Rolando dan Marlin berada di dalam perjalanan. Mereka menerima panggilan dari Roy, salah satu kaki tangan kepercayaan Zayn yang mengundang mereka untuk datang ke mansion pria itu. Pasangan paruh baya tersebut sangat senang karena dapat bertemu kembali dengan putri mereka. Meskipun berbagai pertanyaan memenuhi isi kepala mereka.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Mobil yang ditumpangi oleh Rolando dan Marlin memasuki pelataran mansion. Keduanya tercengang saat melihat bangunan mansion yang mewah dan sangat luas. Mansion yang berkali-kali lipat lebih besar dari kediaman mereka.
Rolando dan Marlin turun dari mobil. Pandangan mereka tetap pada bangunan yang mewah tersebut.
"Sayang, apa kau yakin kita harus masuk kesana?" Marlin bertanya dengan berbisik. Ekor mata Marlin melirik ke arah para anak buah Zayn yang berdiri mengawasi dirinya dan juga sang suami.
"Kita sudah sampai disini. Sudah terlambat jika kita ingin pergi sekarang." Rolando pun menjawabnya dengan berbisik.
"Sebenarnya kau berurusan dengan siapa? Sepertinya dia bukan pria yang sembarangan." Marlin kembali melayangkan pertanyaan.
"Sudah. Jangan banyak bertanya lagi. Jangan sampai membuat Tuan Jasper lama menunggu." Rolando mengalihkan perhatian Marlin. Ia hanya belum siap memberitahukan dirinya berurusan dengan pria yang berbahaya.
Kedua anak buah Zayn berjalan mendekati Rolando dan Marlin. "Kami akan mengantarkan kalian bertemu dengan master!"
"Baik."
Rolando dan Marlin berjalan mengikuti kedua anak buah Zayn. Perasaan takut menyelimuti Marlin, namun beberapa saat kemudian, wanita paruh baya itu berdecak kagum pada hamparan halaman luas dengan di tumbuhi pohon-pohon yang menjulang tinggi.
Langkah mereka terhenti saat memasuki mansion itu. Pandangan tetap mereka edarkan pada sekeliling furniture yang memenuhi ruang tamu.
"Apa kalian senang membuatku menunggu?!"
Suara seseorang membuat Rolando dan Marlin terlonjak kaget. Menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang pria tengah berdiri di tangga dengan tatapan yang datar. Ia sudah mengetahui kedatangan kedua pasangan paruh baya itu sejak beberapa menit yang lalu.
"Maafkan kami!" Hanya ucapan itu yang lolos dari mulut Rolando dengan tertunduk. Siapapun tidak akan berani menatap tatapan pria yang dikenal kejam pada siapapun.
Roy yang juga menyadari kedatangan mereka, berjalan mendekat. "Silahkan Tuan Wilson dan Nyonya duduk terlebih dahulu."
"Baik, terima kasih," ucap mereka bersamaan.
Mempersilahkan Rolando dan Marlin duduk, Roy pamit undur diri dari hadapan mereka.
"Selamat datang di mansion ku yang biasa ini!"
Baik Rolando dan Marlin menatap tak percaya dengan ucapan Zayn. Mansion yang biasa, lalu kediaman Wilson disebut apa? Gudang? Kedua pasangan paruh baya itu hanya dapat membatin.
"Dimana putri kami?" tanya Rolando tanpa berbasa-basi.
Telinga Zayn tersentak dengan pertanyaan Rolando yang tanpa berbasa-basi-basi itu. Pria itu baru saja mendaratkan tubuhnya di sofa. Menyandarkan punggung dengan sandaran sofa, Zayn menyunggingkan senyum. "Kalian tenang saja. Putri kalian sangat baik-baik saja." Zayn menekankan kata sangat pada Rolando.
"Kami ingin melihatnya. Aku harap Tuan tidak melakukan hal yang buruk pada putriku!" Rolando memberanikan diri untuk mengatakan hal demikian.
Saat mendengar perkataan Rolando, Zayn berdecak tak percaya karena pria paruh baya itu tidak mempercayai ucapannya. Menumpu kaki kanannya pada kaki kirinya, tatapan mata Zayn menajam, sebelum kemudian tertawa. "Kau benar. Pria sepertiku tidak dapat dipercaya. Tapi aku pastikan, putri kalian baik-baik saja. Aku benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik."
Melihat aura yang terpancar dari tubuh Zayn, Rolando bergidik. Ia tidak ingin menyulutkan emosi pria dihadapannya itu. "Kami percaya. Tolong jangan salah paham," ucap Rolando yang mulai gelisah.
