Annisa mengalah

~.Annisa PoV.~

"Gara - gara Kamu persahabatan kita terancam bubar, sudah PUAS KAMU."

ting... pesan masuk ke ponsel Ku dari Riri.

Ku pandangi ponsel tak terasa air mata ku ikut mengalir.

"Apa salahku. Kenapa Riri seperti ini."

Yang ada di dalam pikiranku apakah terjadi pertengkaran setelah aku pergi malam itu.

Papa nampak menatapku dengan tatapan bingung ketika beliau mengantarkanku ke kampus.

"Kamu kenapa Nisa." tanya Papa.

"Nggak papa Pa, Cuma kepikiran tugas aja."

"Enggak sedang ada masalah kan."

"Nggak kok Pa."

"Ya sudah Papa cuma khawatir, kamu kan baru di sini belum begitu banyak mengetahui daerah ini."

"Iya Pa, Nisa nggak papa. Di kampus Nisa juga dapat temen-temen yang baik kok Pa."

"Syukur Alhamdulillah."

"Maaf apa bisa harus berbohong." batin Ku.

Papa menghentikan Mobilnya di depan kampus, aku segera turun dan berjalan masuk ke dalam.

"Nisa..." ada yang memanggil Ku. Aku menoleh kebelakang ternyata Ameera yang sedang berlari ke arahku.

"Meera.. "

"Hai.. Kamu sendirian."

"Iya, biasakan Papa nganter aku sampai depan. Kamu sama siapa tadi."

"Sama Bang Ammar, tadi sampai depan situ aja aku lihat mobil Papa kamu sudah berjalan pasti kamu udah masuk ke dalam."

"Iya.."

"Kamu kenapa, lagi sakit."

"Nggak papa Ra, ayo buruan kita masuk nanti keburu dosanya datang Kita kan kelasnya pagi."

"Iya Bu guru."

"Kamu apaan sih."

"Kamu kan guru Ku."

Ameera selalu memanggilku seperti itu kadang aku jadi merasa risih tapi memang dia orangnya suka bercanda.

Kita berpapasan dengan Riri yang baru keluar dari parkiran setelah memarkirkan sepeda motornya.

"Ri.. pakai sepeda motor." Aku tetap menyapanya walaupun aku tahu dia sedang membenci ku.

Ameera kelihatan tidak mau memandang Riri begitu pun sama dia mengacuhkan diri ku dan pergi begitu saja dari kami tidak seperti biasanya.

"Apa yang terjadi sebenarnya, Apa benar ini semua gara-gara aku yang datang tiba-tiba di persahabatan mereka." pikiran Ku jadi kemana-mana.

"Nisa.. ayo masuk." Meera menarik tanganku dan membuyarkan lamunan ku yang menatap kepergian Riri tanpa menoleh ke belakang lagi.

"Meera."

"Iya Nis, kenapa."

"Boleh aku bertanya sesuatu."

"Kamu pasti mau menanyakan Kenapa Riri tadi bersikap seperti itu."

"Iya, kenapa Meera. Ada apa sebenarnya di antara kalian apa semua ini gara-gara aku yang kemarin malam ikut bersama kalian."

"Kenapa Kamu ngomong seperti itu. Udah biar aja Riri seperti itu anggap aja nggak ada dia."

"Kok Kamu ngomong seperti itu Ra. Kita bersahabat nggak baiklah bertengkar seperti ini. Aku mau ngomong sama Riri."

"Nisa jangan,."

Meera menahan Ku ketika kita sudah sampai di depan kelas. Dan bertepatan sekali dengan dosen yang akan masuk kedalam kelas kita jadi ku urungkan niatku untuk menanyakan ke Riri.

Di dalam kelas kita seperti orang yang tidak kenal Riri duduk sendiri menjauh dari Kami bertiga, hari ini tidak seperti hari-hari kemarin kita berempat selalu bersama bercanda tawa.

"Aku harus menyelesaikan semua ini, jika memang gara-gara aku nggak papa kalau aku harus pergi dari mereka."

