Semburat jingga yang berpadu dengan merah muda memecah di langit. Menghiasi Kota Los Angeles yang menambah kesan indah pada pemandangan sekitar. Menyambut senja, dua wanita cantik yang tak lain ialah Angela dan Tasya berada di dalam mobil setelah di sibukkan dengan aktivitas di kantor beberapa jam yang lalu.
Mobil yang dikendarai Angela berhenti tepat di depan sebuah bangunan yang tak terlalu besar namun tampak elegan.
"Terima kasih kau sudah mengantar ku, Angel. Seharusnya aku sebagai asisten yang mengantar mu tapi malah justru kau yang mengantarku." Tasya berucap dengan tawa ringannya.
"Tidak apa-apa, lagi pula rumah kita searah. Cepat kau masuklah. Aku harus pulang cepat waktu."
Mendengar perkataan Angela, Tasya mengerutkan keningnya. "Memangnya ada pertemuan dengan siapa? Apa kau akan dijodohkan lagi?"
Angela menyipitkan kedua matanya pada sahabatnya itu, sebelum kemudian menghela napas pelan. "Entahlah, aku akan melihatnya nanti. Pria seperti apa lagi yang akan dijodohkan denganku."
Tawa Tasya memecah di dalam mobil dan hal itu membuat Angela mendengkus kesal. "Sepertinya kau harus cepat mencari seorang pacar agar tidak dijodohkan lagi, Angel."
"Ya ya ya, aku akan mencarinya." Angela menjawab dengan malas. Hal itu memang bukan kali pertama kedua orang tuanya ingin menjodohkan dirinya dengan berbagai pria dari putra-putra rekan bisnis sang Daddy.
Melihat kekesalan di wajah Angela, Tasya tersenyum puas. "Baiklah, aku masuk dulu. Semoga kali ini pria yang akan di jodohkan denganmu berwajah yang sangat tampan." Tasya tak hentinya menggoda Angela. Keluar dari dalam mobil, wanita itu melambaikan tangan, karena tak ingin menjadi sasaran empuk kekesalan atasan sekaligus sahabat itu.
"Ck, untung saja kau sahabatku." Angela menggerutu kesal karena ucapan sahabatnya. Ia melirik ke arah kaca spion dan tak sengaja mendapati sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari posisi mobilnya.
"Bukankah mobil itu sama persis dengan mobil yang yang terparkir di depan gedung kantor?" gumamnya heran dan terus memperhatikan mobil itu dengan seksama.
Angela begitu penasaran dengan sebuah mobil sedan hitam dengan corak orange di tengahnya dan itu serupa dengan mobil sebelumnya yang berada di depan gedung Perusahaan Wilson Corporation. Angela menatap penuh selidik, terlihat dari kedua alisnya yang berkerut dalam.
Namun beberapa saat kemudian ia menepis pikiran anehnya. "Ah, mungkin hanya perasaanku saja, apa untungnya mobil itu mengikuti ku." Mengabaikan mobil sedan hitam itu, Angela melajukan mobilnya, meninggalkan pelataran rumah milik Tasya.
Baru beberapa menit mengendarai mobilnya, sebuah mobil mewah melintas dengan cepat, melewati mobil miliknya. Angela yang terkejut pun mengumpat tanpa sadar. Membuka kaca mobilnya dan berteriak, salah satu tangannya menekan klakson berulang kali.
"Hei, kau bisa membawa mobil tidak?!" Karena begitu kesal hingga Angela memaki pengendara mobil tersebut.
Hingga bunyi yang berasal dari suara klakson mobil Angela, menghentikan mobil mewah hitam itu. Sosok pria tampan yang berada di dalam mobil pun berdecak kesal, bersamaan dengan Angela yang turun dari mobil saat melihat sosok pria yang turun dari mobil dengan pakaian hitam.
"Apa kau bisa mengemudikan mobil dengan benar? Bagaimana kalau tadi mobil kita bertabra-kan?!" Ucapan Angela hampir saja terputus karena sosok pria yang memiliki paras tampan berjalan semakin mendekat ke arahnya.
