Sebulan berlalu meninggalnya Adela. Tapi Alkha masih belum semangat menjalani hidupnya. Ketika dia pulang dari kantor, seolah dia melihat Adela yang suka manja, persis seperti waktu masih ada dulu.
"Aku kangen sayank.." gumam Alkha ketika merebahkan tubuh lelahnya diatas kasur, sembari memandang foto pernikahan yang tergantung di kamarnya.
Masih teringat jelas dalam pikirannya, awal pertemuan dengan Adela hingga sama-sama saling jatuh cinta. Air mata kembali mengalir membasahi pipinya. Andai saja waktu itu dia jujur kepada istrinya tentang apa yang terjadi antara dia dengan Vanya. Mungkin tidak akan membuat istrinya salah paham, dan mungkin saja, dia masih hidup.
Tok tok tok
"Den, dicari mas Reska,," suara bibi mengagetkan Alkha.
"Ya, suruh nunggu bentar!" ucapnya dengan malas-malasan. Dia mengusap air matanya sebelum keluar dari kamar.
"Napa lo kesini?" tanya Alkha saat melihat Reska ada di ruang tamu rumahnya.
"Ke Club yuk!" ajak Reska.
"Males gue.." jawab Alkha.
"Ayolah, lo juga harus nikmati hidup lo.. Jangan terus-terusan bersedih!" bujuk Reska. Padahal Reska tahu, sebulan belakangan ini Alkha selalu minum minuman keras di rumah.
"Hidup ini indah bro.." imbuh Reska.
"Ya udah, gue ganti baju dulu!" Akhirnya Alkha mau diajak Reska buat senang-senang di Club malam. Reska tak tega melihat kesedihan terus menerus dari sabahat yang sudah dia anggap sebagai saudara sendiri.
Di tempat lain...
Arabella Putri Jovanka yang lebih akrab di panggil Ara, merayakan ulang tahun temannya di sebuah Club malam. "Ayo kita joget!" ucapnya menarik tangan Cintya salah satu sahabatnya.
Kedua gadis yang baru lulus kuliah itu bergabung dengan yang lainnya di tengah untuk berjoget. Mereka dengan bahagia mengikuti irama musik. Lampu disco semakin membuat kedua remaja itu bersemangat berjoget.
Lagi asyik berjoget tiba-tiba mendekat beberapa lelaki yang memaksa mereka berkenalan. Tapi karena Ara dan Cintya tahu lelaki seperti apa mereka. Ara dan Cintya menolak berkenalan dengan mereka. Maka marahlah beberapa lelaki itu.
"Lo jangan sok deh jadi cewek. Nggak ada seorang pun yang menolak gue ajak kenalan." ucap salah satu dari pemuda itu, yang sepertinya adalah yang paling kaya dari yang lainnya. Terlihat dari pakaian yang dia kenakan.
Karena tidak mau membuat gaduh, akhirnya Ara dan Cintya kembali ke tempat duduk mereka. Tapi belum sampai ke tempat duduk. Ara dan Cintya sudah dicegat oleh beberapa pemuda tadi.
"Kalau kalian mau kita lepas, kalian harus kasih tahu nama kalian dulu!" ancam salah seorang dari mereka.
"Na..na.ma a..ku A..ra.." Ara berpura-pura menjadi seseorang yang gagu.
"Buset, cantik-cantik gagu.." olok salah satu dari para pemuda itu. Maka tertawalah pemuda yang lain.
Karena tentunya para pemuda itu tidak mau dengan seseorang yang cacat, maka pergilah mereka meninggalkan Ara dan Cintya. Begitu mereka pergi, Ara dan Cintya bisa menghela nafas leganya.
"Pinter juga lo.." puji Cintya terbahak ketika melihat ekspresi para pemuda itu, sewaktu Ara berpura-pura menjadi orang gagu.
"Biar tahu rasa mereka, sok-sok'an mau jadi f*ck boy." Ara tertawa karena idenya berhasil.
Saat dia berjalan kembali ke tempat duduk mereka, saat itu Alkha dan Reska tiba di Club malam itu. Sewaktu berjalan berlawanan, Alkha sempat terkejut karena melihat Ara yang mirip dengan Adela, istrinya.
"Kenapa sih bro?" tanya Reska sewaktu Alkha terus-terusan menatap ke belakang.
