Di tempat lain, Alkha juga sedang bernegosiasi dengan mamanya tentang perjodohannya. Alkha menolak dengan keras perjodohan itu, karena dia masih belum bisa melupakan almarhumah istrinya.
Sementara mamanya masih bersikeras supaya anak sulungnya bisa kembali membuka hatinya untuk wanita lain. "Kamu masih muda, kamu juga butuh seseorang untuk mengisi hati kamu." ucap mamanya sedikit kesal dengan keras kepalanya Alkha.
"Alkha nggak butuh siapa-siapa ma," jawab Alkha cepat.
"Ketemu aja dulu! Mama yakin kamu pasti akan suka sama dia." paksa mamanya lagi.
"Kalau Alkha nggak suka gimana? Harusnya mama juga tahu kalau Alkha nggak mungkin suka wanita lain, selain Adela.." ucap Alkha dengan sedih, dia kembali teringat kepada mendiang istrinya.
"Lagipula Adela kan baru sebulan meninggal, masa Alkha mau nikah lagi," imbu Alkha.
"Nggak harus nikah sekarang kok nak, kalian ketemu dulu, terus pendekatan, kalau kalian memang nggak cocok, mama nggak akan paksa kamu.. Mama cuma nggak tega melihat kamu seperti ini terus, anak yang mau mama kenalin itu orangnya ceria banget, jadi mama pikir dia bisa bikin kamu bahagia." jawab mamanya Alkha, dia sendiri sebenarnya juga nggak mau maksa anaknya untuk menerima perjodohan itu. Tapi dia tidak tega melihat anaknya terus-terusan berharap kepada menantu mereka yang sudah meninggal.
"Ini udah wanita ke empat yang mama kenalin ke aku selama dua minggu terakhir. Mama nggak takut kalau Alkha nggak cocok lagi?" tanya Alkha. Setelah istrinya meninggal, Alkha memang selalu menutup diri. Mamanya mencoba mengenalkan dia dengan beberapa wanita, tapi selalu tidak bisa lanjut setelah mereka bertemu. Alasannya karena Alkha yang terlalu dingin.
"Ya, itu belakangan sih dipikirnya. Mama yakin kamu pasti suka. Dia agak mirip Adela juga." ucap mamanya.
Alkha mengerutkan keningnya, dia sejenak berpikir dan mempertimbangkan permintaan mamanya, setelah akhirnya dia bilang: "Boleh deh, tapi cuma ketemu aja ya?" Alkha menyetujui permintaan mamanya.
"Oke, sekarang kamu siap-siap! Malam ini kita ketemu sama mereka."
"Secepat itu?" Alkha terkejut dengan perkataan mamanya.
"Iya, buruan! Mama tunggu di ruang tamu." Setelah mamanya turun, Alkha lalu bersiap-siap.
Alkha tahu apa yang mamanya khawatirkan. Akan tetapi harus bagaimana, Alkha tidak belum bisa membuka hatinya untuk wanita lain. Bukan karena Adela yang belum lama meninggal, tapi juga karena dia masih beranggapan kalau Adela itu masih ada.
"Aku pergi dulu ya sayank? Bentar kok, cuma mau bikin mama seneng aja. Love you." ucap Alkha kepada foto Adela yang terpajang besar di kamar mereka.
Alkha melajukan mobilnya menuju kafe tempat mamanya kencan dengan temannya. Sementara papa Alkha tidak diajak karena masih sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Lagipula, hanya ketemu aja, belum sampai ke tahap yang serius.
"Nanti kalau kamu ditanya atau diajak ngobrol jangan kaku atau ketus!" pesan mamanya ke Alkha. Mamanya tahu betul alasan wanita-wanita yang dia kenalkan kemarin menjauh, karena Alkha yang begitu dingin.
"Iya." jawab Alkha singkat.
Mamanya Alkha menggandeng tangan anaknya ketika memasuki kafe. Banyak mata yang menatap kearah mereka berdua. Semua yang melihat mungkin mengira Alkha adalah lelaki yang suka dengan perempuan yang lebih dewasa.
Bagaimana tidak, penampilan mamanya Alkha yang terlihat begitu modis. Dengan menggunakan celana panjang dan juga baju yang senada dengan warna tas-nya, terlihat sangat awet muda. Belum lagi kacamata hitam yang menambah trendy penampilannya.
"Hallo jeng...." seru mamanya Alkha melambaikan tangan kepada mamanya Ara yang sudah menunggu lumayan lama. Bahkan sampai membuat Ara kesal.
Mamanya Alkha mempercepat langkahnya, masih dengan menggandeng tangan anaknya. Mau tak mau Alkha juga harus berjalan cepat, mengikuti langkah kaki mamanya.
"Jeng Ana udah lama nunggu?" tanya mamanya Alkha.
"Udah hampir lumutan tan," sahut Ara dengan sikap tengilnya. Mamanya Ara mencubit pelan tangan anaknya, dan memperingati supaya sopan kepada orang yang lebih tua.
"Uh, maafin tante ya sayank! Tadi dijalan macet banget.." ucap mamanya Alkha tidak tersinggung dengan ucapan Ara. Dia udah tahu sebelumnya kalau Ara memang seperti itu orangnya. Tapi justru itu yang membuatnya tertarik kepada Ara.
