Zariya duduk di tepi sebuah taman sambil termenung sendirian. Ia sedang memikirkan cara bagaimana membawa Sanha ke kafe minggu depan. Berkali-kali gadis itu berteriak karena kesal pada dirinya sendiri. Saking frustasinya, Zariya sampai tidak sadar kalau ada seseorang yang sejak tadi sudah berdiri di sampingnya.
“Sedang apa kau?” tanya seseorang itu dan langsung mengagetkan Zariya.
“Sejak kapan kau ada disini?” tanya Zariya pada orang yang tidak lain adalah pria bermasker.
“Sejak tadi.” Pria bermasker itu duduk di sebelah Zariya tanpa permisi. “Apa yang sedang kau pikirkan? Ini pertama kalinya aku melihatmu sestres ini?” pria bermasker itu benar-benar bersikap sok tahu pada Zariya seolah ia sudah mengenal lama siapa Zariya ini.
Zariya hanya menghela napas panjang menahan kesal dengan sikap menyebalkan pria bermasker yang sampai detik ini tidak diketahui siapa namanya. “Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau selalu menghantui hidupku? Apa yang kau inginkan? Apa kau tidak punya pekerjaan lain selain memata-matai orang?”
“Sudah ku bilang, aku pacarmu!” pria bermasker itu menjawab dengan sok PD.
“Aku tidak mau jadi pacar orang yang tidak aku kenal? Bahkan namamu saja aku tidak tahu! Kau juga tidak mau menunjukkan wajahmu padaku? Siapa yang mau pacaran dengan orang sepertimu?” tanpa sadar, Zariya meluapkan emosinya pada pria bermasker itu. Keduanya kini saling menatap satu sama lain.
“Siapa yang sudah membuatmu kesal?” pria bermasker itu malah balik bertanya dan mengalihkan pembicaraan.
“Apa maksudmu?”
“Pasti ada alasan kenapa kau jadi sekesal ini. Katakan, siapa orang yang sudah merusak mood mu?”
“Memangnya apa yang akan kau lakukan pada orang yang merusak mood ku?”
“Aku akan membunuhnya!” pria bermasker itu berkata serius bahkan suaranya yang tadinya lembut, berubah jadi menakutkan.
Bukannya takut dengan ucapan pria bermasker itu, Zariya malah tertawa terbahak-bahak. “Kau jangan mengajakku bercanda, apa kau sedang melucu? Orang yang merusak mood ku adalah kau sendiri? Apa kau mau membunuh dirimu sendiri?” tawa Zariya meledak lagi.
“Kau sudah seperti ini sebelum aku datang. Pasti bukan aku orangnya. Katakan padaku siapa orang itu, jika tidak ... aku akan mencari tahu sendiri dan kubunuh orang itu.” Pria bermasker itu berdiri dan hendak pergi, tapi di cegah oleh Zariya.
“Berhenti mencampuri urusanku dan tinggalkan aku sendiri. Kau tidak akan pernah bisa menjadi pacarku atau mengaku-ngaku pacarku lagi. Sebab, aku sudah punya kekasih.” Zariya terpaksa mengatakan ini karena ia tidak ingin ada orang lain mencampuri kehidupannya, termasuk pria asing yang kini ada dihadapannya.
“Kekasih? Siapa? Huh, kau jangan berbohong. Tidak ada yang tidak kutahu tentangmu. Kau tidak punya kekasih lain selain Marvin yang kini sudah jadi mantanmu. Kalau kau benar-benar punya kekasih lain, maka aku akan langsung tahu.”
Zariya agak terkejut mendengar pernyataan pria bermasker itu. Gila? Jadi selama ini si kampret ini memata-mataiku? Jerit Zariya dalam hati. Ingin rasanya ia emosi tapi tidak akan ada gunanya jika ia marah-marah disaat seperti ini. Yang terpenting sekarang adalah menyingkirkan siapapun yang berusaha mencampuri urusannya.
