"Panggil aku sayang," kata Reyhan.
Lyra langsung memutuskan teleponnya. Seketika wajahnya memerah.
"Benar-benar tidak tahu malu. Huh buat marah saja," gumam Lyra.
Sementara itu, Reyhan tertawa bahagia sambil memeluk guling. 😅😅
Keesokan harinya....
Di sekolah....
Reyhan turun dari mobil dan dihampiri oleh Erick. Seperti biasa tentunya anak perempuan heboh melihat mereka. Saat mereka akan mendekati Reyhan tiba-tiba seorang perempuan datang dan menyuruh mereka menjauhi Reyhan, dia adalah Feronica.
"Kenapa lagi si nenek lampir ini, sudah ditolak berkali-kali masih saja mengganggu Reyhan," kata Berlian.
"Hmmm, lebih baik kita enggak usah ikut campur, berabe kalau berurusan sama tuh bocah," kata Cici.
"Tapi lama-lama enek juga lihatnya," kata Berlian.
Feronica mendekati Reyhan dan memberikan sebuah kotak bekal.
"Kali ini koki dari Swiss yang buat ku harap kamu memakannya," ujar Feronica dengan suara lembut.
"Untuk yang ada disini siapapun yang mau bekal dari dia, aku akan sangat berterimakasih!" teriak Reyhan.
"Apa! Reyhan Almirza sampai kapan kamu mengabaikan aku!" teriak Feronica.
"Feronica tolong ya, Reyhan tidak suka sama kamu jangan dipaksa," Kata Erick.
"Selamanya."
"Apa?"
"Kau tuli ya, aku bilang sampai selamanya aku tidak akan menyukaimu dan ku harap takdir pun tidak memberi restu," sambung Reyhan.
Feronica terdiam sejenak, ia menarik napas panjang.
"Oke, kita lihat nanti siapa yang akan menyesal, siapapun yang akan menjadi pasanganmu aku pastikan hidupnya tidak aman," ancam Feronica sambil beranjak pergi.
Semua orang langsung terdiam tak satupun dari mereka yang bersuara termasuk Lyra. Siska menatap Lyra dengan panik. Tak lama kemudian suara bel memecahankan suasana hening tersebut. Mereka pun bubar masuk kelas.
"Lyra, masuk yuk," ajak Fardan.
Reyhan melihat ke arah Lyra dan Fardan yang berjalan dan mengobrol bersama.
"Rey, gue ke kelas dulu ya. Semua guru yang masuk pada galak," ujar Erick lalu berlari meninggalkan Reyhan.
Reyhan masuk ke dalam kelas dan menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil memainkan ponselnya. Selang beberapa menit Lyra dan Siska pun masuk.
"Pagi adik-adik," sapa Siska.
"Pagi kak," jawab mereka.
"Reyhan, sudah baikan ?" tanya Siska lagi.
"Sudah Kak," jawab Reyhan.
"Syukurlah, jadi hari ini semangat ya belajarnya Adik-adik ," kata Siska.
Mereka pun tertawa mendengar perkataan Siska.
Reyhan melihat ke arah Lyra yang menunduk sambil membaca buku. Reyhan mengirimkan pesan singkat.
Gedung A, Aku akan menunggumu disana sepulang sekolah, jangan jawab apapun. Aku tetap menunggu jadi datanglah
Lyra tampak gugup membaca pesan Reyhan.
Mulai lagi gilanya, acara apa sih di atas gedung.
Batin Lyra.
Lyra pun bangkit dan memberikan materi pelajaran kelas, Reyhan memandangi Lyra sambil memainkan penanya. Lyra melihat ke arah Reyhan dan berencana mengerjainya dengan pertanyaan.
"Reyhan. Tolong kamu kerjakan soal ini," kata Lyra.
"Tapi Kak, Reyhan kan kemarin tidak masuk, jadi dia mana tau soal yang itu," protes A.
"Benar Kak, sepintar apapun manusia kalau tiba-tiba diberi soal seperti itu dia mana bisa," sambung L.
"Hahaha Adik-adik kak Lyra cuma bercanda, habis dari tadi diam mulu sih diberi pertanyaan kan seru,"
kata Siska.
"Tunggu sebentar sepertinya saya bisa kerjakan soal ini," kata Reyhan sambil beranjak jalan ke arah Lyra.
Reyhan tersenyum dan mengambil spidol dari tangan Lyra. Lyra tampak gugup dan para murid juga ikut gugup. Reyhan menulis jawaban soal tersebut dengan cepat tanpa ragu. Mereka semua sangat serius memperhatikannya..
Beberapa menit berlalu Reyhan selesai mengerjakan soal yang diberikan Lyra. Semua orang melihat dengan takjub akan kepintaran Reyhan. Lyra memeriksa jawaban Reyhan tak ada 1 pun yang salah bahkan sangat detail.
Siska tersenyum melihat tingkah jail sahabatnya itu pada Reyhan. Lyra mempersilahkan Reyhan duduk, Reyhan tersenyum bangga.
"Tanpa disangka jawaban Reyhan semuanya benar jadi kak Lyra enggak salah dong pilih orang untuk mengerjakan soal ini. Dan untuk Reyhan kamu memang benar-benar luar biasa," puji Siska sambil mengacungkan jempolnya.
Mereka memberikan tepuk tangan atas kepintaran Reyhan, termasuk Lyra.
Beberapa menit kemudian....
"Baiklah Adik-adik karna waktu pelajaran kita sudah habis jadi kakak dan kak Siska pamit ya, terima kasih dan sampai jumpa," ujar Lyra seraya membawa buku dan keluar dari kelas.