Pria itu tak lain ialah Zayn. Mobilnya memang menyelinap ke sisi mobil Angela karena mereka tengah tergesa-gesa, namun ia tidak akan meminta maaf ataupun membiarkan dirinya mendapatkan makian dari seorang wanita.
"Kau yang tidak bisa mengemudikan mobil atau aku? Katakan heh!" hardik Zayn yang tak kalah kesal.
Glek
Angela menelan salivanya dengan susah payah. Bukan karena takut, melainkan tak bisa mengendalikan diri saat melihat wajah tampan seorang pria yang kini sudah berdiri di hadapannya.
"K-kau yang salah. Mobilmu menyelip saat mobilku melaju dengan cepat." Angela menjawab dengan gugup saat manik mata cokelat pekat yang tajam terus menatap dirinya.
Zayn berdecak. "Apa kau berharap aku akan meminta maaf padamu?" Zayn mengeluarkan dompet dari balik saku celananya. "Aku akan memberikan uang ganti rugi, terimalah." Zayn memberikan beberapa lembar uang yang cukup banyak.
Angela tersenyum sinis. "Jangan kau pikir semua dapat di selesaikan dengan uang!" Angela berucap dengan suara yang meninggi.
Mendengar perkataan wanita yang dengan berani meninggikan suaranya padanya, Zayn menyunggingkan senyuman. "Lalu kau mau apa? Kau tidak ingin uang. Apa kau ingin aku memelukmu?" Zayn memasukkan kembali uangnya ke dalam saku celana dengan asal.
Hah? Angela tercengang ketika mendengar perkataan Zayn yang tidak tahu malu. "Aku tidak butuh pelukan mu. Simpan saja pelukanmu itu untuk wanita-wanitamu di luar sana."
"Hahaha.." Zayn tergelak saat mendengar ucapan Angela yang menuding dirinya memiliki banyak wanita. "Darimana kau tau kalau aku memiliki banyak wanita? Apa kau mengikuti ku?" Zayn menatap lekat wajah Angela, bahkan satu langkah lebih mendekat, membuat Angela memundurkan langkahnya.
"Jangan asal berbicara. Aku saja baru bertemu dengan mu hari ini, bagaimana mungkin aku mengikuti mu!" Angela kembali meninggikan suaranya, merasa tak terima dengan tuduhan pria di hadapannya.
Zayn tersenyum sarkasme dan hal itu membuat Angela bergidik ngeri. Karena aura yang terpancar dari tubuh pria itu sangat menyeramkan.
"Zayn?"
Zayn menoleh saat Roy memanggil dirinya. "Kita hampir terlambat," ucap Roy dengan sebuah isyarat mata yang hanya dapat mereka ketahui.
"Baiklah." Zayn pun berbalik badan sehingga memunggungi Angela. "Urusan kita sudah selesai, jadi jangan berharap kita akan bertemu lagi!"
Kedua mata Angela membelalak tak percaya, bersamaan dengan hembusan napas kesal. "Hei, siapa yang mau bertemu denganmu lagi!"
Zayn tak menghiraukan teriakan Angela. Pria itu masuk ke dalam mobil dan tak lama mobil mewah hitam milik Zayn melaju cepat, meninggalkan Angela yang masih berdiri pada posisinya.
"Ck, idiot! Tidak waras! Kenapa aku harus bertemu pria seperti itu!" Angela terus mengumpat seraya melihat mobil pria itu yang semakin menjauh.
"Seperti pernah bertemu dengannya sebelumnya, tapi dimana?" Merasa pernah melihat sosok pria yang sama menyebalkannya seperti pria itu, Angela berusaha memutar ingatannya namun menggeleng cepat.
"Ah tidak, sepertinya aku salah orang," gumamnya, sebelum kemudian masuk ke dalam mobil. Dering ponsel menyentakkan telinganya, dan dengan cepat meraih ponsel yang berada di kursi samping kemudi.
