“Apa yang kamu lakukan disini? Ini sudah malam, harusnya kamu pulang? Kenapa malah ke tempat seperti ini?” pria bermasker itu mulai menunjukkan emosinya begitu mereka berada di luar klub.
“Harusnya aku yang bertanya, bagaimana kau bisa kemari?” Zariya masih terkejut melihat pria bermasker tiba-tiba muncul disini dan menolongnya. Meski penasaaran, dalam hatinya Zariya merasa senang.
“Tidak penting bagaimana caraku bisa sampai kemari. Jawab dulu pertanyaanku! Kenapa kau kemari? Bukankah kau tidak suka tempat ini?”
“Apa kau pikir aku suka datang kesini? Bos gila itu memaksaku agar ikut dengannya kesini! Kalau tidak, aku harus bayar denda 100 juta. Dan itu sudah tertulis dikontrak yang aku tanda tangani. Aku tidak punya pilihan lain selain menurutinya! Aku tidak suka tempat ini? Mereka semua merusak mataku polosku!” Zariya setengah berteriak untuk mengeluarkan amarahnya yang sejak tadi mati-matian ia tahan.
Pria bermasker itu berdecak kesal, ia hanya menatap Zariya penuh makna.
“Ayo!” pria itupun menggandeng tangan Zariya dan mengajaknya pergi meninggalkan klub malam.
“Kita mau kemana?” tanya Zariya agak sedikit was-was.
“Mengantarmu pulang. Kakakmu pasti sangat mencemaskanmu.” Pria bermasker itu terus menyeret Zariya hingga sampai di tempat parkir dimana ia memarkir motornya.
Anehnya, lokasi parkir motor pria tersebut jauh dari lokasi parkir motor pada umumnya. Sepertiya, parkiran ini memang sengaja ditempati khusus untuknya.
“Aku tidak bisa ikut denganmu,” ujar Zariya lirih.
“Kenapa?”
“Aku tidak sanggup membayar denda. Sejujurnya, aku berbohong padamu. Aku mengaku-ngaku sebagai kekasih rahasia Sanha, padahal bukan. Maafkan aku. Kau boleh marah padaku, tapi aku punya alasan kenapa aku harus terpaksa berbohong padamu. Aku ingin memberi pelajaran mantanku agar ia tak lagi merendahkanku dan menggangguku lagi.
Mereka berjanji, jika aku berhasil membawa Sanha bersamaku minggu depan ke kafe, mereka tidak akan mengganggu hidupku lagi. Karena itu aku tidak bisa pergi denganmu. Terimaksih atas pertolonganmu tadi, aku harus kembali dan membujuk bosku agar minggu depan ia mau datang bersamaku. Setelah itu aku akan mengundurkan diri sebagai asistennya.” Zariya hendak pergi meninggalkan pria bermasker tapi laki-laki itu langsung mencekal lengannya.
“Jangan kembali kesana! Tetaplah disini. Aku juga tahu, kalau sejak awal kau berbohong. Tidak masalah, yang penting jangan kembali lagi kesana.”
“Bagaimana kau bisa tahu? Marvin and the gengnya saja bisa terhanyut dalam sandiwaraku walau mereka belum percaya sampai aku benar-benar bisa membawa Sanha dihadapan mereka.”
“Karena yang jadi pacarmu hanyalah aku, bukan Sanha ataupun yang lainya. Tapi ... kenapa kau tidak bilang pada mereka bahwa akulah pacarmu? Malah mengaku-ngaku sebagai pacar rahasia Sanha?”
“Apa kau ingin aku dianggap orang gila? Bagaimana mungkin aku mengaku pacaran dengan orang yang tidak aku kenal? Seperti apa wajahnya dan siapa namanyapun aku tidak tahu!” sindiran yang tajam untuk pria bermaskerr itu.
Pria itu pun berdiri tegap menghadap Zariya dan memegang kedua tangan gadis itu. “Aku belum bisa memberitahumu siapa aku sebenarnya, tapi aku berjanji akan membantu menyelesaikan masalahmu. Sekarang, ayo kita pulang. Aku yang akan membayar dendamu pada Sanha.”
