Hari ini Ammar menjalani sidang skripsi untuk menyelesaikan studi S1-nya Manajemen Bisnis, Dia sejak malam hari telah bersiap dan meminta Doa kepada kedua orang tuanya serta Oma untuk kelancaran sidangnya.
Ameera hari ini tidak ada kuliah karena dosen yang seharusnya mengampu sedang ada kegiatan di luar jadi diganti dengan tugas.
Dia akan menemani Abangnya untuk sidang skripsi hari ini sesuai permintaan Maminya.
Rendi yang satu kampus dengan Ammar juga sudah bersiap nanti akan membantu segera sesuatu yang dibutuhkan oleh Ammar.
Sahabat yang lain juga selalu memberi dukungan dan Doa kepada Ammar untuk kelancaran sidang hari ini.
Riri yang sudah berbaikan dengan Mereka juga sudah kembali bersama namun kini dia berubah menjadi pendiam dan sedikit berbicara.
Di kampus Riri dan Annisa juga sudah bertegur sapa melupakan semua kejadian tempo hari dan memulai persahabatan mereka kembali.
Ammar pagi hari sudah bersiap, dengan celana warna hitam dan kemeja putih khas mahasiswa yang akan melaksanakan sidang skripsi dan mengenakan juga jas almamater kampusnya. Keluar dari kamar menghampiri kedua orang tuanya dan Oma juga adiknya yang sudah menunggunya untuk sarapan bersama.
"Gagah sekali anak Papi."
"Kan duplikat Papi."
"Ha ha ha.. betul sekali tapi gantengan Papi kan." Papi Ibra tak mau kalah sama anaknya.
"Iya Papi udah ada yang ditaklukin dan menghasilkan Kita, gitu kan maksud Papi."
"Ha ha ha... cerdas anak Papi ini."
"Sudah ayo makan." Mami Syakila melayani suaminya dengan mengambilkan nasi dan lauk pauk seperti biasanya.
Selesai sarapan Ammar berpamitan dengan kedua orang tuanya dan Oma untuk berangkat ke kampus tak lupa meminta doa kembali agar di lancarkan hari ini, di temani Ameera kali ini Ammar tidak menggunakan mobil sendiri untuk menuju ke kampus melainkan di antar oleh Pak Anton karena permintaan Mami Syakila yang mengkhawatirkan putranya jika harus menyetir sendiri dan harus mempersiapkan dirinya menghadapi sidang.
"Bang, tenang aja gak usah gugup gitu, Adik yakin Abang bisa."
"Aamiin.. Tapi tetep aja rasanya tegang."
"Berdoa Bang, semua lancar."
"Aamiin."
Pak Anton memarkirkan mobilnya di halaman kampus kemudian Ameera dan Ammar pun keluar dari mobil menuju ruangan dimana akan di laksanakan sidang. Hari ini memang bukan Ammar saja yang akan menjalani sidang skripsi tetapi beberapa teman satu angkatannya juga sama akan menjalani sidang hari ini.
Sudah ada Rendi yang menunggu di sana ternyata Dia datang bersama Riri yang tadi pagi dia jemput di rumahnya.
"Rendi, Riri kalian sudah di sini." sapa Ammar.
"Iya Bang, semangat ya Bang pokoknya kami doakan sukses." ucap Rendi.
"Makasih doanya."
"Bang semoga lancar hari ini."
"Aamiin makasih ya Ri sudah datang."
Ammar akan mendapatkan giliran sidang nomor 3 yang saat ini mahasiswa pertama sedang bersiap akan mulai.
Ameera, Riri dan Rendi akan menunggu di luar karena sidang akan berjalan secara tertutup dengan mahasiswa bersama dosen penguji mereka di dalam ruangan.
"Ammar, semangat ya." datang seorang perempuan cantik yang merupakan teman Ammar satu angkatan.
"Makasih Gina."
"Ciyee... siapa Bang nggak di kenalin." kata Rendi.
"Oh Iya, Gina kenalin ini adik - adik saya."
Mereka saling berjabat tangan dan saling mengenal memperkenalkan diri mereka masing-masing.
"Ini Ameera ya."
"Iya, Kak. Kok kakak tahu aku Ameera."
"Iya mukanya mirip sama Ammar."
Gina.
Ameera tersenyum kepada Gina, dan nampak sekali Ameera agak tidak suka Ammar dekat dengan Gina. Dia cantik berjilbab juga tetapi menurut Dia kurang pantas jika bersama Bang Ammar Dia sedikit agresif menurut pandangan Ameera karena sejak tadi kita menempel terus dengan Ammar.
