Zariya masih mencari-cari alasan tepat mengenai siapakah yang membawa motornya. Sebab yang Citra tahu, Zariya sama sekali tidak punya teman dekat. Selama ini, gadis itu tidak pernah mengajak temannya datang ke rumah. Hal itu membuat Citra jadi curiga pada adiknya.
“Kak, besok saja ya aku jelaskan, aku ngantuk dan capek sekali. Aku janji besok motor scoopyku pasti sudah ada di depan.” Tanpa menunggu jawaban dari Citra, Zariya mencium pipi kanan kakaknya dan langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya. “Selamat malam Kak,” ucap Zariya dari balik tangga ketika ia akan masuk ke dalam kamar.
“Za! Tunggu! Ada yang ingin kakak bicarakan denganmu!” panggil Citra sebelum Zariya menghilang dari pandangannya.
“Ada apa, Kak?” tanya Zariya.
“Kenalanku, ada yang sedang membutuhkan asisten pribadi salah satu artis naungannya. Sudah banyak sekali yang melamar sebagai asisten pribadi artis itu tapi belum ada seminggu, semua asisten baru itu mengundurkan diri karena tidak kuat menghadapi temperamen artis itu. Ehm, menurutku, pekerjaan itu cocok untukmu. Kau bisa menangani orang bermasalah sesuai dengan jurusan yang kau ambil saat ini. Siapa tahu kau juga bisa mengubah kepribadan artis yang temperamen itu dengan menjadi asistennya.”
Zariya berpikir sejenak sebelum menjawab, “Siapa namanya?” tanya Zariya.
“Aduh, nah itu ... aku lupa tadi siapa nama artisnya. Kau harus datang besok jam satu siang di kafe tempat biasa kita nongkrong.”
“Baiklah, setelah dari kampus aku akan menemui teman Kakak di sana, bye bye!” Zariya melakukan kiss bye pada kakaknya seperti anak kecil.
“Dasar gadis tengik!” gumam Citra sambil tersenyum melihat kekonyolan gadis manis yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri.
Sementara itu di dalam kamar, Zariya langsung mengisi ulang baterai ponselnya dan menyalakannya kembali. Ia memeriksa satu persatu pesan dan panggilan masuk. Zariya sangat terkejut dengan banyaknya notif yang masuk ke dalam ponselnya.
Buru-buru Zariya menelepon seseorang dan berkata, “Blokir kartu hitamku dan siapkan kartu hitamku yang lain. Aku akan mengambilnya lewat kantor pos biasanya ... ehm, oke. Bye!”
Telepon kembali berdering setelah Zariya menutup sambungannya dan kembali mengangkat panggilan yang baru masuk. “Iya, halo? Film? Kau bisa urus semuanya ... tidak, terserah kau saja ... kirim data pribadi mereka padaku dan aku sendiri yang akan memilihnya, baiklah. Aku akan mengerjakannya malam ini ... apa? Berita? Kapan? Baiklah, aku tutup dulu.” Zariya bergegas melihat berita melalui jaringan internet komputernya seperti yang sudah diinfokan oleh seseorang yang sangat dirahasiakan Zariya.
Zariya memeriksa berita populer paling atas, dan agak terkejut ketika membaca isi berita tersebut. Isinya ternyata menceritakan tentang aktor favoritnya, Sanha Diaz, tiba-tiba menghilang selama dua hari tanpa jejak.
“Wuah, apa yang terjadi pada artis favoritku itu?” tanya Zariya sambil terus membaca artikelnya.
Yang lebih mengejutkan Zariya lagi adalah tiba-tiba saja ada berita tentang seorang penulis fenomenal yang tidak pernah menampakkan batang hidungnya di depan publik dan hanya menggunakan nama beken dengan sebutan Zaya. Zaya telah berhasil membuat gempar beberapa produser untuk berebut memfilmkan novelnya. Bahkan novelnya yang baru saja ia rilis dengan judul “Two Princess” juga sedang diperebutkan dan banyak diperbincangkan. Mereka semua yakin, film yang diadaptasi dari novel karya-karya penulis tersembunyi Zaya itu, bakal meraih box office dan sukses dipasaran, sebab ceritanya yang menarik dan alurnya sulit ditebak. Bahkan genrenya juga bermacam-macam dan semuanya sukses mengobrak abrik hati netizen yang membaca semua karyanya.