Pada saat itu Ara yang sebenarnya malas, tidak tahu kalau lelaki yang akan dijodohkan dengan dirinya adalah Alkha, lelaki pujaannya. Sementara Alkha yang baru tahu kalau wanita yang akan dijodohkan sama dia adalah Ara. Alkha merasa kaget.
"Oh ini anaknya jeng Mita? Ganteng ya?" puji mamanya Ara.
"Iya, ini anak aku. Namanya Alkha." Baru saat mamanya Alkha menyebut nama Alkha, Ara buru-buru menoleh.
Matanya melotot ketika melihat lelaki yang dia cintai ada di depannya. Dan ternyata dialah yang akan di jodohkan dengan dirinya. "Om Alkha?" gumam Ara sedikit keras, sehingga membuat mamanya dan mama Alkha mendengar.
"Om?" Ana dan Mita kaget bersamaan, mendengar panggilan Ara ke Alkha. Tapi sesaat kemudian mereka berdua malah tertawa.
"Jadi kalian udah kenal?" tanya mamanya Alkha.
"Udah, om Alkha ini bos aku di kantor." jawab Ara dengan senang. Tapi kemudian Ara sedikit manyun, karena ternyata Alkha adalah seorang duda.
"Bodo amatlah, mau dia duda atau bukan, yang pasti gue cinta sama dia." gumam Ara dalam hati.
Setengah jam kemudian, Ana dan Mita memainkan trik dengan berpura-pura ada acara. Dan meninggalkan Ara dan Alkha berduaan.
"Lah mama tadi nggak bilang kalau mau arisan?" tanya Ara sedikit curiga.
"Tadi mama lupa bilang. Ya udah mama pergi dulu-"
"Nanti Ara pulangnya gimana kalau mobilnya mama pakai?" keluh Ara, dia tahu pasti mamanya dan mamanya Alkha sengaja berbohong.
"Em.. Boleh ngerepotin kamu nggak nak Alkha?" tanya mamanya Ara kepada Alkha.
"Iya tante boleh, mama sama tante pergi aja! Nanti Alkha yang anter Ara pulang.." ucap Alkha, membuat mamanya tersenyum senang.
Sebenarnya Alkha bukannya nggak tahu muslihat mamanya. Tapi dia sengaja supaya mamanya tidak terlalu kecewa kepadanya. Juga karena dia sudah terbiasa dengan Ara, jadi tidak terlalu sungkan kalau mau ngobrol.
"Ara ikut mama aja ya!" seru Ara sambil berdiri dan hendak mengikuti mamanya dan mama Alkha. Tapi dengan cepat tangannya ditarik oleh Alkha, sehingga dia kembali duduk.
"Temenin aku makan bentar!" ucap Alkha menahan Ara.
"Om tahu nggak kalau kita dijodohin?" tanya Ara.
"Tahu.." jawab Alkha santai sembari menikmati makannya.
"Kamu nggak makan?" tanya balik Alkha.
"Makan dong,. Om tahu kita dijodohin terus mau kesini, itu bukan berarti om udah mulai jatuh cinta kan sama gue?" Ara mulai percaya diri.
Alkha menghentikan tangannya hendak memasukan makanan ke dalam mulutnya. "Aku cuma ikutin mau mama, lagipula kamu cewek keempat yang udah mama kenalin ke aku." jawab Alkha.
Sama aja dengan mengatakan kalau Alkha nggak peduli siapa yang dijodohin ke dia oleh mamanya. Yang dia lakukan hanyalah untuk menyenangkan mamanya. Bukan karena dia mau di jodohin.
"Tapi dari keempat cewek itu, cuma kamu yang nyebelin.." imbuh Alkha sembari tersenyum dan menatap Ara.
"Nyebelin atau ngegemesin?" tanya Ara sembari memasukan makanan ke dalam mulutnya.
"Ini nih yang bikin kamu jadi nyebelin, karena kamu terlalu percaya diri."
"Jujur aja, nyebelin atau ngegemesin?" tanya Ara lagi, kali ini dia menatap Alkha dengan lekat membuat Alkha tersenyum salting.
"Iya, ngegemesin banget..." Alkha mencubit pipi Ara yang sedikit temben.
"Buruan dihabisin, terus kita jalan-jalan ke taman mau?"
"Mau, mau, gue mau.." jawab Ara dengan sangat senang dan antusias.
Alkha kembali tersenyum melihat sikap kekanak-kanakan Ara. Bagi Alkha imut aja saat Ara bertingkah seperti anak kecil. Dan juga Ara tidak jaim orangnya, dia sangat polos.
Ketika melihat Ara makan dengan sedikit belepotan, Alkha dengan segera mengambil tissu dan mengusap sisa makanan di sudut mulut Ara. Seketika Ara terdiam, dia terlalu senang dengan apa yang Alkha lakukan.
"Gimana nggak cinta coba kalau lo kayak gini terus.." ucap Ara pelan, dan Alkha yang mendengar hanya tersenyum kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Liesdiana Malindu
alkha benar, baru juga sebulan,, bahkan baru 2 Minggu sdh di cari kan jodoh.
sedangkan 1 Thun aja masih terlalu cepat, tanah kuburan msih basah juga.
arwah yg mninggal juga mungkin msih gentayangan di sekitar kita. aduhh,,mamax kelewatan 🤔🤔😟
2021-08-06
3
Kas Gpl
lucu
2021-05-03
0
Aninda Peto
Ah dasar makhluk Baper
2021-04-12
0