Karena tidak mau mengganggu Alkha yang sedang bekerja. Ara iseng menggambar sebuah desain rumah. Ara merasa puas dengan hasil gambarannya, meskipun itu cuma iseng. Bahkan Ara mulai tertarik untuk menjadikan desain gambar itu sebagi rumahnya kelak.
"Done!!" gumam Ara merasa senang.
"Gambar apa kamu?" tanya Alkha yang sedari tadi memperhatikan Ara yang sibuk menggambar.
"Gambar desain rumah kita." jawab Ara senang.
"Rumah kita?" Alkha salah fokus dengan jawaban sembrono Ara.
"Heem, kita, gue sama lo."
"Lupakan! Siap-siap, aku anter pulang!" Alkha tidak mau meladeni kekonyolan gadis kecil itu.
Ara melihat jam sudah menunjukan pukul empat sore, sudah waktunya pulang kerja. Akhirnya Ara nurut, dia membereskan meja yang dia gunakan untuk menggambar tadi. Sementara Alkha juga bersiap mau pulang. Sebenarnya Alkha ingin menyelesaikan pekerjaannya dulu, tapi dia juga harus mengantar Ara pulang.
Sebelum mereka selesai membereskan meja masing-masing. Tiba-tiba pintu ruangan Alkha terbuka. Ada seorang wanita yang seumuran dengan Alkha masuk. Dilihat dari pakaiannya, wanita itu juga wanita karier.
"Junno, aku kangen.." ucap wanita itu menghampiri Alkha di meja kerjanya. Vanya, nama wanita itu. Vanya juga merentangkan tangannya ingin memeluk Alkha. Akan tetapi dengan cepat Alkha mencegah tangan Vanya.
"Ada perlu apa kamu kesini?" tanya Alkha dengan cuek.
"Kangen dong.." jawab Vanya cepat.
Vanya adalah mantan pacar Alkha, dia juga yang menyebabkan Adela salah paham ke Alkha pada malam naas itu. Vanya sudah berkeluarga, akan tetapi dia kabur dari suaminya, karena kdrt yang dilakukan suaminya. Setelah menggugat cerai suaminya, Vanya mencoba kembali mendekati Alkha yang sekarang menjadi duda.
Ara mendengar ucapan kangen dari wanita lain ke Alkha. Seketika Ara menoleh dan menatap tajam wanita yang mendekati Alkha. Pada saat yang sama, Vanya juga melihat ada seorang gadis kecil di ruangan Alkha. Vanya juga membulatkan matanya karena kaget.
"Dia siapa Jun? Kok ada di ruangan kamu?" Vanya tentunya tahu betul, selama kepergiaan Adela, tak seorang wanita pun bisa mendekati Alkha.
"Tante juga siapa?" tanya Ara dengan melotot.
Mulut Vanya ternganga dan matanya melotot mendengar panggilan yang diucapkan oleh Ara kepada dirinya. "Tante? Kamu panggil aku tante? Emang aku setua itu?" tanya Vanya dengan masih terkejut.
"Emangnya tante nggak sadar kalau udah tua? Lihat cara pakaian tante udah kayak ibu-ibu umur empat puluh," ucap Ara tanpa takut. Vanya pun kembali melotor mendengar kritik Ara tentang caranya berpakaian.
"Anak kecil itu siapa sih Jun?" Vanya mulai terpancing emosi.
"Gue pacarnya dia." sahut Ara cepat.
"Kamu pacarnya dia?" Vanya semakin terkejut lagi.
"Bener Jun?" Vanya mencoba mengkonfirmasi kepada Alkha.
"Apa selera kamu sekarang sudah berubah? Kamu suka sama anak kecil sekarang?" Vanya masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Dia bukan pacar aku, kenapa kamu kesini?" Alkha kembali bertanya kepada Vanya. Dan dengan manja Vanya bilang kalau dia kangen sama Alkha.
Sementara Ara mengerutkan bibirnya, dia terlalu kesal dengan sanggahan Alkha. Apalagi saat Vanya bermanja ke Alkha, dan dengan sengaja menatap Ara seolah ingin pamer kepada Ara.
"Tante ini pacarnya om?" tanya Ara dengan sedikit kesal.
"Iya." jawab Vanya dengan sedikit mengejek Ara.
"Bukan, dia teman aku." Alkha juga menyanggah pengakuan Vanya. Maka seketika meledaklah tawa Ara.
"Jangan ngaku-ngaku deh tante! Inget umur!" ucap Ara sembari tertawa, tentunya ucapan Ara itu membuat Vanya makin kesal dan tak suka sama Ara.