Pikiran Ku melayang hingga dosan pun saat memberikan penjelasan tak dapat Ku tangkap, apalagi dari nada pesan yang dikirimkan Riri kepadaku tadi pagi jelas disana bahwa penyebab semua ini adalah diriku.

Setelah mata kuliah ini selesai aku akan mengajak bicara Riri. Ku tunggu Dosen keluar dari ruangan dan masih menyisakan beberapa teman di dalam kelasku termasuk Ameera dan Aqila yang masih di sana.

Ku lihat Ameera dan Aqila masih serius menyelesaikan tugas dari dosen tadi, aku diam-diam pergi mendekati diri untuk mengajaknya bicara.

"Ri.. boleh aku bicara sebentar."

Dia hanya melirik ke arahku kemudian membereskan alat tulisnya dam memasukannya ke dalam tas dan ingin segera pergi dari hadapan Ku.

"Ri, please.. beri penjelasan kepada Ku. Aku minta maaf jika aku salah." Ku tahan tangannya namun tanganku dihempaskan nya hingga mengenai meja.

"Aawwww..." teriak Ku hingga membuat atau orang yang masih di dalam situ memandang ke arahku.

"Nisa.. Ri Kamu apakan Dia." Ameera langsung berdiri dan berjalan ke arahku memasang badan di hadapan Riri.

"Belum puas Kamu, bikin ribut. Sadar Ri.." Ameera seperti kesetanan dan semua orang yang ada di dalam situ mencoba melerainya.

"Sahabat kesayangan kamu itu yang harusnya sadar, dia siapa tiba - tiba datang di antara kita dan membuat kekacauan seperti ini."

"Ri... Aku minta maaf jika kamu memang tidak suka dengan ku, Oke aku nggak papa, aku akan pergi dari kalian, maafkan Aku sudah membuat kalian menjadi berantem seperti ini." Aku memilih mengalah daripada membuat semuanya menjadi semakin kacau.

"Puas Kamu, pakai ini.. Bang Ammar nggak akan pernah suka sama Kamu. Ingat itu.." Ameera bahkan berkata kasar untuk membela ku, kemudian pergi pengejar ku yang keluar dari ruangan itu, sedangkan Aqila memilih untuk menenangkan Riri dan mengajak bicaranya.

Aku tak bisa menahan air mata ini aku memilih pergi ke kamar mandi dan menangis di sana.

"Apa salah Ku, hikss..s.hiks.s..."

"Nisa.. tok...tok...tok..." terdengar suara Ameera yang memanggilku dari luar dan mengetuk pintu kamar mandi.

"Nis,, keluar Nis.. Ini bukan salah kamu Riri memang seperti itu orangnya."

"Nisa.. keluar Nis, Aku enggak mau kehilangan sahabat seperti kamu."

Aku masih menangis di dalam kamar mandi tetapi aku teringat ucapan Ameera tadi ketika marah dengan Riri dan menyebut Bang Ammar tidak akan pernah menyukainya.

"Apa semua ini gara-gara Bang Ammar."

"Nisa.. keluar Nis, ini bukan salah Kamu, aku akan jelaskan semuanya." Ameera masih menungguku di depan kamar mandi.

"Apa Riri merasa Bang Ammar perhatian dengan ku dan dia cemburu. Kalau memang benar itu aku memang harus menjauh dari mereka."

"Aku mengalah demi persahabatan Mereka."

"Nisa.. keluar, please... hikks...hikss..."

Di luar Ameera malah ikut menangis meminta ku untuk keluar dari kamar mandi, aku jadi tidak tega dan akhirnya keluar dari kamar mandi.

"Nisa.. maafkan Aku, jangan jauh dari Aku." Meera langsung menubruk dan memeluk Ku.

"Aku sebaiknya memang harus menjauh dari kalian Ra. Aku tahu ini semua karena Aku penyebabnya, Lebih baik aku yang harus menjauh dari kalian dan kalian bertiga bisa bersahabat kembali."

