Cemburu

Ameera menggandeng Annisa menuju ke Cafe dimana mereka tadi pesan.

"Ra, aku nggak enak sama yang lainnya ,aku kan bukan bagian dari kalian." ucap Nisa.

"Kamu ngomong apa sih Nis, kamu kan bagian dari kami kita berempat sahabat."

Riri yang berjalan dibelakang Annisa yang berjalan bersama Ameera menatap mereka berdua dengan tatapan tak senang.

"Pengganggu." Riri berucap lirih namun Aqila mendengarnya.

"Apa Ri."

"Eh.. nggak papa Qila. Kita duluan yuk mereka lama jalannya." Riri menarik tangan Aqila dan mendahului Annisa dan Ameera menyusul para cowok yang ada di depan.

"Pelan Ri, jatuh aku nanti."

Annisa yang melihat tingkah Riri mulai dari dirinya datang sudah bisa mengisyaratkan jika Dia tidak menyukai dirinya.

"Ra, kayaknya aku harus balik deh. Tadi Mama pesan harus sama Kakak."

"Tadi Kakak Kamu nggak papa kalau Kamu mau sama Kita."

"Iya tapi.."

"Udah ayo masuk." Ameera menarik tangan Annisa untuk mengikutinya.

Ameera memberikan duduk di sebelahnya tepat dihadapan Ammar yang membuat Riri semakin geram dan rasanya ingin meminta Annisa berpindah tempat dengan dirinya.

"Nisa.."

"Iya Ri."

"Itu minum Ku ada di situ bisa tukeran posisi." Riri memang tadi awalnya duduk disebelah situ tetapi tadi di depannya bukan Ammar tapi melainkan Rendi.

"Oh iya Ri bisa." Ammar menatapnya dan bisa melihat ketidaksukaan Riri terhadap Annisa.

"Nggak usah Nis, Kamu duduk di sini aja ini minuman kamu Ri." Ameera memberikan gelas Riri ke hadapannya.

Wajah Riri berubah menjadi tidak suka, Dia menatap Nisa dengan tatapan tajam.

"Aku pindah aja Meera." Nisa merasa tidak enak karena kehadirannya suasana menjadi ribut.

"Nisa nggak usah." Ameera menahannya.

"Sudah kenapa ribut sih, duduk saja nggak usah ganti-ganti." Ammar yang melihatnya mulai tak nyaman.

"Kita disini untuk Sharing, bercerita bukan mau debat." lanjut Ammar lagi.

Wajah Riri menahan marah tapi tak mungkin dia mengeluarkannya di situ bisa hancur reputasinya di depan Ammar.

"Iya, ini kenapa jadi rebutan tempat duduk tadi baik-baik saja." Ashraf.

"Maaf karena kehadiran Ku membuat kalian tidak nyaman. Kalau begitu Aku pergi saja. Maaf dan terima kasih sudah mengajak aku kemari." Annisa bangun dari duduknya dan melangkah pergi.

"Nisa, jangan pergi. Kita ngobrol dulu disini." tahan Ameera.

"Nggak Ra, makasih ya. Aku cari Kakak Ku aja." Annisa melepaskan tangan Ameera dan melangkah pergi dari cafe itu.

Ammar memandang Annisa yang pergi tetapi tak mungkin dia menahannya.

Ameera kembali ke meja dan marah kepada Riri.

"Ini gara - gara Kamu Ri, Nisa pergi."

bentak Ameera.

"Kenapa Aku, Ra. Dia yang pergi sendiri, lagian dia siapa."

"STOP..!!!" bentak Ammar dan pengunjung yang ada di sana melihat kearah mereka semua.

"Meera Duduk." perintah Ammar dan Adiknya pun menurut.

Aqila yang tadinya duduk paling pinggir sebelah Riri sekarang berpindah di tengah menengahi antara Ameera dan Riri.

"Kalian kenapa sih, malu." Aqila sekarang Ya gantian ceramah Ammar menatap tajam mereka berdua.

