Ammar pagi ini akan ke kampus untuk bimbingan skripsinya mengganti hari kemarin yang tertunda. Pagi sudah bersiap untuk berangkat setelah berpamitan dengan Papi dan Maminya serta Oma, Dia menuju ke garasi ingin segera melajukan mobilnya menuju ke kampus.
"Abang mana Mi."
"Itu barusan keluar kenapa Sayang Kamu balik lagi." Tadi Ameera sudah pamit terlebih dahulu tetapi begitu sampai garasi melihat ban mobil depannya bocor.
"Mau bareng Mi, ban mobil Adik bocor."
"Ya udah ke depan, Abang masih di depan.''
''Iya Mi, Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam hati-hati sayang."
Di depan Ammar masih memanaskan mesin mobilnya dan bersiap untuk berangkat, Ameera berlari dan mengetuk pintu mobil Abangnya.
"Bang.. tok..tok..tok.."
"Iya kenapa, bukannya Kamu tadi udah berangkat."
"Bang bareng ya, ban mobil depanku bocor itu. Bareng ya Bang, udah siang ini."
" Salah siapa tadi nggak dicek dulu.''
"Tadi sore masih baik Bang."
Ameera langsung membuka pintu mobil Ammar dan duduk di samping Abangnya.
"Ehh... suruh siapa ikut, Abang udah ditunggu Dosen ini."
"Bentar aja Bang, kan lewat kampus Adik. Entar turun depan deh."
"Repotin aja Kamu."
Ammar menekan pedal gas nya melajukan mobilnya menuju ke kampus.
"Makasih ya Bang."
"Hmmm.. nggak gratis ya."
"Haaaa... mau minta imbalan apa Bang. Ya udah aku kasihkan Abang deh jatah bulanan ku hari ini."
"Buat apa.''
" Terus apa."
"Nanti aja kalau Abang udah butuh, harus bantuin Abang."
"Oke, siap."
Lalu lintas pagi itu masih lumayan lancar, Ammar memberhentikan mobilnya di depan kampus Ameera.
"Makasih ya Bang."
"Oke, ingat janji Kamu."
"Siap.. bilang aja Adik siap bantu."
Ameera bercanda dengan memberikan hormat kepada Abangnya dan membuka pintu mobil untuk turun dan masuk ke dalam kampus. Ammar tersenyum melihat tingkah Adiknya.
"Dasar bocah." gerutu Ammar sambil mengamati Adiknya.
Ammar melihat ada sebuah mobil yang berhenti di hadapan Ameera dan keluarlah Annisa yang berangkat bersama Papanya.
Annisa mencium tangan Papanya dan kemudian masuk ke dalam kampus bersama Ameera.
"Lucu juga Dia, tapi Aku harus konsentrasi dengan studi Ku dulu. Kalau jodoh tak akan kemana." Ucap Ammar sendiri di dalam mobil sambil mengamati Annisa.
Setelah Ameera dan Annisa tak terlihat lagi, Ammar melajukan mobilnya menuju ke kampusnya.
Sepanjang perjalanan Dia berfikir apakah ini rasa Sayang atau hanya sebatas mengagumi. Sosok Annisa terlalu mirip dengan Maminya yang menjadi inspirasi Ammar.
Tak terasa Dia sudah sampai di parkiran kampusnya, Ammar turun dan segera menuju ke ruang Dosen dia tak mau Dosen pembimbingnya yang menunggu dirinya.
"Bang Ammar.'' panggil Rendi.
" Rendi." Mereka saling berjabat tangan.
"Ada kuliah."
"Iya Bang nanti, Abang mau bimbingan."
"Iya Ren, kemari Dosennya rapat."
"Hmmm.. iya Bang. Eh iya Bang Kita bikin acara yuk lama nggak kumpul - kumpul."
"Boleh deh, Kamu yang rancang ya nanti sabtu aja kan weekend."
"Oke Bang. Mau dimana Bang."
"Cafe biasa aja gimana."
"Oke siap, nanti Aku yang boking."
"Siap, makasih ya Ren. Sorry ya Aku tinggal dulu takut bosen nungguin."
"Oke Bang, Sukses."
Rendi memandangi Ammar yang Dia anggap sebagai Abangnya pergi meninggalkan dirinya dengan tersenyum.
"Riri.. apa kabar Dia ya, lama nggak lihat tingkahnya." Rendi bergumam sendiri hingga dikagetkan temannya.
"Wooiiii.... Ngelamun aja."
"Sial.. Kamu, ayo masuk."
"Ha ha ha ha.." mereka tertawa bersama dan tertawa masuk ke dalam kelas.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Papi Ibra dan Mami Syakila hari ini membuat janji untuk bertemu dengan para sahabatnya. Papa Rudi yang sekarang dipercaya untuk memegang perusahaan anak cabang milik Ibra.
Sedangkan Papa Rizki kini menjadi tangan kanan Papi Ibra menggantikan Papa Rudi, Papa Azzam sendiri masih sibuk mengurus perusahaan Papa Malik membantu istrinya dan juga Perusahaannya sendiri yang berkembang pesat.
Mereka akan bertemu di hotel milik Papi Ibra untuk sekedar temu kangen karena kesibukan mereka masing-masing hingga menyita waktu untuk bisa berkumpul seperti ini.
Tetapi Mereka juga memanfaatkan momen itu untuk membicarakan perkembangan bisnis mereka yang nantinya akan diwariskan kepada anak-anak mereka.
Mami Syakila tampil begitu cantik di usianya sudah 45 tahun mengenakan gamis berwarna salem dan di padukan dengan jilbab yang menjuntai ke bawah menambah keanggunannya.
Papi Ibra memakai setelan jas dan dasi berwarna senada dengan gamis Mami Syakila nampak gagah dan semakin menawan walaupun usianya sudah setang abad lebih. Beginilah jika menikah dengan pasangan yang beda usia hampir tujuh tahun membuatnya selalu awet muda.
"Sayang.. Kamu cantik sekali."
Papi Ibra memeluk istrinya dari belakang.
"Terima kasih Mas."
"Kamu semakin kesini semakin membuat Mas jatuh cinta."
Mami Syakila tersenyum mendapat pujian dari Suaminya. "Mas juga bikin tambah kangen kalau lama nggak pulang - pulang kerja."
"Sayang, harus sering temani Mas ke kantor deh."
"Kenapa Mas."
"Mas takut Kamu kena virus kangen terus nanti."
"Bisa aja Mas, Mami di rumah kan jaga Mama Mas ya kadang nemenin Mas ke kantor nggak tapi jangan sering - sering kasihan Mama sendirian."
"Makasih ya Sayang, sudah mau merawat Mama seperti Mama Kamu sendiri."
"Mama itu Ibu Mas dan sudah seharusnya Mami merawatnya Mas, karena Mama yang melahirkan Papi dari anak - anak Ku."
Mami Syakila memeluk Papi Ibra.
"Makasih Sayang." Papi Ibra mencium kening Mami Syakila.
Walau usia mereka telah bertambah tetapi cinta mereka juga bertambah semakin besar, saling menyayangi dan menghormati.
########
Selalu bahagia 😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Dessy Sugiarti
lanjut kak
semangat up nya
2021-01-30
1
Ruby Talabiu
suka suka lanjut thor
2021-01-30
1
Naila Putri
aku suka keluarga bahagia
2021-01-30
1