Waktu menunjukkan pukul 19.00. Seperti yang dikatakan oleh Rolando dan Marlin, tamu yang di tunggu-tunggu oleh mereka pun sudah datang. Keluarga Wilson dan keluarga Thomas tengah makan malam, berbincang kecil dengan diselipkan candaan dan tawa. Terlebih lagi putra dari rekan bisnis sang Daddy ialah Samuel, teman masa kecil Angela.
Usai makan malam, Samuel mengajak Angela untuk duduk di halaman, sedangkan para orang tua memilih berbincang di ruang keluarga. Samuel tak hentinya menatap Angela, gadis kecil itu sudah tumbuh menjadi wanita yang dewasa, cantik dan anggun.
Samuel yang duduk di kursi ayunan kayu menatap penuh kagum pada sosok wanita yang tengah berdiri menatap bintang yang bertaburan di langit.
"Apa kau tidak ingin duduk di sampingku, Angel?" ucapnya. Tangan kanan memegang botol wisky yang bertumpu pada lutut kirinya.
Angela menoleh dan mengukir sebuah senyuman. senyuman itulah yang selalu pria itu rindukan. Berjalan mendekat ke arah Samuel, Angela pun duduk di kursi ayunan tepat di samping Samuel.
"Sepertinya kau semakin tampan dari terakhir kali kita bertemu 4 tahun yang lalu." Angela menatap lekat wajah pria yang kini sudah di tumbuhi bulu-bulu di sekitar rahang pria itu.
4 tahun yang lalu Samuel meneruskan pendidikan di Jerman sehingga baru kembali beberapa minggu yang lalu dan meneruskan perusahaan Daddy-nya, yaitu Perusahaan Thomas Corp.
"Benarkah?" sahut Samuel memastikan, tubuh pria itu berangsur menghadap Angela.
Angela mengangguk. "Benar. Melihat kau tampan seperti ini, apa kau tidak memiliki pacar?"
Samuel tersedak minumannya saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Angela secara tiba-tiba. "Kau ini bicara apa?" sanggahnya cepat, karena ia tidak ingin menjawab pertanyaan wanita di sampingnya itu. "Aku terlalu sibuk menggantikan Daddy mengurus perusahaan, jadi mana sempat aku memikirkan hal lain," lanjutnya kemudian.
Angela menatap iba ke arah Samuel. Tangan kirinya mengusap singkat rambut Samuel. "Kasihan sekali."
Samuel berdecak saat mendengar ucapan Angela. "Kau sendiri bagaimana? Aku dengar kau juga masih sendiri."
Samuel membalas ucapan Angela, sehingga wanita itu menyipitkan kedua matanya. Sebelum kemudian menarik sudut bibirnya. "Aku belum menemukan seorang pria yang dapat menggetarkan hatiku."
"Menggetarkan hatimu?" Samuel mengulangi perkataan Angela.
Angela mengangguk seraya menengadahkan kepala, melihat ke atas langit. Samuel tersenyum penuh arti, ia meletakkan botol wisky ke atas meja. Sebelum kemudian meraih dagu runcing Angela agar menatap dirinya.
"Aku jadi penasaran, bagaimana caranya agar dapat menggetarkan hatimu?" tutur Samuel, mereka saling beradu pandang.
"Apa seperti ini dapat menggetarkan hatimu?" Samuel semakin mendekatkan wajahnya dengan tangan yang masih menyentuh dagu Angela. Napas keduanya saling menyapu wajah mereka.
Mengerjapkan kedua matanya berulang kali, Angela menepis tangan Samuel. "Kau ini selalu saja menggoda ku."
Angela membuang pandangan, wajah wanita itu menyembulkan rona merah. Saat melihat manik mata Samuel yang menantap dalam padanya, membuat dirinya menjadi tak dapat berkutik, bahkan menjadi salah tingkah.
Beberapa tahun tak bertemu dengan temannya itu, seperti ada yang lain dari pria itu. Begitu seksi dan terlihat sangat tampan. Bahkan Angela dapat mencium aroma maskulin dari tubuh Samuel saat wajah mereka berdekatan.
Samuel terkekeh melihat Angela yang menjadi salah tingkah. Ia memang sengaja berbuat seperti itu, agar Angela dapat melihat dirinya dengan jelas.
"Ini sudah malam, sebaiknya kita masuk ke dalam." Samuel memberikan usapan di kepala Angela.
Lagi-lagi Angela tertegun mendapatkan perlakuan manis dari seorang pria yang baru pertama kali ia dapatkan. Selama mengenal Samuel, pria itu penuh kejutan dan telah banyak berubah.
Angela beranjak berdiri, melewati Samuel begitu saja. "Kalau kau seperti itu, maka banyak wanita yang akan salah paham." Wanita itu berbicara tanpa menoleh ke arah Samuel.
Kening Samuel berkerut dalam saat mendengar perkataan Angela. "Tunggu! apa maksud mu, Angel?" Samuel beranjak dari duduknya dan mengejar Angela yang sudah masuk lebih dulu.
Setelah berbincang cukup lama di ruang keluarga, Tuan Hans Thomas beserta istrinya berpamitan karena hari sudah akan semakin larut, pun dengan Samuel.
***
Keesokan harinya. Angela tengah bersiap-siap dan merias diri di depan cermin. Suara pintu terbuka pun mengalihkan perhatiannya, menampakkan Rolando dan Marlin. Marlin berjalan mendekat ke arahnya, sedangkan Rolando memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan ranjang.
