Zariya mulai membuka matanya setelah 30 menit lamanya ia pingsan. Saat ia mencoba untuk bangun, kepalanya langsung terasa berat, ia tidak tahu kenapa dirinya bisa pingsan hanya karena terpesona oleh tatapan mata Sanha. Samar-samar Zariya mendengar seseorang sedang berbicara.
“Ada apa denganmu, Sanha? Ini seperti bukan kau saja? Kau langsung memecat semua asistenmu karena mereka berusaha menyentuhmu, tapi kali ini kau malah menangkap tubuh gadis itu agar ia tidak jatuh ke lantai? Apa aku tidak salah lihat?” tanya orang yang tidak lain adalah manajer Sanha sendiri, Martin.
“Paman, jangan lupa minum obatmu dulu.” Bukannya menjawab, Sanha malah sengaja mengacuhkan pertanyaan paman manajernya dengan mengubah topik.
“Kau selalu mengalihkan pembicaraan, jangan-jangan kau mengenal gadis ini, iya kan?” Martin mencoba menebak-nebak.
“Bagaimana dengan permintaanku waktu itu? Apa Paman sudah menghubungi manajemen Zaya? Bagaimana jawabannya?” lagi-lagi Sanha mengganti topik pembicaraan sehingga membuat sang paman jadi dongkol akut.
Zariya sendiri terkejut mendengar nama Zaya disebut oleh Sanha. Apa hubungan Sanha dengan Zaya? apakah, kekasih rahasia Sanha yang sesungguhnya itu adalah Zaya? Batin Zariya yang tanpa sengaja mulai menguping pembicaraan mereka.
“Tidak ada jawaban dari Zaya. Sudah beberapa hari, Zaya susah sekali dihubungi.” Akhirnya pak Bas menyerah dan tak lagi membahas soal pertolongan kecil yang diberikan Sanha pada Zariya.
“Tapi, dia selalu update novelnya setiap hari, kenapa ia tidak bisa dihubungi? Kau yakin pegawainya tidak tahu?” pertanyaan Sanha semakin membuat terkejut Zariya.
Sanha tahu novel Zaya yang update setiap hari? Ada apa ini? batin Zariya, tapi ia terus berusaha mengontrol emosinya.
“Sanha, apa kau belum membaca artikel? Berita pihak kita yang menghubungi pihak manajemen Zaya sudah tersebar dimana-mana. Mereka mengira kalau kau ada hubungan dengan penulis misterius Zaya.”
“Apa?” spontan Zariya langsung berteriak dan mengagetkan dua orang yang berdiri di depannya. Menyadari bahwa teriakannya mengundang perhatian, Zariya langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Gawat! Bodoh sekali aku! Apa yang sedang aku lakukan? Sial! umpat Zariya dalam hati karena sudah tidak bisa lagi mengontrol emosinya.
“Kau sudah sadar rupanya,” Martin langsung menghampiri Zariya. “Cepat pergi ke ruang pribadi Sanha dan ambilkan semua kebutuhan yang akan ia lakukan hari ini.” suruh Martin.
“Baik.” Zariya pun mengangguk dan hendak pergi dari ruangan itu, tapi langkahnya terhenti kerena Sanha melarangnya.
“Tunggu! Kau tetap disitu,” ujar Sanha yang masih berdiri tegap menghadap Jendela ruangannya. “Tinggalkan kami berdua, Paman. Ada hal yang ingin aku bicarakan dengannya.”
Martin memandang Sanha dan Zariya secara bergantian, ia tidak mengerti apa yang ada di pikiran Sanha sekarang. Sebab, baru pertama kali ini ia melihat Sanha memperlakukan wanita dengan begitu baik. Sebelumnya, Sanha selalu bersikap kasar pada setiap wanita yang ada didekatnya terutama pada asistennya sendiri. Itulah kenapa semua pegawai disini adalah pria. Tidak ada satupun yang berjenis kelamin perempuan, kecuali asisten pribadi Sanha.
“Ada apa dengan berandal itu? Tidak biasanya dia seperti itu?” gumam Martin sambil berjalan keluar ruangan.
Zariya sendiri juga tidak tahu harus berkata apa. Ia juga sangat penasaran apa yang ingin ditanyakan Sanha padanya.
“Kenapa tadi kau terkejut? Kau mendengar pembicaraan kami?” tanya Sanha tanpa basa-basi setelah menajernya keluar dari sini.
“Aku tidak sengaja mendengarnya, maaf jika kau tidak suka.” Zariya menundukkan kepala sambil memainkan kakinya.
“Panggil aku Bos, mulai hari ini aku adalah bosmu!” cetus Sanha dan mulai berbalik arah menatap Zariya.
“Baik, Bos!” Zariya ingin tertawa karena merasa aneh memanggil Sanha dengan sebutan ‘bos’.
“Kenapa kau tertawa?” Sanha mulai menunjukkan sikap juteknya. “Kau menertawaiku?”
“Aku tidak berani, Bos! Sungguh aku tidak tertawa.”
Sanha kesal dengan Zariya, tapi bukan itu tujuan Sanha sebenarnya, ia ingin tahu apa alasan Zariya tadi berteriak. “Apa kau mengenal Zaya?” pertanyaan Sanha langsung membuat Zariya tersentak, tapi gadis itu berusaha bersikap biasa. “Tatap aku dan jawab pertanyaanku.
“Tentu saja aku kenal dia, Zaya adalah penulis misterius favoritku. Semua orang juga pasti mengenalnya meskipun ia tidak pernah menampakkan batang hidungnya di depan publik.”
Sanha mengernyitkan alis saat mendengar jawaban Zariya. “Kau tidak penasaran, kenapa ia seperti itu?”
Entah kenapa, Zariya merasa kalau Sanha sedang menginterogasinya seolah ingin menemukan sesuatu yang tidak mungkin bisa Zariya berikan jawabannya. Meski begitu, gadis itu mencoba menjawab senatural mungkin apa yang ia ketahui saat ini.
"Kalau boleh tahu ... apakah kekasih rahasia yang kau maksud itu ... adalah ... Zaya?"
"Kau tidak perlu tahu! Jawab saja pertanyaanku." sepertinya Sanha benar-benar merahasiakan siapa kekasih rahasianya.
“Ehm ... tentu saja aku penasaran, tapi itu kan pilihan dia, sebagai fans aku hanya bisa mendukung apapun yang dilakukan idolaku. Jujur, aku juga salah satu fans beratmu, aku pun juga akan mendukung apapun yang akan kau lakukan.” Zariya mungkin tidak sadar, kalau ia telah mengatakan perasaan yang sebenarnya pada Sanha.
“Apa?” Sanha terkejut mendengar pernyataan Zariya. “Kau bilang apa tadi? Kau fansku?” tanya Sanha.
Aduh! Mati aku. Aku harus belajar mengendalikan emosiku. Bisa gawat kalau terus-terusan seperti ini. batin Zariya.
BERSAMBUNG
****
maaf telat up nya. hari ini aku up 2 episode ditunggu ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Tara
Aduch guantengnya.. Rela 24 jam utkmu.. So cute🤭😍😉💖
2023-05-31
1
Cathy Yulianti
sungguh penasaran..apa zariya itu zaya?
n pria misterius itu sahna.?
2021-02-22
4
Berdo'a saja
masih menerawang
2021-02-09
0