Saat Ara mulai bosan dengan game-nya, kebetulan dia juga udah lapar. Sewaktu dia melepas headset ditelinga, dia terkejut melihat orang lain yang ada di ruangan Alkha.
"Hai," Reska melambaikan tangannya saat Ara menatapnya dengan kaget.
"Aku temennya Alkha, boleh kenalan nggak?" lanjut Reska sembari berjalan mendekat. Dan saat itu Ara baru tahu nama lelaki yang bersamanya dari semalam.
"Nama gue Arabella, panggil aja Ara." ucap Ara mengulurkan tangannya, menjabat tangan Reska.
Dan, saat itu juga Alkha baru tahu nama gadis kecil itu. Meskipun sebelumnya Cintya juga menyebut namanya, tapi Alkha nggak terlalu ngeh.
"Kamu pacarnya Alkha?" tanya Reska lagi.
"Bukan.." Ara dan Alkha berseru dengan cepat dan bersamaan.
"Biasa aja keles jawabnya.." gumam Ara merasa tak puas.
Reska semakin tersenyum saat melihat Alkha yang sedikit salting.
"Om gue laper," keluh Ara.
Seketika meledaklah tawa Reska, ketika mendengar Ara memanggil Alkha dengan sebutan om. Sementara Alkha merasa sangat tidak suka mendengar panggilan Ara kepada dirinya.
"Om?" Reska mengolok Alkha sembari terbahak, membuat Alkha sedikit kesal. Karena umur mereka sepertinya juga tidak beda jauh, mungkin hanya 7 atau 8 tahun saja, kan bisa panggil kakak, batin Alkha merasa tidak puas.
"Kenapa sih om ketawa?" giliran Ara memanggil Reska dengan sebutan om juga, baru saat itu Reska menjadi mingkem.
"Jangan panggil om dong! Kayaknya gimana banget dengernya." pinta Reska ke Ara. Berbeda dengan Alkha yang hanya menyimpan kekesalannya sendiri. Reska justru mengungkapkan ketidakpuasannya.
"Terus panggil apa? Paman? Kayaknya umur lo juga jauh lebih tua dari gue," tanya Ara serius.
"Paman lagi, kakak gitu kek." Reska sedikit kesal.
"Umur kamu berapa sih?" tanya Reska lagi.
"20 tahun," jawab Ara cepat.
"Nah, umur gue 28 jadi kamu manggilnya kakak aja, kan juga nggak beda jauh umur kita." pinta Reska lagi.
"Kamu juga panggil aku, kakak!! Umur aku juga sama seperti dia." sahut Alkha tak mau kalah dari Reska.
"Nggak mau!! Gue mau manggil kalian om!! Selisih 8 tahun itu jauh coy.." jawab Ara dengan kengeyelannya.
"Oke terserah, kalau gitu kamu pulang sekarang!" ancam Alkha membuat Ara sedikit kesal. Baru pertama kali dia diancam oleh orang lain.
Kalau bukan karena dia belum mau pulang, nggak mungkin Ara akan menuruti apa mau Alkha dan Reska. "Untung ganteng, kalau nggak udah gue gibeng lo." gumam Ara dengan kesal.
"Ya udah, kakak.." Ara mengalah kepada Alkha dan Reska.
"Nah itu kan enak kedengerannya." ucap Reska dengan senang.
"Mau makan apa? Biar aku pesenin di kafetaria perusahaan." tanya Alkha.
"Disini ada kefetarianya juga?" Alkha menganggukan kepalanya. Kafetaria itu adalah bisnis yang digagas oleh istrinya. Karena Adela yang suka memasak.
"Apa aja deh, gue nggak pilih-pilih makanan kok." jawab Ara.
"Sutt, lo ke bawah bawain makanan kesini, sekalian suruh Yekti bikinin kopi buat gue!!" Alkha menyuruh Reska ke kafetaria. Yekti adalah sekertaris Alkha. Dengan jabatannya, Reska mau tak mau hanya bisa nurut apa kata Alkha.
"Makasih kakak..." ucap Ara dengan suara sedikit centil, membuat Reska menjadi kembali senang.
"Sama-sama adek yang manis.." jawab Reska dengan centil pula, lalu melaksanakan perintah Alkha.
"Om lo udah punya pacar belum sih?" tanya Ara, saat melihat Alkha fokus dengan pekerjaannya.
Ara menatap Alkha yang sedang fokus kerja menjadi semakin suka. Bagi Ara, lelaki yang sedang fokus dengan kerjaan, atau yang berwajah dingin, damage-nya nambah seratus persen. Ara suka banget melihat lelaki dengan gaya sok cool-nya.
