Sepanjang perjalanan Annisa nampak diam saja dan sesekali tersenyum sedangkan Ameera bicara sama Aqila dan kadang terdengar tawa dari mereka.
"Tau gini nggak usah ikut kamu tadi, berisik." gerutu Ammar.
"Yeee.. siapa yang mau ikut tadi, kan Abang sendiri yang nyuruh Meera." Ameera memajukan bibirnya.
"Meera. Kan kasihan Bang Ammar kalau pulang sendirian." Annisa berani juga berbicara.
"Ciyeee... ada yang belain." Cibir Ameera yang tersenyum-senyum sama Aqila.
"Bukan Ra, tapi.."
Belum selesai Annisa berbicara sudah dipotong sama Ameera.
"Tapi perhatian ciyee....ha ha..ha..." tawa Ameera dan Aqila.
"Dik, jangan suka ngeledekin Annisa." bela Ammar.
"Ciyeee... di belain, ha ..ha..ha..." makin menjadi Ameera dan Aqila. Annisa hanya tersenyum malu, sedangkan Ammar bisa melihat wajah Annisa dari kaca di dalam mobil.
"Dik.. bisa diam nggak Abang turunin nih."
"Iya, ampun Bang..." Ameera berlagak memohon.
Ammar menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Aunty nya.
"Turun.."
"Abang serius mau nurunin Adik di sini."
"Itu sudah sampai rumah Aunty."
"Ha ha ha... Aku Kak yang disuruh turun." Aqila menahan tawanya melihat ekspresi Ameera.
"Kalau kamu turun di sini nggak papa biar Abang sendiri yang nganterin Annisa." kata Ammar sambil melirik ke arah Anisa dari kaca.
"Oke..dengan senang hati." Ameera malah kegirangan sedangkan Annisa merasa gelisah dia nggak mau satu mobil berdua hanya dengan Ammar.
"Ra.. Jangan turun. Aku sama siapa."
"Annisa yang cantik, sama Abang Ammar ya." rayu Ameera.
"Nggak mau, kalau begitu aku juga ikut turun sini aja." Annisa ikut membuka puntu mobil dan akan turun.
"Ehh . jangan." Ameera menutup kembali pintu mobil belakang. Ammar melihat ketidaknyamanan Annisa jika hanya berdua dengan dirinya.
"Dik, ayo masuk keburu sore."
"Tadi mau nganter sendiri."
Ameera dengan wajah menggoda Abangnya akhirnya masuk mobil kembali.
"Kasihan Annisa nggak ada temennya." Ammar.
"Kak nggak mampir dulu." Aqila.
"Nggak usah ya Qila, salam buat Aunty dan Om udah sore kasihan Annisa."
"Oke."
Ammar kembali melajukan mobilnya menuju ke arah rumah Annisa, sepanjang perjalanan Ameera sengaja pura - pura ngantuk dan mulai memejamkan matanya.
"Kamu ngapain mau tidur." Ammar melihat gereget Ameera menyandarkan badannya ke kursi.
"Ngantuk Bang, sorry ya Bang. Ngobrol dulu aja sama Annisa."
Ameera sudah memejamkan kedua matanya dan tentu tidak tidur beneran.
"Eh.. tidur Dia, emangnya aku supirnya apa."
Annisa hanya tersenyum dan melihat ke arah luar jendela.
"Mmmmm.. Nisa makasih ya sudah datang tadi ke kampus padahal kondisi tubuh kamu lagi nggak sehat."Ammar mulai mengajak Annisa ngobrol.
" Bener Kan, Abang itu ada rasa tapi malu aja." batin Ameera.
"Iya Bang tadi dari rumah juga nggak sakit, tiba - tiba aja perutnya nggak enak." Annisa memandang ke depan dan kedua manik mata mereka bertemu saat Ammar melihat Annisa dari kaca.
"Gitu ya, nggak bisa di prediksi dulu."
"Iya Bang." Annisa malah jadi malu sendiri kenapa malah membahas sakit dia yang hanya bohong.
"Dik.. bangun sebentar lagi sampai." Ammar mengalihkan pembicaraan.
"Biarin aja Bang, mungkin Meera kecapekan." Annisa.
"Nanti Abang pulang nyetir sendiri kalau Dia nggak bangun."
"Nanti Nisa bangunin kalau mau turun."
"Oke. Kamu sendiri kalau di rumah."
"Sama Mama aja Bang, Kalau Papa sibuk suka pulang sore."
"Mama Kamu sudah nggak tugas lagi."
"Nggak Bang, sekarang hanya di rumah saja semenjak pindah ke sini karena permintaan Papa."
"Ohh.. Maaf ya jadi tanya kemana - mana."
"Nggak papa Bang, itu sampai Bang Nisa bangunin Meera ya."
"Hmm..."