"Hallo, mom?" jawabnya.
"Kau dimana sayang? Ini sudah jam berapa? Kenapa kau belum sampai juga?" Di sambungan telepon, Marlin melayangkan pertanyaan secara beruntun.
"Maaf mom, ada sedikit masalah. 15 menit lagi aku akan sampai," sahut Angela yang sudah melajukan kembali mobilnya.
"Hm, baiklah. Kau hati-hati di jalan sayang."
"Iya mom."
Keduanya memutuskan sambungan telepon. Menginjak pedal gas, Angela menambah kecepatan penuh.
Sedangkan di dalam perjalanan, Zayn yang tengah memejamkan matanya tersentak saat ponselnya yang berada di dalam genggamannya berdering. Mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa si penelepon.
"Ada apa, Jeff?" Zayn sudah mengetahui kalau yang menghubungi dirinya adalah salah satu anak buahnya yang bernama Jeff.
"Master, apa kau sudah mengenal wanita itu?"
Saat mendengar pertanyaan anak buahnya di seberang sana, kening Zayn berkerut bingung. "Wanita yang mana?"
"Yang baru saja menghentikan mobilmu," ujar Jeff cepat.
Zayn paham siapa wanita yang dimaksud oleh Jeff, wanita yang membuat kesan yang cukup menarik baginya. "Aku tidak mengenalnya," jawabnya dengan acuh.
"Benarkah? Jadi kau tidak mengetahui kalau wanita itu adalah putri dari Tuan Rolando Wilson?" tanya Jeff memastikan.
"Apa yang kau katakan? Coba kau ulangi lagi?" pinta Zayn seraya membenarkan posisi duduknya.
Jeff mendesah pelan. "Wanita itu bernama Angela Wilson, Putri dari Tuan Rolando Wilson. Beberapa hari ini aku mengikuti mobilnya sesuai perintah mu."
Mendengar keterangan Jeff, Zayn menarik kedua sudut bibirnya. "Menarik!"
"Apa yang menarik, master?" Jeff yang di seberang saja menjadi bingung.
"Jangan banyak bertanya!" Tut. Zayn memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.
"Apa kau menemukan sesuatu yang menarik, Zayn?" Roy sejak tadi fokus pada kemudinya namun mencuri pembicaraan Zayn dengan Jeff, sehingga ia menjadi penasaran dan langsung bertanya.
"Benar. Ternyata wanita itu adalah putri dari Rolando Wilson," sahut Zayn dengan senyuman yang tak menyurut.
"Lalu apa kita akan membawanya saat ini?" Roy bertanya seraya mengamati perubahan raut wajah Zayn.
"Tidak!" tolak Zayn tegas. "Biarkan wanita itu bebas selama beberapa hari. Jika Wilson berani membohongi ku, maka kalian bisa membawanya padaku!" perintah Zayn dengan menyunggingkan senyum licik.
"Baik!" jawab Roy disertai anggukan kepala.
"Aku berkata untuk tidak bertemu lagi, tapi sepertinya takdir berkata lain." Zayn berbicara seorang diri, kedua sudut bibirnya membentuk sebuah lengkungan.
Roy yang menyadarinya hanya menggeleng pelan. Ia tahu bahwa Zayn akan melakukan sesuatu pada wanita itu.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
Quetes :
Apa yang kita pikirkan terkadang tak sejalan dengan takdir.
Bang Zayn kembali yuhuuuuu..... jangan lupa tinggalkan jejak, Like, Vote dan Komentar kalian.. Yang belum follow author cuss ya di follow.. 🤗
Jangan lupa bahagia 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Ainun Dunggio
lnjut donk seru ni
2022-06-02
0
Ainun Dunggio
lnjut donk
2022-06-02
0
Kuro
jangan banyak bertanya Roy....Krn itu akan memperpendek umurmu....🤭🤭🤭😄😄😄
2021-11-03
0