"Tidak Nisa.. Aku tidak mau, Kamu pasti berpikir Riri cemburu kan sama kamu karena dia suka sama Bang Ammar."

"Aku nggak mau berpikir seperti itu Meera Karena bagiku persahabatan kalian jauh lebih penting dan satu lagi aku juga tidak ada hubungan apa-apa kan sama Bang Ammar, jika memang Riri cemburu dengan aku itu membuat Ku semakin mantap untuk menjauh dari kalian, maafkan Aku ya Ra, tapi bukan berarti kita masih bisa berteman kan."

Meera memeluk Ku erat dan menangis lagi.

########

Terpopuler

Comments

Ruby Talabiu

Ruby Talabiu

lanjutttt thor

2021-02-03

1

Hasna Nabilah

Hasna Nabilah

lanjut kak semangat ❤✊

2021-02-03

1

eni

eni

eh jd ingat anissa itu apakah anak dr ilham ya... yg dl sika sama shakila, tp dl shakila masih lanjut kuliah, akhirnya dr ilham nikah dg dr jg....
he... akhirnya nti anak2 mereka yg berjodoh.. 😁😁

2021-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 Kenalan Dulu ya
2 Perempuan harusnya bisa mencontoh Mami
3 Pasti masih ada tersisa satu untuk Ammar Pi
4 Ketidaksengajaan
5 Sambutan Mami Syakila
6 Misi Ameera
7 Semua nggak gratis
8 Adem Panas
9 Cemburu
10 Leave group
11 Bersama Masalah ada Solusi
12 Annisa mengalah
13 Kedewasaan Ammar
14 Baikan
15 Contoh Papi Mu ini
16 Srrrrrr....
17 Rencana Riri
18 Ada yang mau tapi malu
19 Mendekat
20 Bilang aja dulu
21 Karena Suka jadi Enjoy
22 Ciyeeeeee.....
23 Apa Dia
24 Itu sih tanda - tanda
25 Pertemuan Kembali
26 Sekarang Mama ya jangan Tante lagi
27 Yang penting kebahagiaan anak-anak kita
28 Pakai ya saat Wisuda
29 Wisuda
30 Bidadari Surga Ku
31 Emang dunia berhenti ketika cinta ditolak
32 Jangan Menikah dulu ya, Sebelum Abang menikah
33 Apa iya Dia
34 Ameera yang judes tapi ngangenin
35 Kalau jodoh pasti akan bertemu
36 Impas
37 "cewek itu harusnya dihalalkan bukan dipacari. "Ameera.
38 Lebih enak kalau di paksa
39 Bolehkah Aku menghalalkan Mu
40 Nanti malam Papi di rumah Kan
41 Keberanian Akmal
42 Sayangnya Akmal
43 Obat Cinta
44 Cemburu
45 Mau kan jadi anak cewek Tante
46 Kejutan untuk Mami Syakila
47 Bunga cantik untuk calon istri yang cantik
48 Sayang Aku bernafas untuk Mu
49 Ammar dan Akmal
50 Nasehat Oma
51 Beda kondisinya
52 Bahagia itu sederhana
53 Cantik
54 Tunggu Waktunya
55 Masuk perangkap
56 Misi terselubung
57 Yes...
58 Dunia tak selebar daun kelor
59 Annisa kamu harus waspada
60 Akal Licik Gina
61 Kemarahan Ammar
62 Abang kayak anak kecil
63 Kesalahan Besar Gina
64 Kedepannya Annisa harus lebih Kuat
65 Papi jadi alasan
66 Makan malam bersama calon mertua
67 langsung nikah aja
68 Ganteng dan Pinter Masak
69 PR dari Papa Ilham
70 Until Jannah
71 Rindu Berat
72 Sering - sering manja ya
73 Wisuda
74 Welcome to Home
75 Semua bisa di bicarakan
76 New CEO
77 Nisa ngambek, Ammar kelimpungan
78 Oke.. Satu bulan lagi
79 Harus di perketat Anak gadis kita
80 Cerita pagi hari
81 Menjelang
82 SAH
83 Kejutan
84 Mengerjai Ameera
85 Sensor
86 BONUS CHAT
87 Nanti beneran ya di kasih lagi
88 Siapapun Kamu lupakan istri Saya