Zayn tak menghiraukannya. "Apa kalian tidak penasaran untuk apa aku meminta kalian datang kesini?"
"Tentu saja. Apa yang membuat Tuan Jasper meminta kami berdua menemui Tuan. Apa tentang janjiku dua hari yang lalu?" ucap Rolando gelisah.
Keringat tipis mulai memenuhi kening paruh baya tersebut. Dua hari lalu ia berjanji akan membawakan uang yang sudah ditentukan.
Marlin menatap aneh dengan suaminya yang begitu hormat dan menjadi sangat gelisah. Ia ingin bertanya namun keadaannya belum tepat.
"Benar. Aku ingin kau membayarnya saat ini juga!" ucap Zayn dengan mengintimidasi. Ia tersenyum tipis, senyum meremehkan.
Rolando dan Marlin terkejut mendengarnya. "A-apa tidak bisa Tuan memberikan waktu lagi? Saat ini aku tidak memiliki uang sebanyak itu." Rolando berusaha bernegosiasi. Berharap pria itu tidak melakukan apapun padanya.
"Itu urusan kalian! Bayar sekarang juga atau kalian ingin melihat putri kalian terluka!"
Mendengar ancaman Zayn. Rolando mengatupkan kedua tangannya. "Jangan sakiti putri kami," ucapnya memohon penuh.
Zayn terdiam, seolah-olah tengah berpikir. "Baiklah. Aku akan menganggap hutang mu lunas dan membantu melunasi semua hutang-hutangmu yang berjumlah 20 Milyar itu!"
Rolando sangat terkejut mendengar hal itu. "Apa maksud tuan?"
"Roy!" Zayn mengabaikan tatapan penuh tanya Rolando. Pria itu justru memanggil Roy.
Roy yang berdiri tidak jauh dari posisi mereka, berjalan menghampiri. "Ada apa?"
"Ambilkan surat bukti seluruh pelunasan hutang Wilson yang sudah kita bayarkan!" perintah Zyan.
Roy yang sudah paham pun mengangguk. "Baik." Roy pun berjalan menuju ruangannya untuk mengambil surat bukti yang ia simpan di dalam ruangannya. Tak lama setelahnya, Roy kembali dengan membawa map.
"Berikan padanya!" ucap Zayn pada Roy.
Roy pun menyerahkan map tersebut. Dan kembali pada posisinya. Dengan ragu, Wilson mengambil map tersebut. Membukanya secara perlahan dan membacanya dengan seksama. Baik Rolando dan Marlin terkejut saat membaca isi dari surat itu.
"Apa maksud dari semua ini? Bagaimana bisa hutang-hutangku yang begitu banyak bisa lunas dalam waktu satu hari saja." Rolando berucap tak percaya. Pun dengan Marlin. Wanita itu terkejut dengan nominal yang ternyata hutang suaminya begitu besar. Nominal yang mencapai 10 Milyar, belum lagi hutang lainnya yang berjumlah 20 Milyar.
"Bagaimana, apa kau bisa membayarnya padaku?"
Rolando mendongakkan wajah, menatap ke arah Zayn. "Aku tidak akan sanggup membayar semuanya saat ini juga, tuan. Aku mohon berikan aku waktu lagi!"
Zayn berdecak kesal. Bukankah selama bertahun-tahun ia sudah berbaik hati membantu pria itu, memberikan keringanan. "Apa kau lupa, kalau selama ini aku sudah terlalu baik denganmu!" tukasnya dengan dingin sehingga membuat Rolando bergidik takut.
Ya, Tuan Jasper memang selalu membantu dirinya dalam mencapai kejayaan. Dan kini dengan tidak tahu malunya, ia meminta keringanan. Rolando yang malu pun hanya dapat menundukkan wajah.
"Seperti kataku, aku akan menganggap semua hutangmu lunas, tapi dengan syarat?"
"Apa syaratnya?" Rolando menyela cepat.
"Aku akan menikahi putrimu!" Wajah Zyan penuh keseriusan dengan mata yang menajam.
"Apa?" Baik Rolando dan Marlin tersentak kaget saat mendengar syarat yang diajukan oleh Zayn.
"Apa maksud tuan? Apa kami tidak salah dengar. Tuan ingin menikahi putri kami?" Rolando memastikan kembali bahwa dirinya tidak salah mendengar.
"Benar. Putrimu menikah denganku dan hutang-hutang mu lunas! Bagaimana?" Zayn membenarkan posisinya. Menangkupkan kedua tangannya.
"Tidak bisa!" Marlin menolak dengan tegas. "Aku tidak akan membiarkan putriku menikah dengan mu! Kau pikir kebahagiaan putriku bisa kau beli?" Marlin meninggikan suaranya.