Rendi berpindah duduk di samping Riri, dan mencoba menenangkannya.

"Kenapa Ri."

"Tanya Dia, kenapa sekarang Meera lebih mementingkan Annisa daripada persahabatan kita yang sudah lama kita jaga bahkan sejak orang tua kita." ucap Riri.

"Annisa orang kemarin sore, Kita aja belum tahu keluarganya dia."

"Aku tahu." jawab Meera.

"Jadi kamu lebih memilih Nisa daripada Kami." Riri malah mengeraskan suaranya.

"RIRI." Ammar mulai muak dengan pertengkaran mereka.

"Kita bersama bukan cuma sehari dua hari kenapa sih Kalian ribut dengan hal sepele seperti ini."

"Bang Ammar selalu belain Ameera, Iya karena dia adiknya." Riri.

"Riri... saya tidak membela adik saya. Saya di sini memposisikan saya yang paling tua dan kalian semua adalah adik saya." Ammar benar - benar geram.

"Sekarang Kalian berdua saling minta maaf."

"Aku nggak salah Bang." sangkal Meera.

"Aku juga nggak salah Bang." Riri juga keras kepala.

"Oke, kalau kalian berdua tidak mau meminta maaf. Sekarang juga kita bubar, mungkin juga kita tidak perlu saling kenal lagi." ancam Ammar.

"Bang jangan." Ashraf

"Terserah kalian berdua, sudah dewasa kan hanya karena kehadiran Annisa kalian berdua bertengkar sebenarnya masalahnya dimana." Ammar menatap Ameera dan Riri bergantian.

"Saya nggak suka dengan Annisa, Iya siapa sih Ameera selalu mengutamakan dia daripada persahabatan kita."

"Annisa juga sahabat Kita Ri, Kamu lupa Kita berempat bersahabat."

"Kamu kan yang meminta Annisa masuk ke dalam persahabatan kita tanpa persetujuan kami."

"Kamu kok ngomong gitu Ri." Aqila mengingat betul jika mereka berempat sudah berjanji untuk bersama saat itupun Riri juga kelihatan senang.

"Bukannya waktu itu kamu juga baik-baik saja menerima Annisa." tambah Aqila.

"Iya, bahkan kamu juga tidak merasa keberatan waktu Annisa bergabung dengan Kita." tambah Ameera.

"Oke, sekarang bagaimana kalian masih sama-sama egois tidak mau minta maaf ." Ammar berucap tegas.

Riri merasa tersudutkan dia memilih berdiri dan akan pergi meninggalkan mereka.

"Ri.. tunggu." Rendi mengikutinya berdiri dan menahannya.

"Hahhh.. jadi seperti itu kamu, seperti anak kecil lari dari masalah." ledek Ameera.

Riri berhenti dan amarahnya semakin memuncak, sepertinya dia benar-benar dibakar rasa cemburu terhadap Ammar.

"Meera..." bentak Ammar.

"Atau sebenarnya kamu cemburu sama Annisa Kenapa Bang Ammar tapi perhatian sama dia dari pada dirimu. Karena kamu suka sama bank Ammar." ucapan Ameera membuat Riri pergi meninggalkan mereka dan disusul oleh Rendi.

"Meera, kamu ngomong apa." Ammar menarik tangan adiknya dan menatapnya tajam.

"Abang yang nggak ngerasa. Riri itu suka sama Abang, dan dia cemburu lihat Annisa deket sama Abang. Abang nggak sadar Riri selalu mencari perhatian sama Abang."

"Abang nggak ada rasa sama Riri kalian semua Abang anggap sebagai Adik Abang." Ammar sungguh tidak menyangka ternyata ini di sebabkan oleh dirinya.

"Sekarang Meera tanya sama Abang. Abang suka kan sama Nisa." Pertanyaan Ameera membuat Ammar kaget dan bingung harus berkata apa.

"Kenapa kamu tanya begitu."

