Afifah masuk kedalam kamar dan meletakkan coklat panas.
"Mas, diminum dulu, ini ada secangkir coklat panas"
"Kenapa IFA disitu..?? sini mas sudah selesai..!!"
"IFA boleh mas tanya sesuatu..??
kenapa Ifa mau menerima khitbah mas??sedangkan kita tidak pernah bertemu.
dan kalo IFA tidak keberatan menjawab jujur apakah setelah mendengar bahwa IFA bukan satu-satunya istri mas apakah IFA kecewa..??"
Afifah tersenyum manis.
"Kalo boleh jujur kenapa Fifah menerima khitbah mas Azam, sebenarnya Ayah tidak memberikan pilihan pada Fifah, Ibu hanya memberitahu kalau Ayah telah menerima khitbah mas Azam".
Jujur Afifah.
"Tapi memang sebelumnya Ayah sudah menanyakan perihal laki-laki yang dekat dengan Fifah, tapi Fifah tidak pernah dekat dengan seseorang, dan lagi Fifah memang mempercayakan perihal jodoh fifah kepada Ayah. Daaan..." Afifah menjeda ucapannya.
"Ketika Fifah tau kalo bukan Fifah istri mas satu satunya, Fifah kecewa, bukan kepada mas Azam namun lebih kepada Ayah!" Afifah menunduk.
"Tapi Fifah akan berusaha untuk menjadi istri yang baik buat mas Azam, Fifah juga akan berusaha menerima ketentuan Allah kepada Fifah.. " Afifah menatap wajah Azam.
"Mas maafkan Fifah bila jawaban Fifah melukai hati mas Azam"
Azam mengelus punggung tangan Afifah dan mendaratkan kecupan di punggung tangan istrinya.
"Mas tidak merasa terluka, mas justru senang dengan kejujuran IFA, dek, dasar rumah tangga adalah ketika kita saling terbuka, saling percaya dan saling mendukung.. " Azam menarik Afifah dalam pelukannya.
"Mas kenapa Fajar tidak bisa berjalan normal??apa dia sudah lama menggunakan kursi roda??" (Fajar adalah anak Azam yang tinggal di rumah besar), namun Afifah tidak mengetahui siapa ibu Fajar, Susi atau Ismi.
"Kata dokter Fajar menderita
Guillain-Barré syndrome (GBS) atau sindrom Guillain-Barré adalah penyakit langka pada sistem saraf. GBS menyebabkan kerusakan saraf, kelemahan otot anggota gerak tubuh".
"Apa masih ada kemungkinan sembuh..??"
"Dokter masih mengupayakan', semoga Allah memberikan kesembuhan. Kenapa tiba-tiba IFA bertanya tentang fajar??"
"Karena dirumah besar dia terlihat begitu ingin mendekat dengan Fifah, namun dia nampak ragu ragu".
"Mas kenapa anak-anak tidak tinggal bersama kita?, maksudnya tinggal bersama Ibu mereka kenapa...." belum sempat Afifah melanjutkan Azam menarik Afifah kembali dalam pelukannya
"Mas butuh waktu untuk menjelaskan semuanya kepada IFA, mas harap IFA sabar menunggu..mas janji suatu hari nanti mas akan menjelaskan semuanya"
Afifah melihat suaminya itu seolah menyimpan banyak beban, dia tidak mau lagi menanyakan perihal keluarga nya. Biarlah nanti pada masanya suaminya akan menjelaskan semuanya.
"Maaf kan Fifah ya mas, Fifah janji tidak akan menanyakan itu lagi"
____________
Beberapa hari pun berlalu, hubungan Afifah dan Azam pun mulai ada kemajuan, seperti pagi ini Afifah melayani suaminya makan dengan ber sendau gurau.
"Hari ini mas akan pulang ke rumah Susi dek".
"Apa Fifah perlu menyiapkan keperluan mas..??"
"Tidak perlu!, segala sesuatu keperluan mas sudah ada disana, baik dirumah Susi maupun Ismi"
Ada rasa sesak mendengar keperluan suaminya sudah ada di tempat istri istri nya. Afifah harus menunggu 20hari lagi untuk bertemu kembali dengan Azam.10 hari bersama Azam membuat Afifah mulai terbiasa akan kehadiran suaminya itu, tidak dapat dipungkiri rasa nyaman itu ada ketika dia bersama Azam. bahkan masa cuti yang awalnya 1 Minggu dia mengajukan lagi menjadi 2 Minggu, dan kini dia sudah harus mulai terbiasa dengan kata 'Berbagi Suami'.
"Mas cuti Fifah masih 4 hari, bolehkah Fifah pergi ke rumah besar..??"
Azam tersenyum kepada Afifah.
"Boleh tiga hari lagi mas jemput adek , mas antar adek ke Surabaya, jaga diri adek baik- baik!" ucap Azam sambil mengelus punggung tangan Afifah.
Setelah makan Afifah mengantarkan Azam kedepan pintu.
"Sampai jumpa 3 hari lagi istriku!" Azam memberikan kecupan di dahi Afifah disusul Afifah mencium tangan suaminya.
Afifah tidak sanggup menjawab ucapan suaminya dia hanya sanggup mengangguk. jujur Afifah mati-matian menahan air matanya agar tidak terjatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Carlen Vio Afdanicho
a pernah diposisi seperti itu awalnya belajar sabar tp ahirnya gak kuat,,gak bisa sekuat afifah
2022-08-23
0
liuna melia
wiihh enak banget nya hidul c azam
2022-08-19
0
mala
bener hadiahnya surga y karna menekan napsu emosi dan hanya bergantung pada pencipta lebih besar, tpi aku gak mau da masih banyak jln menuju surga ma'fu yarobb
2022-08-18
0