“Sedang apa kau di sini, ha?” bentak Zariya pada pria bermasker itu.
“Zariya? Jaga sikap kamu? Kenapa kamu kasar begitu sama pacar kamu sendiri? Aku nggak pernah ngajari kamu seperti itu? Mau aku jewer, ha?” Citra terkejut Zariya bisa bersikap seperti itu pada orang yang mengaku sebagai pacar Zariya.
“Dia bukan ....”
“Ehm, Kakak ... kami memang biasa seperti ini. Sebaiknya aku mengantar Zariya sekarang, jangan sampai ia datang terlambat.” Pria bermasker itu mencoba mencegah Zariya agar tidak mengatakan yang sebenarnya.
Dengan cepat, pria itu menggandeng tangan Zariya dan membawanya keluar sambil berkata, “Kami permisi dulu, Kak. Senang bisa bertemu denganmu, aku akan sering datang kemari.”
“Baiklah, terimaksih oleh-olehnya dan hati-hati di jalan.” Citra melambaikan tangannya pada Zariya dan pria yang sedang menggandeng tangan adiknya. “Dasar gadis tengil, katanya ngefans Sanha, tapi nyatanya ia sudah punya pacar juga!” gumam Citra dan melanjutkan aktivitasnya merancang busana.
Kata-kata pria bermasker tadi sukses membuat Zariya menganga tak percaya. Bisa-bisanya pria gila ini bicara begitu pada kakaknya.
“Apa yang kau katakan tadi? Aku peringatkan kau satu hal, jangan pernah datang kemari lagi!” bentak Zariya langsung saat keduanya sudah berada di luar pintu pagar.
Bentakan Zariya tidak digubris oleh pria bemasker itu. laki-laki tersebut malah menyodorkan helmnya pada Zariya dan menyuruh memakainya.
“Pakailah, cepat sebelum kita terlambat! Mulai sekarang akulah yang akan menjemput dan mengantarmu kemanapun kamu pergi.” Pria bermasker itu naik ke atas motornya setelah Zariya menerima helm darinya dan mulai menyalakan mesinnya.
Zariya masih kesal dengan kedatangan pria ini, jelas-jelas kalau ia sudah mengaku sebagai pacar Sanha, tapi ternyata hal itu tidak berpengaruh padanya. Orang aneh ini tetap saja datang menemui Zariya bahkan sengaja mengakrabkan diri dengan kakaknya.
“Heh pria asing! Kau tahu kalau aku adalah ...,”
“Tidak, sebelum kau bisa membuktikan bahwa Sanha itu memang benar-benar pacarmu.” Lagi-lagi, kata-kata Zariya dipotong oleh pria bermasker itu seolah tahu apa yang akan dikatakan Zariya. “Selama itu belum terbukti, maka kau adalah pacarku. Bukan pacar Sanha," lanjut pria itu sambil menatap tajam mata gadis yang sudah berhasil merenggut hatinya.
“Kau suka sekali memotong kata-kataku!” cetus Zariya. “Baiklah, aku tidak ingin merusak moodku, terserah apapun yang kau lakukan. Aku mau berangkat denganmu karena aku tidak ingin kena omel kakakku. Setelah ini, jangan pernah temui aku lagi!”
“Tidak bisa, aku sudah janji pada kakakmu untuk selalu menjaga dan mengantarmu kemanapun kau pergi. Setidaknya sampai kau bisa membuktikan padaku bahwa Sanha itu benar-benar kekasihmu. Baru aku mundur dan tidak akan menemuimu lagi.”
Zariya benar-benar mati kutu sekarang, tapi ia tidak kehilangan akal. Zariya masih punya kartu As yang harus ia keluarkan sekarang. “Heh, berandal. Apa kau tahu kemana tujuanku, sekarang?” tanya Zariya dengan penuh percaya diri.
“Kemana?”
“Aku akan menemui kekasihku dan menjadi asisten pribadinya. Apa kau masih belum percaya juga?” Kali ini Zariya yakin kalau pria bermasker itu bakal terkejut dan membatalkan niatnya mengantarnya pergi ke kantor Sanha.
“Oh iya? Bagus dong ... ayo kita kesana, aku ingin tahu seperti apa reaksi kekasihmu itu saat tahu aku mengantarmu kesana.” Pria itu malah menantang balik Zariya sehingga lagi-lagi, gadis itu tak bisa berkata apa-apa lagi.
Ini orang kayaknya sudah gila dan baru saja keluar dari rumah sakit jiwa kali, ya? Ia benar-benar sudah tidak waras. Gumam Zariya dalam hati.
