Rendi telah membuat acara untuk Mereka semua agar bisa berkumpul di cafe biasa mereka nongkrong. Sabtu sore ini di rencanakan acara itu terlaksanakan, dan semua telah menyatakan kesanggupannya.
Riri di rumah telah bersiap, Dia semangat sekali karena keinginannya berjumpa dengan Ammar akan terwujud. Dia sudah lama mengidolakan sosok Ammar yang yang menurutnya seorang laki-laki impian.
Dia sudah berencana dengan Rendi akan berangkat bersama setelah Rendi menawarkan untuk menjemputnya. Rendi senang sekali bisa berangkat bersama Riri, Dia diam - diam suka Jika dekat-dekat dengan Riri. Menurut Rendi, Riri itu unik dengan tingkah lakunya yang suka membuat rame.
Asraf dan Aqila akan berangkat bersama Ammar dan Ameera sesuai dengan perintah Maminya untuk menjemput kedua adiknya. Karena malam minggu pasti jalanan akan ramai dengan muda-mudi yang sedang menghabiskan waktu malam di jalan.
Ammar telah bersiap di dalam mobil menunggu Ameera yang masih bersiap di dalam.
"Kemana Meera ini.''
" Tin .tin..tin...." klakson di bunyikan Ammar untuk memberi kode kepada adiknya agar cepat keluar.
Muncullah Ameera yang sedikit berlari menuju ke mobil dengan tergesa-gesa sambil menenteng sandalnya.
"Lama amat Dik."
"Sabar kenapa Bang, namanya juga cewek harus Dandan dulu."
"Siapa yang yang mau lihat pakai acara dandan segala."
"Banyaklah, secara aku kan cantik gitu ya."
"Udah ngomongnya, berangkat nggak nih."
"Iya ya Bang ayo berangkat. Aqila juga sudah nelpon mulu."
"Kamu yang kelamaan."
"Iya Maaf."
Ammar menekan pedal gas nya menuju ke rumah Aqila untuk menjemput kedua adiknya. Perjalanan ke sana ternyata sudah cukup padat banyak sekali warga yang keluar dari rumah untuk menghabiskan akhir pekannya.
Sesampainya di rumah Aunty nya Ammar tidak masuk hanya berhenti di luar karena Aqila dan Asraf sudah menunggunya.
"Bang nitip adik - adiknya ya. Jangan malam-malam pulangnya, hati-hati kalian di jalan." pesan Aunty Rima kepada Ammar.
"Siap Aunty, kita berangkat dulu ya Aunty Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Ma, bye.. Assalamualaikum." pamit Asraf dan Aqila kepada Mamanya.
" Waalaikumsalam, kalian jangan nakal ya nurut sama Bang Ammar."
"Iya Ma."
Ammar melajukan mobilnya menuju ke Cafe. Sedangkan Rendi juga masih dalam perjalanan menuju ke rumah Riri untuk menjemputnya dengan menggunakan motor sportnya.
Tak lama kemudian Dia sudah sampai di halaman rumah Riri dan sudah terlihat Gadis itu menunggunya di teras rumah.
" Assalamualaikum." ucap Rendi.
" Waalaikumsalam, lama banget sih Ren."
"Maaf ya , Jalanan sudah lumayan macet kayaknya banyak yang keluar ini malam."
"Ya udah ayo Kita berangkat. Kayaknya tanaman sama yang lainnya juga sudah OTW."
"Oke, nggak pamit Mama dan Papa dulu."
"Oh ya, sebentar ya. Ma, Pa, Riri berangkat dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, kalian hati - hati ya. Rendi jangan ngebut ya." pesan Mama Farida.
"Iya Tante, kami pamit Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, hati - hati."
"Iya Tante, ini pakai helmnya. Bisa kan naiknya."
"Bisa tenang aja."
Riri naik ke atas motor sport pemilik Rendi dengan berpegangan kepada pundak Rendi.
Setelah itu Dia melajukan motornya menuju ke cafe di mana mereka membuat janji.
Sepanjang jalan nampak gagah Rendi memboncengkan Riri dibelakangnya,
"Pegangan."
"Hehhh...apa nggak denger."
Rendi menarik tangan Riri untuk berpegangan pada dirinya. Namun Riri menariknya kembali.
