Reska ternyata memiliki hubungan dengan Cintya, sahabat Ara. Jadi selama ini kedekatan Ara dan Reska hanyalah sebagai jembatan cinta anatar Reska dan Cintya. Dan karena bantuan Reska juga Cintya sudah mendapatkan pekerjaan di sebuah salon kecantikan milik salah seorang kenalannya.
Malam ini malam minggu yang kedua bagi pasangan beda usia itu. Seperti minggu lalu, Reska mengajak Cintya menghabiskan malam minggu dengan makan bareng, dan kemudian nongkrong di taman kota.
"Ara kemana?" tanya Reska kepada kekasihnya, Cintya.
"Katanya sih di rumah pangeran kodoknya." jawab Cintya.
"Pangeran kodok?" Reska tidak tahu kalau yang dimaksud pangeran kodok itu adalah sahabatnya, si Alkha.
"Iya, bos kamu itu lho, bos Alkha." jawab Cintya sembari tersenyum kecil. Cintya dan Ara menjuluki Alkha dengan sebutan pangeran kodok. Sebenarnya tidak ada maksud apa-apa sih, itu hanya plesetan saat Ara sering menyebut Alkha dengan sebutan pangeran.
"Oh," Reska juga tertawa mendengar jawaban Cintya yang menurutnya lucu.
"Sebenarnya gimana sih perasaan Ara ke Alkha?" tiba-tiba Reska menanya sesuatu tentang Ara.
"Masih sama, cuman dia nggak mau aja nunjukin ke pangeran kodok tentang perasaannya. Dia tekut di tolak lagi."
"Ini pertama kalinya dia suka sama laki-laki. Selama ini dia yang sering nolak laki-laki, tapi kali ini dia yang ditolak. Mungkin agak sedikit kaget juga." imbuh Cintya.
"Tapi aku yakin si Alkha sebenarnya juga mulai punya perasaan sama Ara. Karena setelah istrinya meninggal, hanya Ara yang bisa bikin dia salah tingkah." ucap Reska.
"Emang beneran, pangeran kodok itu seorang duda?" tanya Cintya masih belum percaya dengan apa yang pernah Ara ceritakan ke dia.
"Iya," Reska menganggukan kepalanya.
"Udah punya anak? Terus kenapa istrinya meninggal?" Cintya semakin kepo dan tak bisa tertahankan.
"Adela kecelakaan, dia salah paham dengan hubungan Alkha dan mantan pacarnya. Hampir punya anak, tapi nggak jadi karena Adela meninggal bersama bayi yang ada diperutnya." Reska terlihat begitu sangat sedih. Tanpa terasa dia bahkan meneteskan air matanya. Adela adalah sahabatnya sejak lama, bahkan Reska sudah menganggapnya sebagai adik sendiri. Rska juga memberitahu Reska tentang itu semua.
"Yang sabar! Adela pasti sudah bahagia disana!" ucap Cintya mencoba menghibur Reska.
"Kasihan juga si pangeran kodok." gumam Cintya.
"Mungkin karena itu juga Alkha menjadi dingin kepada semua wanita. Dia masih belum rela, anaknya pergi tanpa dia bisa melihatnya."
"Gimana kalau kita bantu mereka supaya lebih deket lagi?" Reska menemukan ide yang cemerlang.
"Gimana caranya?" tanya Cintya.
Reska lalu memberitahu Cintya apa saja yang perlu dia lakukan untuk membuat Ara bisa kembali dekat dengan Alkha. Karena sejujurnya Reska yakin, Alkha sudah mulai bisa membuka hatinya untuknya Ara.
"Kamu yakin?" Cintya masih ragu dengan ide Reska.
"Kita coba aja dulu," ucap Reska yang sudah sangat bersemangat.
****
Di sisi lain, Ara meminta Alkha untuk mengantarkannya pulang. Sudah seharian dia main, dia juga sudah capek seharian menemani mamanya Alkha ngerumpi. Tapi Ara juga merasa senang, karena mamanya Alkha gaul abis, nggak kalah sama anak muda.
"Nggak mau makan dulu?" tanya Alkha.
"Tadi kan udah makan." jawab Ara.
"Kalau gitu main ke taman mau?"
"Bentar aja ya?" Alkha menganggukan kepalanya cepat. Lalu kemudian dia membelokan arah mobilnya ke taman kota.
Ketika mereka jalan-jalan sambil mencari kursi yang kosong, tanpa sengaja Ara melihat Cintya dan Reska yang sedang bermesraan. Maka munculnya ide jahil Ara. Dia meminta Alkha untuk diam dan tidak boleh memanggil Reska. Padahal saat itu, Alkha sudah membuka mulutnya akan memanggil Reska.
Dengan mengendap-endap Ara dan Alkha bersembunyi di balik pohon yang ada di belakang tempat duduk Cintya dan Reska. Lalu Ara melempar batu kecil ke arah mereka berdua, membuatnya keduanya kaget.
