Di sebuah bangku bar, duduklah seorang laki-laki memakai masker putih sedang memerhatikan Zariya dengan seksama dan gerak gerik orang yang ada disekelilingnya. Laki-laki itu tak bergerak dan hanya memainkan ponselnya.
“Itukah yang sedang dilakukannya? Huh, menarik juga,” gumam laki-laki itu sambil tersenyum.
Tak berapa lama, ponselnya berbunyi karena ada panggilan masuk untuknya.
“Halo, ada apa?” tanya laki-laki itu. “Sudah ku bilang, hari ini aku tidak bisa ... kau tidak perlu tahu aku ada di mana. Aku akan menghubungimu nanti. Jangan telepon aku lagi atau kau akan aku pecat.” Laki-laki itu menutup ponselnya dengan kasar dan kembali memerhatikan Zariya. Tentu saja gadis yang ia perhatikan, tidak tahu siapa laki-laki bermasker putih ini.
Akhirnya, Zariya selesai menghabiskan makanannya dan setengah botol wine yang ia pesan tadi. Gadis itu juga tak sungkan bersendawa di depan Marvin dan selingkuhannya.
“Hah, kenyang sekali!” Zariya mengelus-ngelus perut ratanya sambil melenggak lenggokkan tubuh kurusnya ke kanan dan ke kiri. “Sesuai janjiku, aku akan pergi dari sini, tapi sebelum aku pergi, aku ingin tahu, apa alasan kau mengkhianatiku, Marvin?” ternyata inilah tujuan awal Zariya, ia ingin tahu alasan Marvin menduakannya.
Saat yang ditunggu-tunggu Marvin telah tiba. “Kau, kau itu sangat menjijikkan. Lusuh, jelek, dan kuper. Lihat penampilanmu? Kau sama sekali bukan tipeku. Sangat berbeda dengan Rosalie. Sejujurnya, aku malu jalan dengan wanita miskin sepertimu. Kau merasa bahwa kau itu cinderella? Huh, kau bukan dia, karena dia itu sangat cantik, sedangkan kau?” Marvin membuang mukanya dan mengejek habis-habisan Zariya. “Kau sok membanggakan dirimu menjadi kekasihku? Asal kau tahu! Aku memintamu menjadi pacarku, karena aku taruhan dengan teman-temanku.
Dan berhasil, aku menang taruhan. Sebulan sudah kita jadian dan aku baru mendapatkan uang hasil taruhanku. Makanya, hasil kemenanganku, kini ku gunakan untuk bersenang-senang dengan wanita yang aku cintai, Rosalie. Sekarang kau sudah tahu kebenarannya dan pergilah dari sini. Jangan pernah ganggu kami lagi! Aku hanya heran satu hal, bagaimana bisa wanita biasa sepertimu tahu red wine termahal di kafe ini.” Marvin tertawa sinis menatap Zariya.
Mendengar penjelasan dari Marvin yang kasar dan sangat menjengkelkan, Zariya hanya tersenyum simpul. Ia sama sekali tidak sakit hati seolah sudah terbiasa menerima segala macam hinaan dan hujatan. Wanita lain mungkin sudah menangis atau marah dan bahkan akan menggampar wajah orang yang sudah menyakiti hatinya sampai seperti ini. Namun, tidak dengan Zariya, gadis manis itu kini malah tertawa tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Sikap Zariya ini malah terlihat menakutkan, ia seperti wanita tidak normal. Rosalie malah bergidik ngeri. Setelah tawanya mereda, Zariya memanggil waiter untuk datang ke mejanya. “Berikan tagihannya,” pinta Zariya setelah pelayan itu berdiri di sampingnya.
Waiter itu mengambil sebuah kertas dan memberikannya pada Zariya. Setelah membaca berapa jumlah tagihan yang harus di bayar, Zariya hanya tersenyum lalu memberikan tagihan itu kepada Marvin.
Wajah Marvin langsung melongo melihat jumlah yang harus dibayar. “120 juta? Gila? Apa ini tidak salah?” teriaknya begitu juga dengan Rosalie yang juga ikut terkejut.
“Kenapa? Kau tak sanggup bayar?” tanya Zariya santai. “Bukankah tadi kau bilang, kau baru saja dapat uang taruhan? Makanya kau mengajak orang yang kau cintai ini datang kemari? Berapa yang kau dapatkan? 500 juta? Satu milyar? Harusnya tidak masalah kan jika hanya mengeluarkan uang 120 juta untuk merayakan kemenanganmu di sini?” sarkasme yang tajam.
Wajah Marvin merah padam sementara Rosalie tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Wanita itu khawatir kalau ia juga dimintai iuran untuk membayar makan malam menyebalkan ini. Dalam hati, ia sangat kesal dengan Marvin tapi juga benci melihat Zariya yang berhasil merusak suasana romatis mereka.
