"Gimana keadaannya Nisa." Mami Syakila masuk ke dalam kamar Ameera.
"Alhamdulillah sudah baikan Tante, Makasih ya tante kunyit asamnya."
Annisa yang aslinya merasa sangat bersalah sekali karena telah membohongi Mami Syakila yang begitu baik dengannya. Tapi tak ada pilihan bagi Annisa untuk mengikuti alur permainan sahabatnya.
"Syukur Alhamdulillah, Tante ikut senang. Dihabiskan ya."
"Iya Tante terima kasih banyak. Maaf merepotkan tante."
"Sama sekali tidak merepotkan Nisa, sudah Tante keluar ya kalian istirahat dulu."
"Iya Tante sekali lagi makasih banyak Tante." Mami Syakila keluar dari kamar Ameera dengan tersenyum.
Setelah Mami Syakila keluar mereka mulai bicara lagi dan berbisik-bisik.
"Hufft... hampir aja ketahuan bisa - bisa aku dimarahi habis-habisan sama Bang Ammar." Meera yang hampir keceplosan saat Mami Syakila masuk ke dalam kamar.
"Gara - gara kalian ini buat aku bohong sama Tante." Nisa.
"Nggak papa Nisa, Mami itu baik banget orangnya." ucap Meera.
"Tapi tetap aja aku merasa enggak enak Meera, sudah berani berbohong."
"Udah nggak usah merasa nggak enak begitu, Mami memang seperti itu selalu menganggap teman anak-anaknya itu seperti anaknya sendiri."
"Eh.. tapi ini Riri kemana ya sama Rendi kok nggak nyusul ke sini." Qila.
"Iya ya.. kemana Mereka." Ameera.
"Eh, kalian rasa kasih kalau si Rendi kayaknya suka tuh sama Riri." lanjut Meera.
"Iya sih kayaknya." Qila.
" Bukan kayaknya lagi memang Rendi suka sama Riri kamu ingat gak pas kita waktu kumpul kemarin. Rendi kan yang jemput Riri terus waktu marah sama aku Rendi langsung ngikutin Riri keluar Dia juga yang bisa menenangkan Riri."
"Kita jodohin aja yuk." Qila.
"Cocok itu, kita minta bantuan Bang Ammar aja." Meera.
"Aku nggak ikutan ya." Nisa.
"Ikut dong." ucap Meera dan Qila bersamaan.
"Nggak deh, udah cukup Ini aja aku ikut bohong enggak mau lagi." Nisa.
"Ha ha ha.. Kamu Nisa bisa aja."
Kemudian mereka mulai merancang rencana untuk membuat Rendi mengaku jika dia menyukai Riri.
Hari sudah semakin sore, Annisa ingin pulang karena sudah ditanya Mamanya.
"Aku mau pulang ya Ra, Qila."
"Iya aku juga mau pulang." Qila
"Yuk pamit Mami dulu."
Mereka bertiga keluar dari kamar dan berpapasan dengan Ammar yang juga baru keluar dari kamarnya.
"Nisa sudah baikan." tanya Ammar.
"Alhamdulillah Bang."
"Ciyeee... ada yang perhatian." ejek Meera dan Aqila.
"Wajarkan kalau Abang tanya keadaan Nisa."
"Iya ya..ya.. wajar kok Bang." Meera dengan lagak agak sedikit mengejek Ammar, sedangkan Annisa hanya tersenyum malu.
"Ayo Nis, jadi pulangkan atau mau di sini aja." ledek Aqila.
"Pulang Qila."
"Kalian mau pulang naik apa." tanya Ammar.
"Pesan taksi aja Bang." Aqila.
"Nanti kalau sakit di jalan gimana." Ammar ternyata perhatian juga.
"Ehem... Abang mau nganterin." Ameera mancing Ammar.
"Hmmmmm... kalau mau yang di antar." Ammar sambil berjalan meninggalkan mereka bertiga.
"Bang serius."
Ammar mengacungkan dua jarinya ke atas sambil berjalan dan tersenyum tetapi membelakangi Mereka.
"Ciyeeee...." Aqil dan Ameera ledekin Annisa.
"Apa, kita naik taksi aja ya Qila."
"Yuk pamit Mami dulu."
Ameera mencari Maminya dan bertanya kepada Bibi yang katanya ada di kamar sedang beristirahat dengan Papinya. Dia menuju kamar Maminya untuk bilang jika Annisa dan Aqila mau pulang.
tok..tok..tok...
"Mi, Mami."