"Bang, Meera perempuan. Meera bisa melihat tatapan Abang ke Annisa itu beda, dan Meera pun yakin Annisa juga ada rasa sama Abang."

Jantung Ammar berdetak kencang tapi Dia tak mampu untuk mengucapkannya.

"Kenapa Abang diam, Meera benar kan Bang "

"Sudah, Kita harus selesaikan masalah ini jangan sampai berlarut-larut dan orang tua kita mengetahui."

Ammar berdiri dan mengajak Ameera, Aqila dan Ashraf untuk pulang.

"Ayo kita pulang sudah malam."

#########

Beranikah Ammar mengakuinya 🤫🤫🤫🤫🤫🤫🤫

Terpopuler

Comments

Ruby Talabiu

Ruby Talabiu

lanjuttt thor

2021-02-01

1

Hasna Nabilah

Hasna Nabilah

lanjut kak semangat ❤✊

2021-02-01

1

Tutie Alwi R

Tutie Alwi R

lagi dong

2021-02-01

1

lihat semua
Episodes
1 Kenalan Dulu ya
2 Perempuan harusnya bisa mencontoh Mami
3 Pasti masih ada tersisa satu untuk Ammar Pi
4 Ketidaksengajaan
5 Sambutan Mami Syakila
6 Misi Ameera
7 Semua nggak gratis
8 Adem Panas
9 Cemburu
10 Leave group
11 Bersama Masalah ada Solusi
12 Annisa mengalah
13 Kedewasaan Ammar
14 Baikan
15 Contoh Papi Mu ini
16 Srrrrrr....
17 Rencana Riri
18 Ada yang mau tapi malu
19 Mendekat
20 Bilang aja dulu
21 Karena Suka jadi Enjoy
22 Ciyeeeeee.....
23 Apa Dia
24 Itu sih tanda - tanda
25 Pertemuan Kembali
26 Sekarang Mama ya jangan Tante lagi
27 Yang penting kebahagiaan anak-anak kita
28 Pakai ya saat Wisuda
29 Wisuda
30 Bidadari Surga Ku
31 Emang dunia berhenti ketika cinta ditolak
32 Jangan Menikah dulu ya, Sebelum Abang menikah
33 Apa iya Dia
34 Ameera yang judes tapi ngangenin
35 Kalau jodoh pasti akan bertemu
36 Impas
37 "cewek itu harusnya dihalalkan bukan dipacari. "Ameera.
38 Lebih enak kalau di paksa
39 Bolehkah Aku menghalalkan Mu
40 Nanti malam Papi di rumah Kan
41 Keberanian Akmal
42 Sayangnya Akmal
43 Obat Cinta
44 Cemburu
45 Mau kan jadi anak cewek Tante
46 Kejutan untuk Mami Syakila
47 Bunga cantik untuk calon istri yang cantik
48 Sayang Aku bernafas untuk Mu
49 Ammar dan Akmal
50 Nasehat Oma
51 Beda kondisinya
52 Bahagia itu sederhana
53 Cantik
54 Tunggu Waktunya
55 Masuk perangkap
56 Misi terselubung
57 Yes...
58 Dunia tak selebar daun kelor
59 Annisa kamu harus waspada
60 Akal Licik Gina
61 Kemarahan Ammar
62 Abang kayak anak kecil
63 Kesalahan Besar Gina
64 Kedepannya Annisa harus lebih Kuat
65 Papi jadi alasan
66 Makan malam bersama calon mertua
67 langsung nikah aja
68 Ganteng dan Pinter Masak
69 PR dari Papa Ilham
70 Until Jannah
71 Rindu Berat
72 Sering - sering manja ya
73 Wisuda
74 Welcome to Home
75 Semua bisa di bicarakan
76 New CEO
77 Nisa ngambek, Ammar kelimpungan
78 Oke.. Satu bulan lagi
79 Harus di perketat Anak gadis kita
80 Cerita pagi hari
81 Menjelang
82 SAH
83 Kejutan
84 Mengerjai Ameera
85 Sensor
86 BONUS CHAT
87 Nanti beneran ya di kasih lagi
88 Siapapun Kamu lupakan istri Saya
89 Anggota keluarga baru
90 Ameera, Are you oke
91 Kekhawatiran Akmal
92 Bahaya Akmal