“Dengarkan aku baik-baik, wahai pria bermasker. Ada satu hal yang harus kau tahu dari sekarang. Aku harap setelah kau tahu kebenarannya, kau tak lagi mengganggu kehidupanku lagi, karena sebenarnya ... aku adalah kekasih rahasia Sanha. Kau pasti tahu Sanha, bukan? Aku tidak bermaksud sombong sih, tapi kau yang memaksaku untuk memeberitahumu yang sebenarnya.” Zariya mulai memanfaatkan nama Sanha untuk menjauhkan pria bermasker ini darinya. Ia juga harus bisa bersandiwara supaya pria bermasker itu percaya padanya.
“Sebenarnya, Sanha memintaku untuk tidak mengatakannya kepada siapapun tentang hubungan kami. Namun, sekarang tidak ada cara lain lagi bagiku selain memberitahumu supaya kau tidak salah paham padaku. Kau mengerti, kan? Lagipula Sanha sudah memberitahu semua media kalau ia punya kakasih rahasia. Dan kekasihnya itu adalah ... aku!” Zariya menatap pria bermasker yang hanya berdiri terpaku menatapnya. Gadis itu tidak bisa menebak seperti apa ekspresi laki-laki itu, sebab separuh wajahnya tertutup oleh maskernya.
Semoga saja orang ini percaya padaku. Rupanya, ada untungnya juga memanfaatkan nama Sanha dan juga pernyataanya yang menghebohkan jagad dunia. Aku yakin di luar sana juga ada banyak sekali wanita yang mengaku sebagai kekasih rahasianya. Bukan cuma aku saja. Jadi aku tidak perlu merasa bersalah pada Sanha. Masalah minggu depan, biar kupikirkan nanti saja, yang penting aku bisa menjauhkan pria bermasker ini dariku. Batin Zariya.
Untuk sesaat, pria itu tidak bereaksi apa-apa sampai akhirnya ia berkata, “Kau ingin aku percaya padamu? Kau pikir aku bodoh? Kau tak tahu siapa Sanha. Kau hanya fans beratnya. Kebetulan saja dia sedang membuat pernyataan konyol dan bodoh seperti itu di media dan kau memanfaatkan peluang itu untuk menjauhiku? Huh, aku tidak akan tertipu olehmu, karena aku ... sangat tahu seperti apa kau ini melebihi dirimu sendiri.” Pria bermasker itu berjalan mendekat ke arah Zariya.
Sedangkan Zariya sendiri terkejut karena taktiknya sudah ketahuan. Namun, ia juga tidak kehilangan akal. Untuk meyakinkan pria asing ini, Zariya terpaksa menggunakan cara yang sama seperti yang ia lakukan pada Marvin dan teman-temannya.
“Oke, terserah kau mau percaya atau tidak. Untuk membuktikannya, datanglah ke kafe ini minggu depan. Aku akan mempertemukanmu dengan Sanha,” tantang Zariya yang sukses membuat pria bermasker itu berhenti bergerak karena terkejut.
“Apa?”
“Huh, kenapa? Kau takut bertemu dengannya? Aku akan membawanya ke kafe ini minggu depan sebagai bukti bahwa apa yang aku katakan ini benar.”
“Bagaimana kau bisa yakin Sanha akan datang kemari minggu depan?” pria bermasker itu masih terus menatap tajam Zariya. Bahkan suaranya tedengar bergeretak seolah sedang menahan amarah.
“Itu karena aku adalah ... kekasih rahasianya!” jawab Zariya dengan penuh percaya diri.
“Baiklah! Aku akan datang minggu depan. Bersiap-siaplah kalau begitu!” pria bermasker itu pergi meninggalkan Zariya dengan perasaan bingung.
“Bersiap? Bersiap apanya? Hei kampret! Tunggu! Apa maksudmu dengan bersiap? Sialan, kau!” teriak Zariya yang terus diacuhkan oleh orang yang menurut Zariya adalah orang paling aneh sedunia.
BERSAMBUNG
***
yang lagi nunggu Leo sabar ya ... masih dalam proses.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Dede Dahlia
si zariya bener²ya sadar woi kamu Za siapa orang yg ada di hadapan kamu itu 🤦♀️
2024-02-09
0
Dhefin Barry
blom nyadar y zariya itu sanha
2022-04-17
0
Susanti Maya
zariya km tu polos pa oon cih,,🤪 pria bermasker tu sanha tau 🤫🤫😋😋😋
2022-01-23
0