~.Annisa PoV.~
"Kenapa Dia memandang Ku seperti itu, ahhh... Nisa sadar.. ". Sampai ku tepuk pipi Ku sendiri.
"Dia memang terlihat berbeda dengan yang lain laki - laki yang menghargai wanita. Dia juga kelihatan sangat menyayangi Ameera, sosok Abang yang baik."
"Tapi Riri kayaknya suka sama Dia, ya mungkin karena Mereka sudah saling kenal lama, sedangkan Aku baru juga ketemu tadi, itupun di kenalkan sama Ameera."
"Sudahlah Nisa fokus kuliah cepat lulus, fokus..fokus...fokus..."
Malam itu ku pandang langit-langit kamar ku sambil mengingat tadi siang, bertemu dengan Abangnya Meera. Sosok laki - laki yang sopan, cool, dan misterius tapi penyayang.
Pertemuan yang tak di sengaja gara - gara di tarik sama Adiknya, Ameera sahabat Ku yang baru saja Kita kenalan satu bulan yang lalu.
Aku terpaksa pindah kampus karena mengikuti kedua orang tua Ku yang ingin kembali ke kota asal Mereka setelah Kakak Ku menikah dan berumah tangga sendiri. Aku anak bungsu jadi masih ikut Papa dan Mama Ku yang seorang Dokter yang ingin menghabiskan masa tua Merek di kota asalnya.
Mama dan Papa Ku keduanya Dokter, dulu bertugas di kota Ku sekarang. Tetapi saat setelah Mereka menikah di pindah tugaskan sampai Aku besar dan Kakak Ku sudah menikah dan bertugas di kota Kami yang lama meneruskan profesi Mama dan Papa.
Aku nggak mau jadi Dokter, Aku lebih tertarik menjadi seorang Programmer lebih seru, lebih menantang dan juga bisa lebih mandiri.
Awalnya Mama melarang tetapi Papa memberi kepercayaan kepada Ku untuk bisa mengembangkan diri. Itu sudah Aku buktikan sejak SMK dan sudah beberapa kali Aku ikut kejuaraan.
Di sini Aku bertemu Ketiga sahabat Ku, yang ternyata Mereka bersahabat semenjak kecil karena orang tua Mereka adalah sahabat karib.
Aku terkesima dengan persahabatan mereka yang terlihat solid, Memang mereka suka ramai tapi itu yang membuat persahabatan kita menjadi lebih berwarna.
Mereka sangat menyenangkan walaupun kadang juga terasa menyebalkan karena Mereka mengcopy tugas Ku, tapi nggak papa seenggaknya mereka juga sudah berusaha.
Ameera, Aqila dan Riri kalian sahabat Ku selamanya. Makasih ya saat aku datang di kota ini tak punya teman satu pun kalian datang merangkul ku untuk bersama.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Mami.. tau nggak , Abang suka sama Cewek." bisik Ameera kepada Maminya saat Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.
Syakila membulatkan matanya, saat Ameera berbisik kepadanya. Baru kali ini Dia mendengar Ammar mendekati seorang perempuan.
"Siapa Dek."
Ammar yang duduk bersama Papinya langsung menatap adiknya, yang sedang memeluk tubuh Maminya.
"Apaan Kamu."
Ammar memang galak kalau sama Ameera persis seperti Papinya ketika waktu masih remaja dengan Aunty nya. Itu dia lakukan untuk melindungi adiknya biarkan teman cowok yang mendekati Ameera berpikir ulang Dia memiliki Abang yang sangar.
"Kepoo... Ya Mi. "
"Sssttt... Rahasia kita ya Mi." Ameera memberi kode kepada Maminya untuk diam.
"Oke.. Tapi cerita sama Mami." Mereka berdua berbisik hingga membuat Papinya pun juga ikut penasaran.
"Ada apa Mi."
Tanya Ibra kepada Syakila.
"Mi.. ssstttt..."
Ameera memberi kode kepada Maminya untuk Diam tidak bercerita kepada Papinya padahal selama ini Syakila selalu jujur kepada suaminya.
"Mi.. Ada apa."
Syakila jadi bingung diminta jujur sama suaminya tetapi putrinya memintanya untuk diam.
"Adik kamu ngapain, sampai Mami nggak berani bicara sama Papi. Jangan jadi kompor ya." Ammar tidak tinggal diam melihat Maminya tersudut.
"Apaan sih Bang, mau tau aja."
"Mami, ada apa hmm... biasanya kan bicara sama Papi."
Ibra merangkul istrinya di depan kedua anaknya agar istrinya mau bicara.
"Ini Pi, kata Meera. Abang lagi suka sama cewek." terang Syakila membuat Ameera bersiap untuk lari ke kamar sebelum tertangkap oleh Abangnya.
Ammar mendengar itu langsung mendekat ke Ameera yang mau kabur dan menggenggam pergelangan tangannya.
"Abang.. sakit.. Hiks.s...hiks... Mami.."
"Helehhh.. mulai akting."