Melihat sang istri yang begitu berani berbicara seperti itu, bahan berteriak. Rolando menjadi panik, dan menutup mulut istrinya dengan telapak tangan. "Apa yang kau lakukan? Kalau kau berbicara seperti itu, bisa saja kita langsung dihabisi saat ini juga!"
Kedua mata Marlin membelalak karena terkejut dengan ucapan suaminya. Tentu saja ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan mereka. Seketika Marlin menjadi terbungkam dan tertunduk.
"Tidak apa-apa. Aku memakluminya. Karena kalian begitu menyayangi putri kalian!" ucap Zayn santai. Dirinya memang tidak mempermasalahkan hal itu.
Saat melihat Zayn yang begitu tenang, Rolando ingin mengajukan pertanyaan yang membuatnya begitu penasaran. "Apa kau tertarik dengan putriku?"
"Menurut mu?" Zayn tersenyum angkuh. Membuat Rolando menghembuskan napas kesal.
"Bagaimana jika aku tidak menyetujuinya?" ucap Rolando dengan berhati-hati.
"Aku tidak meminta persetujuan kalian!" Zayn menyahuti dengan datar. Dengan atau tanpa persetujuan dari mereka, dirinya akan tetap menikahi Angela.
Rolando hanya berdecak. Mulutnya terasa keluh untuk menjawabnya.
"Jika kalian bisa mengembalikan uang ku yang bernilai milyaran dalam waktu kurang dari 24 jam, aku akan membebaskan putrimu atau kau lebih ingin masuk penjara, karena perbuatan yang sudah kau lakukan di masa lalu?" Zayn tersenyum menyeringai. Sudah dapat di pastikan jika Rolando tidak akan mampu membayarnya dalam kurun waktu secepat itu dan ancaman perihal masa lalu Rolando yang pernah menyingkirkan seseorang. Hal itu tentu saja tidak dapat membuat pria paruh baya itu berkutik.
Perkataan Zayn benar-benar membuat mereka terkejut. Benar-benar pria yang sangat kejam. Keringat dingin mulai memenuhi kening Rolando. Marlin yang tidak mengetahui masa lalu suaminya, seperti yang dikatakan oleh Zayn hanya bertanya-tanya dalam hatinya.
"Aku akan menyetujuinya," jawab Marlin cepat tanpa ragu. Ia tidak ingin suaminya di penjara walaupun ia tidak tahu kesalahan apa yang sudah dilakukan oleh suaminya.
Sesuai dugaan Zayn. Mereka tidak akan mungkin bisa menolaknya. "Bagus! Kalian akan menjadi mertua ku. Jadi mohon bantuannya Dad dan Mom mertua!" Tanpa malu Zayn menyebut Rolando dan Marlin sebagai mertuanya.
Ronaldo dan Marlin menatap datar ke arah Zayn. Walaupun di hati mereka merasakan kekesalan yang luar biasa akan ancaman pria yang akan menjadi menantunya itu.
Sedangkan Roy yang sedari tadi memperhatikan percakapan mereka, menyunggingkan senyum. Ia baru mengerti kenapa Zyan melunasi semua hutang-hutang Rolando, ternyata pria itu sudah merencanakannya dengan sangat matang.
"Baiklah, aku akan panggilkan putri kesayangan kalian!"
Mendengar ucapan Zayn, Roy berjalan menghampiri. "Aku akan memanggilnya." Ucapan Roy membuat Zyan menganggukan kepala.
Roy berjalan menaiki tangga menuju kamar Angela. Tak berselang lama, wanita cantik dengan dress motif bunga-bunga mawar terlihat menuruni tangga. Rolando dan Marlin beranjak dari duduknya, menyambut putrinya itu dengan seulas senyum bahagia.
Hal yang serupa pun dirasakan oleh Angela. Wanita itu begitu senang mendapati kedua orang tuanya berada di mansion milik Zayn. Karena begitu senangnya, Angela menghambur ke pelukan Marlin. "Aku merindukan mom."
"Mom juga sayang." Setelah berpelukan beberapa saat. Marlin melepaskan pelukan mereka, dan memberikan kecupan di kening putrinya.
Angela pun memeluk Rolando. Melepaskan kerinduan setelah satu minggu berpisah dengan kedua orang tuanya. "Apa kau sungguh baik-baik saja?" Rolando memastikannya dengan bertanya pada Angela, karena dirinya tidak percaya begitu saja pada Zayn.
"Aku baik-baik saja, Dad."
