Ammar keluar dari ruangan dengan senyum yang mengembang di bibirnya, sudah pasti mendapat hasil sesuai dengan yang diinginkannya.
"Ammar, selamat ya." Gina mendekatinya dengan membawakan sebuah buket bunga. Ameera dan yang lainnya yang melihat merasa sebal dengan sikap Gina yang sok cantik di depan Ammar.
"Makasih Gina."
"Dia siapa, sepertinya dekat dengan Bang Ammar." dalam hati Annisa.
"Bang, selamat ya." Ameera memeluk Abang satu - satunya itu.
"Makasih ya Dik."
"Bang Ammar selamat." secara bergantian Aqila, Riri dan Rendi bergantian memberikan selamat dengan berjabat tangan dengan Ammar.
"Makasih buat semuanya."
"Bang Ammar selamat ya." Annisa dengan menangkupkan kedua tangannya tersenyum ke Ammar.
"Makasih Nisa." Ammar membalas senyum Annisa dan ikut menelangkupkan kedua tangannya.
"Ammar rencana mau kemana nih setelah ini." Gina mendekat ke Ammar berharap setelah ini mereka akan pergi ke mana untuk merayakan kelulusan Ammar.
"Pulang aja sudah di tunggu Mami."
jawab Ammar membuat Ameera tersenyum senang.
"Ayo Bang kita pulang saja." ajak Meera.
"Oke, sebentar ya Abang ketemu teman-teman."
Ammar meninggalkan mereka untuk menyapa teman-temannya yang tadi juga sudah memberi support, Gina mengikutinya membuat Ameera dan yang lain tak suka melihatnya.
"Ren, seberapa dekat sih Bang Ammar sama cewek itu." Riri
"Ya biasa aja, Gina aja yang sok deket sama Bang Ammar." ucap Rendi.
"Ra, Kita buat rencana yuk biar itu cewek tidak dekat lagi sama Bang Ammar." Riri.
"Kalian mau ngapain." tanya Aqila.
"Gimana rencananya." Meera.
"Nah...." Riri menatap Annisa sedangkan yang di tatap merasa heran.
"Ada apa." Nisa.
"Kita manfaatin Nisa aja, nggak papa ya Nis bentar aja." pinta Riri.
"Maksud kalian apa." Nisa nggak paham.
"Meera kamu ke sana bilang sama Bang Ammar, Nisa sakit atau gimana gitu biar kita cepat pulang terus Nisa pura - pura sakit deh." rencana Riri.
"Nggak mau ah, Aku nggak sakit kok." Nisa.
"Bentar aja Nisa pura - pura." pinta Riri.
"Nggak mau aku, nanti kalau Bang Ammar marah gimana." Nisa.
"Udah biar aku yang urus." Meera beraksi.
Meera menginjak kaki Nisa dengan sengaja. "Maaf ya Nisa."
"Aduh... Awww..."
Nisa seketika teriak kesakitan serta berjongkok memegangi kakinya dan Ammar yang berada tak jauh dari Mereka langsung menoleh dan mendekati Mereka.
"Nisa.. Kamu kenapa."
Ammar mendekati Annisa ya berjongkok.
"Nisa sakit Bang, kita bawa pulang yuk katanya tadi perutnya nggak enak." Meera langsung akting bak bintang film.
Riri, Rendi dan Aqila hanya tersenyum senang dan kemudian berpura - pura dengan menampakan wajah prihatin.
"Kita bawa ke rumah sakit Nisa." pinta Ammar.
Annisa langsung berubah wajahnya, kok sampai segitunya khawatir.
"Nggak usah Bang, Nisa kadang memang seperti itu kita biasa perempuan bawa pulang aja istirahat." kata Meera.
Gina memperhatikan Mereka dan merasa jika Mereka hanya berpura - pura. "Sialan..Anak - anak itu." umpatnya.
"Ayo Kita pulang sekarang, Annisa sama Qila ikut kita aja." pinta Ammar sedangkan Rendi dan Riri naik sepeda motor.
"Iya Bang." Ameera memapah Annisa yang hanya diam mengikuti kemauan Mereka.
Annisa meringis sakit bukan karena sakit perut tetapi merasakan sakit pada Kakinya karena diinjak oleh Ameera.
Ammar say good bye dengan teman-temannya kemudian menuju ke mobil untuk pulang ke rumah.
Pak Anton masih menunggu Mereka begitu melihat juragan mudanya membukakan pintu mobil. Ammar duduk di depan sedang Ameera, Annisa dan Aqila duduk di belakang.
"Kita pulang ya Pak." pinta Ammar.
