"InsyaAllah Fifah siap dan mau mas, bukankah memang begitu seharusnya..?"senyum Afifah mengembang.
Afifah membawa kepala Azam bersandar di dadanya, Afifah berfikir dengan membawa kepala sang suami di dadanya Azam akan merasa tenang dan nyaman seperti yang ia rasakan manakala kepalanya bersandar di dada Azam.
Tanpa Afifah ketahui, sesungguhnya bukan kenyamanan yang Azam rasakan justru sebaliknya, Azam sangat gelisah, Azam adalah pria normal.
Bila selama ini Azam tahan tidak menyentuh para istrinya, karena tidak adanya rasa cinta, berbeda dengan sekarang Azam memang mencintai Afifah.
Azam sangat kesulitan mengendalikan nafsunya, nafasnya berhembus tidak beraturan.
Azam lelaki dewasa yang hampir tidak pernah merasakan kebahagiaan dalam pernikahan yang bertahun-tahun ia jalani.
Wajar ketika ia menemukan tempat nyaman dan rasa cinta yang ia miliki untuk Afifah, hasrat seksual yang selama ini terpendam seolah memberontak pada dirinya.
Afifah melihat Azam yang ngos-ngosan, bingung, apakah Azam terhimpit dekapannya..?? bukankah Afifah hanya mengelus kepala sang suami..?? tidak sama sekali menekan..??.
"Ada apa mas..?? apa Fifah terlalu mendekap kepala mas Azam, hingga susah bernafas..??"tanya Afifah polos.
Sedangkan Azam yang sudah dikuasai nafsu, mencoba mengendalikan diri, namun melihat bibir sang istri yang berbicara komat Kamit dengan bibir mungilnya kian menambah hasratnya, belum lagi hembusan nafas Afifah yang hangat dan wangi membuatnya kian gila.
Azam yang takut kebablasan segera keluar dari kamarnya, diluar sedang hujan Azam dengan tergesa-gesa menuju pekarangan rumah besar, membiarkan tubuhnya terguyur air hujan ,
berharap dengan ia mandi air hujan yang dingin di malam hari akan meredakan hasratnya.
Sedangkan Afifah sendiri bingung akan kepergian sang suami.
"Apa aku salah bicara??" gumam Afifah.
bahkan mas Azam tidak menjawab pertanyaan ku kenapa mas Azam seperti kekurangan oksigen, nafasnya memburu tidak teratur.
Afifah ikut melangkah keluar kamar, rumah tampak sepi karena waktu telah menunjukan tengah malam, pasti semua anak anak dan mama sudah tidur.
Afifah melihat pintu luar terbuka, apa mas Azam keluar??. untuk apaa??.. sedangkan di luar hujan deras.
Kaki Afifah melangkah, matanya mengawasi halaman rumah yang gelap dan sepi hanya suara hujan yang terdengar.
Hingga Afifah melihat seorang pria berjongkok di pinggir pohon yang ditanam di pekarangan rumah, kemeja itu,postur tubuh itu bahkan rambut itu sangat mirip dengan suaminya, Astaghfirullah itu memang Azam suaminya.
Afifah berlari mencari payung, dengan tergesa Afifah melangkah mendekati sang suami, Afifah, memayungi badan suaminya, namun sudah tidak berarti, tubuh suaminya telah basah kuyup.
"Mas Azam ada apa?? kenapa mas keluar rumah tanpa payung, mas jadi basah kuyup begini, ayo kita masuk mas, nanti mas Azam bisa sakit, ingat mas, mas baru keluar dari rumah sakit" Afifah berjongkok di hadapan Azam, meraih tangan Azam agar ikut berdiri.
Azam tidak menolak ajakan Afifah, Azam merasa sudah cukup baik, hasratnya bisa ia kendalikan, namun justru rasa dingin yang membuatnya sedikit pening.
Azam Menganti pakaian dan duduk di kursi meja rias . Afifah masuk kedalam kamar dengan membawa teh sere untuk Azam.
"Diminum dulu mas, ini bisa membantu menghangatkan tubuh mas"
Azam tersenyum kecil ingin rasanya Azam berkata 'kamu , kamu yang dapat menghangatkan tubuh mas'.
Afifah memperhatikan sang suami, adakah sesuatu yang ingin suaminya sampaikan?? namun kenapa Azam hanya diam??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Rika Anggraini
apa yg kamu tahan azam.
bodoh sih
2025-04-15
0
Puspa Elok
alon² asal kelakon mas ojo aneh² udan² an tgh wengi untug ora di kancani tante kun 😅
2022-08-23
0
Pipit Sopiah
ayo belah durennya kapan nih
2022-08-20
0