Melihat hal itu, Zayn hanya menatap datar tanpa ekspresi. Kejadian seperti itu tidak pernah ia rasakan lagi semenjak kedua orang tuanya meninggal. "Aku berikan kalian kesempatan untuk saling berbicara. Jelaskan padanya apa yang aku katakan kepada kalian!"
Setelah mengatakan hal itu, Zayn berlalu begitu saja. Angela menatap kepergian Zyan dengan berdecak sinis. Pria itu selalu berubah-ubah sesuka hatinya, terkadang dingin dan terkadang baik.
Roy pun mengikuti Zayn. Membiarkan Angela bertemu dengan kedua orang tuanya. Sebelum akhirnya, Zayn memisahkan mereka kembali.
Setelah kepergian Zyan dan Roy. Marlin menarik lembut tangan putrinya. "Kemari sayang. Ada yang ingin kami bicarakan."
Kening Angela berkerut dalam. "Ada apa mom? Apa Mommy dan Daddy datang kemari untuk menjemput ku?"
Hening sejenak. Baik Rolando dan Marlin tak ada yang menjawabnya. "Ada apa?" tanya Angela kembali karena mereka terlihat sangat aneh.
"Sudah kami putuskan, kau akan menikah dengannya."
Saat mendengar perkataan sang Mommy, Angela terkejut. "Me-menikah?"
"Benar. Kau akan menikah dengan-."
"Dengan siapa?" Angela menyela ucapan Rolando lebih dulu.
"Dengan Tuan Jasper!" jawab Rolando kembali.
"Ma-maksud Daddy adalah Zayn?" Angela bertanya memastikan.
Rolando dan Marlin mengangguk bersamaan. Angela tak mampu menutupi keterkejutannya. "Bagaimana mungkin aku menikah dengannya? Aku saja menolak menikah dengan Sam. Lalu Daddy dan Mommy memintaku menikah dengannya!"
Mendengar ucapan Angela, Rolando dan Marlin terbungkam sesaat. Angela menyipitkan kedua matanya. "Apa yang dia lakukan sehingga Daddy dan Mommy memintaku untuk menikah dengannya?" tanyanya penuh selidik.
"Tidak ada!" Rolando menjawab setelah beberapa saat terbungkam.
"Benarkah?" ucap Angela. Rolando mengiyakan ketidakyakinan putrinya. "Apa ini ada hubungannya dengan masa lalu Daddy?" tanyanya dengan dingin.
Rolando terkejut dengan pertanyaan putrinya. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Rolando. Angela berdecak dan sudah dipastikan bahwa yang dikatakan oleh Zayn tentang rahasia sang Daddy adalah benar. "Jadi benar, kalau Daddy pernah membunuh seseorang?"
Tak hanya Rolando, Marlin pun terlonjak kaget. "A-apa yang kau katakan, Angel? Me-membunuh?" Marlin terlihat sangat syok, ucapannya terbata-bata.
"Jadi yang Tuan Jasper katakan tadi adalah masa lalu mu yang pernah melakukan hal kotor? Begitu?"
Diamnya Rolando sudah membuktikan bahwa semua itu adalah benar. Marlin dan Angela berdecak tak percaya bahwa pria yang mereka cintai itu pernah melakukan tindakan kriminal.
Angela menarik napas dalam lalu membuangnya secara perlahan. "Bagaimana jika aku tidak ingin menikah dengannya?"
"Kau tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya!" Suara yang dingin dan angkuh menyentakkan telinga mereka.
Mereka menoleh ke arah pria yang mengeluarkan aura menyeramkan. Sehingga membuat mereka beranjak berdiri secara serentak. Suasana semakin mencekam saat pria yang tak lain ialah Zayn yang semakin berjalan mendekat. Rolando, Marlin dan Angela bergidik ngeri karena pria itu tengah mengayunkan sebilah pisau.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
Jangan kaget ya, bang Zayn bawa pisau buat potong mangga. Dia mau ngerujak wkwk 🤭🤭
Pokoknya kalau kalian suka dengan cerita bang Zayn. Jangan lupa, Like, komentar, follow dan vote kalau berkenan. Terima kasih banyak..
Author akan usahakan untuk up setiap hari.. karena kesibukan RL jadinya up tidak menentu. Terima kasih yang masih setia sama cerita bang Zayn.
Jangan lupa bahagia 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
jen
Xavier temen angel kan yaa
2024-09-16
0
Alexandra Juliana
Jgn bikin sport jantung calon istri dan calon mertuamu atuh Bang Zayn...🤭🤭
2022-12-20
0
Maia Mayong
🤣🤣 AQ geli n ngakak saat Zayn , ngucap mom n dan mrtua. 🤣🤣🤣
2022-03-10
0