"Kamu anak kecil kurang ajar!" omel Vanya dengan melotot, tapi bukannya takut, Ara malah menjulurkan lidahnya. Dan membuat Vanya semakin jengkel.
"Apa lo? Nggak usah manja-manja gitu!" Ara menarik Vanya supaya menjauh dari Alkha.
"Suka-suka aku dong, apa urusannya sama kamu? Dasar anak kecil, kamu harus tahu, kalau Junno nggak suka sama anak kecil.." ucap Vanya dengan ketus.
"Kak Alkha juga nggak suka sama tante-tante!" Ara balas mengolok Vanya.
Maka keributan pun tak bisa dihindari. Ara dan Vanya saling olok, dan bahkan hampir cakar-cakaran. Beruntung Alkha bisa melerai pertengkaran itu.
"Kamu buruan siap-siap, aku antar pulang!" ucap Alkha kepada Ara dengan sedikit marah.
"Kamu juga pulang kalau nggak ada urusan apa-apa! Aku capek mau pulang!" ucap Alkha kepada Vanya dengan marah pula.
Alkha kesal karena otaknya udah penuh dengan pekerjaan yang menumpuk, masih harus menyaksikan pertengkaran yang tidak ada gunanya.
Dengan sedikit kesal Vanya menghentakan kakinya, lalu dia keluar dari ruangan Alkha. Vanya tidak mau membuat Alkha semakin marah kalau dia tidak menurut apa kata Alkha.
"Dadah tante..." ledek Ara sembari melambaikan tangannya. Tentu saja itu membuat Vanya semakin membenci Ara. Sementara di sisi lain, Alkha melotot kepada Ara.
"Ngapain sih lihatin mulu? Lo udah mulai jatuh cinta sama gue?" tanya Ara menaik-turunkan alisnya.
Alkha menghela nafasnya berkali-kali, menahan amarahnya. Dia tidak tahu bagaimana bisa gadis kecil itu meliki kepercayaan diri yang diatas rata-rata.
****
Setelah sampai rumah, Ara memberitahu mamanya kalau dia akhirnya dapat pekerjaan. Mamanya juga merasa senang dengan berita dari anak semata wayangnya.
"Besok Ara sudah bisa kerja." ucap Ara.
"Syukurlah kalau gitu. Mama merasa senang." ucap mamanya lalu memeluk anaknya.
"Nak, sebenarnya mama mau kasih tahu kamu, kalau..." mamanya Ara tidak melanjutkan ucapannya. Dia tahu, anaknya pasti akan langsung menolak ucapannya.
"Kalau apa ma?" tanya Ara penasaraan.
"Kalau... Nggak jadi, kamu buruan makan gih, terus istirahat, besok kan hari pertama kamu kerja, jangan sampai sakit." mamanya Ara mengurungkan niat untuk membicarakan perjodohan yang telah diatur oleh suaminya untuk Ara.
Melihat mamanya yanga ragu-ragu membuat Ara memicingkan matanya, dia penasaran dengan apa yang akan mamanya ucapkan. Tapi Ara memilih untuk menyimpan rasa kepo-nya sendiri.
Ara lalu makan, dan kembali ke kamar. Dia teringat terus dengan Alkha. Lalu dia mengambil pomselnya dan mulai mengechat Alkha. Untungnya sebelum pulang dia sempat meminta nomer telepon Alkha kepada Reska.
"Hai om.." tulisnya.
"Darimana kamu tahu nomer aku?" Tak butuh waktu lama bagi Ara mendapat balasan dari Alkha.
"Lo juga tahu nomer gue."
"Kan ada foto kamu, lagi pula cuma kamu yang paling aku 'om." Ara tersenyum dengan balasan Alkha.
"Oh jadi om simpen foto gue nih?"
"Siapa sih yang ngajarin kamu PD gitu?" Obrolan semakin seru, tanpa terasa sudah dua jam mereka mengobrol melalui chat dan juga video call.
"Selamat malam sang pujaan hati.." ucap Ara sebelum mematikan video call dengan Alkha.
"Ya, malam anak kecil.."
Setelah mematikan teleponnya. Ara tersenyum senang, dia merasa benar-benar jatuh cinta pada lelaki yang baru dia kenal dua hari itu.
"Dia lucu juga, meskipun kelihatannya sangat dingin." gumam Ara sembari tersenyum dan menarik selimut setelah kemudian dia memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Lina Maulina Bintang Libra
🤣🤣🤣 cocok panggilan nya
2022-12-19
0
Ria
😍😍😍😍
2021-12-24
2
ïm.ålgå†år~ ✨
ais mantap kali lah
2021-03-27
0