“Akan aku beritahu satu hal padamu!” Zariya mulai menunjukkan wajah seriusnya. “Untunglah aku belum benar-benar mencintaimu. Jadi, aku tidak akan sakit hati dengan apa yang sudah kau lakukan padaku. Oleh karena itu, aku akan memberimu bonus sebagai tanda perpisahan kita. Jangan pernah kau menampakkan wajahmu di depanku lagi, jika tidak, aku akan menghabisimu tanpa ampun.” Zariya mengeluarkan sebuah kartu hitam unlimited yang hanya dimiliki oleh para anak sultan dan konglomerat lainnya.
Mata Marvin terbelalak tak percaya, seorang Zariya yang ia tahu hanyalah gadis miskin biasa dan bermimpi menjadi cinderella. Tidak di sangka ternyata Zariya juga punya kartu hitam layaknya putri raja.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya Marvin pada Zariya yang sudah berdiri tegak setelah membayar lunas semua tagihannya.
“Kau tidak perlu tahu siapa aku, ingat apa yang sudah aku katakan tadi, jangan pernah menampakkan wajahmu di depanku lagi. Karena kalau tidak, kau akan tanggung sendiri akibatnya. Ah, satu lagi, kau bilang apa tadi? Menjijikkan? Lusuh? Jelek? Kuper? Memang iya, itulah aku. Dan aku bangga jadi diriku sendiri daripada harus menjadi cantik seperti orang yang kau cintai itu tetapi semua kecantikan itu ... palsu!
Kini aku tahu seperti apa seleramu. Huh, ternyata seleramu rendah sekali. Terimakasih atas pujianmu tadi, Selamat tinggal Marvin, dan juga kau Rosalie, semoga hubungan kalian langgeng. Kalian berdua adalah pasangan yang sangat menyedihkan.” Zariya berlalu pergi meninggalkan meja tempat Marvin dan pelakor itu duduk.
Apa yang sudah dilakukan Zariya, sukses membuat Marvin dan Rosalie benar-benar merasa buruk. Sedangkan Zariya sendiri juga puas memberi mereka pelajaran dengan merusak acara makan malam romantis mereka. Gadis itu berjalan keluar meski sebenarnya ia juga menahan kesal yang amat sangat. Ia memasukkan kembali kartu hitamnya secara buru-buru dan tanpa sengaja, Zariya menjatuhkan dompetnya tepat di depan laki-laki bermasker saat melintas dihadapannya.
Zariya sama sekali tidak sadar kalau dompetnya jatuh, ia terus saja pergi keluar tanpa mau mendengar panggilan seorang laki-laki yang mamanggilnya. Gadis itu langsung menaiki motor scoopy merahnya dan melesat jauh pulang ke rumah Citra, seseorang yang sudah Zariya anggap seperti kakak kandungnya sendiri, karena saat ini hanya Citralah yang dia punya.
Siapa Citra? Wanita berusia 31 tahun yang kini berprofesi sebagai desainer terkenal adalah satu-satunya wanita yang membuat Zariya bangkit kembali dari keterpurukan dan bisa menjadi wanita tangguh seperti ini.
Ada banyak hal yang dimiliki Zariya tapi tidak diketahui oleh Citra. Namun, Zariya tetap menjadi Zariya yang dikenal Citra sebagai gadis manis biasa yang sederhana apa adanya. Baik sekarang ataupun nanti, seandainya Citra mengetahui siapa dia sebenarnya. Zariya berjanji, tetap akan menjadi Zariya yang sekarang ini dan tidak akan pernah berubah sampai kapanpun.
5 km lagi, Zariya sampai di rumah Citra, sejak tadi kakaknya itu sudah meneleponnya karena di suruh cepat-cepat pulang. Namun sepertinya, hari ini adalah hari yang sangat sial bagi Zariya, karena ia kehabisan bensin. Mana pom bensin di lokasi ini masih sangat jauh pula. Akibatnya, Zariya terpaksa menuntun motornya yang tiba-tiba mati di tengah jalan menelusuri jalan dan mencari pom bensin terdekat.
Ponsel Zariya pun juga mati karena baterainya habis. “Nah loh komplit sudah sialku hari ini, udah diselingkuhi pacar, di hina, dompetku hilang, kehabisan bensin dan sekarang baterai habis pula! Mudah-mudahan aja nggak ketemu penjahat,” gerutu Zariya sambil ngos-ngosan kerena menuntun motor scoopynya.
Belum juga selesai ia bicara, tiba-tiba saja gadis itu dihadang oleh beberapa orang yang memakai masker dan berpakaian serba hitam. Sepertinya, mereka berniat tidak baik pada Zariya.
“Huh, baru juga ngomong, eh sudah muncul. Benar juga kata orang-orang, ucapan adalah doa.” Zariya menghela napas panjang menatap sekumpulan penyamun itu.
BERSAMBUNG
****
jangan lupa like, vote dan komentarnya, ya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Dede Dahlia
wow zariya keren 👌👍aku suka gaya lo 😘
2024-02-09
0
D'dewz
keren zaria
2022-12-22
1
Memyr 67
dilawanlah. sepupu mafia takut penjahat?
2022-10-03
0