"Iya Den."
Pak Anton melajukan mobilnya menuju ke rumah, sepanjang perjalanan Ammar sesekali memperhatikan Annisa dan menengok ke belakang.
"Masih sakit Nisa."
"Sudah mendingan Bang."
"Nanti istirahat aja dulu di kamar Ameera, pulang nanti kalau udah baikan."
"Iya Bang makasih."
"Nisa, tenang aja kita akan merawat Mu." pura - pura Ameera.
"Iya Ra, makasih juga Qila."
"Iya kita kan sahabat."
Ammar sama sekali tidak curiga jika Annisa hanya berpura-pura, entah apa yang akan terjadi jika Ammar mengetahuinya itu semua akal akalan Riri dan Ameera.
Sesampainya di rumah Ameera menuntun Annisa masuk ke dalam bersama Qila sedangkan Ammar mengikutinya di belakang.
" Assalamualaikum." ucap Mereka semua.
"Waalaikumsalam." jawab Mami Syakila, Mereka semua mencium tangan Mami Syakila.
"Sudah pulang kalian, ini kenapa Annisa." Mami nampak khawatir melihat Anisa yang berjalan dipapah oleh Ameera dan Aqila.
"Sakit perutnya Mi, biasa perempuan Mami." jawab Ameera.
"Bawa ke kamar kamu aja Sayang, biar Nisa bisa istirahat Mami akan buat kunyit asam biar enakan."
"Makasih Mi."
Ameera dan Aqila membawa Annisa ke kamarnya untuk beristirahat. Sedangkan Ammar memilih mengikuti Maminya ke dapur untuk mengambil minum.
"Abang gimana lancar."
"Alhamdulillah, makasih doanya ya Mi." Ammar memeluk Mami Syakila.
"Iya Sayang, Mami yakin kamu pasti bisa dan mendapatkan nilai yang terbaik."
"Aamiin, Makasih Mi."
"Sudah lepaskan Bang, Mami mau buatkan kunyit asam untuk Annisa biar sakit perutnya agak reda."
"He he he.. Iya Mi. Kunyit asam buat apa Mi."
"Biasa perempuan tiap bulannya pasti akan mengalami sakit perut Bang. Ini bisa meredakan kalau di kasih kunyit asam." Ammar hanya mengangguk - anggukan kepalanya.
"Emang sakit banget ya Mi."
"Kenapa Abang tanya kayak gitu."
"Tadi Abang lihat Annisa seperti kesakitan sekali enggak tega lihatnya."
Mami Syakila sedang membuatkan kunyit asam untuk Annisa dan tersenyum mendengar cerita Ammar.
"Iya begitu Bang, Makanya besok kalau sama istri itu harus perhatian."
"Iya Mi, kenapa jadi bahas istri lagi. Ya udah ke kamar dulu ya mau mandi gerah."
"Eh.. tunggu dulu, ini anterin ke Annisa. Mami mau cuci tangan dulu kuning semua."
"Masa Ammar Mi, panggil Meera aja."
"Kamu kan sekalian jalan ke sana tinggal ketuk pintu aja nanti Meera keluar."
"Iya Mi,." Ammar nggak mungkin akan membantah perintah Maminya.
"Makasih Abang."
"Sama - sama Mi."
Ammar membawakan kunyit asam untuk Annisa ke arah kamar Ameera dan sesampainya di depan pintu diketuknya.
"Dik.. ini dari Mami buat Nisa."
Ameera membuka pintunya dan tersenyum kepada Abangnya, dengan sengaja juga membuka pintu kamarnya lebar supaya Abangnya bisa melihat Annisa yang sedang di dalam.
"Perhatian sekali Abang, sampai dianterin ke sini."
"Di suruh Mami, ini cepat kasihkan Annisa."
"Iya Abang, makasih ya."
Ammar sebelum pergi melihat ke arah Annisa yang sedang duduk di sofa dan tersenyum kepadanya.
"Aduh.. bisa copot jantung Ku." batin Ammar.
"Annisa di minumnya dari Mami."
"Iya, makasih banyak Bang."
Ammar pergi menuju ke kamarnya dengan tersenyum sendiri tak sengaja dilihat oleh Mami Syakila yang akan ke kamar Ameera.
#########
Gimana lanjut 😁😁😁😁
Jempolnya ya 😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Hasna Nabilah
lanjut kak semangat ✊❤
2021-02-07
1
Farida Yusri
lanjut thor, langsng pinang dl aja thor nissa nya baru lnjut s2
2021-02-07
1
Ruby Talabiu
lanjut thor
2021-02-07
1