Keesokan harinya, Zariya keluar dari rumah di pagi buta. Ia tidak yakin dengan janji pria bermasker mengenai motornya. Dengan menggunakan taksi, Zariya datang ke lokasi dimana dia hampir saja dirampok semalam.
Begitu sampai di lokasi, Zariya heran karena motor scoopy merahnya dan beberapa penyamun yang terkapar karena pingsan sudah tidak ada lagi ditempatnya. Gadis itu turun dari taksi dan memeriksa sekeliling lokasi tersebut tapi tetap tidak menemukan apapun. Tidak ada jejak sama sekali, bahkan noda darah juga tidak ada. Padahal seingat Zariya, beberapa penyamun itu sempat bercucuran darah akibat perkelahian mereka semalam.
“Apa benar pria bermasker itu sudah membereskan kekacauan semalam? Bodohnya aku! Kenapa aku percaya saja padanya, ya? Bagaimana kalau para penyamun itu sadar dan membawa lari motorku? Ah, sial! Apa yang harus aku katakan pada kak Citra?” Zariya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Beberapa menit kemudian, Zariya berjalan cepat masuk ke dalam taksi dan meminta sopir taksinya mengantarnya ke kampus karena ada data yang harus ia isi untuk keperluan kelulusannya. Selama di perjalanan, Zariya memikirkan bagaimana cara menemukan scoopy merah miliknya supaya kakaknya Citra tidak memarahinya.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Masa iya aku harus beli motor scoopy lagi? Ini yang ketiga kalinya aku membeli motor yang sama hanya dalam waktu satu bulan.” Zariya memijat-mijat keningnya sendiri. “Aaaahhh, kenapa aku ceroboh sekali?” teriak Zariya sambil memukul-mukul kaca mobil.
Tingkah laku Zariya yang ngelantur sendiri selama di dalam taksi, membuat sopir taksi itu ketakutan karena mengira Zariya sedang kerasukan setan. Bagaimana tidak, sebentar-sebentar gadis itu menangis, kemudian gelisah, sebentar lagi marah-marah nggak jelas. Hal itu membuat sopir taksi jadi semakin bergidik ngeri melihat Zariya, ia bahkan sempat berpikir ingin melarikan diri jika ada kesempatan daripada harus satu mobil dengan orang sarap.
“Kenapa, Pak? Kok bapak ngeliatin saya kayak gitu?” tanya Zariya yang merasa mulai diawasi.
“Nggak apa-apa, Non.” Sopir taksi itu memaksakan diri untuk tersenyum, padahal ia sudah grogi setengah mati karena takut jadi sasaran empuk kegilaan Zariya.
Sopir taksi itu baru merasa lega setelah Zariya membayar jasanya dan keluar dari mobil taksinya. Belum sempat Zariya mengucapkan terimakasih, sopir taksi tersebut langsung tancap gas dan melaju dengan sangat kencang layaknya pembalap fast and farious.
“Kenapa dengan sopir taksi itu?” tanya Zariya kebingungan dan memilih masuk ke fakultasnya.
Setelah semua urusan Zariya dikampusnya selesai, tanpa diduga Rosalie menghadang jalan Zariya saat gadis itu hendak keluar menuju pintu gerbang kampus. Dari tatapan mata wanita genjen itu, terlihat jelas kalau Rosalie berniat cari gara-gara dengan Zariya.
“Mau apa kau?” tanya Zariya sambil melipat tangannya di dadanya.
“Mau bikin perhitungan denganmu!” jawab Rosalie blak-blakan. “Ikut aku!” ajak Rosalie dan ia pun berjalan menuju ke suatu tempat.
Rupanya, Rosalie and the gengnya mengajak Zariya menuju sebuah tempat kosong yang ada di belakang kampus mereka. Lokasinya sangat sepi dan tak banyak orang berlalu lalang di sana.
Zariya yang sudah tahu gelagat dan tujuan Rosalie terhadapnya, memang sengaja menuruti apa mau cewek nggak tahu diri itu. Kebetulan, Zariya juga ingin sekali bersenang-senang dan menghajar orang.
Begitu tiba di lokasi, teman-teman Rosalie langsung mengepung Zariya, mereka bersiap-siap untuk menyerang gadis itu.
“Biar aku tebak, kau mengajak para gegundik ini untuk berkelahi denganku? Aku beritahu satu hal padamu. Tubuh mereka terlalu kurus untuk menghajarku, aku takut setelah mereka memukulku, tulang-tulangnya akan patah. Harusnya kau lebih keren dikit, kek. Sewa preman atau bodyguard untuk menghabisiku. Bukan batang korek api yang hanya tinggal kulit dan tulang saja seperti mereka.” Kata-kata Zariya terbilang pedas.
“Wah, berani sekali kau berkata begitu? Kau bosan hidup, ya?” cetus teman Rosalie yang berdiri di depan Zariya.
“Bener-bener nih anak pengen minta di tampol meja!” sahut yang lainnya.
“Tunggu apa lagi? Hajar saja dia!” teriak teman Rosalie yang lainya.
Mereka bertiga langsung menyerang Zariya bersama-sama. Sedangkan Zariya sendiri mulai mengambil ancang-ancang dan bersiap-siap melayani serangan para wanita-wanita kerempeng itu.