89 Anggota keluarga baru
90 Ameera, Are you oke
91 Kekhawatiran Akmal
92 Bahaya Akmal
93 Ancaman Ammar
94 Level siaga
95 Titisan Papi Ibra
96 Aqila galau, Ameera iseng
97 Kabar buruk
98 Mama Hana Shock
99 Melewati masa kritis
100 Dosen, calon Suami
101 Karma ada ya
102 Sudah cocok itu
103 Pengakuan keduanya
104 Pengantin Lama tak mau kalah
105 Sengaja bermesraan
106 Kemarahan Akmal
107 Kekesalan Ameera
108 Ameera masih ngambek
109 Ameera yang ambekan
110 Akmal yang licik
111 Tidak bisa kompromi
112 Doyan apa kasihan
113 Menantu perempuan Mama
114 Mama dan Papa saksinya
115 Itu lho...
116 Kegugupan Annisa
117 Rencana Bulan Madu
118 Kelucuan Akmal
119 Sakinah bersamamu
120 Sampai kau jadi milikku
121 Tetangga bisa ke ganggu
122 Ammar yang jahil
123 Pengantin Baru
124 Kehangatan di pagi hari
125 Kekhawatiran Ammar
126 Calon Papa
127 Makan Siang
128 Makan Malam
129 Morning Sick
130 Laki - laki nggak bisa jaga rahasia
131 Berselfie Ria
132 Papi Hebat
133 Harus lebih sering berusaha
134 Curhatan Ameera dan Nasehat Akmal
135 Pulang Gasik
136 Anak Siapa dulu
137 Membuat Kesal Ameera
138 Kejutan untuk Mama dan Papa
139 Perubahan Ameera setelah Menikah
140 Karena Suami Sayang Istri
141 Ketakutan Ameera
142 Congratulation Ameera
143 Jangan sedih...
144 Keadaan Azzam dan Rima
145 Aqila Histeris
146 Mama Rima Sadar
147 Semua baik - baik Saja
148 Kumpul Bersama
149 Tak kunjung Datang
150 Alhamdulillah Berhasil
151 Nanti juga di kasih
152 Adat Jawa
153 Takut Mengecewakan
154 Yang Tegar
155 PROMO NOVEL BARU
156 Ngidam
157 PROMO CERPEN BARU
158 Pemandangan tak mengenakan
159 Salah paham
160 Ampun Bos
161 Rendi Ngajak Nikah
162 Bidadari Surga
163 Tunangan
164 Ashraf terciduk
165 Temui Mama Dulu
166 Buktikan keseriusan kamu
167 Lembur Malam
168 Akhirnya
169 Stok Cogan Menipis
170 Pengantin serba bisa
171 Kado istimewa
172 Jahilnya Ameera dan Akmal
173 Mengenang
174 Nenek Sihir
175 Istri Kecil Ku
176 Saling Memahami
177 Apa udah di incar dari dulu ya
178 Calon istri dan Calon Ibu dari anak anak Ku
179 Panggil Abang Sekarang
180 Kesedihan seorang Ibu
181 Senyum
182 Jangan coba - coba
183 Tambah Manja
184 Nanti Kita Hamil Bareng Ya
185 Menuju Halal
186 10.10 SAH
187 Nothing's gonna change my love for you
188 Nggak tau ya, kalau tengah malam nanti
189 Nggak Usah Baper
190 Serasa Tak percaya
191 Semua Ikut Bahagia
192 Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata
193 Cerita Mereka
194 Menjelang kelahiran
195 Welcome Sholehah
196 Non Stop
197 Suami Siaga
198 Tanda - tanda
199 Baby Utun
200 Oma cantik
201 Ada apa
202 Belum Rejeki
203 Dukungan Keluarga
204 Tersenyumlah kembali Sayang
205 Memulai hidup baru
206 Tak seindah yang terlihat
207 Sehat semuanya
208 Kesuksesan kita ada Doa Mereka
209 Lancar sampai Lahir
210 Doakan Selamat semua
211 Baby Boy
212 Keluarga Harta Paling Berharga
213 Kemesraan Ini
214 Akmal yang khawatir
215 Persiapan melahirkan
216 Perjuangan
217 Maafkan Meera
218 Cucu Pertama
219 Akhir Kisah
Episodes

