"Mi, Pi, Ameera berangkat ya."
Ameera menghampiri kedua orang tuanya yang masih duduk di kursi meja makan kemudian meraih tangan mereka dan menciumnya.
"Hati - hati Sayang."
Pesan Mami Syakila kepada putrinya.
"Iya Mami, Sayang."
"Oma, Ameera ke kampus ya."
Ameera mencium tangan Oma walaupun usianya sudah senja tetapi masih terlihat segar, kemudian mencium kedua pipinya.
"Hati - hati Meera."
"Iya Oma Sayang."
"Bang berangkat dulu."
Ameera mendekati Abangnya dan mencium tangannya. Walaupun mereka sering bertengkar tetapi mereka tetap menyayangi satu sama lain.
"Jangan ngebut, awas kalo ketangkap polisi Abang nggak mau ngurus."
"Siap Bos.." Ameera memberi hormat kepada Abangnya, membuat Mami dan Papi nya tersenyum.
"Berangkat dulu, Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam." jawab Papa, Mama dan Abangnya.
Pagi ini Ameera ke kampus berangkat sendiri menggunakan mobil sedangkan Ammar dia akan pergi ke perusahaan untuk mengambil beberapa data penelitiannya terakhir yang mendukung skripsinya sebelum disidangkan.
"Abang, jadi ke perusahaan." tanya Papi.
"Iya Pi, tapi Ammar berangkat sendiri ya Pi. Setelah itu mau ke kampus sudah janjian dengan dosen pembimbing biar segera sidang."
"Iya Bang, sukses."
Ammar kemarin melakukan penelitian di perusahaan Papinya, Walaupun Dia anak dari pemilik perusahaan itu tetapi tidak diperlakukan istimewa oleh karyawan lainnya sesuai perintah Papa Ibra.
Papa Ibra berangkat ke kantor duluan, setelah berpamitan dengan Oma. Mami Syakila mengantarnya sampai ke depan pintu seperti dulu kebiasaan Syakila selalu mencium tangan Suaminya dan Papa Ibra pun mengecup kening istrinya.
"Hati - hati Pi, kabarin Mami kalau sudah sampai."
"Iya Sayang Ku. Papi berangkat ya Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam Papi.'
Ibra melajukan mobilnya dan Syakila melambaikan tangannya hingga mobil suaminya tak terlihat lagi baru kemudian masuk ke dalam rumah.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Annisa.." panggil Ameera di depan kampus ketika melihat sahabatnya itu baru turun dari mobil Papanya.
"Meera, Bye.. Pa. Nisa masuk ya."
"Iya Sayang, belajar yang benar."
"Iya Pa, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Papa Annisa memandangi putrinya yang menghampiri Ameera dia bisa melihat wajah Ameera dari jendela mobil yang dibukanya.
"Kayak nggak asing wajahnya, anak itu." Gumamnya dari dalam mobil.
"Ahh.. mungkin pernah lihat saja."
Kemudian Beliau melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit dimana beliau bertugas.
"Ayo masuk Nisa, masih jauh jalan ke sana." Annisa masuk ke dalam mobil, dan Ameera melajukannya ke dalam kampus.
"Kamu di antar Papa Kamu."
"Iya Meera, tumben bawa mobil sendiri Kamu nggak di antar supir."
"Supir mau antar Mami sama Oma checkup. Papi sibuk, Abang apa lagi super sibuk."
Annisa mendengarkan cerita Ameera sambil tersenyum.
"Ehh.. tunggu deh. Gimana Abang Aku kemarin, cakep nggak. Emang sih kelihatan galak tapi Dia penyayang kok."
Annisa hanya tersenyum mendapat berondongan pertanyaan dari Ameera.
"Kok malah tersenyum, terkesima ya sama Abang Ku kemarin."
Annisa cuma tersenyum dan membuka pintu mobil yang sudah berhenti sempurna.
"Nisa tunggu."
"Iya buruan ada kelas kita."
Ameera segera mengambil tasnya dan keluar dari mobil kemudian menutup pintunya dan berjalan bersama Annisa dan menuju ke kelas.
"Meera.." teriak Riri membuat Ameera dan Annisa menghentikan langkahnya.
"Nggak usah teriak kenapa, denger ini telinga Aku." protes Meera.
"Iya, pagi-pagi calon adik ipar sudah cemberut kayak gini." Riri mencolek dagu Ameera.
"Hisss... ngarep ya Abang aku mau sama Kamu." Ameera menggandeng tangan Annisa meninggalkan Riri, ada perasaan bagaimana begitu di hati Annisa mendengar Riri menyebut calon adik ipar kepada Meera.
"Ra.. Meera, aku serius."
"Mana mau Abang Ku sama cewek centil gitu."
"Aku akan berubah Ra, tenang aja."
"Udah ah.."
Annisa mendengar obrolan mereka hanya diam dan tersenyum, seolah menangkap bawah Riri memang sangat menyukai Abangnya Ameera.
"Sudah lah Nisa." batin Annisa.
Mereka masuk ke dalam kelas dan bersiap menerima mata kuliah pagi itu, tapi ada yang kurang di antara mereka yaitu Aqila yang perlu menampakan dirinya.
"Kemana Qila." tanya Ameera.
"Nggak tau juga, di grup nggak ada kabar juga." kata Riri.