"Kamu mau pulang?" tanya Alkha kembali tak suka mendengar panggilan Ara.
"Eh lupa, Kakak lo udah punya pacar belum?" Ara mengulangi lagi pertanyaannya tapi dengan sebutan yang berbeda.
"Kenapa emangnya? Kamu suka sama aku?"
"Iya. Gue suka sama lo dari pertama lihat lo."
Sebenarnya Alkha hanya bercanda saja, nanya seperti itu ke Ara. Akan tetapi siapa sangka kalau Ara akan mengakuinya secepat itu. Ara bahkan tanpa rasa malu, atau grogi saat menjawab pertanyaan Alkha.
"Udah.." jawab Alkha cepat.
"Yeah, gue telat dong.." gumam Ara sedih.
"Kenapa kamu suka sama aku?" tanya Alkha penasaran, baru pertama kali dia ketemu wanita yang tanpa malu mengungkapkan perasaannya.
"Ya karena lo ganteng, dan lo tipe gue banget, gue suka sama lelaki yang tampilannya kayak lo gini, sekilas kayak f*ck boy, tapi aslinya mah good boy, kayaknya sih. Terus tipe-tipe lelaki sok cool gitu." jawab Ara terus terang.
Mendengar jawaban Ara, Alkha merasa senang. Emang bener apa yang dikatakan Ara. Sekilas dari segi penampilan, banyak orang akan mengira kalau Alkha itu seorang f*ck boy. Karena penampilannya yang menggunakan tindik di kedua telinganya, gaya rambut juga pakaiannya, ciri khas seorang f*ck boy.
"Mending kamu lupain aku, karena aku nggak akan mungkin jatuh cinta sama kamu, aku hanya mencintai satu orang wanita." ucap Alkha. Bukannya dia kejam, tapi dia tidak ingin melukai siapapun. Karena dia sadar, dia tidak akan pernah bisa jatuh cinta lagi sama wanita lain.
"Lah kok jadi lo yang ngatur? Ini hati gue, gue yang rasain, terserah gue dong mau suka sama lo, atau sama siapa.." Alkha membulatkan matanya. Dia bener-bener baru pertama kali ketemu dengan wanita yang seperti Ara ini.
Wanita ini terlalu optimis menjalani hidupnya. Terlalu santai dalam menjalani kehidupan. Bahkan dia tidak marah sewaktu Alkha menyuruhnya buat lupain perasaannya.
"Ya, aku cuma peringatin aja.." ucap Alkha.
"Tapi kalau gue bisa buat lo jatuh cinta gimana?" tanya Ara dengan kepercayaan diri diatas rata-rata yang bikin Alkha geleng-geleng kepala.
"Kamu nggak akan bisa." jawab Alkha cepat.
Tapi semakin Alkha menolak Ara, semakin Ara bersemangat buat mendekati Alkha. Dan semakin membuat Ara jatuh cinta kepada Alkha. Bodo amatlah mau dia udah punya pacar, yang penting dia belum punya istri.
Saat itu Ara tidak tahu kalau seseorang yang dimaksud Alkha adalah istrinya yang telah meninggal. Ara hanya berpikir seseorang itu adalah pacar.
"Jika dia udah beristri nggak mungkin kan dia akan nginep bersama gue di hotel?" Ara mencoba menerka-nerka, dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Kamu kuliah jurusan apa?" tanya Alkha berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Desain interior."
"Kebetulan sekali, disini ada lowongan sesuai bidang kamu, apa kamu mau kerja sama aku?" Padahal saat itu tidak lowongan untuk bidang itu. Tapi entah kenapa Alkha seperti sedang membuat kesempatan untuk Ara dekat dengan dirinya.
"Serius? Kalau gitu besok gue kirim lamaran gue juga CV gue kesini." Ara melompat kegirangan. Akhirnya dia dapat pekerjaan juga setelah sebulan dia melamar kesana kemari tapi belum juga dapat panggilan.
Melihat Ara yang terlihat sangat bahagia, membuat Alkha tersenyum senang. Itu udah kesekian kalinya dia tersenyum karena melihat tingkah konyol Ara, setelah kepergian istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Lina Maulina Bintang Libra
bagus LBH baik ngmng jujur ktmbng d pendam aplg maluw meong
2022-12-19
0
❤~CINTA~❤
udah lulus kuliah umurnya msih 20th ya thor...
2021-07-28
0
Aninda Peto
suka bnget karakter cewenya yg blak-blakan
2021-04-12
0