Sampai saat ini, tidak ada yang tahu siapa dan di mana Zaya. Jika dihubungi, selalu asistennya yang menjawab sehingga semua orang penasaran, siapa sosok Zaya sebenarnya. Beberapa karyanya yang sudah difilmkan, sukses meraih box office international yang patut diperhitungkan. Sebab itulah nama Zaya, mulai melejit dan banyak dicari produser film.
Sayangnya, pihak menagemen Zaya juga tidak sembarangan menerima kerjasama. Mereka bergerak sesuai dengan apa yang diperintahkan Zaya, bahkan sebagian orang yang pernah menjadi bawahan Zaya mengaku bahwa tak sekalipun ia bertemu dengan Zaya. Ia hanya berkomunkasi lewat sambungan telepon saja. Jeberadaan Zaya juga tidak pernah diketahui. Entah dia tinggal di luar atau di dalam negeri, tidak ada seorangpun yang tahu. Mungkin hanya orang-orang terdekatnya saja yang tahu siapa dan dimana Zaya berada saat ini.
“Berita apa-apaan ini?” gumam Zariya yang langsung mematikan komputernya. “Dasar tidak berguna, bikin bad mood saja. Zaayaa ... namanya hampir sama denganku, bagaimana bisa dia melejit begitu?”
Gadis itu bangun dari kursinya dan membersihkan diri lalu bersiap-siap untuk tidur. Namun sebelum ia tidur, ponselnya kembali berdering, dan Zariya terkejut karena panggilan itu berasal dari nomer misterius yang selalu saja mengiriminya pesan termasuk pesan mengenai Marvin.
Ini pertama kalinya nomer ini meneleponnya, sebelumnya tidak pernah sama sekali. Biasanya, setelah mengirim pesan, nomer misterius ini akan langsung dimatikan sehingga sangat sulit dihubungi kembali. Kapan aktifnya juga tidak menentu. Namun, kali ini sangat aneh, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba nomer misterius itu meneleponnya.
“Halo,” jawab Zariya.
“Kenapa kau belum tidur?” terdengar suara laki-laki di seberang sana.
“Karena kau menggangguku! Ada apa?” nada suara Zariya terdengar ketus. Ia tidak menyangka bahwa pemilik nomer misterius ini adalah seorang laki-laki. Kalau di dengar dari suaranya, pasti laki-laki ini seusia dengannya atau mungkin lebih tua sedikit dari Zariya.
“Kau terdengar kesal, ceritakan padaku ada apa?” tanya laki-laki itu sok tahu.
“Kenapa aku harus menceritakannya padamu? Siapa kau?”
“Aku? Ehm, siapa ya? Bagaimana kalau pengagum rahasiamu?” terdengar suara tawa di sana.
“Haish, kau pelengkap kesialanku hari ini, bye!” Zariya hendak mematikan ponselnya tapi dilarang oleh laki-laki misterius itu.
“Tunggu!” teriak laki-laki itu. “Aku menemukan dompetmu. Aku pikir kau sedang mencarinya, makanya aku meneleponmu.”
“Apa?” Zariya langsung bangun dari tidurnya. “Bagaiamana bisa dompetku ada padamu?” tanya Zariya dengan kesal.
“Aku akan mengembalikannya padamu besok pagi, sampai jumpa, bye!” sambungan telepon tiba-tiba terputus sebelum Zariya sempat bicara. Gadis itu mencoba menelepon balik tapi nomer yang dituju sudah tidak aktif lagi.
“Sialan! Siapa sih orang ini? Benar-benar menyebalkan!” Zariya membanting ponselnya di atas bantal dengan kesal.
****
dukung like, vote dan komentarnya ... terimakasih ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Q Ora Ayu
sampai episode 5 kok aku masih binggung ya..siapa kah sebenarya ZARIYA😏ada yg bisa bantu jelasa kan
2021-11-02
0
💟💟rianti lope 💟💟💟
tetap. semangat thor
2021-07-10
0
Fhebrie
zariya mas8h blm kembali ingatannya ya
2021-06-18
0