episode 17

Kesan pertama Zariya selama beberapa jam menjadi asisten pribadi Sanha adalah ‘ia sangat menyebalkan’. Sanha ternyata tipe orang yang suka berbuat seenak jidatnya sendiri tanpa memedulikan perasaan orang lain. Memang sih, kemampuannya dalam hal menari dan menyanyi tak bisa diragukan lagi. Apalagi, Sanha memiliki daya tarik tersendiri untuk menunjukkan pesonanya. Siapapun, pasti tergila-gila padanya. Ia bahkan punya banyak fans fanatik yang didominasi oleh semua kaum hawa baik dari kalangan remaja atau yang sudah berkeluarga alias emak-emak.

Sanha juga punya bakat akting yang luar biasa, hanya saja ia tidak mau mengambil peran apapun kecuali kisah yang diangkat dari novel karya penulis yang bernama Zaya. Entah apa alasannya, yang jelas Sanha hanya akan berakting lagi kalau Zaya lah yang menulis kisahnya.

Apa alasan Sanha ngotot ingin bermain dalam kisah yang ditulis Zaya. Pikir Zariya saat mengamati artis yang kini menjadi bosnya sambil melihat kelincahannya menari.

“Kau bisa menari?” tanya Sanha pada Zariya.

Semua penari latar Sanha langsung heran karena ini pertama kalinya bosnya mengajak menari asisten pribadinya.

“Tidak!” jawab Zariya cepat.

“Kemarilah, ayo menari bersamaku.” Sanha tetap memaksa.

“Sudah kubilang aku tidak bisa menari, kau kan punya banyak penari latar disini, ajak saja mereka!” cetus Zariya dan beranjak pergi sebelum Sanha benar-benar datang menghampirinya.

“Mau kemana, kau?” teriak Sanha.

“Ke toilet! Apa aku juga harus membayar denda?” sindir Zariya. Gadis itu melengos pergi begitu saja meninggalkan puluhan pasang mata yang memandang iri Zariya.

“Siapa gadis itu?” tanya salah satu penari latar Sanha.

“Aku tidak tahu, ini pertama kalinya aku melihatnya disini dan bos langsung mengajaknya menari,” jawab yang lainnya.

“Dia songong sekali? Pakai acara nolak segala! Sok kecakepan banget sih jadi orang!” komentar yang lainnya.

“Hei, kalian semua! Berhenti berghibah dan lanjutkan latihan kita? Atau aku pecat kalian semua!” bentak Sanha.

“Baik, Bos!” jawab mereka serentak.

Sanha tidak menoleh lagi dan sibuk melanjutkan tariannya.

Zariya benar-benar kesal. Ini adalah hari pertama ia bekerja sebagai asisten, tapi bosnya benar-benar membuatnya badmood seharian.

“Pantas saja tidak ada wanita manapun yang betah jadi asisten bos plin plan seperti dia,” gumam Zariya dari dalam toilet. Gadis itu terus saja ngedumel sendiri di dalam toilet.

Kekesalan Zariya tak hanya berhenti sampai disitu, Setelah menjalani semua rutinitas jadwalnya hari ini, sang artis benar-benar membawa Zariya ke klub malam untuk bersenang-senang seperti kehidupan para artis lainnya. Kalau orang lain, pastilah gembira bisa bertemu dengan banyak artis yang biasa wara-wiri di televisi. Namun, tidak dengan Zariya. Ia sama sekali tidak terbiasa dengan gemerlapnya kehidupan dunia malam seperti ini.

“Dasar bos gila! Aku tidak percaya dia benar-benar menyeretku datang kemari. Sepertinya aku salah mengidolakan artis. Orang tidak bisa dinilai dari sampulnya saja! pemampilannya keren dan mempesona tetapi ia benar-benar menjengkelkan,” gumam Zariya sambil mengikuti Sanha dari belakang. Keduanya masuk ke tempat yang paling tidak disukai Zariya, yaitu klub malam.

Zariya hanya duduk di meja bar sambil mengamati apa yang dilakukan Sanha ditengah-tengah hingar bingar orang-orang menari dan berdansa. Sesekali Sanha menyapa orang-orang yang dikenalnya dan tak jarang juga menari bersama dengan beberapa artis dan wanita metropolitan lainnya.

“Jika fans fanatiknya tahu, mungkin mereka semua akan ilfeel dengannya, huh pakaian mereka benar-benar minim sekali. Jangan salahkan para pria hidung belang jika mereka sampai tergoda untuk berbuat asusila. Mereka merusak mataku yang polos ini,” gumam Zariya. Gadis itu sangat haus dan pengap berada disini, tapi ia tidak ingin meminum minuman yang ada di tempat ini. Alhasil Zariya pun memutuskan keluar klub untuk mencari minuman yang sesuai dengann keinginannya.

Saat hendak keluar, tiba-tiba saja langkah Zariya dihadang oleh beberapa pria asing yang tidak ia kenal. Mereka semua terlihat sudah mabuk berat.

“Mau kemana cantik?” tanya salah satu pria berambut pirang. Tubuhnya meliuk-liuk seperti pohon kelapa yang tertiup angin sepoi-sepoi.

“Minggir!” seru Zariya masih menahan emosinya. Ia tidak ingin membuat keributan di tempat ini.

Gertakan Zariya tidak membuahkan hasil. Lagi-lagi langkah Zariya tetap dihadang oleh beberapa orang mabuk ini. Mereka bahkan sudah mengelilingi tubuh Zariya dan mencoba menyentuhnya. Namun Zariya menepis semua tangan yang hendak merengkuhnya.

"Apa yang kau lakukan?" bentak Zariya. Semua pemabuk itu hanya cengar -cengir kuda.

Saat salah satu laki-laki asing tersebut hendak menyentuh bahu Zariya, tiba-tiba tangan laki-laki itu langsung dicekal olah seseorang.

“Siapa kau?” bentak laki-laki itu yang kesal karena ada yang mencampuri urusannya.

“Pria bermasker?” ujar Zariya. Ia tekejut melihat orang yang sejak tadi memenuhi pikirannya mendadak ada disini.

Tanpa banyak bicara pria bermasker itupun menepis tangan pria asing yang sedang mabuk berat hingga terdorong ke belakang. Pria itu hampir saja oleng kalau saja temannya yang lain tidak segera menangkap tubuhnya.

“Singkirkan tangan kotormu itu dari kekasihku atau akan kuhabisi kalian semua jika sampai berani menyentuhnya lagi!” ancam pria bermasker itu pada para lelaki yang mencoba mengganggu Zariya. “Ayo!” pria yang suka sekali memakai masker itu pun ganti menyeret tangan Zariya dan membawanya keluar dari klub malam.

BERSAMBUNG

***

maaf baru bisa up ..masih ada satu episode lagi ..Leo dan Refald juga bentar lagi up ...ditunggu ya ...love you all

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***