"Ra.. bangun Ra. Aku udah nyampe mau mampir nggak." Annisa menepuk pundak Ameera dari belakang.
"Hmmm... udah sampai ya." Ameera mengucek kedua matanya dan berlagak seperti bangun tidur.
"Mampir dulu Ra, Bang."
"Ayo Bang mampir dulu, nggak enak sama Mama Ana." pinta Ameera.
"Oke deh."
Ameera tersenyum senang
"Bang, mobilnya masuk aja."
Ammar menganggukkan kepalanya kemudian penjaga rumah Annisa membukakan pintu gerbangnya.
"Ayo Ra, Bang Ammar silahkan masuk."
Mereka turun dari mobil dengan Annisa berjalan bergandengan dengan Ameera sedangkan Ammar mengikutinya dari belakang.
" Assalamualaikum." ucap Ameera, Annisa dan Ammar.
" Waalaikumsalam." Mama Ana muncul dari dalam.
"Hmmmm.. baru pulang sayang, ada si cantik."
Annisa meraih tangan Mamanya dan menciumnya diikuti oleh Ameera.
"Iya Ma, Nggak papa kan Meera ke sini lagi."
"Mama malah seneng kalau Meera sering ke sini."
"Ini Abangnya Meera."
"Iya Tante, Ammar." Ammar meraih tangan Mama Ana dan menciumnya.
"Panggil aja Mama Ana."
"Baik Tante."
"Ayo duduk, Sayang buatin minum ya."
"Iya Ma."
"Yuk sama Aku Nisa."
Ameera mengikuti Annisa masuk ke dalam untuk membuat minum, dan meninggalkan Ammar berdua dengan Mama Ana di ruang tamu.
"Gimana sidangnya tadi Ammar."
"Alhamdulillah Tante semuanya berjalan lancar dan hasilnya sesuai dengan keinginan."
"Alhamdulillah."
"Tante tau kalau saya sidang hari ini."
"Iya Nisa semalam cerita meminta izin mau datang ke sidang Kamu sama Aqila."
"Makasih ya Tante."
"Rencana mau lanjut kemana."
"Abang mau S2 ke luar negeri Ma, seperti Papi dulu." Ameera tiba - tiba muncul dari belakang bersama Annisa dengan membawa minuman dan camilan untuk mereka.
"Wah, bagus dong masih muda kejarlah cita-cita."
"Iya Tante."
"Silahkan Bang di minum."
"Makasih Nisa."
Ammar tersenyum kepada Annisa dan di balas olehnya. Mama Ana memandang mereka berdua seperti ada yang berbeda.
"Meera, kapan - kapan boleh dong ketemu sama Mami kamu, Mama pingin kenal."
"Iya Ma, nanti Meera sampaikan sama Mami, pasti Mami seneng."
"Oke, nanti bisa di atur waktunya. Pasti Mami Kamu sibuk."
"Mami di rumah aja kok Tante, jaga Oma ya kadang ikut Papi ke kantor." jelas Ammar yang senang jika suaminya mengenal Mamanya Annisa.
"Oma di rumah."
"Iya Ma, Oma ikut Kita dan Mami yang rawat."
"Hmm.. kalau begitu nanti Mama aja yang main ke rumah kamu sekalian nengok Oma."
"Wah.. Meera seneng banget Ma."
"Ayo sambil ngobrol dimakan dong Ammar camilannya."
"Iya Tante."
Tak terasa hari semakin sore dan sebentar lagi menjelang adzan maghrib Ammar dan Ameera akhirnya berpamitan dengan Mama Ana untuk pulang ke rumah karena sudah ditunggu oleh Mami dan Papinya.
Sepanjang perjalanan Ammar terlihat bahagia dan bersiul - siul sendiri.
"Abang kenapa, sepertinya lagi bahagia ini."
"Keluarganya Nisa baik ya Dik."
"Jelaslah Bang, tapi kalau Papanya Nisa Adik belum terlalu kenal Bang cuman kadang ketemu aja kalau di kampus nganterin Annisa."
"Abang suka kan sama Nisa, buruan Bang nanti diambil orang lho." Ameera ngomporin Ammar terus.
"Abang nggak mau pacaran, lagian Abang juga harus berangkat ke luar negeri setelah wisuda."
"Abang nggak kepikiran apa kalau di luar negeri, dan Annisa disini didekati sama orang."
"Kamu sudah janji kan mau bantu Abang."
"Iya, Adik bantuin apa."
"Nanti Abang kasih tahu." Ammar hanya tersenyum penuh rahasia.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Selamat pagi...
Bang Ammar balik lagi, biar semangat pagi ini 😊😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
neng D
papanya annisa curiga dokter yg dulu ngajak nikah shakila 😁
2021-08-12
0
Hasna Nabilah
lanjut kak semangat ❤✊
2021-02-08
1
Dita
lanjut kak
2021-02-08
1