Dengan kelincahan yang dimiliki Zariya, ketiganya mendapat tendangan kuat di dada mereka secara bergiliran. Ketiganya pun terhuyung mundur dan mengerang kesakitan. Tanpa jeda, Zariya melompat dan menendang lagi wajah ketiga wanita itu dengan cepat. Akibatnya, ketiganya terpental jauh dan mendarat mulus di tanah.
“Sudah kubilang, kalian ini terlalu kurus untuk melawanku,” cetus Zariya yang masih berdiri tegak.
Tiba-tiba dari belakang, Rosalie memiting leher Zariya sehingga gadis itu hampir kesulitan bernapas. Rosalie menyeret tubuh Zariya dan bermaksud membawa gadis itu masuk ke dalam danau yang ada di belakang mereka. Namun, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara motor mendekat dan Zariya tahu suara motor siapa itu.
Rosalie yang menyadari bahwa ada motor yang datang kearahnya langsung kaget dan menjadi lengah. Kesempatan itu Zariya gunakan untuk menendang kaki Rosalie yang berdiri dibelakangnya. Secepat kilat Zariya memukul ulu hati Rosalie sehingga wanita itu jatuh tersungkur.
Teman-teman Zariya mencoba menahan tubuh Zariya tetapi laki-laki yang membawa motor itu berniat menabrak mereka sehingga teman-teman Rosalie secepat kilat melompat ke dalam danau karena takut ditabrak.
Laki-laki misterus itu pun mendekat ke arah Zariya dan memberi kode agar ia cepat naik ke belakang jok motornya.
Begitu Zariya duduk di boncengan pria misterius tersebut, keduanya langsung pergi melesat jauh meninggalkan kampus Zariya. Mereka baru berhenti di sebuah danau yang sepi tak jauh dari taman kota.
“Kenapa kau membawaku kemari? Aku ingin sekali memberi mereka pelajaran tadi,” teriak Zariya setelah ia turun dari motor.
Pria misterius itu pun melepas helmnya dan Zariya terkejut karena tebakannya memang benar. Pria itu adalah pria bermasker yang kemarin ia temui. “Siapa kau sebenarnya? Bagaimana bisa kau ada dikampusku? Apa kau penguntit?” bentak Zariya.
.
“Kau masih punya banyak cara untuk memberi mereka pelajaran dengan cara yang lebih keren daripada berkelahi. Bedakmu bisa luntur. Lagipula, itu melanggar hukum namanya, kau bisa kena msalah nanti. Dan aku bukan penguntit.”
“Kalau begitu, jangan ikut campur urusanku!” bentak Zariya sambil mendengus kesal.
“Segala hal yang berkaitan dengan hukum adalah urusan semua orang. Aku tidak ingin kau buang-buang tenaga mengurusi orang tidak berguna seperti mereka.”
“Sok tahu!” Zariya hendak pergi dari sini karena benar-benar kesal dengan sikap pria menyebalkan yang ada dihadapannya, tapi dengan cepat lengannya dicekal oleh pria bermasker itu.
“Mau kemana kau?”
“Lepasakn tanganku!” bentak Zariya.
“Aku belum selesai bicara denganmu!” pria itu menatap tajam manik mata Zariya.
“Apa yang ingin kau bicarakan, ha? Aku tidak punya urusan denganmu!” Zariya masih bersikap jutek pada pria misterius itu.
“Ada, kau masih punya urusan denganku. Aku sudah mengembalikan motor scoopymu. Kenapa kau tidak menungguku datang?”
“Apa? Kau datang ke rumah? Tunggu! Siapa yang menerima motorku?” Zariya mulai terlihat tegang.
“Kakakmu!” pria misterius itu masih belum mau melepas cekalan tangannya pada Zariya.
“Hah? Apa yang kau katakan pada kakakku? Bagaimana reaksinya? Apa dia marah?” Zariya merasa gelisah membayangkan reaksi Citra yang tiba-tiba saja ada seorang laki-laki asing datang mengembalikan motor scoopynya. Pasti kakaknya itu beripikiran yang bukan-bukan soal pria bermasker ini.
“Dia tanya aku siapa? Ya aku bilang kalau aku adalah pacarmu yang baru.” Pria bermasker itu pun menjawab petanyaan Zariya dengan sangat santai.
“Hah? Kau gila, ya? Kenapa kau bilang seperti itu pada Kakakku, ha? Sialan kau!” Zariya langsung melotot mendengar pernyataan pria bermasker itu.
Gawat! Dasar sableng nih orang. Pasti kak Citra bakal marah besar kalau aku pacaran dengan orang aneh seperti dia. Bagaimana ini? pikir Zariya.
BERSAMBUNG
****
dukung like, vote dan komentarnya ya ..maksih ...
minta saran nih ..kalau aku pakai IU sebagai visual Zariya kalian setuju gak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
in_JUMI
suka visualnya ... di tunggu mampiranya di cerita aku y k
2023-03-15
1
Memyr 67
novel ini banyak bertebaran manusia bodoh ya? rosali, marvin, terus? siapa lagi nanti?
2022-10-03
0
Memyr 67
ish, keras kepala dan sombongnya zariya, masih melekat
2022-10-03
0