"Meera, Kamu nggak suja ya Bang Ammar deket sama Gina." Riri berbisik ditelinga Ameera.
"Iya Ri, lihat itu Bang Ammar terlihat gak nyaman kan."
"Iya Ra, cewek kok mepet terus ya."
"Kalian bicara apa." Rendi ikutan mendekat.
"Lihat Ren, itu Si Gina ngapain nempel Bang Ammar terus padahal kan Abang lagi grogi menghadapi sidang."
"Kamu cari cara dong, Gina memang seperti itu orangnya cantik banyak cowok yang naksir di sini tapi dia selalu mepet sama Bang Ammar." jelas Rendi.
"Kok Kamu enggak pernah cerita sih Ren."
"Karena nggak ada yang istimewa juga hubungan mereka berdua bang Ammar hanya menganggapnya sebagai teman."
"Kamu harus cari cara Ra, Kamu mau Bang Ammar digebet sama Dia, Aku aja nggak rela." Riri.
"Nggak lah Ri, eh.. kamu masih naksir sama Abang."
"Nggak Ra, udah seneng aku di anggap sebagai adik aja malah nggak akan pernah pisahkan." kata Riri.
"Qila mana ya belum nyampai." lanjut Riri.
"Ah... iya Dia tadi katanya mau bareng sama Annisa. Iya Aku telepon dulu sampai mana mereka."
Baru Ameera mau menekan nomor ponsel Aqila yang di tunggu sudah nongol duluan.
"Assalamualaikum.." ucap Aqila yang datang bersama Annisa.
"Waalaikumsalam." jawab Mereka semua, Ammar pun ikut menjawab dan menoleh ke arah suara yang datang.
Annisa tersenyum ke arah Ammar begitu pula dengan sebaiknya, Gina yang melihat itu agak sinis memandang Annisa.
"Bang semangat ya, kami datang untuk mendoakan kelancaran sidang hari ini." Aqila.
"Makasih Qila.''
" Bang Ammar, semoga lancar dan sukses." ucap Nisa.
"Makasih Nisa, kamu sudah datang saya merasa senang."
"Deg..deg...deg..." jantung Annisa langsung berdetak.
"Kenapa ini aku."
"Ini siapa kamu Ammar." Gina penasaran dengan Annisa yang sepertinya terlihat istimewa di mata Ammar.
"Ini Aqila dan Annisa adik saya juga. Qila, Nisa kenalin ini Gina teman Abang."
Mereka saling berjabat tangan dan nampak ketidaksukaan Gina kepada Annisa.
"Bang semangat ya, Annisa kan sudah datang." kelakar Ameera sengaja memanas-manasi Gina dan berhasil membuat cewek itu menampakkan wajah tak sukanya.
"Kamu Dik, makasih semua sudah datang Abang jadi semangat."
"Bang, tadi Nisa belum datang nggak bilang gitu sekarang ada Nisa aja bilang makasih sama kita." ledek Riri.
"Riri, bukan begitu kan sekarang sudah komplit jadi Abang bilang makasih pada semuanya." alibi Ammar Sebenarnya dia malu ingin mengucapkan terima kasih kepada Annisa kemudian dialihkan untuk semuanya.
Tak terasa giliran Ammar sebentar lagi dan kini sudah mahasiswa kedua yang masuk kedalam ruangan itu.
"Ammar konsentrasi ya jangan terlalu gugup." ucap Gina sengaja di depan Annisa dan Mereka semua untuk menunjukkan perhatiannya kepada Ammar.
"Iya makasih."
"Nisa semangati Bang Ammar dong." bujuk Ameera.
"Iya Nisa, ayo." tambah Aqila dan Riri membuat Annisa menjadi malu dan bingung harus berkata apa.
"Bang Ammar jangan lupa berdoa ya, semoga semua lancar dan berjalan sesuai keinginan dan mendapatkan hasil yang terbaik." ucap Annisa sambil malu - malu melihat Ammar.
"Iya Nisa makasih, doakan Abang juga ya."
Nisa menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Ammar begitu pula sebaliknya.. dan
Srrrr.rrr.r..r.. desiran darah Ammar melihat senyum Annisa.
####
😁😁😁😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
AiNun Kha
lanjut👍
2021-02-07
1
Hasna Nabilah
lanjut kak semangat ❤✊
2021-02-06
1
Anni Zakiyani
judul bab nya itu lo..srrrrrr...kaya pipis qiqiqiqiqiiqi...maaf thor...
2021-02-06
2