93 Ancaman Ammar
94 Level siaga
95 Titisan Papi Ibra
96 Aqila galau, Ameera iseng
97 Kabar buruk
98 Mama Hana Shock
99 Melewati masa kritis
100 Dosen, calon Suami
101 Karma ada ya
102 Sudah cocok itu
103 Pengakuan keduanya
104 Pengantin Lama tak mau kalah
105 Sengaja bermesraan
106 Kemarahan Akmal
107 Kekesalan Ameera
108 Ameera masih ngambek
109 Ameera yang ambekan
110 Akmal yang licik
111 Tidak bisa kompromi
112 Doyan apa kasihan
113 Menantu perempuan Mama
114 Mama dan Papa saksinya
115 Itu lho...
116 Kegugupan Annisa
117 Rencana Bulan Madu
118 Kelucuan Akmal
119 Sakinah bersamamu
120 Sampai kau jadi milikku
121 Tetangga bisa ke ganggu
122 Ammar yang jahil
123 Pengantin Baru
124 Kehangatan di pagi hari
125 Kekhawatiran Ammar
126 Calon Papa
127 Makan Siang
128 Makan Malam
129 Morning Sick
130 Laki - laki nggak bisa jaga rahasia
131 Berselfie Ria
132 Papi Hebat
133 Harus lebih sering berusaha
134 Curhatan Ameera dan Nasehat Akmal
135 Pulang Gasik
136 Anak Siapa dulu
137 Membuat Kesal Ameera
138 Kejutan untuk Mama dan Papa
139 Perubahan Ameera setelah Menikah
140 Karena Suami Sayang Istri
141 Ketakutan Ameera
142 Congratulation Ameera
143 Jangan sedih...
144 Keadaan Azzam dan Rima
145 Aqila Histeris
146 Mama Rima Sadar
147 Semua baik - baik Saja
148 Kumpul Bersama
149 Tak kunjung Datang
150 Alhamdulillah Berhasil
151 Nanti juga di kasih
152 Adat Jawa
153 Takut Mengecewakan
154 Yang Tegar
155 PROMO NOVEL BARU
156 Ngidam
157 PROMO CERPEN BARU
158 Pemandangan tak mengenakan
159 Salah paham
160 Ampun Bos
161 Rendi Ngajak Nikah
162 Bidadari Surga
163 Tunangan
164 Ashraf terciduk
165 Temui Mama Dulu
166 Buktikan keseriusan kamu
167 Lembur Malam
168 Akhirnya
169 Stok Cogan Menipis
170 Pengantin serba bisa
171 Kado istimewa
172 Jahilnya Ameera dan Akmal
173 Mengenang
174 Nenek Sihir
175 Istri Kecil Ku
176 Saling Memahami
177 Apa udah di incar dari dulu ya
178 Calon istri dan Calon Ibu dari anak anak Ku
179 Panggil Abang Sekarang
180 Kesedihan seorang Ibu
181 Senyum
182 Jangan coba - coba
183 Tambah Manja
184 Nanti Kita Hamil Bareng Ya
185 Menuju Halal
186 10.10 SAH
187 Nothing's gonna change my love for you
188 Nggak tau ya, kalau tengah malam nanti
189 Nggak Usah Baper
190 Serasa Tak percaya
191 Semua Ikut Bahagia
192 Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata
193 Cerita Mereka
194 Menjelang kelahiran
195 Welcome Sholehah
196 Non Stop
197 Suami Siaga
198 Tanda - tanda
199 Baby Utun
200 Oma cantik
201 Ada apa
202 Belum Rejeki
203 Dukungan Keluarga
204 Tersenyumlah kembali Sayang
205 Memulai hidup baru
206 Tak seindah yang terlihat
207 Sehat semuanya
208 Kesuksesan kita ada Doa Mereka
209 Lancar sampai Lahir
210 Doakan Selamat semua
211 Baby Boy
212 Keluarga Harta Paling Berharga
213 Kemesraan Ini
214 Akmal yang khawatir
215 Persiapan melahirkan
216 Perjuangan
217 Maafkan Meera
218 Cucu Pertama
219 Akhir Kisah
Episodes