"Coba di hubungi." Annisa.
"Iya Aku telepon dulu."
Ameera menekan nomor Aqila dan menghubunginya.
Lama tak ada jawaban, hingga yang kedua kalinya baru di angkat.
"Assalamualaikum Qila, kamu dimana kelas mau mulai ini."
" Waalaikumsalam Kak, aku hari ini izin diare dari semalam."
"Kamu nggak papa."
"Nggak papa Kak, ini sudah mendingan tapi badan terasa lemas sekali, aku di rumah saja dulu."
"Ya sudah istirahat saja hari ini juga Mata kuliahnya cuma dua nanti setelah itu kita main ke rumah kamu deh."
"Iya Kak makasih, aku istirahat dulu ya Kak Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam."
Ameera menutup ponselnya tepat Dosen masuk ke kelas, kemudian memberitahu kepada kedua sahabatnya jika Aqila sedang sakit diare dan tidak bisa masuk kuliah mereka berencana akan menjenguknya.
Mata kuliah mereka hari ini cuma dua dan jamnya pun berurutan jadi tidak ada istirahat, selesai kuliah mereka bertiga pergi ke rumah Aqila untuk menjenguknya dengan menggunakan mobil Ameera, tentunya setelah mendapat izin dari orang tua mereka masing-masing.
Ameera duduk di belakang kemudi Kemudian Riri duduk di sampingnya sedangkan Annisa berada di jok belakang.
"Nyaman ya mobil Kamu Ra." kata Annisa.
"Ini selera Mami, ya aku ikuti saja daripada nggak boleh makai mobil."
"Maminya Meera itu ya Nis, halus sekali orangnya." kata Riri.
"Nggak kayak Kamu." celetuk Ameera.
"Kamu aja nggak seperti Mami Mu ha ha ha." tawa Riri, Annisa hanya tertawa kecil mendengar ocehan mereka berdua.
Ameera mulai melajukan mobilnya menuju ke rumah Aqila. Karena lalu lintas yang tidak terlalu padat sekitar 40 menit mereka telah sampai di rumah Aqila.
Kedatangan Mereka di sambut oleh Aunty Rima yang berada di rumah sedang menjaga Aqila sedangkan Papa Azzam pergi ke kantor dan juga Asraf pergi ke sekolah Dia masih kelas sepuluh Sekolah Menengah kejuruan.
Mereka asyik ngobrol bersama di kamar Aqila sesekali terdengar canda tawa mereka. Setelah sekitar satu jam kemudian mereka pamit untuk pulang karena sudah ditanyakan oleh orang tua mereka di rumah.
Riri pulang sendiri menggunakan taksi online karena rumah mereka tidak searah dengan rumah Ameera dan Annisa.
Sedangkan Annisa ikut dengan Ameera, dan nanti akan turun dekat lokasi rumah Ameera.
"Nisa kamu ikut ke rumah Ku saja dulu yuk, nanti aku anter ini Mami sama Oma lagi nggak di rumah aku sendirian."
"Gimana ya Ra. Aku belum izin sama Mama Ku."
"Nanti Aku yang bilang ke Mama kamu deh, janji enggak lama. Sekalian Aku mau minta ajarin kamu soal yang tadi kurang paham aku."
"Ya sudah Oke."
Ameera membelokan mobilnya ke perumahan rumahnya, Annisa kaget ternyata rumah Ameera di kalangan perumahan elit karena selama ini mereka berkumpul tidak pernah membicarakan masalah kedudukan dan jabatan keluarga mereka.
Ameera memakaikan Mobilnya di garasi yang kosong karena semua penghuni rumah sedang pergi hanya ada Bibi.
Annisa mengikuti Ameera masuk ke dalam rumah, yang mencari Bibi untuk meminta membuatkan minum.
"Nisa, kamu tunggu di sini ya aku mau ke kamar sebentar ganti baju. Kita nanti belajar di ruang keluarga aja ya."
"Iya Ra."
Ameera berlalu menuju ke kamarnya, dan Annisa sedang di dapur bersama Bibi.
"Teman Non Meera ya Non."
"Iya Bi, panggil aja Annisa jangan Non."
"Non Nisa, Maaf Non Bibi harus manggil non nanti nggak enak sama Non Meera."
"Ya sudah Bi, Saya buat minumnya sendiri aja Bi kalau Bibi lagi repot sedang masak."
"Non baik sekali, ya sudah ambil minum sesuka Non aja."
"Iya Bi."
Kemudian ada mobil masuk garasi dan yang membawanya langsung menuju ke dapur ketika salamnya tidak ada yang menjawab.
"Orang salam nggak di jawab. Mimpi apa tumben buat minum sendiri."
Ammar yang baru datang langsung aja ngomel karena yang dikira adalah Ameera yang sedang berdiri nampak dari punggungnya saja, sedangkan Bibi hanya tersenyum saja dan menjawab salam Ammar.
Annisa yang berasa dia adalah tamu terus membalik tubuhnya dan ikut menjawab salam.
" Waalaikumsalam..."
######
Jeng....jeng......jeng....
Dag dig dug itu jantung Abang 😁😁😁😁😁
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Ruby Talabiu
lanjut thor
2021-01-30
1
Naila Putri
Abang amar kakak perhatian ke adiknya
2021-01-29
1