Di kantin...
"Ehm, cie cie yang ngerjain pujaan hati sampai segitunya, tapi keren lho serius," goda Siska.
"Sebenarnya aku kurang yakin ngasih soal itu ke
Reyhan tapi diluar dugaan tanpa ragu dia langsung menerimanya," jawab Lyra dengan wajah serius.
"Semua jawabannya benar bahkan sangat jelas, kok ada ya manusia seperti itu ganteng, kaya, pintar pula, jadi iri aku tuh," kata Siska.
"Ngomong-ngomong kak Fardan kok enggak kelihatan ya, apa lagi sibuk? Biasanya udah nongol aja ?" tanya Lyra.
"Ngomong-ngomong soal kak Fardan nih ya, kamu jawab jujur. Ada rasa enggak sama kak Fardan ?" tanya Siska.
"Hah, ya tentu saja ada. Kak Fardan kan manis baik lagi," jawab Lyra sambil tersenyum tipis.
"Serius? Tapi kok kemarin-kemarin kamu kayak menghindar dari kak Fardan padahal kelihatan banget kalau dia suka sama kamu," tanya Siska.
"Hahaha..., aku hanya bercanda. Aku tahu kamu suka kan sama kak Fardan, kapan nih mulai ada rasa?" tanya Lyra.
"Hah, ih kamu kok gitu sih aku hampir menyerah tadi, aku suka sama kak Fardan sih baru-baru ini. Aku juga masih bingung kok bisa sama kak Fardan," jelas Siska.
"Selamat ya. Sebenarnya aku juga punya 1 rahasia yang mau aku ceritakan tapi aku agak malu sama kamu," ucap Lyra.
"Apaan? Jangan bikin orang penasaran dong?"
tanya Siska.
"Aku dan Reyhan jadian," jawab Lyra sedikit gugup.
"What? Serius, Ra." Memelotot kaget.
"I-iya Sis. Hahaha aku juga bingung, kenapa bisa punya rasa." Tersenyum canggung.
"Apaan sih? Perasaan itu enggak bisa ditebak dengan siapa dan pada siapa. Ya ampun berita penting begini kenapa harus dirahasiakan sih? Mesti dirayakan nih!" seru Siska.
"Hahaha, maaf ya habisnya aku malu mau cerita, aman tuh entar kita rayakan," jawab Lyra.
"Kok enggak nyangka begini yaa, Lyra kamu memang pantas dapetin Reyhan, entah kenapa pengen nangis nih. Terharu aku," ujar Siska dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf Sis, Aku enggak bermaksud buat kamu sedih,"
kata Lyra memelas.
"Dasar bodoh! Aku justru senang banget tahu, akhirnya sahabatku yang tercinta enggak jomblo lagi," kata Siska sambil menggenggam tangan Lyra.
"Hahaha, kemarin hampir jadi jomblo akut ya." Terkekeh.
Mereka pun tertawa heboh layaknya perempuan-perempuan umum lainnya.
Jam menunjukkan pukul 13.32 para murid pun bersiap-siap untuk pulang berbeda dengan Reyhan yang terus menunggu pesan dari Lyra. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi sendiri ke gedung A berharap Lyra disana.
Sesampainya di gedung A, Reyhan tidak melihat seseorang pun disana termasuk Lyra. Dia meletakkan ranselnya lalu duduk di atas lantai sambil memanjatkan harapan Lyra segera datang menghampirinya.
"Aku yakin dia pasti datang, dia pasti membaca pesan ku. Dia tak mungkin mengabaikan ku, karena dia menyukai ku," gumam Reyhan.
Reyhan mengambil sebuah bingkisan dari dalam ranselnya.
Tapi jika seandainya dia tidak datang. Apa itu berarti dia tidak benar-benar suka padaku? Batin Reyhan sambil memegangi bingkisan tersebut.
Jam menunjukkan pukul 14:55 Reyhan pun memutuskan untuk pulang.
"Maaf! Aku telat hah hah hah." Lyra datang dengan nafas yang tersenggal-senggal.
Reyhan langsung memeluk Lyra dan itu membuatnya cukup terkejut.
"Maaf aku sudah membuatmu menunggu lama disini, Pasti kamu sangat ketakutan," kata Lyra sambil menepuk-nepuk punggung Reyhan.
Reyhan melepaskan pelukannya.
"Bukan begitu! Aku kira kamu enggak akan datang. Aku berpikir perasaanmu tidak benar-benar serius," jelas Reyhan memasang sorot mata yang sendu.
"Oh maaf! Tadi aku tersesat habis sekolahnya terlalu besar, jadi susah mencari lokasi gedung ini," jelas Lyra.
"Yang penting kamu datang," kata Reyhan sambil memberikan bingkisan tersebut.
"Apa ini?" Memelotot bingung.
"Buka dan lihat saja sendiri." Mengalihkan pandangannya.
"Hah ponsel? Kenapa kamu kasih ke aku?" tanya Lyra.
"Ya memang untuk kamu ganti ponsel busukmu," jawab Reyhan.
"Inikan harganya sangat mahal. Sayang banget kalau ini untukku," ujar Lyra.
"Itu tidak berarti apa-apa bagiku, Yang terpenting itu kamu," jawab Reyhan.
Lyra melihat Reyhan dengan mata yang berbinar-binar.😳
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Fafa Adieq Bosky
dedek Reyhan yg bikin gemezh
2021-03-11
1
Khaira Nazwa
kurang suka dgn vis nya lyra.
tp q nya sih asik2 z 😄😄😄
2020-11-08
1
Atih Azha
ih mau dong
2020-08-18
1