Pagi harinya Alkha sudah menunggu Ara di depan rumahnya. Dia sengaja menjemput Ara pagi itu, supaya Ara lebih bersemangat lagi untuk memenangkan tender. Pasalnya nilai tender itu lumayan besar.
"Jadi baik cuma ada maunya nih?" sindir Ara ketika dia masuk ke dalam mobil Alkha.
"Yang lakuin ini juga demi karier kamu tahu nggak, kalau kamu berhasil kali ini, kemampuan kamu akan semakin diakui." dalih Alkha. Dia tidak mau dianggap memanfaatkan keadaan. Karena sebenarnya dia memang sedang membantu Ara, supaya namanya lebih di kenal di dunia property.
"Pinter banget alasannya.." keluh Ara sembari memonyongkan bibir tipisnya.
"Udah sarapan belum?" tanya Alkha.
"Udah," jawab Ara cepat.
"Kalau gitu temenin aku makan bentar mau kan?" tanya Alkha yang tiba-tiba membelokan mobilnya ke warung soto milik ibunya Cintya.
"Lo mau makan disini?" tanya Ara seolah tak percaya. Gimana tidak, baru beberapa hari lalu dia ngajak Alkha makan di tempat itu. Tapi Alkha merasa tidak nyaman makan disitu.
"Iya, yuk turun!" Alkha membuka sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil, diikuti oleh Ara.
Melihat Ara bersama seorang lelaki yang dia kenal sebagai sepupu Ara, Cintya bergegas mendekati sahabatnya. Cintya meminta Ara untuk mendekatkan dirinya dengan Alkha. Tentu saja permintaan itu langsung ditolak oleh Ara.
"Nggak boleh!! Dia milik gue.." ucap Ara dengan tegas.
"Lo suka sama sepupu lo sendiri?" Cintya merasa tidak terima dengan penolakan Ara.
"Sebenarnya dia bukan sepupu gue, tapi calon pacar gue.." jawab Ara membuat Cintya kaget bukan main.
Sejak kapan nih anak jadi kayak gini. Sejauh yang Cintya tahu, Ara tidak pernah memikirkan tentang pacar selama ini. Bahkan Ara sering kali menolak lelaki yang suka sama dia.
"Lo beneran Arabella?" tanya Cintya sembari menatap aneh ke Ara.
"Apaan sih lo?" Ara yang merasa risi karena ditatap mulu oleh Cintya, mendorong kepala Cintya pelan.
"Bikin minum sana!" perintah Ara sembari mendorong tubuh Cintya pelan.
Setelah selesai makan dan membayar. Ara dan Alkha kembali masuk ke mobil. Tapi sebelum Alkha membuka pintu mobilnya. Tiba-tiba Cintya berseru memanggilnya. Cintya menyodorkan ponselnya, dengan maksud meminta nomer hape Alkha.
Ara yang sudah masuk ke dalam mobil duluan, buru-buru keluar lagi dan merebut ponsel Cintya. "Udah gue bilang kan, dia calon pacar gue.. Awas aja kalau lo berani macam-macam.." ancam Ara kepada Cintya.
"Ck, katanya dia kakak sepupu lo?" Cintya masih percaya kalau Alkha adalah kakak sepupunya Ara.
"Dia bukan sepupu gue, tapi calon pacar gue.." ucap Ara sembari berkacak pinggang.
"Gue nggak percaya.." Cintya sama keras kepalanya seperti Ara.
"Jelasin ke dia om, kalau lo bukan kakak sepupu gue, tapi calon pacar gue.." perintah Ara ke Alkha.
"Iya, aku bukan kakak sepupunya Ara.." ucap Alkha dengan sedikit geli. Baru kali ini dia melihat pertengkaran tapi justru malah tertawa karena lucu melihat tingkah dua gadis kecil itu.
"Noh dengar kan?" Ara menjulurkan lidahnya ke arah Cintya yang sedikit manyun.
Tentu saja pertengkaran tadi bukan sungguhan. Kedua remaja putri itu sering sekali berdebat seperti itu. Bukan bikin emosi tapi malah bikin tertawa, dan gemes.
"Lo cari sugar daddy yang lain aja! Dia jatah gue. " ucap Ara lagi semakin membuat Cintya manyun.
"Masuk om!!" Giliran Alkha yang mendapat perintah dari Ara.
"Gue berangkat kerja dulu ya, dah..." Ara melambaikan tanganya ke arah Cintya yang masih belum percaya kalau sahabatnya bisa jatuh cinta juga.
Cintya memperhatikan mobil Alkha sampai tidak terlihat lagi. Dia tersenyum kecil sih mengetahui Ara sudah bisa suka sama orang. "Dia tipe Ara banget sih." gumam Cintya. Dia tahu banget kalau sahabatnya itu sangat suka dengan cowok yang terlihat cool.