Updated 219 Episodes

1
Kenalan Dulu ya
2
Perempuan harusnya bisa mencontoh Mami
3
Pasti masih ada tersisa satu untuk Ammar Pi
4
Ketidaksengajaan
5
Sambutan Mami Syakila
6
Misi Ameera
7
Semua nggak gratis
8
Adem Panas
9
Cemburu
10
Leave group
11
Bersama Masalah ada Solusi
12
Annisa mengalah
13
Kedewasaan Ammar
14
Baikan
15
Contoh Papi Mu ini
16
Srrrrrr....
17
Rencana Riri
18
Ada yang mau tapi malu
19
Mendekat
20
Bilang aja dulu
21
Karena Suka jadi Enjoy
22
Ciyeeeeee.....
23
Apa Dia
24
Itu sih tanda - tanda
25
Pertemuan Kembali
26
Sekarang Mama ya jangan Tante lagi
27
Yang penting kebahagiaan anak-anak kita
28
Pakai ya saat Wisuda
29
Wisuda
30
Bidadari Surga Ku
31
Emang dunia berhenti ketika cinta ditolak
32
Jangan Menikah dulu ya, Sebelum Abang menikah
33
Apa iya Dia
34
Ameera yang judes tapi ngangenin
35
Kalau jodoh pasti akan bertemu
36
Impas
37
"cewek itu harusnya dihalalkan bukan dipacari. "Ameera.
38
Lebih enak kalau di paksa
39
Bolehkah Aku menghalalkan Mu
40
Nanti malam Papi di rumah Kan
41
Keberanian Akmal
42
Sayangnya Akmal
43
Obat Cinta
44
Cemburu
45
Mau kan jadi anak cewek Tante
46
Kejutan untuk Mami Syakila
47
Bunga cantik untuk calon istri yang cantik
48
Sayang Aku bernafas untuk Mu
49
Ammar dan Akmal
50
Nasehat Oma
51
Beda kondisinya
52
Bahagia itu sederhana
53
Cantik
54
Tunggu Waktunya
55
Masuk perangkap
56
Misi terselubung
57
Yes...
58
Dunia tak selebar daun kelor
59
Annisa kamu harus waspada
60
Akal Licik Gina
61
Kemarahan Ammar
62
Abang kayak anak kecil
63
Kesalahan Besar Gina
64
Kedepannya Annisa harus lebih Kuat
65
Papi jadi alasan
66
Makan malam bersama calon mertua
67
langsung nikah aja
68
Ganteng dan Pinter Masak
69
PR dari Papa Ilham
70
Until Jannah
71
Rindu Berat
72
Sering - sering manja ya
73
Wisuda
74
Welcome to Home
75
Semua bisa di bicarakan
76
New CEO
77
Nisa ngambek, Ammar kelimpungan
78
Oke.. Satu bulan lagi
79
Harus di perketat Anak gadis kita
80
Cerita pagi hari
81
Menjelang
82
SAH
83
Kejutan
84
Mengerjai Ameera
85
Sensor
86
BONUS CHAT
87
Nanti beneran ya di kasih lagi
88
Siapapun Kamu lupakan istri Saya
89
Anggota keluarga baru
90
Ameera, Are you oke
91
Kekhawatiran Akmal
92
Bahaya Akmal
93
Ancaman Ammar
94
Level siaga
95
Titisan Papi Ibra
96
Aqila galau, Ameera iseng
97
Kabar buruk
98
Mama Hana Shock
99
Melewati masa kritis
100
Dosen, calon Suami
101
Karma ada ya
102
Sudah cocok itu
103
Pengakuan keduanya
104
Pengantin Lama tak mau kalah
105
Sengaja bermesraan
106
Kemarahan Akmal
107
Kekesalan Ameera
108
Ameera masih ngambek
109
Ameera yang ambekan
110