"Biar aman." Rendi menariknya kembali dan akhirnya Riri pun pasrah dengan berpegangan pada pinggang Rendi. Senyum terpancar dibibir Rendi namun tak ada yang melihatnya karena tertutup oleh helm.
Tak butuh waktu lama Rendi telah memarkirkan motornya di kafe tersebut dan kemudian datang pula mobil Ammar beserta Ameera, Aqila dan Asraf.
"Cieee.. mesra amat." ledek Aqila kepada Riri yang masih nangkring di atas motor Rendi.
"Apaan.."
Riri memandang Ammar yang keluar dari mobil dengan senyuman tetapi Ammar menanggapinya biasa.
"Bang Ammar." sapa Riri.
"Yuk kita masuk."
Ammar merangkul pundak Rendi dan mengajaknya masuk ke dalam Cafe.
"Cocok banget, buruan sebelum diambil orang." ledek Ammar.
"Tenang Bang, pelan aja kalem."
"Ha ha ha.." tawa Mereka membuat yang lainnya merasa curiga.
Ammar duduk di sebelah Rendi dan tiba - tiba Riri langsung duduk di sampingnya sambil tersenyum.
Rendi yang melihat merasa jika Riri malah mendekati Ammar, sedangkan Ammar sendiri juga merasa tidak enak Riri selalu mendekatinya.
"Asraf duduk sini, wilayah laki - laki."
Ammar mencari jalan tengah dan mau tidak mau Riri pun bergeser.
Riri nampak kecewa dan berusaha agar tetap duduk di samping Ammar.
"Kenapa duduknya ada laki-laki dan wilayah perempuan Bang."
"Nggak baik laki-laki dan perempuan berdekatan." Ammar berusaha menjadi Abang bagi mereka semua dan menganggap mereka semua sebagai adiknya.
Riri pun hanya diam, kemudian mereka membuat pesanan sesuai selera masing-masing, menikmatinya dan mengobrol santai memanfaatkan kebersamaan mereka untuk saling berbagi cerita serta rencana- rencana mereka kedepannya.
Adzan maghrib berkumandang Mereka semua putuskan untuk pergi ke mushola yang ada di sana untuk melaksanakan sholat maghrib.
Selesai sholat Aqila, Ameera dan Riri sedang duduk memakai alas kaki Mereka kemudian ada yang menyapanya.
"Qila, Meera, Riri."
"Annisa, hai sedang apa." tanya Meera yang langsung berdiri.
"Keluar aja nemenin Kakak Ipar aku lagi main ke sini. Ini Kakak Ku Sella namanya."
"Hai Kak." mereka semua bersalaman dengan kakaknya Annisa.
"Halo, teman kuliahnya Annisa ya."
"Iya Kak."
"Kalian bertiga aja."
"Nggak Kak kami berenam itu Mereka." ucap Aqila melihat Ammar, Rendy dan Asraf mendekati mereka.
Annisa dan Ammar saling menatap dan tak sengaja kedua manik mereka bertatapan. Annisa tersenyum begitu pula dengan Ammar kemudian Anisa pun memalingkan wajahnya.
Riri melihat senyum di bibir Ammar ketika menatap Annisa membuatnya cemburu.
"Kayaknya Bang Ammar suka sama Nisa." batin Riri.
"Nisa ikut kami yuk" ajak Meera.
"Tapi aku sama Kakak Ku."
"Nggak papa Dik kalau Kamu mau sama Mereka, itu Mas Arif audah datang."
"Ini temannya Annisa." Arif menyapa Mereka semua.
"Iya Kak."
"Mas, Nisa mau sama Mereka boleh ya."
"Ya sudah nggak papa, Mas nemenin Kakak Kamu belanja dulu nanti hubungi Mas kalau sudah selesai."
"Beneran Mas nggak papa."
" Iya."
Akhirnya Annisa ikut dengan mereka berenam untuk melanjutkan nongkrong di cafe tadi.
######
Gimana selanjutnya 😁😁😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Ibroatul Hasanah
itu Riri jangan jahat ya..biarin Nisa Ama bang Amar
2021-02-01
3
Dessy Sugiarti
lanjut
2021-02-01
1
Hasna Nabilah
lanjut kak semangat ✊❤
2021-02-01
1