"Lo lihat wanita tadi nggak? Mirip kayak Adela." ucap Alkha. Reska pun menoleh menatap wanita yang ditunjuk oleh Alkha barusan.
"Mana nggak ada? Mungkin lo cuma kangen aja sama Adela." ucap Reska yang tidak melihat apa-apa seperti Alkha.
Alkha kembali menoleh tapi pada saat itu wanita itu sudah tidak dapat dia temukan. Lalu kemudian Alkha berpikir sama seperti Reska. Mungkin karena efek kangen sama Adela, jadi dia sering berhalusinasi.
Di Club malam pun, Alkha hanya minum dan berdiam diri. Berbeda dengan Reska yang sibuk dengan beberapa wanita pekerja Club itu. Reska sudah cukup terkenal di kalangan dunia malam. Maka dari itu tak heran jika banyak wanita malam yang kenal dengan dirinya.
"Mas minumannya satu.." ucap Ara yang datang langsung ke bar untuk memesan minuman. Hari ini pikirannya sangat kacau. Dia sudah melamar kerja kemana-mana, tapi belum juga mendapatkan panggilan. Sementara papanya mengancam, kalau sampai sebulan dia belum juga dapat pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Dia akan dipaksa menjalankan bisnis papanya.
"Nambah lagi mas!!" Dengan sekali teguk minuman di gelas itu habis di tenggak oleh Ara.
Di sampingnya Alkha memperhatikannya dengan seksama. Menurut Alkha, wanita yang ada di sampingnya itu mirip dengan almarhumah istrinya. Dari wajahnya, hidup serta bibirnya, juga dari bentuk tubuhnya juga sedikit mirip.
Setelah menenggak gelas kelima, Ara mulai merasakan pusing. Dia lalu kembali ke tempat duduk bersama teman-temannya. Tapi karena jalan sempoyongan, tanpa sengaja Ara menabrak seorang lelaki paruh baya, berumur kisaran 40 tahun.
"Maaf.." ucap Ara masih dengan sempoyongan.
"Enak aja maaf," lelaki itu dengan kasar mendorong Ara hingga hampir terjatuh.
Alkha yang memperhatikan sedari tadi, berusaha menangkap Ara yang hampir jatuh karena dorongan lelaki itu. Ara jatuh tepat di pelukan Alkha.
Lelaki paruh baya itu juga memarahi Alkha karena tidak bisa menjaga kekasihnya. Dia berpikir Alkha adalah kekasih Ara. Makanya, lelaki paruh baya itu meminta Alkha untuk minta maaf, mewakili Ara.
"Bukannya dia tadi udah minta maaf ya?" ucap Alkha muak dengan kesombongan lelaki itu. Sementara Ara sudah mulai kehilangan kesadarannya.
Merasa tidak terima, lelaki paruh baya itu mulai mengayunkan tinjunya tapi dengan mudah Alkha bisa menghindari pukulan itu. Mungkin lelaki paruh baya itu juga sudah mulai mabuk.
Melihat Alkha berkelahi, Reska bergegas mendekat dan hendak menolong sahabatnya. "Kebetulan, lo urus mereka! Gue bawa cewek ini keluar." ucap Alkha lalu menuntun Ara keluar dari Club malam.
Akan tetapi belum sampai di parkiran, Ara yang sudah tidak tahan lagi, muntah di baju Alkha. Dan itu membuat Alkha menjadi kesal. "Udah ditolongin, masih nggak tahu diri!!" gumam Alkha dengan kesal.
Beruntung, Club malam itu dekat dengan hotel. Mau tak mau, Alkha membawa Ara yang sudah mabuk ke hotel. Sementara dia juga perlu membersihkan dirinya dari muntahan Ara.
Alkha meminta pelayan perempuan untuk memandikan dan mengganti baju kotor Ara. Sementara dirinya sendiri mandi. Di dalam kamar mandi, Alkha masih bertanya-tanya kenapa juga dia membantu wanita yang tak di kenal.
"Apa karena dia mirip sama Adela?" gumamnya pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
masih menyimak dulu
2022-11-08
1
Kinan Rosa
kenapa semua cerita harus ke club'sih
2022-04-15
1
Maritza Hanan
lajut
2021-12-26
0