“Cepat naiklah! Kekasihmu itu bakal marah besar kalau sampai kau datang terlambat di hari pertama kau bekerja dengannya.”
Apa yang dikatakan pria bermasker itu benar juga. Zariya terpaksa menuruti pria asing gila ini dalam keadaan frustasi.
Tunggu! Baru kali ini ada orang yang mengizinkan pacarnya bekerja pada orang yang disukai kekasihnya? kalau di playboy jatuh cinta, pasti si Leo bakal marah kalau sampai Shena mau jadi asisten pribadi artis idolanya?
"Tapi kenapa pria bermasker ini malah tenang-tenang saja? Apa dia benar-benar nggak waras?" gumam Zariya pada dirinya sendiri.
***
Keduanya pun akhirnya sampai di tempat tujuan, yaitu kantor menagement Sanha yang dikenal dengan SDAE. Sambil terus memandangi bangunan kantornya yang terbilang megah, Zariya turun dari motor pria bermasker itu tanpa bicara sepatah katapun.
Seorang pria paruh baya yang kebetulan juga baru saja datang terkejut melihat Zariya hanya berdiri di depan gedung. “Apa kau yang bernama Zariya? Adik dari perancang busana teman istriku?” tanya pria paruh baya tersebut yang tidak lain adalah manager Sanha sendiri, yaitu Martin.
Zariya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, “Benar. Maaf kalau boleh tahu apakah anda adalah manager Sanha?” Zariya berusaha bersikap manis meski ia agak dongkol karena pria bermasker itu masih juga belum pergi dari sini.
“Ehm, masuklah. Aku ingin mewawancaraimu beberapa hal.” Tiba-tiba saja pandangan Martin beralih ke pria bermasker yang tetap standby di atas motor miliknya. Pria itu bahkan tetap PD membelakanginya dan Zariya. “Siapa dia?” tanya Martin kepo juga.
“Oh, dia temanku,” jawab Zariya agak gugup sambil memerhatikan pria asing itu.
Untungnya, pria bermasker tersebut hanya diam tak bergerak dan tetap berada di atas motornya. Zariya sempat khawatir kalau kebohongannya akan terbongkar jika sampai pria gila itu turun dan berbicara pada manager Sanha ini.
“Ikut aku, Sanha mungkin belum datang, tapi kau bisa menunggunya di dalam.” Pria itu memilih mengacuhkan pria bermasker dan berjalan mendahului Zariya.
Sedangkan gadis itu berdiri di samping pria bermasker itu sambil mengembalikan helmnya dan tentunya dengan bernapas lega. Sepertinya, dewi fortuna masih betah berpihak padanya.
“Terima kasih atas tumpangannya. Sekarang pergilah.” Secara terang-terangan Zariya mengusir pria asing itu.
“Kau bilang apa tadi? Teman?” nada suara pria bermasker itu terdengar sedikit marah.
“Kenapa? kenyataanya kau dan aku memang tidak punya hubungan apa-apa.” Zariya menjawab seenaknya.
“Kau akan menyesal!” ujar pria itu dan langsung menancapkan gasnya pergi meninggalkan Zariya begitu saja.
“Papay!” Zaria tersenyum puas sambil melambaikan tangannya.
Meski tidak bisa melihat seperti apa ekspresi pria aneh yang mengantarnya, Zariya merasa kalau pria itu sedang kesal. Dilihat dari gelagatnya saja sudah bisa ditebak kalau pria itu sangatlah marah.
“Rasakan! Makanya jangan suka gangguin kehidupan orang! Selamat tinggal, semoga kita tidak bertemu lagi! Hehe,” gumam Zariya yang merasa sudah menang telak.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan ia mendapat pesan dari pria misteruis yang tidak lain adalah pria bermasker tadi.
Pria misterius:
` Aku akan menjemputmu nanti
Pesan singkat itu lagi-lagi sukses membuat Zariya jadi kesal lagi.
“Sial, apa sih maunya? Benar-benar pengen aku kucek-kucek itu orang!” Zariya meremas-remas tangannya sendiri.
BERSAMBUNG
****
dukung like, vote dan komentarnya ya....
pria bermasker ... hehehehe ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
💟💟rianti lope 💟💟💟
sampai kapan pria itu bermasker Thor ...dah gak sabar ni aku
2021-07-11
0
Fhebrie
kapan itu maskernya di buka kakak
2021-06-19
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞 ZY ᵇᵃˢᵉR⃟✇⃟ᴮᴿ⸙ᵍᵏ
ko aku dag Dig dug yah 😁
2021-04-22
0