"Abang lepaskan." pinta Maminya.
"Tapi Mi, ini anak sudah kelewatan."
"Abang lepaskan sakit tangan Adiknya." pinta Papi dan Ammar langsung melepaskannya.
"Meera duduk sini."
Ibra menepuk sofa sebelahnya. Ameera mendekat sambil meledek Abangnya dan memegang tangannya yang terasa sakit di cengkeram oleh Abangnya.
Mereka berdua jika sedang bercanda pasti Ibra akan melerainya, dan kalau sudah Papinya yang bertindak mereka berdua tak berkutik.
"Sekarang siapa yang mau cerita, kayaknya anak-anak Papi sudah mulai jatuh cinta ini."
Syakila dan Ibra selalu memposisikan sebagai orang tua yang siap menjadi tempat curhatan kedua anaknya.
"Abang itu Pi, yang lagi kasmaran."
"Bohong Pi, sama siapa coba."
sangkal Ammar.
"Sama teman Aku Pi, Dia cantik Pi. Katanya Abang katanya dia Anggun, sopan selalu menjaga dirinya dari lawan jenis."
Ameera mulai berceloteh membuat Ammar semakin geram mau mencubit Adiknya.
"Ohh ya Dik, siapa namanya. Pernah ke sini nggak." Ibra jadi penasaran Ada sosok wanita yang bisa meluluhkan hati keras putranya. Sedangkan Syakila mendekati Ammar dan mengusap tangannya.
"Namanya Annisa Pi. Belum pernah Pi. Dia sahabat Aku, baru satu bulan ini pindah ke kota ini ikut Mama dan Papanya seorang Dokter."
Ibra dengan tersenyum mendengarkan cerita putrinya.
"Terus gimana Dik, Mereka bisa kenal."
"Nggak ada terusannya Pi, sudah begitu saja. Ammar tadi cuma dikenalin sama Meera waktu jemput adik ke kampus."
"Tapi Abang, mandang Dia Dalammmmmm.. iya kan." Ameera berlaga bisa membaca pikiran Ammar.
"Nggak ada Pi.."
"Sudah Ammar diam aja ya. Biarkan Meera bicara." Syakila mengusap - usap lengan putranya.
"Iya Mi." Ammar memeluk Maminya.
"Itu lihat Pi. Abang jadi merah mukanya." Ibra melihat wajah putranya sambil tersenyum.
"Nggak ya Mi."
"Nggak Sayang, sudah Dik istirahat masuk kamar. Besok kuliah kan."
Pinta Syakila.
"Iya Mi, masuk dulu ya Pi."
Ameera mencium tangan Papinya.
"Iya, Sayang istirahat."
"Mi, night.." Ameera mencium tangan Maminya dan cipika-cipiki.
"Iya Sayang, jangan lupa sikat gigi dulu. Jangan main HP langsung tidur."
"Iya Mi."
"Pasti main HP Mi." ledek Ammar.
"Abang itu yang suka, tidur malam.. wekk.." Ameera menjulurkan lidahnya meledek sang Abang sambil berlalu ke kamar.
"Kan ngerjain skripsi nggak nonton drama Korea kaya kamu."
"Alasannnn..."
"Itu Mi, Adik suka teriak - teriak."
"Sudah, emang gitu Adik Kamu. Kamu juga ledekin."
"Seru Mi.. he he he.."
"Ammar, Papi boleh tanya sesuatu."
"Iya Pi."
"Skripsi mu sampai mana, siapkan untuk ambil S2 di luar negeri."
"Siap Pi, ini tinggal Bab Akhir aja Pi. Siap sidang."
"Bagus, pesan Papi jangan permainkan hati wanita. Kalau Kamu memang belum siap untuk menikahinya mending jangan mendekatinya terlebih dahulu."
"Iya Pi, Ammar mau seperti Papi saat mendapatkan Mami."
"Tapi perempuan seperti Mami mu ini hanya ada satu di dunia ini."
Ibra memeluk istrinya.
"Pasti masih ada tersisa satu untuk Ammar Pi." Ucap Ammar penuh percaya diri.
"Ha ha ha.. Kamu memang benar-benar anak Papi."
"Duplikat Papi itu."
Syakila tersenyum melihat Ammar semakin ke sini semakin mirip dengan suaminya begitu pula untuk urusan perempuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Wilda Maulida
apakah anisa anaknya dokter ilham yg dulu pernah ngerawat syakila n yg pernah lamar syakila...
2022-10-09
0
Tiya Annisa Harahap
Lanjuut KaK Thor...
Jangan Ada konflik yg berat Yaa kak Thor..jgn ada PELAKOR dan Iri dan dengki...
Klu Ada konflik yang ringan aja.. langsung dpt di selesaikan...
Annisa seperti ny Putri dokter yg pernah suka dan merawat Syakila Yaa kak Thor...
2021-07-04
1
Rusmiyati
kalau ada konflik buat jantungen...
kaya mom n dad nya yaaaa ringan saja konfliknya
2021-01-29
3