"Iya Sayang, sebentar." Mami Syakila membuka pintu kamar dengan masih memakai mukena yang baru selesai melaksanakan sholat ashar.
"Ada apa Sayang."
"Annisa sama Aqila mau pamit Mi."
"Suruh tunggu sebentar ya sayang, Mami mau ganti jilbab dulu."
"Iya Mi."
Tak berselang lama Mami Syakila dan Papi Ibra keluar dari kamar, dan menghampiri Mereka yang menunggunya di ruang tamu.
"Mi, Annisa sama Aqila mau pulang."
Ameera.
"Iya Sayang, hati - hati ya."
"Iya Tante makasih banyak, maaf Nisa sudah merepotkan Tante." Annisa meraih tangan Mami Syakila dan menciumnya.
"Kamu sama sekali tidak merepotkan Sayang."
"Om, Annisa pamit maaf mengganggu istirahatnya."
"Nggak papa, Oh... ini yang namanya Annisa." Kata Papi Ibra sambil melirik kearah Ammar yang duduk sambil memainkan ponselnya.
Ammar langsung merasa dan melirik ke arah Papinya dan tersenyum.
"Maaf Om ada apa ya."
"Nggak ada apa - apa, kamu hati - hati ya. Pulang sama siapa ini."
"Sama Aqila Om."
"Masa ada dua cewek mau pulang, nggak ada yang gentlemen nganterin ini." Kata Papi Ibra sambil melirik Ammar.
"Yang di anterin mau nggak." celetuk Ammar.
"Nggak usah Om, kami sudah pesan taksi online sebentar lagi datang." Annisa merasa tidak enak selalu merepotkan Ammar.
"Sayang, di anter Abang aja ya." pinta Mami Syakila.
"Tapi Tante."
"Abang cepetan siap - siap."
"Iya Mi."
"Ciyeeee.. ada yang mau tapi malu."
ledek Ameera dan Aqila.
"Nih.. rasain.." Ammar mencubit hidung Ameera dan Aqila.
"Abang.... sakit.."
"Ha ha ha ha.. rasain.."
Ammar berlalu untuk mengambil kunci mobilnya.
"Kalau begitu Qila pulang ya Mi, Pi." pamit Aqila yang meraih tangan Mami dan Papinya.
"Iya Sayang, hati - hati kalian."
"Permisi Tante, Om, Assalamualaikum." pamit Annisa.
"Waalaikumsalam."
Ammar sudah bersiap dengan berganti celana panjang serta membawa kunci mobilnya.
"Mi, Pi, Ammar pergi dulu" pamit Ammar.
"Hati - hati ya Sayang."
"Semangat Bang." kata Papi.
"Siap Pi."
Annisa dan Aqila sudah menunggunya di depan di temani Ameera kemudian datang Ammar dan menekan remote mobilnya.
"Ayo masuk keburu sore."
Annisa masuk di jok belakang bersama Aqila kemudian Ammar duduk di belakang kemudi.
"Lho kok Abang kayak supir. Meera ayo masuk, kamu ikut."
"Ngapain Bang."
"Masuk nanti Abang pulang sendiri."
Annisa membuka kaca jendela dan meminta Ameera ikut.
"Ayo Meera ikut." pinta Annisa.
"Oke lah."
Ameera duduk di samping Ammar dan segera melajukan mobilnya.
Di dalam rumah Mami dan Papi masih duduk di ruang tamu.
"Papi kenapa tadi bilang gitu sampai Abang langsung berdiri."
"Papi bisa lihat gelagat Putra Kita Sayang, Dia suka itu sama Annisa tapi masih malu- malu. Tapi kalau di lihat ya Mi, Nisa mirip banget kok sama mudanya Mami."
"Emang sekarang Mami udah tua ya Pi." Mami Syakila merajuk.
"Masih muda dong Mi, makin cantik malahan. Tambah cinta aja Papi sama Mami." Papi Ibra mencuri kesempatan.
"Malu Pi."
"Nggak ada siapa - siapa Sayang, anak - anak pergi semua."
"Di dalam aja Mas, malu kalau ada Bibi."
"Ha ha ha ha.. ayo Sayang."
Ihh... si Papi Ibra masih suka jahil sama Mami ya 😁😁😁😁
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Mana jempolnya ini... malam ini othor kasih bonus yabg manis - manis biar tidurnya nyenyak ya.. mimpiin Bang Ammar. 😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Rusmiyati
buat gairah bacanya....
2021-02-08
1
AiNun Kha
😍🤩lanjut dong thor
2021-02-08
1
Hasna Nabilah
lanjut kak semangat ❤✊
2021-02-08
1