“Hah? Sebenarnya kau ini siapa sih? Kenapa tidak mau memberitahuku tapi mengaku sebagai pacarku? Apa aku ini mainanmu yang bisa kau permainkan seenaknya? Aku bukan bonekamu!” kali ini Zariya ingin sekali tahu siapa pria bermasker ini.
“Kalau aku memberitahumu sekarang, aku takut kau akan langsung jatuh cinta padaku. Tunggulah sebentar lagi, aku janji aku akan memberitahumu semuanya. Siapa yang bilang kau bonekaku? Kau adalah pacarku! Dan aku serius, aku tidak main-main denganmu. Sama seperti dirimu yang terpaksa berbohong mengaku-ngaku sebagai kekasih rahasia artis idolamu. aku pun punya alasan kenapa aku tidak bisa membuka masker ini. salah satunya adalah kau bisa jatuh cinta padaku dan itu tidak seru!” pria bermasker itu melepas genggaman tangannya dan naik ke atas motornya. “Naiklah, sampai kapan kau mau bengong disitu terus?”
Zariya pun menuruti kata-katanya dan naik ke boncengannya. “Kau serius dengan apa yang kau katakan?”
“Duarius!” jawab pria bermasker itu sambil menutup helmnya.
“Bagaimana kalau Sanha marah dan memecatku? Kakakku pasti akan marah padaku, karena baru sehari bekerja sudah dipecat.”
“Aku malah sangat senang kalau kau dipecat. Jadi, kau punya banyak waktu lebih untukku! Berpeganglah yang erat, aku akan ngebut.”
“Tapi ...,” Zariya masih ragu.
“Percayalah padaku!”
Entah kenapa Zariya tersenyum simpul pada pria asing yang selalu datang tepat waktu disaat ia membutuhkannya. Walau ini agak aneh, Zariya mulai merasa nyaman dengan pria bermasker ini. Berkali-kali pria asing yang tidak ia kenal menyelamatkannya dari masalah. Meski pria ini menjengkelkan, tak sekalipun ia berbuat di luar batas pada Zariya, ia bahkan terkesan sangat menjaga Zariya. Sangat berbeda dengan Sanha yang suka seenak hatinya memperlakukan orang, dan selalu dingin pada wanita.
Untuk pertama kalinya sepanjang perkenalan singkat keduanya, Zariya memeluk pinggang pria bermasker selama mereka berkendara. Tentu saja senyum mengembag muncul dibalik masker yang dipakai oleh pria bermasker tersebut.
Sesampainya di rumah, Citra mengomeli Zariya habis-habisan karena pulang terlambat dari biasanya. Pria bermasker itupun membantu menjelaskan bahwa Zariya memang belum diperbolehkan pulang oleh bosnya sehingga terpakasa pria asing itu menculik gadis itu dan membawanya pulang kemari.
“Apa?” teriak Citra saat pria bermasker itu selesai menjelaskan. “Kalau caranya seperti itu, lebih baik kamu keluar saja! Cari pekerjaan yang lain. Aku tidak mau kamu kenapa-napa. Kamu bukan robot yang harus bekerja selama 24 jam.”
“Baik, aku akan keluar. Aku mau masuk dulu, hari ini aku capek sekali. Terimaksih karena sudah mengantarku pulang, selamat malam semuanya.” Zariya pun naik ke atas menuju kamarnya.
“Saya juga pamit dulu, selamat malam, Kak,” ucap pria bermasker itu.
“Selamat malam, terimakasih sudah mau menjaga Zariya untukku.”
“Sama-sama.” Pria bemasker itupun melesat pergi meninggalkan kediaman Zariya.
Zariya sendiri mengamati pria bermasker itu dari atas jendelanya sambil bergumam, “Siapa dia? Kenapa aku menyukainya?”
BERSAMBUNG
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Memyr 67
jelas suka, orang sama calon suami
2022-10-03
0
@calis sehun. com
gak pengap tu pake masker mulu, gw aja gc betah walaupun pun cuma 5 menit
2021-10-09
0
𝓢𝓐𝓓🌷aFFaYz.(Hiatus)
hi man bukalah maskermu kali Ja g punya Gigi....
2021-04-03
0