Di kontrakkan inilah Afifah membawa sang suami pulang dari rumah sakit.
"Mas istirahat dulu biar Fifah masak buat nanti sore!"
Azam tersenyum dan mengangguk.
Di dapur dengan cekatan Afifah memasak menu makanan sederhana, memanfaatkan bahan yang ada di kulkas, setelah selesai dengan urusan dapur, Afifah menemui Azam ke dalam kamar.
Azam masih tertidur lelap , Afifah duduk dipinggir ranjang memperhatikan wajah sang suami, tiba- tiba ponsel Azam menyala, Afifah hanya melihat sekilas, rupanya sebuah pesan WA dan beberapa kali ponsel Azam menyala membuat Afifah penasaran, Afifah melihat nama Susi didalam kontak WA Azam sepintas pesannya terbaca sedikit.
("Azam gue ingin menyerah") .
Afifah membaca sedikit pesan yang tertera di layar ponsel Azam, Susi memberi pesan pada Azam dengan kata ingin menyerah, menyerah untuk alasan apa??
Afifah POV
Sampai kapan mas Azam memberitahu tentang dirinya dan keluarganya?, rasanya aku sudah tidak sabar menunggu, aku tidak ingin selalu gelisah begini, dan sekarang apa lagi ?? apa maksud pesan istri pertama mas Azam..?? pesan yang sedikit mengusikku apa maksud kata ingin menyerah??,kenapa rasanya pernikahan ku dengan mas Azam penuh teka teki?? aku takut istri mas Azam menyerah , mundur dari pernikahannya karena kehadiran ku..ya Allah apa yang harus kulakukan..??
Ting'
Ting'
Author POV
Lamunan Afifah buyar ketika mendapat pesan di ponselnya. Wajah Afifah panik seketika membaca sebuah pesan singkat yang dikirim oleh pelayan di rumah besar.
"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un" air mata Afifah mengalir. Afifah menatap wajah Azam, bagaimanapun juga Azam harus mengetahui kabar duka ini, pelan-pelan Afifah mengenggam tangan Azam.
"Mas, mas Azam" Afifah membangunkan suaminya dengan lembutnya.
Pelan-pelan mata Azam terbuka, Afifah dengan cepat menghapus air matanya.
"Dek IFA ada apa?? apa udah masuk ashar..??"
Afifah menggeleng pelan.
"Mas' Afifah boleh tanya..? harta, anak, istri dan segala yang kita punya adalah titipan dari Allah, jadi seandainya Allah ingin mengambilnya apa yang harus kita lakukan..?"
Azam menyerenyit mendengar pertanyaan Afifah
"Kenapa tanya begitu???.
dek' harta, anak, istri dan segala yang kita punya adalah milik Allah, jadi ketika Allah SWT, mengambil dari kita, pemilik sementara, kita harus sabar ikhlas dan menerima"
Mendengar jawaban Azam, Afifah menangis sesenggukan, "Maaaaas kita harus sabar dan ikhlas menerima Allah telah mengambil harta kita yang paling berharga"
Azam tidak menjawab namun demikian ia bertanya kepada Afifah, "ada apa??? dan Allah mengambil harta berharga apa dari kita dek?" Azam segera duduk dari ranjang menatap wajah istrinya.
"Fajar, maas, hik, hik, hik, Allah mengambil Fajar dari kita. Fajar hik, Fajar meninggalkan kita selama lamanya maaaaas!".
Azam langsung memeluk tubuh istrinya, agar sama-sama tenang, kita pulang sekarang dek' kita naik pesawat dan travel saja mas belum sanggup menyetir sendiri." Afifah mengangguk, dan segera mencari tiket pesawat dan memesan travel.
Setelah berkemas memasukan makanan kedalam kotak dan beberapa pakaian Afifah dan Azam meninggalkan kota Surabaya dan menuju Bandung.
"Mas' Ifah tau mas Azam sedang berduka, Tapi Fifah mohon mas makan yaa..!!, sedikit saja..! agar bisa minum obat" Afifah bukanya tidak tau tentang perasaan suaminya, sebagai seorang Ayah Azam pasti sangat sedih kehilangan darah dagingnya, Namun Afifah juga menghawatirkan keadaan Azam yang baru saja keluar dari rumah sakit, Azam mengangguk.
Afifah menyuapi suaminya yang bersandar di pintu mobil karena serong menghadap Afifah, setelahnya memberikan Azam obatnya. Azam dan Afifah menunggu mobil sampai bandara, setibanya di Bandar Udara Internasional Juanda," Sidoarjo Surabaya. Afifah segera membawa sang suami untuk
Check In , karena 1 jam lagi mereka terbang ke Bandung.
Azam nampak lebih banyak diam, Afifah memakluminya, sebagai seorang bunda yang baru mengenal Fajar saja ia turut merasa kehilangan, apa lagi Azam yang memang ayah kandungnya. Perjalanan kali ini Azam dan Afifah memang memakai pesawat tidak dengan mobil karena memakai mobil cukup memakan waktu hingga 9 sampai 10 jam.
Kini Azam dan Afifah sudah menaiki pesawat menuju Bandung, Afifah ingin menanyakan apakah Susi dan ismi datang..? sayangnya Afifah tidak memiliki keberanian.
Akhirnya beberapa jam perjalanan Azam dan Afifah sudah sampai ke rumah Besar para pelayan dan anak-anak nampak berkabung.
Azam mendekati jenazah putranya, tidak ada air mata tapi Afifah jelas tau Azam sangat merasa kehilangan. Azam membisikan sesuatu pada Fajar yang tidak diketahui Afifah.
Afifah ikut mendekat kearah Azam untuk menyapa anak sambungnya untuk terakhir kali, Afifah mengambil buku Yasin dan hendak membacakan untuk Fajar , mata Afifah membola melihat tulisan yang berada di samping jenazah anak sambungnya, karena rasa terkejutnya Afifah langsung melirik sang suami.
*Fajar Hardika*
*Bin*
M. fahlan Mansur
Apalagi ini...?? lagi lagi Afifah merasa pernikahannya dengan Azam penuh misteri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
zahra ou
apa itu istri2 kakak azam. dan ank2 itu ank laki lain.
ohhh bikin greget pengen nampol org. gini amat, amat aja gk gini
2023-12-14
0
Pipit Sopiah
padahal fajar sangat sayang sama Afifah
2022-08-20
0
Erlina Purwanty Moe
bnyak misteri makin pnasaran
2022-01-10
0