"Kau sudah mau berangkat, sayang?" Marlin memainkan rambut panjang putrinya yang diikat ekor kuda dengan lembut.
"Iya mom, hari ini ada banyak sekali pekerjaan di kantor." Angela menjawab pertanyaan Marlin seraya memoles wajahnya dengan riasan tipis.
Marlin menoleh ke arah Rolando. Melihat tatapan istrinya, Rolando mengangguk pelan.
Marlin pun mengerti dan kembali memusatkan perhatiannya pada putrinya. "Sayang, apa kami boleh berbicara sebentar dengan mu?" Merlin menyentuh kedua bahu putrinya.
Angela menghentikan kegiatannya yang tengah mengenakan lipstik. "Katakan saja apa yang ingin Mommy dan Daddy sampaikan." Angela berbalik badan, sehingga tubuhnya sudah saling berhadapan dengan Rolando dan Marlin.
"Kami hanya ingin tau, bagaimana pendapatmu tentang Sam? Bukankah kalian sudah lama saling mengenal?"
Pertanyaan Marlin membuat Angela terdiam sejenak. Ia sudah dapat menduganya bahwa mereka akan segera membahas tentang perjodohan tersebut.
"Sam sangat baik dan dia juga pria yang tampan." Angela tak dapat memungkiri jika Samuel adalah pria yang sangat tampan, bahkan dirinya hampir saja terpesona saat tadi malam.
"Lalu apa kau menerima perjodohan ini?" Rolando menimpali pertanyaan Marlin. Berharap jika putrinya tidak akan menolak perjodohan itu.
Angela menghela napas dalam. "Daddy juga tau, aku dan Sam sudah mengenal sejak lama, dan selama ini aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. Mungkin dia juga tidak memiliki perasaan apapun padaku. Jadi Daddy dan Mommy jangan terlalu berharap dengan perjodohan ini, karena jawaban Angel adalah tidak." Menjelaskan apa yang dirasakannya, Angela menolak dengan tegas perjodohan tersebut.
Rolando dan Marlin saling pandang. Raut wajah mereka terlihat sangat kecewa. Angela menyadari hal itu, namun dirinya pun tak dapat begitu saja menerima perjodohan itu, walaupun ia tahu bahwa Samuel adalah pria yang sangat baik dan dewasa.
"Apa kau yakin sayang? Apa kau tidak ingin mencobanya dulu? Misalnya mencoba lebih dekat dengannya?" Marlin mencoba membuka pikiran putrinya, membujuk putrinya agar dapat mempertimbangkan Samuel terlebih dahulu.
Angela terbungkam, sebelum kemudian mengangguk yakin sebagai jawabannya.
Melihat hal itu, Rolando mengembuskan napas berat, ia pun tak dapat memaksakan putrinya itu. "Baiklah kalau itu memang keinginan mu. Daddy akan membicarakan hal ini pada Hans." Meskipun berat hati membatalkan perjodohan putrinya dengan Samuel. Rolando tetap memasang senyum agar tak menampakkan kekecewaannya.
"Maafkan Angle Mom, Dad." Angela merasa bersalah kepada orang tuanya, terlebih lagi pada Samuel dan keluarganya.
"Kalau begitu biar Angel yang jelaskan kepada Sam," ucap Angela.
"Hm, baiklah. Kami berharap hubungan kalian tetap terjalin dengan baik." Marlin merangkul pundak putrinya dan mengusapnya dengan lembut.
"Sudah hampir terlambat, Angel harus berangkat ke kantor sekarang." Angela beranjak berdiri. Rolando dan Marlin memperhatikan putrinya yang tengah meraih sebuah tas dan memasukan ponsel ke dalam tas berukuran kecil itu.
"Bye mom, bye Dad!" Angela mencium pipi Marlin dan Rolando secara bergantian. Sebelum kemudian berlalu dari kamar, meninggalkan kedua orang tuanya yang hanya saling memandang.
Kedua paruh baya tersebut saling menghela napas berat. "Mau bagaimana lagi, putri kita itu sangat keras kepala," ucap Marlin. Tangan kanannya memijit pelipisnya yang di rasa cukup pusing.
Rolando mengedikkan bahu, ia pun tak tau harus bagaimana memaksa putrinya agar mau menikah dengan Samuel. Ia pun harus memikirkan cara lain, cara untuk putrinya agar tetap hidup dengan layak di kemudian hari. Karena cepat atau lambat ia harus kehilangan segalanya. Perusahaan ataupun sebagian hartanya.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
Quotes :
Cinta akan selalu menemukan jalannya. Entah pertemuan dalam bentuk kebetulan atau sudah termasuk dalam takdir. Jika memang berjodoh maka cinta itu sendirilah yang akan memberikan jalan.
Waduh author oleng nih 😂 Samuel apa Zayn ya wkwk Samuel juga tampan banget sih bikin gagal fokus haha 🤭
Jangan lupa tinggalkan Like, dan komentar kalian ya. Kalau berkenan kalian bisa vote juga. Terima kasih banyak 🤗
Jangan lupa bahagia 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Rena utami
babang samuel cakep banget😘
2023-11-25
0
Jacklin Clarisa morgana
cih pling benci sma orang tua yg suka jodohin ank bisa jdi nie laki2 tw ortunya laki2 bkl jadi musuh
2023-02-20
0
Ainun Dunggio
gagal deh
2022-06-02
0