****
Setelah makan siang, Ara bersama Alkha meeting dengan perusahaan yang cukup ternama di kota itu. Perusahaan Alkha akan bersaing dengan beberapa perusahaan lain yang tak kalah bagusnya.
"Gugup?" tanya Alkha sembari meraih tangan Ara.
"Sedikit, tapi demi bisa dinner romantis sama lo, gue bakal berusaha semampu gue.." jawab Ara sangat yakin.
Sedangkan Alkha hanya tersenyum kecil melihat semangat gadis kecil itu. Alkha sangat suka dengan keoptimisan gadis itu. Tapi juga sedikit khawatir dengan kepercayaan dirinya yang tinggi. Alkha takut gadis polos itu akan terluka karena kepercayaan dirinya yang terlalu tinggi.
Kebetulan Ara mendapat giliran presentasi paling akhir. Dia tercengang dengan presentasi yang begitu hebat dari perusahaan lain. Tapi itu tidak membuatnya merasa minder. Dia sangat yakin kalau dia akan mampu bersaing dengan mereka, meskipun dia baru dapat pekerjaan tapi dia sangat yakin dengan kemampuannya.
Sampai pada giliran Ara untuk presentasi. Dengan menghirup nafas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya, Ara mulai berdiri dan maju ke depan.
"Perkenalkan nama saya Arabella, konsep saya kali ini adalah outdoor. Dimana setiap ruangan akan di hiasi dengan gambar yang bernuansa alam, seperti pohon atau pemandangan, agar supaya suasana kerja tidak menjadi terlalu membosankan, apalagi bagi mereka yang sering lembur dan jarang sekali liburan. ..." Ara menjelaskan sedetail mungkin konsep yang akan dia pakai untuk merenovasi ruang kerja karyawan.
Ketika Ara kembali ke tempat duduk, dia disambut senyuman dan juga dua jempol untuk Ara. Alkha salut dengan konsep yang Ara buat, tidak monoton dan terkesan modern, menurut Alkha.
Jika dibanding dengan konsep dari perusahaan lain, konsep Ara ini terkesan menarik. Tapi keputusan tetap di tangan Direktur perusahaan itu.
"Terima kasih untuk ide yang sangat luar biasa dari anda semua. Saya belum bisa menentukan hasilnya sekarang, saya perlu berdiskusi dengan CEO kami, mungkin tiga hari lagi barulah bisa di putuskan. Dan kami akan menghubungi perusahaan mana yang berhasil kerja sama dengan kami. Yang tidak kami pilih, kami mohon maaf, bukannya karya anda tidak bagus, tapi kami memang harus memilih satu dari anda semua. Sekian rapat kita hari ini, dan terima kasih." ucap Direktur perusahaan itu lalu mempersilahkan kliennya pulang karena rapat telah selesai.
Di dalam mobil, Alkha berulang kali memuji ide cemerlang Ara. Memang sangatlah betul, dalam bekerja, suasana tempat kerja menjadi salah satu yang harus diperhatikan. Jika kerja dengan hati senang, hasilnya juga akan baik.
"Dari mana kamu dapat ide seperti itu?" tanya Alkha.
"Gue contohin dalam diri gue aja sendiri. Gue orangnya cepat bosen, apalagi dengan pekerjaan yang harus ditarget. Jadi lebih baik kan kita rubah suasana tempat kerja dengan sesuatu yang menyenangkan." jawab Ara dengan lolosnya.
"Lagipula apa sih yang bikin kita seneng saat liburan? Kan pasti pemandangan yang kita lihat, pertama. Terus suasana yang membuat hati merasa tenang. Jadi meskipun terus di kejar deadline, para karyawan itu bisa sedikit rileks dengan suasana kantor yang alami." imbuh Ara semakin membuat Alkha berdecak kagum.
"Lo harus siapin dinner kita yang romantis, kalau perlu lo lamar gue.." ucap Ara dengan tertawa.
"Tunggu dulu hasilnya, jangan terlalu percaya diri, nanti kalau kamu gagal, sakitnya itu sampai ke tulang." ucap Alkha.
"Sakitnya tuh bukan karena gagal dapetin tender itu, tapi karena gagal dinner sama lo.." ucap Ara semabari memonyongkan bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Siti Aisyah Pattiroy
Ara konyol ih .... hihihi...
2021-07-25
0
Kas Gpl
dasar narsis
2021-05-03
0
Wati Mariyati
Krn Ara anak yg ceria & periang mk tiap ceplas-ceplos dia itu sgt jujur dr hati'a walaupun dia ungkapkan disertai dg candaan. 👍👍😘😘
2021-03-29
0