Updated 219 Episodes

1
Kenalan Dulu ya
2
Perempuan harusnya bisa mencontoh Mami
3
Pasti masih ada tersisa satu untuk Ammar Pi
4
Ketidaksengajaan
5
Sambutan Mami Syakila
6
Misi Ameera
7
Semua nggak gratis
8
Adem Panas
9
Cemburu
10
Leave group
11
Bersama Masalah ada Solusi
12
Annisa mengalah
13
Kedewasaan Ammar
14
Baikan
15
Contoh Papi Mu ini
16
Srrrrrr....
17
Rencana Riri
18
Ada yang mau tapi malu
19
Mendekat
20
Bilang aja dulu
21
Karena Suka jadi Enjoy
22
Ciyeeeeee.....
23
Apa Dia
24
Itu sih tanda - tanda
25
Pertemuan Kembali
26
Sekarang Mama ya jangan Tante lagi
27
Yang penting kebahagiaan anak-anak kita
28
Pakai ya saat Wisuda
29
Wisuda
30
Bidadari Surga Ku
31
Emang dunia berhenti ketika cinta ditolak
32
Jangan Menikah dulu ya, Sebelum Abang menikah
33
Apa iya Dia
34
Ameera yang judes tapi ngangenin
35
Kalau jodoh pasti akan bertemu
36
Impas
37
"cewek itu harusnya dihalalkan bukan dipacari. "Ameera.
38
Lebih enak kalau di paksa
39
Bolehkah Aku menghalalkan Mu
40
Nanti malam Papi di rumah Kan
41
Keberanian Akmal
42
Sayangnya Akmal
43
Obat Cinta
44
Cemburu
45
Mau kan jadi anak cewek Tante
46
Kejutan untuk Mami Syakila
47
Bunga cantik untuk calon istri yang cantik
48
Sayang Aku bernafas untuk Mu
49
Ammar dan Akmal
50
Nasehat Oma
51
Beda kondisinya
52
Bahagia itu sederhana
53
Cantik
54
Tunggu Waktunya
55
Masuk perangkap
56
Misi terselubung
57
Yes...
58
Dunia tak selebar daun kelor
59
Annisa kamu harus waspada
60
Akal Licik Gina
61
Kemarahan Ammar
62
Abang kayak anak kecil
63
Kesalahan Besar Gina
64
Kedepannya Annisa harus lebih Kuat
65
Papi jadi alasan
66
Makan malam bersama calon mertua
67
langsung nikah aja
68
Ganteng dan Pinter Masak
69
PR dari Papa Ilham
70
Until Jannah
71
Rindu Berat
72
Sering - sering manja ya
73
Wisuda
74
Welcome to Home
75
Semua bisa di bicarakan
76
New CEO
77
Nisa ngambek, Ammar kelimpungan
78
Oke.. Satu bulan lagi
79
Harus di perketat Anak gadis kita
80
Cerita pagi hari
81
Menjelang
82
SAH
83
Kejutan
84
Mengerjai Ameera
85
Sensor
86
BONUS CHAT
87
Nanti beneran ya di kasih lagi
88
Siapapun Kamu lupakan istri Saya
89
Anggota keluarga baru
90
Ameera, Are you oke
91
Kekhawatiran Akmal
92
Bahaya Akmal
93
Ancaman Ammar
94
Level siaga
95
Titisan Papi Ibra
96
Aqila galau, Ameera iseng
97
Kabar buruk
98
Mama Hana Shock
99
Melewati masa kritis
100
Dosen, calon Suami
101
Karma ada ya
102
Sudah cocok itu
103
Pengakuan keduanya
104
Pengantin Lama tak mau kalah
105
Sengaja bermesraan
106
Kemarahan Akmal
107
Kekesalan Ameera
108
Ameera masih ngambek
109
Ameera yang ambekan
110