Akmal yang licik
111
Tidak bisa kompromi
112
Doyan apa kasihan
113
Menantu perempuan Mama
114
Mama dan Papa saksinya
115
Itu lho...
116
Kegugupan Annisa
117
Rencana Bulan Madu
118
Kelucuan Akmal
119
Sakinah bersamamu
120
Sampai kau jadi milikku
121
Tetangga bisa ke ganggu
122
Ammar yang jahil
123
Pengantin Baru
124
Kehangatan di pagi hari
125
Kekhawatiran Ammar
126
Calon Papa
127
Makan Siang
128
Makan Malam
129
Morning Sick
130
Laki - laki nggak bisa jaga rahasia
131
Berselfie Ria
132
Papi Hebat
133
Harus lebih sering berusaha
134
Curhatan Ameera dan Nasehat Akmal
135
Pulang Gasik
136
Anak Siapa dulu
137
Membuat Kesal Ameera
138
Kejutan untuk Mama dan Papa
139
Perubahan Ameera setelah Menikah
140
Karena Suami Sayang Istri
141
Ketakutan Ameera
142
Congratulation Ameera
143
Jangan sedih...
144
Keadaan Azzam dan Rima
145
Aqila Histeris
146
Mama Rima Sadar
147
Semua baik - baik Saja
148
Kumpul Bersama
149
Tak kunjung Datang
150
Alhamdulillah Berhasil
151
Nanti juga di kasih
152
Adat Jawa
153
Takut Mengecewakan
154
Yang Tegar
155
PROMO NOVEL BARU
156
Ngidam
157
PROMO CERPEN BARU
158
Pemandangan tak mengenakan
159
Salah paham
160
Ampun Bos
161
Rendi Ngajak Nikah
162
Bidadari Surga
163
Tunangan
164
Ashraf terciduk
165
Temui Mama Dulu
166
Buktikan keseriusan kamu
167
Lembur Malam
168
Akhirnya
169
Stok Cogan Menipis
170
Pengantin serba bisa
171
Kado istimewa
172
Jahilnya Ameera dan Akmal
173
Mengenang
174
Nenek Sihir
175
Istri Kecil Ku
176
Saling Memahami
177
Apa udah di incar dari dulu ya
178
Calon istri dan Calon Ibu dari anak anak Ku
179
Panggil Abang Sekarang
180
Kesedihan seorang Ibu
181
Senyum
182
Jangan coba - coba
183
Tambah Manja
184
Nanti Kita Hamil Bareng Ya
185
Menuju Halal
186
10.10 SAH
187
Nothing's gonna change my love for you
188
Nggak tau ya, kalau tengah malam nanti
189
Nggak Usah Baper
190
Serasa Tak percaya
191
Semua Ikut Bahagia
192
Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata
193
Cerita Mereka
194
Menjelang kelahiran
195
Welcome Sholehah
196
Non Stop
197
Suami Siaga
198
Tanda - tanda
199
Baby Utun
200
Oma cantik
201
Ada apa
202
Belum Rejeki
203
Dukungan Keluarga
204
Tersenyumlah kembali Sayang
205
Memulai hidup baru
206
Tak seindah yang terlihat
207
Sehat semuanya
208
Kesuksesan kita ada Doa Mereka
209
Lancar sampai Lahir
210
Doakan Selamat semua
211
Baby Boy
212
Keluarga Harta Paling Berharga
213
Kemesraan Ini
214
Akmal yang khawatir
215
Persiapan melahirkan
216
Perjuangan
217
Maafkan Meera
218
Cucu Pertama
219
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!