia memangnya kamu rela?" tanya Reyhan.
"Ya mau gimana lagi kalau enggak jodoh kan enggak mungkin dipaksa," jawab Lyra sambil mengalihkan pandangannya
"Asal kita sama-sama suka itu sudah jodoh, jadi tidak ada alasan yang lain lagi," sela Reyhan.
"Kalau Tuhan berkehendak lain bagaimana?" tanya Lyra sambil mendekatkan wajahnya.
Reyhan tidak menjawab.
"Tuh kan diam, makanya jangan memaksakan jodoh," ledek Lyra.
Reyhan tetap tidak menjawab pandangannya serius ke arah jalan.
Dia ngambek ya, jadi enggak tega habisnya dia sombong banget sih. Batin Lyra.
Sesampainya mereka di rumah Reyhan.
"Lho kok kita kesini bukannya ke tempat kontrakan?" tanya Lyra.
Reyhan tetap tidak menjawab.
Diam lagi apa segitu marahnya ya, padahal cuma masalah sepele doang dasar labil. Batin Lyra.
Tiba-tiba para ART Reyhan datang menghampiri mereka.
"Selamat malam Den, ada yang bisa Bik Na bantu," sapa bik Na.
"Ah itu, aku lapar Bik pesan nasi goreng resep warung makan yang tadi kami singgahi," kata Reyhan.
Mereka tampak kebingungan dengan permintaan Reyhan.
"Maaf Den, kami tidak tahu warung makannya dimana apalagi resepnya," jawab bik Na dengan lembut.
"Masalah itu bisa Bibi tanyakan padanya, saya permisi dulu." Menunjuk ke arah Lyra lalu bergegas pergi.
"Maaf Neng, bisa minta tolong bagi resepnya?" tanya bik Na sambil tersenyum.
"Eh masalah seperti itu biarkan saya saja yang memasaknya," jawab Lyra sambil menyunggingkan senyuman canggungnya.
"Tapi Neng nanti den Reyhan-"
"Kalau dia marah biar saya yang tanggung jawab," jawab Lyra.
"Baik Neng mari saya tunjukkan dapurnya," jawab bik Na lalu membawa Lyra berjalan masuk menuju dapur.
Didalam tak henti-hentinya Lyra mengagumi rumah Reyhan.
Berapa kali dilihat pun tetap membuat kagum. Batin Lyra.
"Ini Neng dapurnya," ujar bik Na.
"Baiklah Bibi istirahat saja, biar saya yang memasak sendiri," jawab Lyra.
"Baik Neng terima kasih. Maaf sudah menyusahkan Neng, kalau begitu saya permisi dulu," jawab bik Na yang dibalas dengan senyuman Lyra.
"Baiklah, pertama-tama cari bahan-bahannya dulu, kita akan menuju ke kulkas!" seru Lyra sambil membuka kulkas.
"Wah, lengkap banget semua bumbu ada disini, ini baru mantap," kata Lyra sambil membawa bahan yang diperlukan.
Lyra memotong semua bahannya dan menggoreng semua sekaligus. Tak butuh waktu lama Lyra pun selesai memasak nasi goreng pesanan Reyhan.
Reyhan pun datang, dia melihat Lyra duduk di ruang makan sambil tersenyum ke arahnya.
"Ini duduklah. Silahkan dimakan," ujar Lyra.
Reyhan tetap diam namun menuruti perkataan Lyra yaitu duduk.
"Oh aku lupa minumannya, maaf tunggu sebentar akan aku ambilkan," kata Lyra sambil bergegas ke dapur.
"Aduh pakai lupa segala lagi," gumam Lyra.
"Maaf aku memperlakukanmu secara buruk," kata Reyhan yang ternyata mengikuti Lyra dari belakang. Ia pun memeluk kekasihnya itu dari belakang karena merasa bersalah.
"Enggak kok aku malah senang," jawab Lyra.
"Terima kasih," ucap Reyhan.
Reyhan pun melahap habis nasi goreng tersebut.
Lyra tampak senang melihat Reyhan menyukai nasi goreng buatannya.
***
"Kemarikan kakimu," kata Reyhan sambil membuka kotak obat yang berada di pangkuannya.
"Aku bisa sendiri," jawab Lyra canggung.
"Jangan membantah, kemarikan kakimu aku janji akan mengobatinya dengan lembut," kata Reyhan lagi.