Akmal yang licik
111
Tidak bisa kompromi
112
Doyan apa kasihan
113
Menantu perempuan Mama
114
Mama dan Papa saksinya
115
Itu lho...
116
Kegugupan Annisa
117
Rencana Bulan Madu
118
Kelucuan Akmal
119
Sakinah bersamamu
120
Sampai kau jadi milikku
121
Tetangga bisa ke ganggu
122
Ammar yang jahil
123
Pengantin Baru
124
Kehangatan di pagi hari
125
Kekhawatiran Ammar
126
Calon Papa
127
Makan Siang
128
Makan Malam
129
Morning Sick
130
Laki - laki nggak bisa jaga rahasia
131
Berselfie Ria
132
Papi Hebat
133
Harus lebih sering berusaha
134
Curhatan Ameera dan Nasehat Akmal
135
Pulang Gasik
136
Anak Siapa dulu
137
Membuat Kesal Ameera
138
Kejutan untuk Mama dan Papa
139
Perubahan Ameera setelah Menikah
140
Karena Suami Sayang Istri
141
Ketakutan Ameera
142
Congratulation Ameera
143
Jangan sedih...
144
Keadaan Azzam dan Rima
145
Aqila Histeris
146
Mama Rima Sadar
147
Semua baik - baik Saja
148
Kumpul Bersama
149
Tak kunjung Datang
150
Alhamdulillah Berhasil
151
Nanti juga di kasih
152
Adat Jawa
153
Takut Mengecewakan
154
Yang Tegar
155
PROMO NOVEL BARU
156
Ngidam
157
PROMO CERPEN BARU
158
Pemandangan tak mengenakan
159
Salah paham
160
Ampun Bos
161
Rendi Ngajak Nikah
162
Bidadari Surga
163
Tunangan
164
Ashraf terciduk
165
Temui Mama Dulu
166
Buktikan keseriusan kamu
167
Lembur Malam
168
Akhirnya
169
Stok Cogan Menipis
170
Pengantin serba bisa
171
Kado istimewa
172
Jahilnya Ameera dan Akmal
173
Mengenang
174
Nenek Sihir
175
Istri Kecil Ku
176
Saling Memahami
177
Apa udah di incar dari dulu ya
178
Calon istri dan Calon Ibu dari anak anak Ku
179
Panggil Abang Sekarang
180
Kesedihan seorang Ibu
181
Senyum
182
Jangan coba - coba
183
Tambah Manja
184
Nanti Kita Hamil Bareng Ya
185
Menuju Halal
186
10.10 SAH
187
Nothing's gonna change my love for you
188
Nggak tau ya, kalau tengah malam nanti
189
Nggak Usah Baper
190
Serasa Tak percaya
191
Semua Ikut Bahagia
192
Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata
193
Cerita Mereka
194
Menjelang kelahiran
195
Welcome Sholehah
196
Non Stop
197
Suami Siaga
198
Tanda - tanda
199
Baby Utun
200
Oma cantik
201
Ada apa
202
Belum Rejeki
203
Dukungan Keluarga
204
Tersenyumlah kembali Sayang
205
Memulai hidup baru
206
Tak seindah yang terlihat
207
Sehat semuanya
208
Kesuksesan kita ada Doa Mereka
209
Lancar sampai Lahir
210
Doakan Selamat semua
211
Baby Boy
212
Keluarga Harta Paling Berharga
213
Kemesraan Ini
214
Akmal yang khawatir
215
Persiapan melahirkan
216
Perjuangan
217
Maafkan Meera
218
Cucu Pertama
219
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!