Cintya dan Reska pun menoleh ke belakang tapi tidak melihat siapapun karena Ara dan Alkha ngumpet. Lalu Ara membuat suara yang mirip dengan tawa kuntilanak, tapi tidak begitu keras dan hanya bisa di dengar oleh mereka berempat.
"Ihihihihihiii..."
"Kamu denger nggak yank?" Cintya mulai merasakan bulu kuduknya berdiri.
"I..ya," suara Reska mulai berubah menjadi ketakutan. Dia berkali-kali nengok ke kanan dan ke kiri. Tapi karena di depan Cintya, Reska bertingkah sok cool.
Ara yang tak bisa menahan tawanya mulai keluar dari persembunyian dengan rambut yang terurai di depan mukanya, dia mendekat dan menepuk pundak Cintya dan Reska. Dengan takut-takut Cintya dan Reska yang sudah ketakutan pun menoleh ke belakang.
"AHH..." sontak Cintya dan Reska berteriak karena ketakutan.
Merasa puas Ara pun tertawa terbahak-bahak melihat Cintya dan Reska yang sudah bersiap akan lari. Sementara Alkha hanya tersenyum melihat tingkah jahil Ara kepada Cintya dan Reska.
"Anj*yy lo!!" omel Cintya sembari memukul pelan lengan Ara yang masih tertawa girang.
"Kamu bisa nggak sih, nggak jahil?!" giliran Reska yang mengomeli Ara yang masih saja terbahak.
"Lo lihat kan pacar lo, dia penakut banget.." ujar Ara masih dengan tertawa.
"Bukannya takut, tapi gimana kan serem juga.." Reska masih sewot dengan kejahilan Ara.
"Darimana kalian?" tanyanya ke Alkha.
"Cieee kencan sama pangeran kodok.." Cintya menyenggol tubuh Ara pelan.
"Dari rumah gue.." jawab Alkha ikut duduk bersama-sama.
"Widih udah dibawa pulang aja." seru Reska merasa senang.
"Itu namanya lelaki yang baik, emangnya lo, pacaran diajak ke taman, nggak modal.." Ara balas meledek Reska.
"Ciee Ara," Cintya kembali menyenggol tubuh Ara.
"Apaan sih, cia cie mulu!!" Ara mendorong pelan kepala Cintya.
Akhirnya malam minggu itu mereka habiskan dengan nongkrong di taman sampai larut malam. Ara yang awalnya meminta pulang, tidak jadi pulang karena ada Cintya.
Alkha tersenyum melihat sisi konyol Ara lagi. Bersama Cintya, Ara menjadi gadis yang sangat ceria dan juga konyol. Sedangkan Reska yang melihat Alkha tersenyum pun mulai berbisik kepada Alkha. "Lo udah bisa senyum sekarang?" tanya Reska.
Mendengar pertanyaan Reska, Alkha pun menoleh dan menatap Reska. Dia juga tidak tahu kenapa dia selalu merasa bahagia saat bersama Ara. Mungkinkah karena.... Entahlah.
"Semalam gue mimpiin Adela, dia minta gue buat jangan memberatkan langkahnya disana." ucap Alkha terus terang kepada Reska.
"Sudah saat lo membuka mata lo! Lihatlah betapa indahnya hidup ini! Biarkan Adela tenang disana!" ucap Reska.
"Kayaknya Ara adalah pilihan yang tepat," imbuh Reska menyenggol tubuh Alkha dengan tersenyum kecil.
"Entahlah, tapi dia saat ini sedang marah sama gue," jawab Alkha masih memperhatikan Ara dan Cintya yang seperti anak kecil.
"Gue tahu kok, dia cerita semua ke gue. Kalau lo emang mau buka lo, lo harus buat dia jatuh cinta lagi sama lo!"
"Gue coba.." jawab Alkha.
"Gue kira lo pacaran sama Ara, tapi ternyata lo pacaran sama Cintya?" Reska hanya tersenyum mendengar perkataan Alkha.
Saat itu Ara dan Cintya tidak mendengar percakapan antara Reska dan Alkha, karena kedua gadis itu sedang sibuk kejar-kejaran, persis seperti anak kecil dengan tingkah konyolnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Isna Wati
🤣🤣🤣🤣🤣mangkanya duduk nya jangan Deket pohon gede .. nah klo di usilin beneran SM penunggu nya gmna🤭
2022-10-08
1
Ius Wonga
mles na lo cpat2 lu2h na alkha. ..buat alkha kjar ara....n smntara barra jga ajak maen terus ara kluar agar alkha kbkaran jggot..ato mgkel sdiri biar brsha buat ara kmbli pdnya
2021-03-30
0
Faizatur
visualnya tor
2021-03-28
1