Setelah perdebatan panjang Lyra pun menurutinya. Namun beberapa menit kemudian...
"Ahh, itu sakit pelan-pelan dong!" teriak Lyra.
Reyhan tidak peduli dia tetap melanjutkannya.
Seluruh luka Lyra pun selesai diobati oleh Reyhan.
"Sudah selesai, kamu berhentilah mengomel nanti cepat tua," kata Reyhan
"Ini yang kamu bilang mengobati dengan lembut gimana kasarnya," kesal Lyra.
"Kamu orang pertama yang aku obati dengan tanganku sendiri sudah seharusnya kamu bersyukur bukannya mengoceh enggak jelas begitu," kata Reyhan sambil meletakkan kotak obat di dalam lemari.
"Ooh aku terharu banget makasih ya. Huh sudah puas!" kata Lyra dengan suara sedikit meninggi.
Reyhan tersenyum.
"Kalau kamu teriak begitu cantikmu hilang 20 persen, jadi ku sarankan untuk tidak berteriak padaku," kata Reyhan.
"Ah apa? Aku cantik? Wow gombalanmu receh kawan, belajar lagi sana," jawab Lyra sambil mengaktifkan ponselnya yang sedari tadi mati.
Reyhan merampas ponsel Lyra dan mendekatkan wajahnya ke wajah Lyra.
"Aku tidak pernah menggombal dan tidak suka basa basi seperti itu," ujar Reyhan dengan mata yang tajam.
Lyra menganggukkan kepalanya Reyhan pun menjauh.
Oh ya ampun, hampir saja jantungku copot padahal cuma bercanda juga tidak disangka responnya sampai begitu. Batin Lyra.
Mata Lyra pun tertuju pada jam yang menempel di dinding betapa terkejutnya dia melihat jarum jam yang berhenti tepat di angka 11.
"Jam itu masih bagus kan?" tanya Lyra.
"Pertanyaan apa itu. Sangat tidak berbobot," jawab Reyhan.
"Aku serius."
"Tentu saja masih bagus."
"Kalau begitu aku pamit pulang dulu, ini sudah terlalu larut," kata Lyra.
"Kamu menginap disini saja, aku tidak mau melihat wanitaku berjalan pulang sendiri," jawab Reyhan.
"Kamu bercanda, aku ini wanita lho dan kamu laki-laki tiba-tiba tidur di rumah yang sama itu tidak lucu Rey," jawab Lyra dengan mata yang melotot.
"Jadi bik Na dan ART yang lain mereka tidak wanita begitu maksudmu."
"Bu-bukan begitu, aku enggak enak pemikiran orang pasti mereka bilang yang tidak-tidak nanti," jawab Lyra.
"Sudah jangan cari alasan yang bukan-bukan kalau kamu memaksa pulang tunggu saja hukuman dariku," ancam Reyhan.
"Hei hei siapa kamu asal main menghukum orang seenaknya. Bodo amat aku mau pulang pasti Siska sedang menungguku pulang, kasihan dia," kata Lyra.
Reyhan memperlihatkan isi pesan dari Siska pada Lyra.
*Selamat bersenang-senang aku tidak akan mengganggu katakan padanya untuk pulang besok* 😊
Lyra mengeryitkan dahinya.
"Kamu ini diam-diam berbuat curang di belakangku ya!" teriak Lyra.
"Apapun itu, malam ini kamu harus menurut," kata Reyhan.
"Jangan harap!" teriak Lyra lagi lalu bergegas pergi meninggalkan Reyhan.
Reyhan meraih ponselnya tak lama kemudian panggilan dari Pak Mat pun masuk.
"Biarkan saja," jawab Reyhan lalu memutuskan panggilan tersebut
"Huh seenaknya menyuruh orang tinggal dirumahnya, dia kira aku segitu murahnya apa," gumam Lyra.
Tiba-tiba Lyra masuk kedalam kawasan yang ditumbuhi banyak pohon-pohon besar dan tak ada 1 rumah yang terlihat.
Kok jadi seram begini ya. Batin Lyra.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
netizen maha benar
ceweknya kurang cantik dan krg imut
2020-11-28
1
Atih Azha
awawawawawaw gemes
2020-08-19
1
Ree.Pand
wkkwkwkwkwwk
2020-07-19
1